MENINGKATKAN
KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK DALAM MENGENAL ANGKA MELALUI MEDIA KARTU ANGKA PADA
ANAK USIA DINI DI RA.NURUL HASANAH RANTAU PRAPAT
LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS I
Oleh :
Intan Suryani Hasibuan
NIM.
UNIVERSITAS TERBUKA
2014
LAPORAN PENELITIAN DAN
ANALISIS I
Judul Penelitian :
|
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK DALAM MENGENAL ANGKA MELALUI MEDIA
KARTU ANGKA PADA ANAK USIA DINI DI RA.NURUL HASANAH RANTAU PRAPAT
|
Waktu Pelaksanaan :
|
02 Oktober 2014
|
Tempat Penelitian :
|
RA. Nurul Hasanah Rantau Prapat
|
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah,
dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT yang dengan Rahmat dan HidayahNya,
makalah yang berjudul “Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Dalam Mengenal Angka Melalui Media
Kartu Angka Pada Anak Usia Dini Di Ra.Nurul Hasanah Rantau Prapat”
ini telah selesai kami susun dengan hasil yang semaksimal mungkin dan tepat
waktu.
Tiada
kata paling indah melainkan shalawat bertangkaikan salam berbuahkan safa’at,
marilah kita hadiahkan keharibaan junjungan kita Nabi Allah Muhammad Rasulullah
SAW.
Dalam
tulisan ini,
kami juga telah banyak mencantumkan perkataan, dan seluruh hal-hal yang
memiliki kaitan dengan tugas ini dari para cendikiawan dan tokoh-tokoh yang
terdahulu. Oleh karena itu, kepada para cendikiawan yang bukunya kami jadikan
sumber bacaan, kami mengucapkan beribu-ribu terima kasih dan penulis mendo`akan
semoga beliau-beliau ini termasuk mereka yang disebut dalam hadits "....’Ilmun yuntafa’u bihi",
yaitu para orang yang berilmu, yang ilmunya dimanfaatkan oleh orang lain.
Laporan analisi ini kami susun
dengan maksud: “Li-ibtighaa-imardlaatillah”
yakni untuk memperoleh keridhaan Allah SWT semata- mata, dan untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah “Analisis”.
Kepada
para pembaca, kami mohon maaf, Apabila makalah kecil ini belum memenuhi
keinginan para pembaca sekalian, sebagaimana mestinya, oleh karena itu kami
mintakan kritik dan saran yang membangun, untuk kesempurnaan pada laporan Analisis berikutnya. Dan
kepada Bapak “Prof. Sok
Sibuk”
kami mohon bimbingannya dalam penyempurnaan Lapiran
Analisi kami ini.
Kepada
Allah kami mohon taufik dan hidayahNya, semoga usaha ini senantiasa dalam
keridhaanNya, dan semoga Laporan Analisis
ini dapat menambah Khazanah Keilmuan kita. Amiin.
Penulis,
Rantau Prapat, Oktober 2014
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar............................................................................................................. i
Daftar
Isi....................................................................................................................... ii
BAB
I
PENDAHULUAN.......................................................................................................
- Latar
Belakang Penelitian
................................................................................
- Fokus Penelitian................................................................................................
- Tujuan Penelitian..............................................................................................
- Manfaat Penelitian............................................................................................
BAB
II
LANDASAN TEORI..................................................................................................
- Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini..........................................................
- Teori yang Melandasi Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini......................
- Kartu Angka.....................................................................................................
BAB
III
METODOLOGI PENELITIAN..................................................................................
- Subjek Penelitian..............................................................................................
- Metode Penelitian.............................................................................................
- Instrumen Penelitian.........................................................................................
BAB
IV
ANALISIS DATA.......................................................................................................
- Tabulasi Data....................................................................................................
- Analisis Kritis...................................................................................................
BAB
V
KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................................
- Kesimpulan.......................................................................................................
- Saran.................................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA..................................................................................................
LAMPIRAN.................................................................................................................
SKH........................................................................................................................
BAB
I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang Penelitian
Anak
usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan
dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak usia dini berada
pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan
dalam berbagai sedang mengalami masa yang cepat dalam rentang
perkembangan hidup manusia. Proses pembelajaran sebagai bentuk perlakuan yang
diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik yang dimiliki setiap
tahapan perkembangan anak.
Pendidikan
pada anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan tindakan yang
dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses perawatan, pengasuhan dan
pendidikan pada anak dengan menciptakan aura dan lingkungan dimana anak dapat mengeksplorasi
pengalaman yang meberikan kesempatan padanya untuk mengetahui dan
memahami pengalaman belajar yang diperolehnya dari lingkungan, melalui
cara mengamati, meniru dan bereksperimen yang berlangsung secara berulang-ulang
dan melibatkan seluruh potensi dan kecerdasan anak.
Salah
satu kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik PAUD adalah mampu
mengikuti pendidikan selanjutnya dengan kesiapan yang optimal sesuai dengan
tuntutan yang berkembang dalam masyarakat. Kemampuan dasar yang dikembangkan di
PAUD meliputi kemampuan bahasa, fisik/motorik, seni dan kemampuan kognitif.
Pengembangan kemampuan kognitif bertujuan meningkatkan kemampuan berpikir anak.
Pada kemampuan kognitif tersebut, anak diharapkan dapat mengenal konsep sains
dan matematika sederhana.
Kegiatan
pembelajaran matematika pada anak diorganisir secara terpadu melalui tema-tema
pembelajaran yang paling dekat dengan konteks kehidupan anak dan
pengalaman-pengalaman riil. Guru dapat menggunakan media permainan dalam
pembelajaran yang memungkinkan anak bekerja dan belajar secara individual,
kelompok dan juga klasikal. Penggunaan media pada kegiatan pembelajaran
matematika anak usia dini, khususnya dalam pengenalan konsep bilangan bertujuan
mengembangkan pemahaman anak terhadap bilangan dan operasi bilangan dengan
benda-benda kongkrit sebagai pondasi yang kokoh pada anak untuk mengembangkan
kemampuan matematika pada tahap selanjutnya.
Berdasarkan
observasi yang telah dilakukan penulis di lapangan ditemukan adanya permasalahan
dalam kegiatan pengembangan di kelas yaitu rendahnya kemampuan mengenal konsep
bilangan di PAUD Nurul Hasanah Rantau Prapat. Pada saat proses pembelajaran
peneliti melihat peran guru masih menekankan pengajaran yang berpusat pada guru
(teacher centered). Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peran guru
yang terlalu menguasai kelas. Guru dengan spontan memberikan tugas kepada anak
tanpa memberikan pilihan kegiatan kepada anak. Kondisi ini ditengarai
penyebabnya adalah dalam proses pembelajaran guru kurang memanfaatkan media
pembelajaran dan permainan yang tepat yang dapat menumbuhkan motivasi belajar
anak.
Selain
kurangnya media pembelajaran dan permainan yang tepat, hal ini lebih disebabkan
oleh minimnya ruangan kelas yang dimiliki oleh PAUD Nurul Hasanah . Sehingga guru merasa kesulitan
mencari tempat jika menambahkan media dan sumber belajar terlalu banyak.
Permasalahan
lain yang terjadi di PAUD Nurul Hasanah adalah metode yang digunakan oleh guru masih
menggunakan metode drill dan praktek-praktek paper-pencil test. Pada
pengembangan kognitif khususnya pada pengenalan konsep bilangan, guru
memberikan perintah kepada anak agar mengambil majalah dan pensil
masing-masing. Selanjutnya guru memberikan contoh kepada anak untuk menghitung
jumlah benda yang terdapat pada majalah dan mengisinya dengan angka yang sesuai
dengan jumlah benda tersebut pada kolom yang telah disediakan. Setelah anak
mengerti, guru menyuruh anak untuk mengerjakannya sendiri. Hal ini merupakan
salah satu penyebab rendahnya kemampuan anak dalam mengenal konsep bilangan di
PAUD Nurul Hasanah.
Sebagai indikator rendahnya kemampuan anak di PAUD tersebut, dapat dilihat
bahwa dari 27 siswa kelompok B yang sudah mengenal bilangan hanya 8 siswa
(30%), dan sisanya sebanyak 19 siswa (70%) belum mengenal angka.
Berdasarkan
permasalahan yang terjadi di PAUD Nurul Hasanah, penulis tertarik untuk meneliti dan
menganalisis secara
langsung pemanfaatan media kartu angka sebagai salah satu cara meningkatkan
kemampuan mengenal konsep bilangan anak PAUD dan dapat memperbaiki kondisi
pembelajaran yang terjadi di PAUD Nurul Hasanah. Media ini dianggap mampu
memecahkan masalah diatas karena dalam proses pembelajaran, alat
bantu atau media tidak hanya dapat memperlancar proses komunikasi akan tetapi
dapat merangsang siswa untuk merespon dengan baik segala pesan yang disampaikan.
Penggunaan
media pembelajaran selain dapat memberi rangsangan bagi siswa untuk terjadinya
proses belajar, media pembelajaran juga memiliki peranan penting dalam
menunjang kualitas proses belajar mengajar. Media pembelajaran merupakan segala
sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan kemauan belajar sehingga dapat mendorong terjadinya
proses belajar yang disengaja, bertujuan, dan terkendali. Selanjut untuk
meneliti masalah di atas, Penulis melakukan penelitian dengan judul “Meningkatkan
Kemampuan Kognitif Anak Dalam Mengenal Angka Melalui Media Kartu
Angka di PAUD Nurul
Hasanah”.
- Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakan
penelitian di atas, maka dapat diketahui bahwa yang menjadi focus penelitian
dalam laporan penelitian ini adalah mengenai upaya meningkatkan kemampuan
kognitif anak dalam mengenal angka melalui media kartu angka di PAUD Nurul
Hasanah Rantau Prapat.
- Tujuan Penelitian
Adapun tujuan
dari penelitian ini yaitu:
1.
Mengembangkan potensi anak dalam mengenal angka dan
merangsang kemampuan mengidentifikasi jumlah dan simbol angka melalui media
kartu angka.
2.
Untuk mengetahui apakah kemampuan mengenal angka siswa
kelompok B dapat meningkatkan Melalui Media Kartu Angka di PAUD Nurul
Hasanah Rantau Prapat Tahun
Pelajaran 2014/2015.
- Manfaat Penelitian
Dari
hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang lebih baik
bagi anak ataupun guru, dalam meningkatkan serta memperbaiki proses
pembelajaran berhitung, selain itu juga diharapkan bagi peneliti lain dapat
mengembangkan penggunaan media atau pendekatan lain guna meningkatkan mutu
pembelajaran di sekolah.
1. Manfaat teoritis
Manfaat
teoritis dari hasil penelitian ini adalah untuk mengembangkan pengetahuan
tentang ilmu-ilmu pendidikan yang berhubungan dengan peningkatan potensi
belajar anak usia dini.
2. Manfaat praktis
a. Bagi sekolah
Manfaaat penelitian bagi sekolah
yaitu sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan penggunaan metode
dan media yang tepat dan optimal sehingga hasilnya bisa dijadikan sebagai
contoh untuk sekolah-sekolah yang lain.
b. Bagi guru
Manfaat penelitian bagi guru yaitu
menambah pengetahuan serta mengembangkan kemampuan guru dalam
menggunakan metode pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan sehingga
tercipta suasana pembelajaran yang kreatif dan lebih baik.
c. Bagi anak
Manfaat penelitian bagi anak yaitu
dapat meningkatkan kemampuan mengenal angka dan merangsang kemampuan
mengidentifikasi jumlah angka dan simbolnya dengan menggunakan media yang
menyenangkan.
BAB
II
LANDASAN TEORI
- Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini
Pendidikan anak usia dini adalah suatu proses pembinaan tumbuh
kembang anak sejak lahir sampai usia 6 tahun, yang dilakukan secara menyeluruh,
mencakup semua aspek perkembangan dengan memberikan stimulasi terhadap
perkembangan jasmani dan rohani agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara
optimal.
Faktor yang mempengaruhi
perkembangan anak ada dari orang tua (gen) dan ada faktor lingkungan seperti
asupan gizi yang diterima, faktor psikologis. Anak usia dini memiliki
karakteristik yang khas, baik secara fisik, psikis, sosial, moral, masa ini
masa yang paling penting untuk sepanjang usia hidupnya. Sebab masa yang paling
baik pembentukan fondasi dan dasar kepribadian yang akan menentukan pengalaman
anak selanjutnya. Bentuk program pendidikan anak usia dini meliputi: pendidikan
keluarga, bina keluarga, taman pengasuhan, kelompok bermain dan taman
kanak-kanak.
Rita Kurnia (2010: 3) mengatakan:
Rita Kurnia (2010: 3) mengatakan:
Pendidikan anak usia dini
adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak usia dini yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan
dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan dasar kehidupan tahap berikutnya.
Prinsip-prinsip
Perkembangan Anak Usia Dini
Penyelenggaraan pembelajaran
berbasis perkembangan mempunyai sejumlah prinsip yang harus diperhatikan.
Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
1. Semua aspek perkembangan pada anak saling terkait, artinya
perkembangan dalam satu aspek dapat membatasi atau memudahkan atau melancarkan
perkembangan kemampuan lainnya.
2. Perkembangan terjadi dalam urutan yang relatif teratur. Dengan
demikian, urutan pertumbuhan dan perubahan yang terjadi pada anak dapat
diprediksikan.
3. Perkembangan anak adalah hasil dari interaksi kematangan
biologis dan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dimana
ia hidup. Oleh sebab itu, sering dikemukakan bahwa kehidupan manusia adalah
hasil dari pembawaan dan lingkungan yang saling berhubungan.
4. Atas dasar itu maka para pendidik disamping menyediakan
lingkungan yang sehat, aman, dan menyediakan makanan dengan gizi yang baik,
juga harus memberikan layanan yang komprehensif kepada anak, seperti layanan
kesehatan fisik, gigi, mental dan sosial.
Pengertian Perkembangan
Kognitif
Kognitif adalah proses
yang terjadi secara internal di dalam pusat susunan syaraf pada waktu manusia
sedang berpikir. Kemampuan kognitif ini berkembang secara bertahap, sejalan
dengan perkembangan fisik dan syaraf-syaraf yang berada di pusat susunan
syaraf. Salah satu teori yang berpengaruh dalam menjelaskan perkembangan kognitif
ini adalah teori Piaget.
Jean Piaget, yang hidup
dari tahun 1896 sampai tahun 1980, adalah seorang ahli biologi dan psikologi
berkebangsaan Swiss. Ia merupakan salah seorang yang merumuskan teori yang
dapat menjelaskan fase-fase perkembangan kognitif. Teori ini dibangun
berdasarkan dua sudut pandang yang disebut sudut pandang aliran struktural
(structuralism) dan aliran konstruktif (constructivism).
Aliran struktural yang
mewarnai teori Piaget dapat dilihat dari pandangannya tentang inteligensi yang
berkembang melalui serangkaian tahap perkembangan yang ditandai oleh
perkembangan kualitas struktur kognitif. Aliran konstruktif terlihat dari
pandangan Piaget yang menyatakan bahwa, anak membangun kemampuan kognitif
melalui interaksinya dengan dunia di sekitarnya.
Dalam hal ini, Piaget
menyamakan anak dengan peneliti yang selalu sibuk membangun teori-teorinya
tentang dunia di sekitarnya, melalui interaksinya dengan lingkungan di
sekitarnya. Hasil dari interaksi ini adalah terbentuknya struktur kognitil,
atau skemata (dalam bentuk tunggal disebut skema) yang dimulai dari
terbentuknya struktur berpikir secara logis, kemudian berkembang menjadi suatu
generalisasi kesimpulan umum).
Aspek Perkembangan Kognitif Pada Anak Usia Dini
Bertitik tolak dari gambaran umum tentang fase-fase perkembangan
kognitif tersebut di atas, maka dapat diketahui bahwa perkembangan kognitif
anak usia PAUD berada dalam fase praoperasional yang mencakup tiga aspek,
yaitu:
1. Berpikir Simbolis. Aspek
berpikir simbolis yaitu kemampuan untuk berpikir tentang objek dan peristiwa
walaupun objek dan peristiwa tersebut tidak hadir secara fisik (nyata) di
hadapan anak.
2. Berpikir Egosentris. Aspek
berpikir secara egosentris, yaitu cara berpikir tentang benar atau tidak benar,
setuju atau tidak setuju, berdasarkan sudut pandang sendiri. Oleh sebab itu,
anak belum dapat meletakkan cara pandangnya di sudut pandang orang lain.
3. Berpikir lntuitif. Fase
berpikir secara intuitif, yaitu kemarnpuan untuk menciptakan sesuatu, seperti
menggambar atau menyusun balok, akan tetapi tidak mengetahui dengan pasti
alasan untuk melakukannya.
lmplikasi Perkembangan Kognitif dalam Proses Pembelajaran yang
Efektif
1. Aktivitas di dalam proses belajar-mengajar hendaknya ditekankan
pada pengembangan struktur kognitif, melalui pemberian kesempatan pada anak
untuk memperoleh pengalaman langsung dalam berbagai aktivitas pembelajaran yang
sesuai dengan pembelajaran terpadu dan mengandung makna, seperti membuat
bangunan dari balok, mengamati perubahan yang terjadi di lingkungan anak
(turnbuh-tumbuhan, binatang, air), menggambar, menggunting, dan lain-lain yang
dikaitkan dengan pengembangan dasar-dasar pengetahuan alam atau matematika dan
pengembangan bahasa, baik bahasa lisan maupun membaca dan menulis.
2. Memulai kegiatan dengan membuat konflik dalam pikiran anak.
Misalnya, memberikan jawaban yang salah untuk memotivasi anak memikirkan dan mengemukakan
jawaban yang benar.
3. Memberi kesempatan pada anak untuk melakukan berbagai kegiatan
yang dapat mengembangkan kemampuan kognitifnya. Misalnya, mengubah obiek-objek
yang disajikan secara nyata ke dalam bentuk lain, misalnya gambar.
4. Melakukan kegiatan tanya jawab yang dapat mendorong anak untuk
berpikir dan mengemukakan pikirannya.
- Teori yang Melandasi Perkembangan Kognitif Anak
Usia Dini
Menurut Piaget (1972:
49-91) “Perkembangan merupakan suatu proses yang bersifat kumulatif. Artinya,
perkembangan terdahulu akan menjadi dasar bagi perkembangan selanjutnya. Dengan
demikian, apabila terjadi hambatan pada perkembangan terdahulu maka
perkembangan selanjutnya akan memperoleh hambatan. Piaget membagi perkembangan
kognitif ke dalam empat fase, yaitu fase sensorimotor, fase praoperasional,
fase operasi konkret, dan fase operasi formal”.
1. Fase Sensorimotor (usia O
- 2 tahun). Pada masa dua tahun kehidupannya, anak berinteraksi dengan dunia
di sekitarnya, terutama melalui aktivitas sensoris (melihat, meraba, merasa,
mencium, dan mendengar) dan persepsinya terhadap gerakan fisik, dan aknvitas
yang berkaitan dengan sensoris tersebut. Koordinasi aktivitas ini disebut
dengan istilah sensorimotor. Fase
sensorimotor dimulai dengan gerakan-gerakan refleks yang dimiliki anak sejak ia
dilahirkan. Fase ini berakhir pada usia 2 tahun. Pada masa ini, anak mulai
membangun pemahamannya tentang lingkungannya melalui kegiatan sensorimotor,
seperti menggenggam, mengisap, melihat, melempar, dan secara perlahan ia mulai
menyadari bahwa suatu benda tidak menyatu dengan lingkungannya, atau dapat
dipisahkan dari lingkungan di mana benda itu berada. Selanjutnya,
ia mulai belajar bahwa benda-benda itu memiliki sifat-sifat khusus. Keadaan ini
mengandung arti, bahwa anak telah mulai membangun pemahamannya terhadap
aspek-aspek yang berkaitan dengan hubungan kausalitas, bentuk, dan ukuran, sebagai
hasil pemahamannya terhadap aktivitas sensorimotor yang dilakukannya. Pada
akhir usia 2 tahun, anak sudah menguasai pola-pola sensorimotor yang bersifat
kompleks, seperti bagaimana cara mendapatkan benda yang diinginkannya (menarik,
menggenggam atau meminta), menggunakan satu benda dengzur tujuan yang berbeda. Dengan
benda yanga da di tangannya,ia melakukan apa yang diinginkannya. Kemampuan ini
merupakan awal kemampuan berpilar secara simbolis, yaitu kemampuan untuk
memikirkan suatu objek tanpa kehadiran objek tersebut secara empiris.
2. Fase Praoperasional (usia 2 - 7 tahun). Pada
fase praoperasional, anak mulai menyadari bahwa pemahamannya tentang
benda-benda di sekitarnya tidak hanya dapat dilakukan melalui kegiatan
sensorimotor, akan tetapi juga dapat dilakukan melalui kegiatan yang bersifat
simbolis. Kegiatan simbolis ini dapat berbentuk melakukan percakapan melalui
telepon mainan atau berpura-pura menjadi bapak atau ibu, dan kegiatan simbolis
lainnva Fase ini rnemberikan andil yang besar bagi perkembangan kognitif anak. Pada
fase praoperasional, anak trdak berpikir secara operasional yaitu suatu proses
berpikir yang dilakukan dengan jalan menginternalisasi suatu aktivitas yang
memungkinkan anak mengaitkannya dengan kegiatan yang telah dilakukannya sebelumnya. Fase
ini merupakan rlasa permulaan bagi anak untuk membangun kenrampuannya dalam
menyusun pikirannya. Oleh sebab itu, cara berpikir anak pada fase ini belum
stabil dan tidak terorganisasi secara baik. Fase praoperasional dapat clibagi
ke dalam tiga subfase, yaitu subfase fungsi simbolis, subfase berpikir secara
egosentris dan subfase berpikir secara intuitif. Subfase fungsi simbolis
terjadi pada usia 2 - 4 tahun. Pada masa
ini, anak telah memiliki kemampuan untuk menggarnbarkan suatu objek yang secara
fisik tidak hadir. Kemampuan ini membuat anak dapat rnenggunakan balok-balok
kecil untuk membangun rumah-rumahan, menyusun puzzle, dan kegiatan lainnya.
Pada masa ini, anak sudah dapat menggambar manusia secara sederhana. Subfase
berpikir secara egosentris terjadi pada usia 2-4 tahun. Berpikir secara
egosentris ditandai oleh ketidakmampuan anak untuk memahami perspektif atau
cara berpikir orang lain. Benar atau tidak benar, bagl anak pada fase ini,
ditentukan oleh cara pandangnya sendiri yang disebut dengan istilah egosentris. Subfase
berpikir secata intuitif tenadi pada usia 4 - 7 tahun. Masa ini disebut subfase
berpikir secara intuitif karena pada saat ini anah kelihatannva mengerti dan
mengetahui sesuatu, seperti menyusun balok meniadi rumah-rumahan, akan tetapi
pada hakikatnya tidak mengetahui alasan-alasan yang menyebabkan balok itu dapat
disusun meniadi rumah. Dengan kata lain, anak belum memiliki kemampuan untuk
berpikir secara kritis tentang apa yang ada dibalik suatu kejadian.
3. Fase Operasi Konkret (usia 7- 12 tahun). Pada
fase operasi konkret, kemampuan anak untuk berpikir secara logis sudah
berkembang, dengan syarat, obyek yang menjadi sumber berpikir logis tersebut
hadir secara konkret. Kemampuan berpikir logis
ini terwujud dalarn kemampuan mengklasifikasikan
obyek sesuai dengan klasifikasinya, mengurutkan benda sesuai dengan urutannya,
kemampuan untuk memahami cara pandang orang lain, dan kemampuan berpikir secara
deduktif.
4. Fase Operasi Formal (12 tahun sampai usia dewasa). Fase
operasi formal ditandai oleh perpindahan dari cara berpikir konkret ke cara
berpikir abstrak. Keulampuan berpikir abstrak dapat dilihat dari kemampuan
mengemukakan ide-ide, memprediksi kejadian yang akan terjadi, dan melakukan
proses berpikir ilmiah, yaitu mengemukakan hipotesis dan menentukan cara untuk
membuktikan kebenaran hipotesis.
- Kartu Angka
Kartu
angka atau alat peraga kartu adalah alat-alat atau perlengkapan yang
digunakan oleh seorang guru dalam mengajar yang berupa kartu dengan bertuliskan
angka sesuai dengan tema yang diajarkan. Alat peraga kartu adalah alat bantu
bagi anak untuk mengingat pelajaran. Alat peraga kartu huruf dapat menimbulkan
kesan di hati sehingga anak-anak tidak mudah melupakannya. Sejalan dengan
ingatan anak akan alat peraga itu, ia juga diingatkan dengan pelajaran yang
disampaikan guru. Semakin kecil anak, ia semakin perlu visualisasi/konkret
(perlu lebih banyak alat peraga) yang dapat disentuh, dilihat, dirasakan, dan
didengarnya (Nurani, 2012).
Alat
peraga kartu adalah alat untuk menjelaskan yang sangat efektif, misalnya: Untuk
menjelaskan usia, ciri khas, karekter atau sifat dari seorang tokoh. Dengan
alat peraga, gambar lebih jelas daripada dijelaskan dengan kata-kata saja.
Sehingga anak dapat menghayati karakter tokoh yang diceritakan. Untuk
menjelaskan situasi sebuah tempat, misal keadaan sebuah kota, bangunan, dan
sebagainya, dengan gambar akan lebih jelas daripada diceritakan secara lisan
saja (Nurani, 2012).
Langkah-Langkah
Penerapan Kartu Angka Dalam Pembelajaran.
Menurut Tadkirotun
(2012) kartu angka merupakan fasilitas penting dalam pembelajaran di
sekolah karena bermanfaat untuk meningkatkan perhatian anak. Dengan alat peraga
kartu, anak diajak secara aktif memperhatikan apa yang diajarkan guru. Satu hal
yang harus diingat, walaupun fasilitas alat peraga kartu yang dimiliki sekolah
sangat minim, tetapi bila penggunaan alat peraga diikuti dengan metode anak
aktif, maka efektifitas pengajaran akan semakin baik. Maka adapun langkah
penerapan penggunaan kartu angka dalam pembelajaran yaitu:
Contoh
penerapan untuk anak kelompok A
1. Permainan angka bisa dilakukan
dengan kartu angka dan gambar. Satu sisi berisi sejumlah gambar dan satu sisi
bertulis angka.
2. Anak menghitung jumlah gambar pada
kartu
3. Jika hitungannya benar, anak
membalik kartu, sehingga terlihat angka.
4. Guru memberikan tanggapan positif.
Jika anak keliru bantu dia menghitungnya. Setelah itu anak menghitung kembali
tanpa di bantu.
Contoh penerapan untuk anak kelompok
B
1. Kartu huruf dikembangkan bentuknya
ke keartu angka-huruf. Satu sisi bertulis angka, satu sisi bertulis huruf
2. Mula-mula anak membaca angka
3. Apabila benar, anak boleh membaca
hurufnya.
4. Jika anak mau belajar membaca,
permainan dibalik, anak membaca sisi hurufnya terlebih dahulu baru membuka sisi
yang bertulis angka.
BAB
III
METODOLOGI PENELITIAN
- Subjek Penelitian
Subjek penelitian
adalah Anak Usia Dini PAUD Nurul Hasanah Tahun Pelajaran
2014/2015, yang berjumlah 27, terdiri dari 13 anak laki-laki dan 14
anak perempuan. Dan objek penelitiannya adalah mengenal angka dengan media kartu
angka.
- Metode Penelitian
Penelitian merupakan suatu upaya dalam ilmu
pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh faktor-faktor dan prinsip-prinsip
dengan sabar, hati-hati dan sistematis untuk mewujudkan suatu kebenaran.
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam Laporan
penelitian ini adalah penelitian
deskriptif.
Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang di
dalamnya meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu sistem
pemikiran, atau suatu peristiwa di masa sekarang. Selain itu, jenis penelitian
deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan tentang yang terjadi saat ini,
dimana didalamnya terdapat upaya deskripsi, pencatatan, analisis, dan
menginterpretasikan kondisi-kondisi yang sekarang ini terjadi atau ada. Penelitian ini akan mendeskripsikan upaya meningkatkan kemampuan kognitif
anak dalam mengenal angka melalui media kartu angka pada anak usia dini di
RA.Nurul Hasanah Rantau Prapat.
- Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk
mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah, atau mengumpulkan,
mengolah, menganalisa dan menyajikan data-data secara sistematis serta objektif
dengan tujuan memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis. Jadi
semua alat yang bisa mendukung suatu penelitian bisa disebut instrumen
penelitian.
Adapun instrumen penelitian
yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah :
1.
Tes
Tes adalah sederetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang
digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengukuran, inteligensi, kemampuan atau
bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
2.
Kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atu
hal-hal yang ia ketahui.
3.
Wawancara
(Interviw)
Interview digunakan oleh peneliti unyuk menilai keadaan seseorang,
misalnya untuk mencari data tentang variabel latar belakang murid, orang
tua, pendidikan, perhatian, sikap terhadap sesuatu.
4.
Observasi
Didalam artian penelitian observasi adalah mengadakan pengamatan
secara langsung, abservasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, ragam gambar,
dan rekaman suara. Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang
mungkin timbul dan akan diamati.
5.
Dokumentasi
Dokumentasi, dari asal kata dokumen, yang artinya barang-barang
tertulis. Didalam melaksanakan metode dokumentasi, penelitian menyelidiki
benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan,
notulen rapat, dan sebagainya.
BAB
IV
ANALISIS DATA
- Tabulasi Data
Guna memudahkan
analisis data, maka untuk hasil penelitian dalam laporan penelitian
ini, dibuat
tabulasi data sebagai berikut :
Observasi
|
Wawancara
Dengan Guru
|
Wawancara
Dengan Pimpinan
|
Dokumentasi
|
Anak-anak bermain sesuai mainan yang diminatinya disekolah dengan bantuan pertolongan dari
pendidik
|
-Dikelompok belajar kami sudah mengembangkan kemampuan kognitif
anak sejak dini serta belajar membaca dan menulis.
- Tentu saja kami Mengembangkan kognitifnya melalui bermain karena bermain anak dapat mengembangkan beberapa
aspek bukan saja aspek kognitifnya melainkan aspek bahasa motorik halus.
- Dengan pengembangan kognitif anak, maka pengembangan kemampyan lainnya akan terlaksana
juga. Dasar
kemampuan tersebut
inilah akan menambah wawasan anak untuk selanjutnya.
- Memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan kreativitas
anak
|
-Saya berkeyakinan dengan meletakkan dasar yang
kuat untuk kemampuan kognitif,
anak akan menguasai kemampuan tersebut nantinya. Dengandemikian, anak akan lebih cepat belajar yang lainnya. Juga karena didukung kemampuan kognitifnya
kedalam perasaannya lewat sosial emosionalnya dan semakin cepat anak belajar yang lain dan berpikir kritis hanya
sekedar bermain tetapi terarah pada suatu pencapaian perkembangan yang optimal
|
–Dalam rencana kegiatan
bermain anak bermain-main sesuai dengan minat anak di sekolah.
–Dalam dokumen pendirian lembaga tercantum bahwa salah satu tujuan RA.Nurul Hasanah adalah untuk membantu meletakkan dasar pengembangan sikap pengetahuan keterampilan
dan daya cipta
yang diperlukan
anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya agar siap memasuki pendidikan dasar dan untuk pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya
–Dalam rencana kegiatan
tertulis bahwa salah satu alat
peraga edukatif yang digunakan adalah kartu angka.
|
- Analisis Kritis
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa media
kartu angka dapat mengembangkan perkembangan kognitifnya dalam mengenal angka. Kartu angka merupakan suatu kegiatan untuk mengembangkan kemampuan aspek
kognitif dalam mengenal angka.
Salah satu
pelaksanaan dari pengembangan kemampuan kognitif anak di RA.
Nurul Hasanah adalah menggunakan
media kartu angka guna meningkatkan kemampuan kognitif anak dalam mengenal
bilangan. Menurut
Jania J. Beaty bahwaprogram pengembangan kognitif
pada anak usia diri mencakup bentuk, warna, ukuran, pengelompokan dan pengurutan ini sesuai mainan pada anak. Di dinding kelas RA. Nurul Hasanah banyak terdapat gambar-gambar
seperti gambar binatang yang berkaki empat, binatang yang berkaki dua, konsep
bilangan dengan lambing bilangan, semuanya ini untuk pengembangan kognitif anak.
BAB
V
KESIMPULAN DAN SARAN
- Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Penggunaaan media kartu angka yang
diterapkan di RA.Nurul Hasanah
dapat meningkatkan kemampuan mengenal angka serta memberikan hasil yang sangat
baik bagi perkembangan kemampuan anak.
2. Metode serta prilaku guru dalam
menyampaikan materi merupakan kunci efektifnya proses belajar mengajar di RA.Nurul
Hasanah.
- Saran
Untuk melaksanakan pembelajaran
khususnya dalam meningkatkan kemampuan mengenal anak dan konsep bilangan
hendaknya:
1. Guru dapat menggunakan media kartu
angka yang bergambar unik dan sesuai dengan kesenangan anak
2. Guru dapat menggunakan pencampuran
metode seperti metode pendekatan emosional dengan anak agar penyampian materi
dapat berjalan dengan baik
3. Guru dapat meningkatkan latihan dan
bimbingan bagi anak yang belum paham dan belum mengenal angka
DAFTAR
PUSTAKA
Asmani, Jamal Ma’ruf. 2011. Penelitian
Tindakan Kelas. Jogjakarta : Laksana
Djamarah. 2002. Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta
Iskandar. 2011. Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta : GP Press
Kayvan, Umy.2009. Permainan
Kreatif untuk Mencerdaskan Anak. Jakarta : Media Kita.
Nurani, Yuliani. 2012. Konsep
Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : PT Indeks
Tim PKP PG
PAUD.2008. Panduan Pemantapan Kemampuan Profesion.Jakarta
: Universitas Terbuka.
Tadkirotun,
Mudfiroh. 2012. Pengembangan Kecerdasan Majemuk. Tangeran :
Universitas Terbuka
Wardani
IGAK, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta :
Universitas Terbuka
LAMPIRAN
Komentar