BAB
I
PENDAHULUAN
- A. Latar belakang
Analisis dalam taksonomi Bloom yaitu
keadaaan ketika seseorang akan mampu menganalisa informasi yang masuk dan
membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil
untuk mengenali pola atau hubungannya, dan mampu mengenali serta membedakan
faktor penyebab dan akibat dari sebuah skenario yang rumit. Sebagai contoh, di
level ini seseorang akan mampu memilah-milah penyebab meningkatnya
reject,membanding-bandingkan tingkat keparahan dari setiap penyebab, dan
menggolongkan setiap penyebab ke dalam tingkat keparahan yang ditimbulkan.
Kemampuan menganalisis dapat diartikan sebagai kemampuan individu untuk
menentukan bagian-bagian dari suatu masalah dan menunjukkan hubungan
antar-bagian tersebut, melihat penyebab-penyebab dari suatu peristiwa atau
memberi argumen-argumen yang menyokong suatu pernyataan.
Pembelajaran yaitu proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar
yang meliputi guru dan siswa yang saling bertukar informasi. Bertujuan agar perilaku
hasil belajar yang diharapkan terjadi, dimiliki, atau dikuasai oleh peserta
didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Jadi analisis pembelajaran yaitu
proses menjabarkan perilaku umum menjadi perilaku khusus yang tersusun secara
logis dan sistematis, dengan demikian akan tergambar susunan perilaku khusus
dari yang awal sampai yang paling akhir.
- B. Rumusan masalah
- Apakah yang di maksud dengan analisis pembelajaran ?
- Apakah yang di maksud dengan menganalisis materi pembelajaran ?
- Apakah yang di maksud dengan mengembangkan materi pembelajaran ?
- Apakah yang di maksud pemilihan materi ?
C. Tujuan
- Mengetahui analisis pembelajaran
- Mengetahui menganalisis materi pembelajaran
- Mengetahui mengembangkan materi pembelajaran
- Mengetahui pemilihan materi
BAB II
PEMBAHASAN
- A. Pengertian Analisis Pembelajaran
Analisis Pembelajaran adalah proses
menjabarkan perilaku umum menjadi perilaku khusus yang tersusun secara logis
dan sistematis, dengan demikian akan tergambar susunan perilaku khusus dari
yang awal sampai yang paling akhir. Gagne, Briggs, dan Wager (1988)
mengemukakan bahwa tujuan analisis pembelajaran adalah untuk menntukan
keterampilan-keterampilan yang akan dijangkau oleh tujuan pembelajaran, serta
memungkinkan untuk membuat keputusan yang diperlukan dalam urutan mengajar.
Salah satu langkah yang harus
dilakukan dalam mendesain pembelajaran dengan menggunakan model Dick and
Carey adalah melakukan analisis pembelajaran. Dengan analisis pembelajaran akan
diidentifikasi keterampilan-keterampilan bawahan (sub ordinate skills).
Jadi posisi analisis pembelajaran dalam keseluruhan desain pembelajaran
merupakan perilaku prasyarat, sebagai perilaku yang menurut urutan gerak fisik
berlangsung lebih dulu, perilaku yang menurut proses psikologis muncul lebih dulu
atau secara kronologis terjadi lebih awal sehingga analisis ini merupakan acuan
dasar dalam melanjutkan langkah-langkah desain berikutnya.
Dick and Carey (1985) mengatakan
bahwa tujuan pembelajaran yang telah diidentifikasi perlu dianalisis untuk mengenali
keterampilan-keterampilan bawahan (sub ordinate skills) yang
mengharuskan anak didik belajar menguasainya dan langkah-langkah procedural
bawaan yang ada harus diikuti anak didik untuk dapat belajar tertentu.
Langkah-langkah melakukan analisis
pembelajaran.
- Menuliskan prilaku umum yang ditulis dalam TPU untuk mata pelajaran yang sedang dikembangkan.
- Menuliskan setiap prilaku khusus yang merupakan bagian dari prilaku umum.
- Membuat prilaku khusus kedalam daftar urutan yang logis dari prilaku umum.
- Menambahkan prilaku khusus atau kalau perlu dikurangi
- Setiap prilaku khusus ditulis dalam lembar kartu/ kertas ukuran 3×5 cm.
- Kemudian kartu disusun dengan menempatkannya dalam struktur hirarkhis prosedural,
- Bila perlu ditambah dengan prilaku khusus lain atau dikurangi sesuai kedudukan masing-masing.
- Letak prilaku digambarkan dalam bentuk kotak-kotak di atas kertas lebar sesuai dengan letak kartu yang telah disusun.
- Meneliti kemungkinan hubungan prilaku umum yang satu dengan yang lain atau prilaku khusus yang berada di bawah prilaku umum yang berbeda.
- Memberi nomer urut pada setiap prilaku khusus dimulai dari yang terjauh hingga yang terdekat dari prilaku umum.
- Penomeran ini men Penomeran ini menunjukkan prilaku khusus yang terstruktur herarkhikal harus dilakukan dari bawah ke atas. Sedangkan pemberian nomer urut prilaku khusus yang terstruktur prosedural dapat berlainan dari urutannya dari yang lebih sederhana ke yang lebih kompleks.
- Pemberian nomer urut prilaku-prilaku khusus yang terstruktur pengelompokan dilakukan dengan cara yang sama dengan struktur prosedural.
- Mengkonsultasikan bagan yang telah dibuat dengan teman sejawat untuk mendapatkan masukan antara lain tentang:
a. Lengkap-tidaknya
prilaku khusus sebagai penjabaran dari setiap prilaku umum.
b. Logis-tidaknya
urutan prilaku-prilaku khusus menuju prilaku umum.
c. Struktur
hubungan prilaku-prilaku khusus tersebut. (herarkhikal prosedural,
pengelompokan atau kombinasi).
- B. Menganalisis Materi Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu sistem
yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berhubungan dan mempengaruhi.
Komponen tersebut mencakup pendidik, peserta didik, materi, metode, dan
evaluasi.
Materi pembelajaran merupakan isi
atau substansi tujuan pendidikan yang hendak dicapai oleh peserta didik dalam
perkembangan dirinya. Materi pembelajaran(instructional materials) umumnya
merupakan gabungan antara jenis materi yang berbentuk pengalaman (fakta dan
informasi yang terperinci), keterampilan (langkah-langkah, prosedur, keadaan,
dan syarat-syarat tertentu), dan sikap (berisi pendapat, ide, saran, atau
tanggapan).
Berangkat dari pengertian tersebut
maka dapat diklasifikasikan bahwa materi pembelajaran tersebut meliputi
pengalaman, sikap, serta keterampilan.
Jenis-Jenis Materi Pembelajaran
Merril dalam bukunya Component
Display Theory membedakan isi pembelajaran menjadi 4 (empat) jenis, di
antaranya adalah:
- Fakta
Materi fakta meliputi segala hal
yang berwujud kenyataan dan kebenaran.
- Konsep
Materi konsep adalah segala yang
berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran.
- Prosedur
Materi prosedur mencakup
langkah-langkah secara sistematis dalam mengerjakan sesuatu aktivitas
- Prinsip
Materi prinsip berupa hal-hal utama,
pokok, dan memiliki posisi terpenting.
Ditinjau dari pihak pendidik, materi
pembelajaran tersebut harus ditransformasikan dalam kegiatan pembelajaran,
sedangkan dari pihak peserta didik materi tersebut harus dipelajari peserta
didik dalam rangka mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan
dinilai dengan menggunakan instrumen penilaian yang disusun berdasarkan
indikator pencapaian belajar.
Sebelum mentransformasikan materi
pembelajaran kepada peserta didik, terlebih dahulu perlu dilakukan analisis
materi pembelajaran. Adapun hal-hal yang mesti dilakukan dalam menganalisis
materi pembelajaran adalah sebagai berikut:
a)
Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan
kompetensi dasar. Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu
diidentifikasi aspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus
dipelajari atau dikuasai peserta didik. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena
setiap aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi
yang berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran. Setiap aspek standar kompetensi
dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang berbeda-beda dalam kegiatan
pembelajaran.
b)
Identifikasi jenis-jenis materi pembelajaran
c)
Memilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar
Setelah jenis materi pembelajaran
teridentifikasi, langkah berikutnya adalah memilih jenis materi tersebut yang
sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta
didik.
d)
Berorientasi pada kebutuhan peserta didik
Konsep hierarki kebutuhan yang
diungkapkan Masslow beranggapan bahwa kebutuhan-kebutuhan di level rendah harus
terpenuhi atau paling tidak cukup terpenuhi terlebih dahulu sebelum
kebutuhan-kebutuhan di level lebih tinggi menjadi hal yang memotivasi.
e)
Berorientasi pada perkembangan peserta didik
Dalam memilih materi pembelajaran
juga harus diperhatikan dari aspek perkembangan peserta didik, pada satuan
pendidikan apa peserta didik tersebut berada, maka pemilihan materi juga
mengacu pada hal ini.
f)
Masalah absolescence yang menyangkut validitas dan
signifikansi isi kurikulum
Absolescence menjadi persoalan dalam kaitan pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Absolescence tersebut dapat terjadi
pada fakta, konsep dasar, dan teori-teori di mana fakta diorganisasi dan
diinterpretasi. Akan tetapi, persoalan absolescence sesungguhnya
banyak dijumpai dalam acquired knowledges.
g)
Materi mesti konsisten
Jika kompetensi dasar yang harus
dikuasai peserta didik ada 3 macam, maka materi yang harus diajarkan juga
meliputi 3 macam atau lebih.
Berdasarkan uraian tersebut pendidik
dapat menganalisis materi pembelajaran sebelum materi tersebut disampaikan
kepada peserta didik dengan mengacu pada beberapa hal yang telah diuraikan.
- C. Mengembangkan Materi Pembelajaran
Keberhasilan pembelajaran secara
keseluruhan sangat tergantung pada keberhasilan guru merancang materi
pembelajaran. Materi Pembelajaran pada hakekatnya merupakan bagian tak
terpisahkan dari Silabus, yakni perencanaan, prediksi dan proyeksi tentang apa
yang akan dilakukan pada saat Kegiatan Pembelajaran. Secara garis besar dapat
dikemukakan bahwa Materi pembelajaran (instructional materials) adalah
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik dalam
rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan.
Materi pembelajaran menempati posisi
yang sangat penting dari keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan agar
pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran. Sasaran tersebut harus sesuai
dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus dicapai oleh peserta
didik. Artinya, materi yang ditentukan untuk kegiatan pembelajaran
hendaknya materi yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan
kompetensi dasar, serta tercapainya indikator. Materi pembelajaran dipilih
seoptimal mungkin untuk membantu peserta didik dalam mencapai standar
kompetensi dan kompetensi dasar. Hal-hal yang perlu diperhatikan berkenaan dengan
pemilihan materi pembelajaran adalah jenis, cakupan, urutan, dan
perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran tersebut.
Agar guru dapat membuat persiapan
yang berdaya guna dan berhasil guna, dituntut memahami berbagai aspek yang
berkaitan dengan pengembangan materi pembelajaran, baik berkaitan dengan
hakikat, fungsi, prinsip, maupun prosedur pengembangan materi serta mengukur
efektivitas persiapan tersebut.
Jenis-Jenis Materi Pembelajaran
Jenis-jenis materi pembelajaran
dapat diklasifikasi sebagai berikut.
1) Fakta, yaitu
segala hal yang bewujud kenyataan dan kebenaran, meliputi nama-nama
objek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, nama bagian atau
komponen suatu benda, dan sebagainya. Contoh dalam mata pelajaran
Sejarah: Peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan pembentukan
Pemerintahan Indonesia.
2) Konsep, yaitu
segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa timbul sebagai hasil
pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat, inti /isi dan
sebagainya. Contoh, dalam mata pelajaran Biologi: Hutan hujan
tropis di Indonesia sebagai sumber plasma nutfah, Usaha-usaha pelestarian
keanekargaman hayati Indonesia secara in-situ dan ex-situ,
dsb.
3) Prinsip, yaitu
berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi terpenting, meliputi dalil,
rumus, adagium, postulat, paradigma, teorema, serta
hubungan antarkonsep yang menggambarkan implikasi sebab akibat. Contoh,
dalam mata pelajaran Fisika: Hukum Newton tentang gerak, Hukum 1 Newton,
Hukum 2 Newton, Hukum 3 Newton, Gesekan Statis dan Gesekan Kinetis, dsb.
4) Prosedur, merupakan
langkah-langkah sistematis atau berurutan dalam mengerjakan suatu aktivitas dan
kronologi suatu sistem. Contoh, dalam mata pelajaran TIK:
Langkah-langkah mengakses internet, trik dan strategi penggunaan Web
Browser dan Search Engine, dsb.
5) Sikap
atau Nilai, merupakan hasil belajar aspek sikap, misalnya nilai
kejujuran, kasih sayang, tolong-menolong, semangat dan minat belajar dan
bekerja, dsb.Contoh, dalam mata pelajaran Geografi: Pemanfaatan lingkungan
hidup dan pembangunan berkelanjutan, yaitu pengertian lingkungan, komponen
ekosistem, lingkungan hidup sebagai sumberdaya, pembangunan berkelanjutan.
Prinsip-Prinsip Pengembangan Materi
Prinsip-prinsip yang dijadikan dasar
dalam menentukan materi pembelajaran adalah kesesuaian (relevansi),
keajegan (konsistensi), dan kecukupan (adequacy).
1) Relevansi artinya
kesesuaian.
Materi pembelajaran hendaknya
relevan dengan pencapaian standar kompetensi dan pencapaian kompetensi dasar.
Jika kemampuan yang diharapkan dikuasai peserta didik berupa menghafal fakta,
maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta, bukan konsep atau
prinsip ataupun jenis materi yang lain. Misalnya : kompetensi dasar yang
harus dikuasai peserta didik adalah ”Menjelaskan hukum permintaan dan hukum
penawaran serta asumsi yang mendasarinya” (Ekonomi kelas X semester
1) maka pemilihan materi pembelajaran yang disampaikan seharusnya
”Referensi tentang hukum permintaan dan penawaran” (materi konsep),
bukan Menggambar kurva permintaan dan penawaran dari satu
daftar transaksi (materi prosedur).
2) Konsistensi artinya
keajegan.
Jika kompetensi dasar yang harus
dikuasai peserta didik ada empat macam, maka materi yang harus diajarkan juga
harus meliputi empat macam. Misalnya kompetensi dasar yang harus dikuasai
peserta didik adalah Operasi Aljabar bilangan bentuk akar (Matematika Kelas
X semester 1) yang meliputi penambahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian, maka materi yang diajarkan juga harus meliputi teknik penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan merasionalkan pecahan bentuk akar.
3) Adequacy artinya
kecukupan.
Materi yang diajarkan hendaknya
cukup memadai dalam membantu peserta didik menguasai kompetensi dasar yang
diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak.
Jika terlalu sedikit maka kurang membantu tercapainya standar kompetensi dan
kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak maka akan mengakibatkan
keterlambatan dalam pencapaian target kurikulum (pencapaian keseluruhan SK dan
KD).
Adapun dalam pengembangan materi
pembelajaran guru harus mampu mengidentifikasi Materi Pembelajaran dengan
mempertimbangkan hal-hal di bawah ini:
- potensi peserta didik;
- relevansi dengan karakteristik daerah;
- tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik;
- kebermanfaatan bagi peserta didik;
- struktur keilmuan;
- aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;
- relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan
- alokasi waktu.
- D. Menjelaskan Pemilihan Materi
Sebelum melaksanakan pemilihan bahan
ajar, terlebih dahulu perlu diketahui kriteria pemilihan bahan ajar. Kriteria
pokok pemilihan bahan ajar atau materi pembelajaran adalah standar kompetensi
dan kompetensi dasar. Hal ini berarti bahwa materi pembelajaran yang dipilih
untuk diajarkan oleh guru di satu pihak dan harus dipelajari siswa di lain
pihak hendaknya berisikan materi atau bahan ajar yang benar-benar menunjang
tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Dengan kata lain,
pemilihan bahan ajar haruslah mengacu atau merujuk pada standar kompetensi.
Setelah diketahui kriteria pemilihan
bahan ajar, sampailah kita pada langkah-langkah pemilihan bahan ajar. Secara
garis besar langkah-langkah pemilihan bahan ajar meliputi : pertama-tama
mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi
dasar yang menjadi acuan atau rujukan pemilihan bahan ajar.
Langkah berikutnya adalah
mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar.
Langkah ketiga memilih bahan
ajar yang sesuai atau relevan dengan standar kompetensi
dan kompetensi dasar yang telah teridentifikasi tadi. Terakhir adalah memilih
sumber bahan ajar. Secara lengkap, langkah-langkah pemilihan bahan ajar dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Mengidentifikasi aspek-aspek yang
terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar
Sebelum menentukan materi
pembelajaran terlebih dahulu perlu diidentifikasi aspek-aspek standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dipelajari atau dikuasai siswa.
Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap aspek standar kompetensi dan
kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang berbeda-beda dalam kegiatan
pembelajaran. Setiap aspek standar kompetensi tersebut memerlukan
materi pembelajaran atau bahan ajar yang berbeda-beda untuk membantu
pencapaiannya.
Identifikasi jenis-jenis materi
pembelajaran
Sejalan dengan berbagai jenis aspek
standar kompetensi, materi pembelajaran juga dapat dibedakan menjadi jenis
materi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Materi pembelajaran aspek
kognitif secara terperinci dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu: fakta, konsep,
prinsip dan prosedur (Reigeluth, 1987).
- Materi jenis fakta adalah materi berupa nama-nama objek, nama tempat, nama orang, lambang, peristiwa sejarah, nama bagian atau komponen suatu benda, dan lain sebagainya.
- Materi konsep berupa pengertian, definisi, hakekat, inti isi.
- Materi jenis prinsip berupa dalil, rumus, postulat adagium, paradigma, teorema.
- Materi jenis prosedur berupa langkah-langkah mengerjakan sesuatu secara urut, misalnya langkah-langkah menelpon, cara-cara pembuatan telur asin atau cara-cara pembuatan bel listrik.
- Materi pembelajaran aspek afektif meliputi: pemberian respon, penerimaan (apresisasi), internalisasi, dan penilaian.
- Materi pembelajaran aspek motorik terdiri dari gerakan awal, semi rutin, dan rutin.
Memilih jenis materi yang sesuai
dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar
Pilih jenis materi yang sesuai
dengan standar kompetensi yang telah ditentukan. Perhatikan pula jumlah atau
ruang lingkup yang cukup memadai sehingga mempermudah siswa dalam mencapai
standar kompetensi.
Berpijak dari aspek-aspek standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang telah diidentifikasi, langkah selanjutnya
adalah memilih jenis materi yang sesuai dengan aspek-aspek yang terdapat dalam
standar kompetensi dan kompetensi dasar tersebut. Materi yang akan
diajarkan perlu diidentifikasi apakah termasuk jenis
fakta, konsep, prinsip, prosedur, afektif, atau gabungan lebih
daripada satu jenis materi. Dengan mengidentifikasi jenis-jenis
materi yang akan diajarkan, maka guru akan mendapatkan kemudahan dalam cara
mengajarkannya. Setelah jenis materi pembelajaran teridentifikasi, langkah
berikutnya adalah memilih jenis materi tersebut yang sesuai dengan standar
kompetensi atau kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Identifikasi jenis
materi pembelajaran juga penting untuk keperluan mengajarkannya. Sebab, setiap
jenis materi pembelajaran memerlukan strategi pembelajaran atau metode, media,
dan sistem evaluasi/penilaian yang berbeda-beda.
Memilih sumber bahan ajar
Setelah jenis materi ditentukan
langkah berikutnya adalah menentukan sumber bahan ajar. Materi pembelajaran
atau bahan ajar dapat kita temukan dari berbagai sumber seperti buku pelajaran,
majalah, jurnal, koran, internet, media audiovisual, dsb.
BAB
III
PENUTUP
- A. Kesimpulan
Analisis Pembelajaran adalah proses
menjabarkan perilaku umum menjadi perilaku khusus yang tersusun secara logis
dan sistematis, dengan demikian akan tergambar susunan perilaku khusus dari
yang awal sampai yang paling akhir. Materi pembelajaran merupakan isi atau
substansi tujuan pendidikan yang hendak dicapai oleh peserta didik dalam
perkembangan dirinya, materi pembelajaran tersebut meliputi pengalaman, sikap,
serta keterampilan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
berkenaan dengan pemilihan materi pembelajaran adalah jenis, cakupan, urutan,
dan perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran
tersebut. Jenis – jenis materi pembelajaran : fakta, konsep, prinsip, prosedur,
sikap atau nilai. Secara garis besar langkah-langkah pemilihan bahan ajar meliputi
: pertama-tama mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang menjadi acuan atau rujukan pemilihan bahan
ajar. Langkah berikutnya adalah mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar.
Langkah ketiga memilih bahan ajar yang sesuai atau
relevan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah
teridentifikasi tadi. Terakhir adalah memilih sumber bahan ajar.
- B. Saran
Sebagai calon guru, kita harus terus
mengembangkan kemampuan menganalisis materi pembelajaran karena berhasil atau
tidaknya pembelajaran juga sangat tergantung pada kemampuan guru menganalisis
materi.
DAFTAR PUSTAKA
Hamzah, B. Uno, Model
Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2011), h.
Anonymous. Konsep Perilaku:
Pengertian Perilaku, Bentuk Perilaku dan Domain Perilaku. http://www.infoskripsi.com/Free-Resource/Konsep-Perilaku-Pengertian-PerilakuBentuk-Perilaku-dan-Domain-Perilaku.html.
Diakses 15 Juni 2009 pada 10.59 pm.
Badrun, Ahmad, Pengantar Ilmu
Sastra (Teori Sastra), Usaha Nasional-Surabaya, Tahun Akademik 2009 / 2010.
Panduan Pengembangan Materi
Pembelajaran, Depdiknas, Dirjen,Manajemen Dikmen,
Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Atas – dan,odifikasi penulis (Rusman Efendy)
Komentar