Kontribusi Supervisi Terhadap Mutu Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa di Sekolah Dasar Negeri 066050 Perumnas Mandala Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara (Proposal Penelitian)
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur penulis persembahkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa
menganugerahkan nikmat, taufik dan hidayahnya sehingga Proposal Penelitian yang
berjudul “Kontribusi Supervisi Terhadap Mutu
Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa di Sekolah Dasar Negeri 066050 Perumnas
Mandala Kabupaten Deli Serdang Provinsi
Sumatera Utara”
ini dapat diselesaikan tepat waktu, tepat guna, dan tepat sasaranlah kiranya.
Sembari
dari itu, salawat bertangkaikan salam marilah kita hadiahkan ke-haribaan
junjungan kita, Nabi Allah, puteranya Abdullah, buah hatinya Aminah, siapa lagi
kalau bukan Baginda muhammad Rasulullah SAW.
Tujuan
Pembuatan Proposal Penelitian ini adalah untuk memenuhi bagian dari tugas
Smester Genap pada Mata Kuliah “Supervisi
Pendidikan II”. Penulisan proposal penelitian ini banyak menerima
kontribusi pemikiran dari pada pakar- pakar atau ahli dalam bidang yang sesuai
dengan judul proposal penelitian ini, sehingga proposal penelitian ini dapat
terselesaikan, untuk itu penulis ucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya.
Ucapan
terima kasih saya kepada ibu Rosmalia
Siregar yang sudah sudi kiranya menjadi narasumber guna melengkapi isi
proposal penelitian saya ini, selain itu juga, ucapan terima kasih saya kepada
bapak Nurmalina MA selaku pengawas
dan seluruh staf pendidik dan kependidikan SDN.
066050 Perumnas Mandala yang tak bisa saya tuliskan nama para beliau satu
persatu di laporan proposal penelitian saya ini.
Mohon
maaf saya yang sebesar- besarnya pada Bapak Dosen Pembimbing “Candiki Repantu” jikalau di sana sini
masih dijumpai kesalahan penulisan, tata bahasa, maupun kesalahan lainnya,
karena hal tersebut terjadi tanpa unsur kesengajaan serta karena saya juga
masih dalam tahap belajar.
Akhirnya,
kepada Allah saya mohon taufik dan hidayahNya, semoga usaha ini senantiasa
dalam keridhaanNya, dan semoga proposal penelitian ini dapat menambah Khazanah
Keilmuan saya selaku penulis. Amiin.
Medan,
05 Juni 2011
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG MASALAH
Tugas guru sebagai
profesi menurut Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan
dan mengembangkan nilai-nilai hidup, mengajar berarti meneruskan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan, melatih berarti mengembangkan
keterampilan-keterampilan pada siswa. Dalam melaksankan tugsanya guru
bekerjasama dengan orang tua dan masyarakat.
Untuk dapat
melaksanakan tugas dan tanggung jawab di atas, seorang guru dituntut memiliki
beberapa kemampuan dan keterampilan tertentu. Kemampuan dan keterampilan
tersebut sebagai bagian dari kompetensi profesionalisme guru. Kompetensi
merupakan suatu kemampuan yang mutlak dimiliki oleh guru agar tugasnya sebagai
pendidik dapat terlaksana dengan baik.
Tugas guru erat
kaitannya dengan peningkatan sumber daya manusia melalui sektor pendidikan,
oleh karena itu perlu upaya-upaya untuk meningkatkan mutu guru untuk menjadi
tenaga profesional. Agar peningkatan mutu pendidikan dapat berhasil.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Tilaar : “peningkatan kualitas pendidikan
tergantung banyak hal, terutama mutu gurunya”[1]
Untuk menjadikan guru
sebagai tenaga profesional maka perlu diadakan pembinaan secara terus menerus
dan berkesinambungan, dan menjadikan guru sebagai tenaga kerja perlu
diperhatikan, dihargai dan diakui keprofesionalannya. Dengan demikian pekerjaan
guru bukan semata-mata pekerjaan pengabdian namun guru adalah pekerja
profesional seperti pekerjaan yang lain misalnya akuntan, pengacara, pengusaha,
dosen dan dokter dan seabaginya. Memandang guru sebagai tenaga kerja
profesional maka usaha-usaha untuk membuat mereka menjadi profesional tidak
semata-mata hanya meningkatkan kompetensinya baik melalui pemberian penataran,
pelatihan maupun memperoleh kesempatan untuk belajar lagi namun perlu juga
memperhatikan guru dari segi yang lain seperti peningkatan disiplin, pemberian
motivasi, pemberian bimbingan melalui supervisi , pemberian insentif, gaji yang
layak dengan keprofesionalnya sehingga memungkinkan guru menjadi puas dalam
bekerja sebagai pendidik.
Kepuasan kerja bagi
guru sebagai pendidik diperlukan untuk meningkatkan kinerjanya. Kepuasan kerja
berkenaan dengan kesesuaian antara harapan seseorang dengan imbalan yang
disediakan. Kepuasan kerja Guru berdampak pada prestasi kerja, disiplin,
kualitas kerjanya.
Pada guru yang puas
terhadap pekerjaanya kemungkinan akan membuat berdampak positif terhadap
peningkatan mutu pendidikan. Demikian sebaliknya, jika kepuasan kerja guru
rendah maka akan berdampak negatif terhadap perkembangan mutu pendidikan. Guru
yang membolos, mengajar tidak terencana, malas, mogok kerja, sering mengeluh
merupakan tanda adanya kepuasan guru rendah. Guru menjadi balas dendam atas
ketidak nyamanan yang diberikan sekolah/kantor dengan keinginan/harapannya.
Sebagaimana terjadinya
kasus demonstrasi guru sekitar bulan Mei 2001 agar diturunkan jabatan seorang
kepala sekolah di SMK Negeri 6 Samarinda yang berbuntut kepala sekolah terpaksa
mengundurkan diri, kasus demonstrasi guru di SMK Negeri 3 Samarinda pada bulan
Juli 1999 yang berbuntut kepala sekolah terpaksa mutasi ke SMK Negeri Tenggarong
dan ternyata di sana juga di demo oleh guru sehingga terjadi mutasi lagi ke SMK
Bulungan, adalah contoh ketidak puasan guru terhadap kinerja kepala sekolah dan
contoh bagaimana kebutuhan guru tidak terpenuhi sesuai harapannya oleh kepala
sekolah sebagai pimpinan organisasi.
B.
IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar
belakang masalah maka dapat diidentifikasi
masalah yang akan di teliti yaitu :
1.
Apakah terdapat
hubungan antara pengetahuan tentang evaluasi pendidikan dengan kepuasan kerja ?
2.
Apakah terdapat
hubungan antara kompetensi guru dengan kepuasan kerja ?
3.
Apakah terdapat
hubungan antara supervisi dengan kepuasan kerja ?
4.
Apakah terdapat
hubungan antara motivasi kerja guru dengan kepuasan kerja?
5.
Apakah terdapat
hubungan antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan kepuasan kerja ?
6.
Apakah terdapat
hubungan antara disiplin kerja guru dengan kepuasan kerja ?
7.
Apakah terdapat
hubungan antara kinerja dengan kualitas mengajar guru ?
C.
PEMBATASAN MASALAH
Penulis membatasi
masalah yang diteliti pada kepuasan kerja sebagai variabel dependent (variabel
terikat), supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja sebagai variabel
independen ( variabel bebas) pada guru di Sekolah
Dasar Negeri 066050 Perumnas Mandala Kabupaten
Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara.
D.
PERUMUSAN MASALAH
1.
Apakah terdapat
hubungan antara supervisi kepala sekolah dengan kepuasan kerja guru di Sekolah
Dasar Negeri 066050 Perumnas Mandala Kabupaten
Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara?.
2.
Apakah terdapat
hubungan antara motivasi kerja guru dengan kepuasan kerja guru di Sekolah
Dasar Negeri 066050 Perumnas Mandala Kabupaten
Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara?.
3.
Apakah terdapat
hubungan secara bersama-sama antara supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja
guru dengan kepuasan kerja guru di Sekolah Dasar Negeri 066050
Perumnas Mandala Kabupaten Deli Serdang Provinsi
Sumatera Utara?.
E.
KEGUNAAN PENELITIAN
Hasil penelitian
diharapkan dapat berguna secara akademis,
praktis, dan teoretis sebagai berikut :
(1) Kegunaan Akademis. Penelitian
ini diharapkan dapat menemukan unsur-unsur yang berhubungan dengan kepuasan kerja guru sehingga nantinya dapat digunakan sebagai sarana untuk
meningkatkan kualitas guru dalam tugasnya
sebagai pendidik. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi pengembangan sumber daya manusia
oleh para praktisi pendidikan.(2) Kegunaan Praktis. Hasil penelitian akan berguna bagi kepala sekolah, khususny
Kepala Sekolah SDN 066050 Perumnas Mandala
Kabupaten
Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara dalam upaya
meningkatkan mutu pendidikan
terutama kualitas guru melalui pemberian supervisi oleh kepala sekolah dan motivasi kerja. Kegunaan
lain adalah bagi guru yang bersangkutan
dalam upaya meningkatkan kualitas pengajaran sebagai tenaga pengajar yang profesional. Hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan masukan kepada
dunia pendidikan pada umumnya dalam rangka
meningkatkan profesionalitas guru melalui peningakatn supervisi. Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja.
Dalam hal ini faktor kepuasan kerja guru
akan memacu guru untuk semangat bekerja, memacu peningkatan kinerja, memacu kualitas kerja dan produktivitas kerja guru. Jika hasil penelitian ini terbukti
maka dapat digunakan sebagai rujukan
untuk memperbaiki kinerja guru melalui kepuasan kerja guru yang dipengaruhi oleh faktor Supervisi
Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja. Diharapkan
di sekolah-sekolah kepala sekolah dapat memainkan perannya sebagasi supervisor dan motivator yang baik kepada bawahannya. (4) Kegunaan Teoretis Secara
teoretis hasil penelitian ini sebagai bahan rujukan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara supervisi kepala
sekolah, dan motivasi kerja dengan
kepuasan kerja guru sehingga dapat mengetahui
pemanfaatanya di bidang pendidikan.
BAB
II
PENYUSUNAN KERANGKA
TEORETIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A.
DESKRIPSI TEORITIS
1.
Kepuasan Kerja
Guru
menjadi pelaku yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan, mempunyai pikiran, perasaan dan
keinginan yang dapat mempengaruhi sikapsikap terhadap pekerjaanya. Sikap ini akan menentukan kinerja guru,
dedikasi, dan kecintaan terhadap
pekerjaan yang dibebankan di pundaknya. Sikap yang positif harus dibina, sedang yang negatif harus dihilangkan sedini
mungkin. Sikap guru itu seperti
kepuasan kerja, stress dan frustasi yang ditimbulkan adanya pekerjaan, pearalatan, lingkungan, iklim organisasi dan
sebagainya.
Kepuasan
Kerja adalah seperangkat perasaan pegawai tentang menyenangkan atau tidaknya pekerjaan mereka.[2]
Ada perbedaan yang penting antara
perasaan ini dengan unsur lainnya dari sikap pegawai. Kepuasan kerja adalah perasaan senang atau tidak
senang yang relatif yang berbeda dari pemikiran
obyektif dan keinginan perilaku. Malayu SP. Hasibuan mendefinisikan kepuasan kerja adalah sikap emosional
yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya.
Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja. Kepuasan kerja adalah perasaan
senang atau tidak senang yang relatif yang
berbeda dari pemikiran obyektif dan keinginan perilaku. Kepuasan Kerja adalah sikap umum pekerja yang menilai perbedaan antara jumlah imbalan yang diterima
dengan yang diyakininya seharusnya diterima.[3]
Sedang menurut Schermerhorn Hunt dan Osborn bahwa kepuasan kerja adalah tingkat dimana seseorang merasa positif atau negatif
tentang berbagai segi dari
pekerjaan, tempat kerja dan hubungannya dengan teman kerja.[4] Kepuasan
adalah keadaan emosi yang positif dari mengevaluasi pengalaman kerja seseorang. Ketidakpuasan kerja akan muncul saat
harapanharapan ini tidak dipenuhi.
Sebagai contoh, jika seorang tenaga kerja
mengharapkan kondisi kerja yang aman dan bersih, maka tenaga kerja mungkin bisa menjadi tidak puas jika tempat
kerja tidak aman dan kotor.[5]
Berdasarkan
atas beberapa pendapat ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kepuasan kerja adalah
refleksi perasaan seseorang yang
menyenangkan mengenai pekerjaan berdasarkan atas harapan dengan imbalan yang diberikan oleh organisasi, Kepuasan kerja guru ditunjukkan oleh
sikapnya dalam bekerja/mengajar. Jika
guru puas akan keadaan yang mempengaruhi dia maka dia akan bekerja dengan baik/mengajar dengan baik.
Tetapi jika guru kurang puas maka dia akan
mengajar sesuai kehendaknya. Arni Muhammad menyebutkan ada dua hal yang
mungkin menyebabkan orang tidak puas dengan pekerjaannya. Hal pertama, apabila
orang tersebut tidak mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjannya.
Yang kedua, apabila hubungan sesama teman sekerja kurang baik. Atau dengan kata
lain ketidakpuasan kerja ini berhubungan dengan masalah komunikasi.[6]
Sedang Malayu SP. Hasibuan menyebutkan bahwa kepuasan kerja karyawan
dipengaruhi faktor-faktor berikut :1). balas jasa yang adil dan layak; 2)
penempatan yang tepat sesuai dengan keahlian; 3) Berat-ringannya pekerjaan; 4)
suasana dan lingkungan pekerjaan; 5) peralatan yang menunjang pelaksanaan
pekerjaan; 6) sikap pimpinan dalam kepemimpinannya; 7) sifat pekerjaan monoton
atau tidak.[7]
Selanjutnya
Hasibuan menjelaskan bahwa tolok ukur tingkat kepuasan yang mutlak tidak ada
karena setiap individu karyawan berbeda standar kepuasannya. Indikator kepuasan
kerja hanya diukur dengan kedisiplinan, moral kerja, dan turnover besar
maka secara relatif kepuasan kerja karyawan baik. Sebaliknya jika kedisiplinan.
moral kerja, dan turnover kecil maka kepuasan kerja karyawan
diperusahaan bertambah. Kepuasan kerja merupakan kunci pendorong moral,
kedisiplinan dan prestasi kerja guru dalam mendukung terwujudnya tujuan
pendidikan. Dengan demikian dapat pula dikatakan bahwa kepuasan dan ketidak
puasan kerja guru adalah perasaan guru tentang menyenangkan atau tidak mengenai
pekerjaan berdasarkan atas harapan guru dengan imbalan yang diberikan oleh
sekolah/organisasi. Jika pekerjaan mengajar guru mendapat imbalan yang
menurutnya pantas ia akan puas, sebaliknya jika hasil kerjanya memperoleh
imbalan yang tidak pantas menurutnya maka guru menjadi tidak puas.
2.
Supervisi Kepala Sekolah
Agar
peranan guru dalam kaitan dengan tugas mendidik dapat berhasil dengan baik,
maka guru perlu diadakan pembinaan dengan cara disupervisi oleh kepala sekolah.
Suharsimi Arikunto mengemukakan tentang istilah supervisi. Istilah Supervisi
lebih mendekatkan pada sifat manusiawi dalam pelaksanaan supervisi tidak
mencari kesalahan atau kekurangan tetapi melakukan pembinaan, agar pekerjaan
yang disupervisi diketahui kekurangannya, diberitahukan cara meningkatkan, dan
membicarakan bersama sesuatu kekurangan[8].
Kemudian Suharsimi Arikunto menyatakan tentang pengertian Supervisi Pengajaran
dengan menyebut sebagai “Supervisi Klinis” yaitu suatu bentuk supervisi yang
difokuskan pada peningkatan kualitas mengajar dengan melalui sarana siklus yang
simpatik untuk langkah-langkah intensif dan cermat tentang penampilan mengajar
yang nyata serta bertujuan untuk mengadakan perubahan dengan cara yang rasional[9].
Glickman
dalam Ibrahim Bafadal mendefinisikan Supervisi Pengajaran adalah serangkaian
kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses belajar
mengajar demi pencapaian tujuan pengajaran. Daresh mengemukakan Supervisi
Pengajaran adalah upaya membantu guru-guru mengembangkan kemampuannya mencapai
tujuan pengajaran15. Menurut pendapat Harris dalam Piet A. Sahertian Supervisi
Pengajaran adalah apa yang dilakukan oleh petugas sekolah terhadap stafnya
untuk memelihara (maintain) atau mengubah pelaksanaan kegiatan di sekolah yang
langsung berpengaruh terhadap proses mengajar guru dalam usaha meningkatkan
hasil belajar siswa16. Selanjutnya Crosby sebagaimana dikutip oleh Burhanuddin
mengemukkan supervisi adalah pembinaan yang diberikan kepada seluruh staf
sekolah agar mereka dapat meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan situasi
belajar mengajar yang lebih baik[10].
Dari
beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan supervisi pengajaran adalah upaya
seorang kepala sekolah dalam pembinaan guru agar guru dapat meningkatkan
kualitas mengajarnya dengan melalui langkah-langka perencanaan, penampilan
mengajar yang nyata serta mengadakan perubahan dengan cara yang rasional dalam
usaha meningkatkan hasil belajar siswa. Fungsi Kepala Sekolah antara lain
memberikan bimbingan dan penyuluhan terhadap staf guru maupun staf tatausaha
agar setiap staf dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, dalam arti agar tugas
itu dapat berhasil secara efektif. Dengan bimbingan terhadap satf guru,
maknanya Kepala Sekolah berusaha agar tugas guru sebagai pendidikan dan
pengajar dapat tercapai hasil yang efektif dan efisien.
B.
KERANGKA BERPIKIR
Dengan
berdasarkan kajian teori dari ketiga variabel penelitian supervisi Kepala Sekolah,
motivasi dan kepuasan kerja guru maka kerangka pemikiran yang digunakan dalam
penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
1.
Hubungan Antara
Supervisi Kepala Sekolah (X1) dengan Kepuasan Kerja (Y)
Supervisi
Kepala Sekolah merupakan sarana bagi Kepala Sekolah untuk melakukan
pembinaan/pembimbingan kepada guru mengenai hasil kegiatan guru dalam proses belajar
mengajar. Oleh karena itu diharapkan supervisi Kepala Sekolah akan membawa
dampak positif bagi perkembangan kegiatan guru sehingga
tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik. Dalam
dunia pendidikan guru-guru merupakan figur yang ditaati oleh seluruh peserta didik,
yang menjadi siswa di sekolah bersangkutan. Guru dalam menjalankan tugasnya
memiliki keaneka ragaman latar belakang pendidikan, kemampuan,
insiatif dan motivasi mengajar di sekolah. Dengan keanekaragaman tersebut masing-masing
guru memiliki tujuan dan peran serta yang berbeda di dalam
menjalankan tugasnya. Dengan kemampuan tingkat profesionalisme yang dimiliki guru akan
menuntut imbalan kerja secara ekonomis yang berbeda pula.
Jika
kepala sekolah dapat menerapkan tipe supervisi yang dapat meningkatkan kualitas mengajar,
dengan diimbangi penghargaan yang memadai maka guruguru dalam menjalankan
tugasnya akan mendapat kepuasan kerja sebagai imbalan
yang di peroleh dari sekolah bersangkutan. Supervisi
Kepala Sekolah dalam penelitian ini adalah tanggapan guru mengenai hasil
supervisi berupa bimbingan dalam tugas guru sebagai pengajar yang dilakukan kepala
sekolah dalam rangka meningkatkan profesionalitas guru. Supervisi yang
dilaksanakan oleh kepala sekolah berkenaan dengan pemecahan masalah dan bukan
mencari masalah secara bersama antara guru dengan kepala sekolah. Kepala sekolah
yang mau memperhatikan dan membantu guru dalam memecahkan
masalah-masalah pengajaran, masalah pribadi dan masalah profesi akan dapat memberi
kepuasan guru dalam bekerja. Guru akan merasa dihargai dan diperhatikan
sehingga guru akan bersikap baik terhadap organisasi dan kepala sekolah. Guru
punya persepsi yang positif terhadap pelaksanaan supervisi.
Dari
uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa, diduga terdapat hubungan yang posistif
antara supervisi kepala sekolah dengan kepuasan kerja guru. Dengan perkataan
lain, makin baik supervisi kepala sekolah maka makin tinggi
kepuasan kerja guru.
2.
Hubungan Antara
Motivasi Kerja (X2) dengan Kepuasan Kerja Guru (Y)
Motivasi
merupakan suatu bentuk reaksi terhadap kebutuhan manusia yang menimbulkan
eksistensi dalam diri manusia yaitu keinginan terhadp sesuatu yang belum
terpenuhi dalam hidupnya sehingga terdorong untuk melakukan tindakan guna
memenuhi dan memuaskan keinginannya. Dengan tingkat penghargaan yang diberikan
oleh sekolah kepada guru- guru dalam menjalankan tugasnya secara memadai sesuai
tingkat profesionalisme yang dimiliki akan menjamin ketenangan guru sebagai
pendidik dan pengajar. Imbalan yang diterima guru tidak harus bersifat ekonmois
belaka, tetapi juga dalam bentuk lain misalnya ucapan, piagam atau yang
lainnya. Dengan adanya penghargaan baik dalam bentuk prestasi, terutama dalam
menjalankan tugasnya akan dapat meningkatkan motivasi kerja.
Motivasi
kerja guru adalah motivasi yang menyebabkan seorang guru bersemangat dalam mengajar
karena telah terpenuhi kebutuhanannya. Guru bekerja karena adanya kebutuhan
yang harus dipenuhi seperti untuk memperoleh pendapatan, keamanan,
kesejahteraan, penghargaan, pengakuan dan bersosialisasi dengan masyarakat.
Jika kebutuhan tersebut telah terpenuhi maka guru akan terdorong untuk bekerja.
Pemenuhan kebutuahn tersebut berkaitan dengan kepuasan kerja, dimana antara
harapan guru terpenuhi ol;eh kenyataan yang diberikan organisasi. Disinilah
pentingnya kepala sekolah selaku manajer untuk dapat menganalisa dalam memenuhi
kepuasan guru, sebab kepuasan guru berkaitan dengan produktivitas kerja guru. Dari
uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa, diduga ada hubungan positif
antara motivasi kerja guru dengan kepuasan kerja guru dalam menjalankan
tugasnya. Dengan perkataan lain makin tinggi motivasi kerja maka makin tinggi
pula kepuasan kerja guru.
3.
Hubungan Antara
Supervisi Kepala Sekolah (X1) dan Motivasi Kerja (X2) Secara Bersama - Sama
Dengan Kepuasan Kerja (Y)
Tanggapan
guru atas pelaksanaan Supervisi yang dilakukan oleh Kepala Sekolah merupakan
suatu penilaian yang diberikan guru kepada Kepala Sekolahnya terhadap perlakuan
kepada dirinya. Perlakuan kepala sekolah dalam Supervisi bisa berdampak
posistif bagi guru yang bersangkutan namun pula juga bisa berdampak negatif.
Adanya cara-cara dan teknik pendekatan dalam melakukan supervisi kepada guru
itu akan berpengaruh pada kepuasan kerja guru.
Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa, diduga bahwa ada hubungan positif secara
bersama-sama antara supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja dengan kepuasan
kerja. Dengan kata lain semakin baik supervisi dan motivasi yang diberikan
kepada guru, maka semakin tinggi tingkat kepuasan kerja yang dimiliki guru
bersangkutan.
C.
HIPOTESIS
1.
Terdapat hubungan positif
antara supervisi kepala sekolah dengan kepuasan kerja guru di Sekolah
Dasar Negeri 066050 Perumnas Mandala Kabupaten
Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara. Dengan perkataan
lain, makin baik Supervisi Kepala Sekolah, makin tinggi kepuasan kerja guru.
2.
Terdapat hubungan yang
positif motivasi kerja dengan kepuasan kerja guru di Sekolah
Dasar Negeri 066050 Perumnas Mandala Kabupaten
Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara. Dengan perkataan lain
makin tinggi motivasi kerja maka makin tinggi pula kepuasan kerja guru.
3.
Terdapat hubungan yang
positif secara bersama-sama antara supervisi kepala sekolah dan motivasi dengan
kepuasan kerja guru Sekolah Dasar Negeri 066050 Perumnas Mandala
Kabupaten
Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara. Dengan perkataan
lain, makin baik Supervisi Kepala Sekolah dan makin tinggi motivasi kerja secra
bersama-sama, maka makin tinggi kepuasan kerja guru.
BAB III
METODE
PENELITIAN
A.
TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan
permasalahan penelitian ini tujuan penelitian ini adalah : (1) Untuk mengetahui
hubungan supervisi kepala sekolah dengan kepuasan kerja guru di Sekolah
Dasar Negeri 066050 Perumnas Mandala Kabupaten
Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara;(2) Untuk
mengetahui hubungan motivasi kerja guru di Sekolah
Dasar Negeri 066050 Perumnas Mandala Kabupaten
Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara;(3) Untuk mengetahui
hubungan supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan
kepuasan kerja guru di Sekolah Dasar Negeri 066050 Perumnas Mandala
Kabupaten
Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara.
B.
TEKNIK PENGAMBILAN
SAMPEL
Menurut
pendapat Mohamad Ali menyatakan populasi target adalah jumlah obyek yang akan
diteliti.[11] Dengan
demikian yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah guru di Sekolah
Dasar Negeri 066050 Perumnas Mandala Kabupaten
Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara.
Sampel
adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Menurut Suharsimi Arikunto menyatakan: “Apabila subyeknya kurang dari
100, diambil semua sekaligus sehingga penelitiannya penelitian populasi. Jika
jumlah subyek besar maka diambil 10-15%, atau 20-25% atau lebih”[12].
Adapun teknik pengambilan sampel sejumlah 60 orang tersebut penulis menggunakan
teknik random sampling proportional atau acak, yaitu teknik
pengambilannya tidak sistematis, namun secara acak (seenak nya/semaunya) dengan
memperhatikan proporsi jumlah populasi pada masing-masing sekolah. Tujuan
utamanya adalah agar semua populasi terwakili. Jika pengambilan contoh tidak
secara acak, maka tidak dapat dijamin bahwa keseluruhan populasi dapat
terwakili.
C.
TEKNIK ANALISIS DATA
Untuk
menganalisis data menggunakan uji statistik korelasi dan regresi berganda.
Analisis korelasi dan regresi berganda ini adalah analisis tentang hubungan
antara satu dependent variabel dengan dua atau lebih independent variabel.
Penelitian ini menggunakan tiga buah instrumen yang berasal dari kajian
teoritis dan instrumen tersebut telah diadakan uji cobakan untuk mengetahui
validitasnya.
Untuk
mengetahui penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan berpedoman
pada pendapat Sugiyono[13].
Selengkapnya arti tingkat hubungan masing-masing variabel dapat dilihat
selengkapnya pada tabel berikut ini :
Tabel
: Penafsiran Koefisien Korelasi
No
|
Interval
Koefisien
|
Tingkat
Hubungan
|
1
|
0,00 – 0, 199
|
Sangat rendah
|
2
|
0,20 – 0, 399
|
Rendah
|
3
|
0, 40 – 0, 599
|
Sedang
|
4
|
0, 60 – 0, 799
|
Kuat
|
5
|
0, 80 – 1, 00
|
Sangat Kuat
|
Sumber
: Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, (Bandung : Alfabeta, 2000) Interval
kelas menurut Sudjana58, didasarkan atas banyaknya responden, karena dalam
penelitian ini hanya 60 orang berarti lebih kecil dari 200, maka interval
kelasnya menggunakan paling sedikit 5 dan paling banyak 15.
BAB IV
HASIL PENGUMPULAN DATA
A. DESKRIPSI
DATA
Deskripsi data
yang akan disajikan dari hasil penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran secara umum mengenai penyebaran
data yang diperoleh dilapangan. Data yang
disajikan berupa data mentah yang diolah menggunakan teknik
statistik deskripsi. Adapun dalam deskripsi data ini yang disajikan dengan bentuk distribusi frekuensi, total skor, harga skor
rata-rata, simpangan baku, modus, median, skor
maksimum dan skor minimum yang disertai histogram.
Sampel yang
diambil data dalam penelitian ini adalah 60 orang guru di Sekolah
Dasar Negeri 066050 Perumnas Mandala Kabupaten
Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara. Deskripsi dari masing-masing variabel
berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 60 orang guru tersebut hasilnya
dapat dijelaskan.
1.
Data Kepuasan Kerja (Y)
Mengenai data
dari hasil penelitian mengenai variabel terikat yaitu Kepuasan Kerja (Y) yang
dijaring memelui penyebaran kuesioner, dengan jumlah pertanyaan sebanyak 20
butir instrumen dengan penggunaan skala pilihan jawaban skala lima ( 5 opsion),
mempunyai skor teoretik antara 20 sampai 100. Sedangkan skor empirik menyebar
dari skor terendah 44 sampai dengan skor tetrtinggi 77, dengan skor total yaitu
3586, rata-rata (M) 59,8. simpangan baku (SD) 6,379, modus (Mo) 61,4 median
(Me) 60,792 dan varians 40,691.
2.
Data Supervisi Kepala
Sekolah (X1)
Data dari hasil
penelitian mengenai variabel bebas pertama yaitu Supervisi Kepala Sekolah (X1)
yang dijaring melalui penyebaran kuesioner, dengan jumlah pertanyaan sebanyak
18 butir instrumen dengan penggunaan skala pilihan jawaban skala lima ( 5
opsion), mempunyai skor teoretik antara 28 sampai 90. Sedangkan skor empirik
menyebar dari skor terendah 45 sampai dengan skor tetrtinggi 72, dengan skor
total yaitu 3658, rata-rata (M) 61 simpangan baku (SD) 5,096, modus (Mo) 68,5
median (Me) 62,056 dan varians 25,96.
3.
Data Motivasi Kerja
(X2)
Data dari hasil
penelitian mengenai variabel bebas kedua yaitu Motivasi Kerja (X2) melalui
penyebaran kuesioner, dengan jumlah pertanyaan sebanyak 18 butir instrumen
dengan penggunaan skala pilihan jawaban skala lima ( 5 opsion), mempunyai skor
teoretik antara 28 sampai 90. Sedangkan skor empirik menyebar dari skor
terendah 47 sampai dengan skor tetrtinggi 70 dengan skor total yaitu 3593
rata-rata (M) 60, simpangan baku (SD) 5,21, modus (Mo) 50,5, median (Me) 61,0
dan varians 27,19.
B. PENGUJIAN
PERSYARATAN ANALISIS
Untuk melakukan
analisis regresi, korelasi maupun pengujian hipotesis
terlebih dulu dilakukan pengujian persyaratan analisis variabel
Kepauasan Kerja (Y), Supervsisi Kepala Sekolah
(X1) dan Motivasai Kerja (X2). Persyaratan
analisis yang dimaksud adalah persyaratan yang harus dipenuhi
agar analisis dapat dilakukan, baik untuk keperluan memprediksi maupun untuk keperluan pengujian hipotesis. Terdapat tiga
sayarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan
analisis regresi, baik regresi linear sederhana maupun regresi ganda. Persyaratan tersebut adalah (1) syarat
normalitas galat taksiran ( Y-Yˆ ) dari suatu
regresi sederhana, (2) syarat homogenitas varians kelompok-kelompok Y yang dikelompokkan berdasarkan kesamaan dengan
data variabel prediktor, (3) syarat klinieran
regresi Y atas X.
1.
Uji Normalitas
Pengujian
normalitas galat taksiran Y atas X dilakukan dengan tujuan apakah populasi
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data pada oenelitian ini
menggunakan metode Kolmogorov Smirnov, dengan taraf signifikansi yang
digunakan sebagai aturan untuk menerima atau menolak pengujian normalitas atau
tidaknya suatu distribusi data adalah taraf signifikansi α = 0,05.
Berdasarkan
perhitungan yang terdapat dilampiran 9 dan 10 normalitas galat variabel
Kepuasan Kerja Guru atas variabel Supervisi Kepala Sekolah (normalitas galat Y
atas X1) diperoleh nilai Lh = 0,0952.66dan normalitas galat variabel Kepuasan
Kerja atas variabel Motivasi Kerja (normalitas galat Y atas X2) diperoleh nilai
Lhitung = 0,1070.67. Dengan sampel untuk masing-masing variabel yaitu 60 orang
(n=60) pada taraf signifikansi 0,05 L tabal = 1,8. Dengan demikian Lhitung =
0,0952 < 0,18 dan Lh = 0,1070 < 0,18. Berdasarkan hasil perhitungan
tersebut maka hipotesis nol diterima berarti bahwa sampel berasal dari populasi
yang berdistribusi normal.
2.
Uji Homogenitas
Pengujian
homogenitas variabel bertujuan untuk menguji homogenitas varian antara kelompok
skor Y yang dikelompokkan berdasarkan kesamaan nilai X. pengujian homogenitas
varians inii dilakukan dengan uji Barlett. Adapun kriteria pengujian
adalah terima Ho apabila χ 2 h lebih kecil atau sama dengan χ 2 t. Mengenai
langkah yang diambil dalam pengujian homogenitas adalah dengan jalan
mengelompokkan data Y berdasarkan kesamaan X1, kemudian menghitung nilai dk,
1/dk. Varians S12, log S12, yang kemudian akan diperoleh harga χ 2 hitung.
C.
PENGUJIAN HIPOTESIS
Hasil pengujian persyaratan
analisis tersebut menunjukkan bahwa skor setiap variabel penelitian telah
memenuhi syarat untuk dilakukan pengujian statistik lebih lanjut, yaitu
pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dalam penelitian
bertujuan untuk menguji tiga hipotesis yang telah dirumuskan di bab I yaitu
: (1) Terdapat hubungan positif antara supervisi kepala sekolah dengan kepuasan
kerja guru (2) Terdapat hubungan yang positif motivasi kerja guru dengan
kepuasan kerja guru ; (3) Terdapat hubungan yang positif secara bersama-sama
antara supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru dengan kepuasan
kerja guru.
Teknik
statistik yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel
tersebut adalah teknik statistik korelasi product moment dan regresi
ganda, secara sederhana dan ganda . Teknik ini digunakan untuk menguji besarnya
kontribusi dari variabel (X) terhadap variabel (Y).
1.
Hubungan antara
Supervisi Kepala Sekolah (X1) dengan Kepuasan Kerja (Y)
Hipotesis
pertama dalam penelitian ini berbunyi Terdapat hubungan positif antara
supervisi kepala sekolah dengan kepuasan kerja guru. Adapun pengujian hipotesis
dengan menggunakan analisis regresi dan korelasi sederhana terhadap dua
variabel Supervsisi Kepala Sekolah atas Kepuasan Kerja Guru menghasilkan arah
regresi b sebesar 0,652 dan konstanta atau a sebesar 19,988. Maka dapat
digambarkan bentuk hubungan antara kedua variabel tersebut oleh persaman
regresi 1 X 0,652 19,988 Yˆ = + 70.
2.
Hubungan Antara
Motivasi Kerja (X2) dengan Kepuasan Kerja (Y)
Hipotesis kedua
dalam penelitian ini berbunyi Terdapat hubungan positif antara Motivasi Kerja
dengan kepuasan kerja guru di Sekolah Dasar Negeri 066050
Perumnas Mandala Kabupaten Deli Serdang Provinsi
Sumatera Utara. Adapun pengujian hipotesis dengan
menggunakan analisis regresi dan korelasi sederhana terhadap dua variabel
Motivasi Kerja atas Kepuas an Kerja Guru menghasilkan arah regresi b sebesar
0,616 dan konstanta atau a sebesar 22,872. Maka dapat digambarkan bentuk
hubungan antara kedua variabel tersebut oleh persaman regresi 2 X 0,616 22,872
Yˆ = + 76.
3.
Hubungan Antara
Supervisi Kepala Sekolah (X1) dan Motivasi Kerja (X2) Secara Bersama-Sama
Dengan Kepuasan Kerja Guru (Y)
Hipotesis ketiga
yang diajukan dalam penelitian ini menyastakan bahwa terdapat hubungan positif
antara Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja dengan Kepuasan Kerja.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa makin baik pelaksanaan Supervisi Kepala
Sekolah dan makin tinggi Motivasi Kerja Guru, maka akan semakin meningkatkan
Kepuasan Kerja. Sesuai hasil penghitungan ternyata diperoleh hubungan antara
Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja secara bersama-sama dengan Kepuasan
Kerja, hal ini dapat dinyatakan melalui persamaan regresi 1 2 X 0,346 X 0,419
13,517 Yˆ
D.
KETERBATASAN PENELITIAN
Dalam melakukan
penelitian masih terdapat berbagai kelemahan dan kekurangan,
walaupun penulis telah berupaya semaksimal mungkin dengan berbagai
usaha untuk membuat hasil penelitian ini bisa menjadi sempurna. Penulis
menyadari bahwa keterbatasan penelitian ini antara lain :
Pertama.
Penelitian ini hanya membahas faktor-faktor positif yang berpengaruh terhadap
kepuasan kerja, yaitu faktor Supervisi Kepala Sekolah dan Faktor Motivasi
Kerja. Sedangkan secara obyektif masih banyak faktor lain yang mendukung
kepuasan kerja seperti pemberian insentif, iklim organisasi dan sebagainya.
Kedua.
Walapun penulis sebelum melakukan penelitian telah melakukan serangkaian
uji coba untuk mendapatkan instrumen yang valid dan realiabel, namun
demikian pengumpulan melalui angket ini masih ada kelemahankelemahan seperti
jawaban yang kurang cermat, responden yang menjawab asalasalan dan
tidak jujur, serta pertanyaan yang kurang lengkap.
Ketiga.
Sebagai pribadi penulis mempunyai keterbatasan dalam melakukan penelaahan
penelitian, pengetahuan yang kurang, literatur yang kurang, waktu dan
tenaga. Hal ini merupakan kendala bagi penulis untuk melakukan penyusunan yang
mendekati sempurna.
Keempat.
Terlepas dari adanya kekurangan namun hasil penelitian ini telah memberikan
informasi yang sangat penting bagi perkembangan guru yaitu ternyata
terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Supervisi Kepala Sekolah
(X1) dan Motivasi Kerja (X2) secara bersama-sama dengan Kepuasan Kerja
Guru (Y).
DAFTAR
PUSTAKA
Ali, Muhamad. Metode Penelitian
Kependidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 1988
Arikunto, Suharsimi. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : Rajawali Pers, 1988
-----------------------, Organisasi
dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Jakarta : Rajawali Pers,
1990
Atmodiwiro, Soebagio dan Soeranto
Tatosiswanto, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Semarang : Adhi Waskitho, 1991
Bafadal, Ibrahim. Supervisi
Pengajaran Teori dan Aplikasinya Dalam Membina Profesional Guru, Jakarta :
Rineka Cipta, 1979.
Burhanuddin, Yusak. Administrasi
Pendidikan. Bandung : Pustaka Setia, 1998
Davis, Keith dan John W. Newstrom,
Perilaku Dalam Organisasi, Erlangga, Jakarta, 1985.
Earl V. Pullias dan James D. Young,
Guru Adalah Segala-Galanya, Terate, Bandung, 1979
Gibson, James L, et al. 1995,
Organizations, Alih bahasa : Nunuk Adiarni, Jakarta :
Bina Rupa Aksara, 1995
Hadi,
Sutrisno, Analisis Regresi, Yogyakarta : ANDI, 1982
Handayaningrat,Soewarno.
Pengantar Studi Administrasi dan Management, Gunung Agung, Jakarta, 1982.
Hasibuan,
Malayu SP, Organisasi dan Motivasi, Jakarta : Bumi Aksara, 1999
---------------,
Manajemen Sumber Daya Manusia , Jakarta : Bumi Aksara, 2000
Komaruddin,
Ensiklopedia Manajemen, Bandung; Alumni. 1983
Kast,
Fremont E, dan James E. Rosenzweigt, Organisasi dan Manajemen, Jakarta:
Bumi Aksara, 1995
Manullang,
M dan Marihot Manullang, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta : BPFE, 2001
Mathis,
Robert L and Jackson, John H., Human Resouce Management, Penerjemah : Jimmy
Sadeli, Jakarta : Salemba Empat, 2001
Pidata,
Made. Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan, Jakarta; Bumi Aksara, 1996
Robbins,
Stephen P., Organizational Behaviour:Concepts, Contorversies, Apllications, New
Jersey : Prentice Hall, Inc.
Sahertian,
Piet A. dan Ida Aleida Sahertian, Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Inservice
Education, Jakarta : Rineka Cipta, 1992
Sedarmayanti,
Sumber Daya Manusia, Jakarta : Bumi Aksara, 2000
Supriadi,
Dedi, Mengangkat Citra dan Martabat Guru, Yogyakarta : Adi Citra Karya Nusa,
1998
Sugiyono,
Statistika Untuk Penelitian, Jakarta : Alfabeta, 2000
Tilaar, H.
AR.,Beberapa Agenda Refomasi Pendidikan Nasional Dalam Persepektif Abad 21,
Magelang : Tera Indonesia, 1999
Wexley,
Kennneth N. dan Yukl, Gary A.,Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia,
Jakarta : Rineka Cipta, 1992
Winardi,
Organisasi Perkantoran Modern, Bandung : Alumni, 1971
Zainun,
Buchari , Manajemen dan Motivasi, Jakarta : Balai Aksara, 1979
[1] H.A.R,
Beberapa Agenda Ereformasi Pendidikan Nasional, Dalam Perpektif Abad 21,
Magelang:
tera
Indonesia, 1999, hal. 104
[2] Keith Davis & John
W. Newstrom, Perilaku Dalam Organisasi, (Jakarta : Erlangga, 2000 ) p. 105
[3] Robbin,
Stephen, Organizational Behaviour, Concept, Controversial and Application ( New
Jersey
: Prentice Hall, 1989 ) p. 27
[4]
Shermerhorn, Jihn R. James G.Hunt dan Richarad N. Osborn, Managing Organizational
Behaviour ( New York : Prentice
Hall, 1995 ) p. 144.
[5]
Mathias, Robert L. dan Kohn H. Jacksons, Human Resource Management, Penerjemah
: Jimmy
Sadeli dan Bayu Prawira Hie
(Jakrta : Salemba Empat, 2000) p. 98
[6] Arni Muhammad,
Komunikasi Organisasi (Jakarta : Bumi Aksara, 1006) p. 79
[7] Malayu Hasibuan, op cit,
hal. 203
Rajawali
Pers, 1989), p. 99
[9] Suharsimi Arikunto, loc
cit
[10] Ibrahim
Bafadal, Supervisi Pengajaran Teori dan Aplikasinya Dalam Membina Profesional
Guru
(Jakarta
: Rineka Cipta,1979) ,p. 100
[11] Muhammad Ali, Penelitian
Pendidikan (Jakarta : Rineka Cipta, 1985), p. 54
[12] Suharsimi Arikunto,
1983, Metode Research, Jakrta : Rajawali Pers, halaman 107.
[13] Sugiyono, Statistik
Untuk Penelitian, (Bandung : Alfabeta, 2000), p. 172
Komentar