Konsep Persepsi Dalam Psikologi (Pengertian, Proses, dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Persepsi)

Penulis: Sefri Wandana Hasibuan, S.Pd.I 
(Alumni IAIN-Sumatera Utara, Jurusan: Manajemen Pendidikan Islam)


PENGERTIAN PERSEPSI

Menurut Robbins (1999:124)
Persepsi adalah suatu proses dimana individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan indera mereka untuk memberikan makna terhadap lingkungannya.

Thoha (1999:123-124)
Persepsi pada hakekatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami setiap informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman.

Kreitner & Kinichi (1989:109)
Persepsi sebagai suatu kegiatan mental intelektual untuk menginterpretasikan dan memahami sekitar kita, akan pengakuan dari suatu obyek-obyek yang merupakan salah satu fungsi dari suatu proses.

Atkinson dan Hilgard (1991:209)
Persepsi adalah proses seseorang menafsirkan dan mengorganisasikan pola stimulus dalam lingkungan.Sebagai cara pandang, persepsi timbul karena adanya respon terhadap stimulus. Stimulus yang diterima seseorang sangat komplek, stimulus masuk ke dalam otak, kemudian diartikan, ditafsirkan serta diberi makna melalui proses yang rumit baru kemudian dihasilkan persepsi.

Irwanto (1990:71)
Persepsi merupakan suatu proses diterimanya suatu rangsangan (obyek, kualitas, hubungan antar gejala maupun peristiwa) sampai suatu rangsang tersebut disadari atau dimengerti sehingga individu mempunyai pengertian tentang lingkungannya.

Maramis (1998:119)
Persepsi sebagai daya mengenal barang, kualitas atau hubungan serta perbedaan yang terdapat pada obyek, melalui proses mengamati, mengetahui dan mengartikan setelah panca-inderanya mendapat rangsang.

Sabri (1993)
Persepsi sebagai aktivitas yang memungkinkan manusia mengendalikan rangsangan-rangsangan yang sampai kepadanya melalui alat inderanya, menjadikannya kemampuan itulah dimungkinkan individu mengenali milleu (lingkungan pergaulan) hidupnya.
Proses persepsi terdiri dari tiga tahap yaitu tahapan pertama terjadi pada pengideraan diorganisir berdasarkan prinsip-prinsip tertentu, tahapan ketiga yaitu stimulasi pada penginderaan diinterprestasikan dan dievaluasi.

Mar’at (1981)
Persepsi adalah suatu proses pengamatan seseorang yang berasal dari suatu kognisi secara terus menerus dan dipengaruhi oleh informasi baru dari lingkungannya.

Riggio (1990)
Persepsi sebagai proses kognitif baik lewat penginderaan, pandangan, penciuman dan perasaan yang kemudian ditafsirkan.

Salim (2002:184) 
Dalam The Contemporary – English – Indonesia Dictionary, mengartikan kata "Perception" (persepsi) sebagai : 1) Perasaan, 2) Daya tangkap.

Leavitt (1978:27 )
Menyebutkan persepsi(perception) dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau pengartian, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu.

Desiderato (1976:129)
Persepsi adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.

Gibson (1993:53)
Persepsi yang dilukiskan pada gambar dibawah ini adalah proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh seorang individu, oleh karena tiap-tiap orang memberi arti kepada stimulus, maka individu yang berbeda-beda akan melihat barang yang sama dengan cara yang berbeda-beda.

PROSES PERSEPSI

Walgito (2002: 71)
Proses terjadinya persepsi tergantung dari pengalaman masa lalu dan pendidikan yang diperoleh individu.

Feigi
Proses pembentukan persepsi dijelaskan Feigi sebagai pemaknaan hasil pengamatan yang diawali dengan adanya stimuli. Setelah mendapat stimuli, pada tahap selanjutnya terjadi seleksi yang berinteraksi dengan "interpretation", begitu juga berinteraksi dengan"closure". Proses seleksi terjadi pada saat seseorang memperoleh informasi, maka akan berlangsung proses penyeleksian pesan tentang mana pesan yang dianggap penting dan tidak penting.

Yusuf (1991: 108)
Proses closure terjadi ketika hasil seleksi tersebut akan disusun menjadi satu kesatuan yang berurutan dan bermakna, sedangkan interpretasi berlangsung ketika yang bersangkutan memberi tafsiran atau makna terhadap informasi tersebut secara menyeluruh.

Asngari 
Pada fase interpretasi ini, pengalaman masa silam atau dahulu memegang peranan yang penting.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI

Kreich dan Crutchfield (1977:235)
Faktor fungsional: Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain yang biasa disebut sebagai faktor-faktor personal. Yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberikan respons pada stimuli itu.
Faktor struktural: Faktor struktural berasal dari sifat stimuli fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkannya pada sistem saraf individu. Menurut Teori Geslat, jika seseorang mempersepsi sesuatu maka orang tersebut akan mempersepsinya sebagai suatu keseluruhan, seseorang tidak melihat bagian-bagiannya lalu menghimpunnya.

Rahmat (dalam Aryanti, 1995)
Faktor fungsional: Beberapa faktor fungsional atau faktor yang bersifat personal antara lain kebutuhan individu, pengalaman, usia, masa lalu, kepribadian, jenis kelamin, proses belajar, kebutuhan, motif dan pengetahuan terhadap obyek psikologis dan lain-lain yang bersifat subyektif.
Faktor struktural: Faktor struktural atau faktor dari luar individu antara lain lingkungan keluarga, lingkungan keadaan sosial, hukum-hukum yang berlaku, dan nilai-nilai dalam masyarakat.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa persepsi suatu proses aktif timbulnya kesadaran dengan segera terhadap suatu obyek yang merupakan faktor internal serta eksternal individu meliputi keberadaan objek, kejadian dan orang lain melalui pemberian nilai terhadap objek tersebut. Sejumlah informasi dari luar mungkin tidak disadari, dihilangkan atau disalahartikan. Mekanisme penginderaan manusia yang kurang sempurna merupakan salah satu sumber kesalahan persepsi (Bartol & Bartol, 1994).

Komentar