Penulis: Sefri Wandana Hasibuan, S.Pd.I Alumni IAIN-Sumatera Utara Jurusan: Manajemen Pendidikan Islam |
PENGERTIAN EMOSI
Maramis (1990): Emosi adalah manifestasi perasaan dan disertai banyak komponen fisiologis dan biasanya berlangsung tidak lama.
Goleman (2003): Emosi adalah setiap kegiatan atau pergolakkan pikiran, perasaan dan nafsu. Keadaan mental yang hebat atau meluap-luap. Emosi adalah dorongan fisiologis maupun psikologis untuk bertindak atau rencana seketika untuk mengatasi masalah.
Atkinson: Emosi sebagai dorongan yang dapat dapat mengaktifkan dan mengarahkan perilaku dengan cara yang sama seperti yang dilakukkan motif. Emosi bisa menjadi tujuan untuk melakukan aktivitas tertentu karena mengetahui bahwa aktivitas tersebut menyenangkan.
BENTUK-BENTUK REAKSI EMOSI
Reaksi amarah: Hormon adrenalin meningkat, menyebabkan gelombang energi yang cukup kuat untuk bertindak dahsyat, maka tangan menjadi mudah menghantam lawan, detak jantung meningkat.
Reaksi takut: Kaki akan lebih mudah diajak mengambil langkah seribu dan wajah menjadi pucat. Hal ini disebabkan karena di pusat-pusat emosi, otak memicu terproduksinya hormon seperti adrenalin, yang membuat tubuh waspada dan siap bertindak.
Reaksi kebahagiaan: Perubahan utama akibat timbulnya kebahagiaan adalah meningkatnya kegiatan di pusat otak yang menghambat perasaan negatif dan meningkatkan energi yang ada dan menenangkan perasaan yang menimbulkan kerisauan.
Reaksi perasaan cinta/kasih sayang dan kepuasan seksual: Mencakup rangsangan parasimpatik (secara fisiologis lawan dari aktivitas simpatik), secara fisiologis adalah lawan mobilisasi “fight or flight” yang sama-sama dimiliki oleh rasa takut, maupun amarah. Pola parasimpatik, yang disebut “respon relaksasi”, adalah serangkaian reaksi di seluruh tubuh yang membangkitkan keadaan menenangkan dan puas sehingga mempermudah kerja sama.
Reaksi terkejut: Naiknya alis mata ketika terkejut memungkinkan diterimanya bidang penglihatan yang lebar dan juga cahaya yang masuk ke retina. Reaksi ini membuka kemungkinan lebih banyak informasi tentang peristiwa tak terduga, sehingga memudahkan memahami apa yang sebenarnya terjadi dan menyusun rencana tindakan yang terbaik.
Reaksi perasaan jijik: Ungkapan ini tampak sama dan memberi pesan yang sama, sesuatu yang menyengat rasa atau bau. Ungkapan wajah rasa jijik, bibir atas mengerut ke samping sewaktu hidung sedikit berkerut.
Reaksi perasaan sedih: Kesedihan menurunkan energi dan semangat hidup untuk melakukan kegiatan sehari-hari, terutama kegiatan penghambat waktu dan kesenangan. Bila kesedihan semakin mendalam dan mendekati depresi, kesedihan akan memperlambat metabolisme tubuh, sehingga mengakibatkan kehilangan energi. Fungsi pokok rasa sedih adalah untuk menolong menyesuaikan diri akibat kehilangan yang menyedihkan, seperti kematian orang-orang dekat atau kekecewaan besar.
MACAM-MACAM EMOSI INTI (Paul Ekman)
Marah : beringas, mengamuk, benci, jengkel, kesal, berang, tersinggung, bermusuhan, tindak kekerasan
Kesedihan : pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihani diri, kesepian ditolak, putus asa dan kalau menjadi patologis: depresi berat
Rasa takut : cemas, takut, gugup, khawatir, waswas, waspada, kalau menjadi patologis: fobia dan panik
Bahagia/senang/kenikmatan : gembira, riang, puas, terhibur, bangga, takjub, rasa terpesona, rasa puas, rasa terpenuhi, senang sekali, patologis : maniak
Cinta : penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat, kasih, kasmaran
Malu : rasa salah, malu hati, hina, aib
Jijik : muak, mual, mau muntah, benci, tidak suka
PERKEMBANGAN EMOSI
Pada saat dilahirkan seorang bayi mengeluarkan tangisnya yang pertama sebagai suara tangis untuk mengembangkan paru-parunya.
Tangis bayi selanjutnya merupakan peristiwa emosi, kadang-kadang dijumpai bukan hanya sekedar mengeluarkan suara tangisnya, melainkan sering pula badannya, tangan dan kakinya turut bergerak saat menangis.
Emosi sebagai aspek psikologis, berkembang mengikuti pola-pola perkembangan :
Perkembangan dari keadaan sederhana menuju keadaan yang matang.
Perkembangan dari yang bersifat umum ke khusus (terdiferensiasi).
PERKEMBANGAN EMOSI
PADA SETIAP TAHAP USIA PERKEMBANGAN
Masa bayi / infancy (lahir-2 tahun)
Saat dilahirkan bayi merasakan suatu kesenangan terhadap benda-benda disekitarnya termasuk individu-individu lain, seperti ibunya, sanak keluarga. Pada awal kehidupan reaksi emosi masih sederhana pada umumnya hanya rasa senang dan tidak senang, dan pada usia 2 tahun sudah terjadi differensiasi
Anak-anak awal (2-6 tahun)
Reaksi emosi sudah bervariasi, walaupun yang seringkali ditampilkan adalah perasaan marah
Anak akhir (6/7-11/12 th)
Reaksi emosi semakin bervariasi dan mulai belajar mengendalikan emosi
Remaja (12/13 – 20/21 th)
Seringkali menampilkan ketidakstabilan emosi
PENGARUH EMOSI BAGI PERILAKU
Menyiapkan kita untuk beraktivitas
Misalnya saat marah : beringas, mengamuk, benci, jengkel, kesal, berang, tersinggung, menyiapkan kita untuk bertindak melalui kompensasi positif atau negatif.
Kompensasi positif seperti tindakan olah raga, menyapu, membersihkan kamar mandi. Sedangkan tindakan negatif meliputi perusakan barang atau kata-kata kasar.
Membentuk tingkah laku
Pada keadaan bersamaan rangsangan emosional dapat merangsang pengeluaran hormon adrenalin lainnya yaitu adrenocorticothropin (ACTH), sehingga menyebabkan peningkatan aliran darah ke otot dan orang menjadi lebih kuat, maka tangan menjadi mudah menghantam lawan. Kebiasaan-kebiasaan kita yang didukung olehReward and punishment lingkungan akan membentuk perilaku dan kebiasaan kita saat marah. Misalnya seorang anak mempelajari bagaimana reaksi ayahnya ketika marah, kemudian menirunya (imitation process).
Menolong kita berinteraksi lebih efektif dengan orang lain
Suatu kondisi emosi tertentu (misalnya marah) akan merangsang sistem saraf otonom (sistem sarat simpatik dan parasimpatik). Pada saat marah terjadi peningkatan aktivitas sistem saraf simpatik yang meningkatkan pengeluaran hormon-hormon stres seperti epineprin dan nor epineprin sehingga menyebabkan terjadinya vasokontriksi pembuluh darah perifer yang akan meningkatkan frekuensi pernafasan, denyut jantung dan tekanan darah, muka menjadi merah. Muka merah menandakan kita marah dan lebih efektif menyampaikan pesan sampai 60 % dibanding lewat kata-kata. Kata-kata hanya efektif 10 %, suara 30 % dan bahasa atau ekspresi tubuh 60 %.
Komentar