Breaking News
Loading...
Rabu, 07 Januari 2015

Penulis: Sefri Wandana Hasibuan, S.Pd.I 
(Alumni IAIN-Sumatera Utara, Jurusan: Manajemen Pendidikan Islam)


TAHAPAN PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN (Menurut Sigmund Freud)

Tahap oral (0-11 bulan)

Mouth rule (menghisap, menggigit, mengunyah), 5 mode pada tahap oral yangmasing-masing membentuk suatu prototipe karakteristik kepribadian tertentu di kemudian hari, yaitu mode : mengambil, memeluk, menggigit, meludah dan membungkam. 
Mengambil : menjadi petunjuk tingkah laku rakus, Memeluk : menjadi petunjuk dalam mengambil keputusan dan tingkah laku keras kepala.
Menggigit : menjadi petunjuk tingkah laku destruktif; sarkasme, sinis & mendominasi
Meludah : prototipe tingkah laku reject
Membungkam: tingkah laku reject, introvert

 Tahap anal (1-3 tahun)

Akhir tahap oral bayi dianggap telah dapat membentuk kerangka kasar kepribadian, meliputi sikap, mekanisme untuk memenuhi tuntutan id dan realita, dan ketertarikan pada suatu aktivitas atau objek.
Kebutuhan menyangkut pemuasan anak terhadap kontrol mengenai hal-hal yang menyangkut anal, misalnya bagaimana anak mengontrol keinginan untuk BAK dan bagaimana beradaptasi dengan toilet.
Tujuan tahap ini terpenuhinya pemuasan anak dengan tidak berlebihan akan membentuk self control yang adekuat.

 Tahap phalic (3-6 tahun)

Solusi permasalahan pada fase oral & anal membentuk pola kerangka yang mendasar. Tahap berikutnya yaitu phalik. Pada tahap ini kesenangan dan permasalahan berpusat sekitar alat kelamin. Stimulasi pada alat genital menimbulkan dorongan biologis, dorongan dikurangi timbul kepuasan. Permasalahan yang timbul : oedipus compleks

Tahap laten (6-12 tahun)

Periode lambat dimana desakan seksual mengendur. Sebaiknya digunakan untuk mencari keterampilan kognitif/pengetahuan dan mengasimilasi nilai-nilai budaya. Pada periode ini ego & superego terus dikembangkan.

Tahap genital (12-18 tahun)

Dorongan/impuls-impuls menguat lagi dengan drastis. Pencapaian ego ideal sudah tercapai pada tahap ini

Tahap dewasa (terbagi pada dewasa awal, usia setengah baya dan usia senja)

Konsep psikolanalisis menekankan pengaruh masa lalu (masa kecil) terhadap perjalanan manusia. Walaupun banyak para ahli yang mengkritik, namun dalam beberapa hal konsep ini sesuai dengan konsep pembinaan dini bagi anak-anak dalam pembentukan moral individual.

TAHAPAN PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN 
(Menurut Erik H. Erikson)

Masa Bayi (Infancy) (0-1/1,5 th)

Ditandai adanya kecenderungan Trust – Mistrust. Perilaku bayi didasari oleh dorongan mempercayai atau tidak mempercayai orang-orang di sekitarnya. Dia sepenuhnya mempercayai orang tuanya, tetapi orang yang dianggap asing dia tidak akan mempercayainya. Oleh karena itu kadang-kadang bayi menangis bila di pangku oleh orang yang tidak dikenalnya. Ia bukan saja tidak percaya kepada orang-orang yang asing tetapi juga kepada benda asing, tempat asing, suara asing, perlakuan asing dan sebagainya. Kalau menghadapi situasi-situasi tersebut seringkali bayi menangis.

Masa Kanak-kanak Awal  (Early Childhood) (1/1,5-3 th)

Ditandai adanya kecenderungan Autonomy – ShameDoubt. Pada masa ini sampai batas-batas tertentu anak sudah bisa berdiri sendiri, dalam arti duduk, berdiri, berjalan, bermain, minum dari botol sendiri tanpa ditolong oleh orang tuanya, tetapi di pihak lain anak telah mulai memiliki rasa malu dan keraguan dalam berbuat sehingga seringkali minta pertolongan atau persetujuan dari orang tuanya.

Masa Pra Sekolah (Preschool Age) (3-6 th)

Ditandai adanya kecenderungan Initiative – GuiltyPada masa ini anak telah memiliki beberapa kecakapan, dengan kecakapan-kecakapan tersebut anak terdorong melakukan beberapa kegiatan tetapi karena kemampuan anak masih terbatas sehingga adakalanya anak mengalami kegagalan. Kegagalan-kegagalan tersebut menyebabkan anak memiliki perasaan bersalah, dan untuk sementara waktu dia tidak mau berinisatif atau berbuat.

Masa Sekolah (School Age) (6-12 th)

Ditandai adanya kecenderungan Industry–Inferiority. Kelanjutan dari perkembangan tahap sebelumnya, pada masa ini anak sangat aktif mempelajari apa saja yang ada di lingkungannya. Dorongan untuk mengetahui dan berbuat terhadap lingkungannya sangat besar tetapi di pihak lain karena keterbatasan-keterbatasan kemampuan dan pengetahuannya kadang-kadang anak menghadapi kesukaran, hambatan bahkan kegagalan. Hambatan dan kegagalan ini dapat menyebabkan anak merasa rendah diri.

Masa Remaja (Adolescence) (12-20 th)

Ditandai adanya kecenderungan Identity–identity ConfusionPersiapan ke arah kedewasaan didukung pula oleh kemampuan dan kecakapan–kecakapan yang dimilikinya, anak berusaha untuk membentuk dan memperlihatkan identitas diri, ciri-ciri yang khas dari dirinya. Dorongan membentuk dan memperlihatkan identitas diri pada para remaja sering sekali sangat ekstrim dan berlebihan sehingga tidak jarang dipandang oleh lingkungannya sebagai penyimpangan atau kenakalan.

Dorongan pembentukan identitas diri yang kuat di satu pihak, sering diimbangi oleh rasa setia kawan dan toleransi yang besar terhadap kelompok sebayanya. Di antara kelompok sebaya mereka mengadakan pembagian peran, dan seringkali mereka sangat patuh terhadap peran yang diberikan kepada masing-masing anggota.

Masa Dewasa Awal  (Young Adulthood) (20-35 th)

Ditandai adanya kecenderungan intimacy, solidarity – isolationPada masa sebelumnya individu memiliki ikatan yang kuat dengan kelompok sebaya, namun pada masa ini ikatan kelompok sudah mulai longgar. Mereka sudah mulai selektif dalam membina hubungan yang intimhanya dengan orang-orang tertentu yang sepaham. Jadi pada tahap ini timbul dorongan untuk membentuk hubungan yang intim dengan orang-orang tertentu, dan kurang akrab atau renggang dengan yang lainnya.

Masa Dewasa (Adulthood)  (35-65 th)

Ditandai adanya kecenderungan Generativity – StagnationPada tahap ini individu telah mencapai puncak dari perkembangan segala kemampuannya. Pengetahuannya cukup luas, kecakapannya cukup banyak, sehingga perkembangan individu sangat pesat. Meskipun pengetahuan dan kecakapan individu sangat luas tetapi tidak mungkin dapat menguasai segala macam ilmu dan kecakapan, sehingga tetap pengetahuan dan kecakapannya terbatas. Untuk mengerjakan atau mencapai hal – hal tertentu ia mengalami hambatan.

Masa Hari Tua (Senescence) (> 65 th)

Ditandai adanya kecenderungan ego integrity – despairPada masa ini individu telah memiliki kesatuan atau intregitas pribadi, semua yang telah dikaji dan didalaminya telah menjadi milik pribadinya. Pribadi yang telah mapan di satu pihak digoyahkan oleh usianya yang mendekati akhir. Mungkin ia masih memiliki beberapa keinginan atau tujuan yang akan dicapainya tetapi karena faktor usia, hal itu sedikit sekali kemungkinan untuk dapat dicapai. Dalam situasi ini individu merasa putus asa. Dorongan untuk terus berprestasi masih ada, tetapi pengikisan kemampuan karena usia seringkali mematahkan dorongan tersebut, sehingga keputusasaan acapkali menghantuinya.

TAHAPAN 
PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN 
(Harry Stack Sullivan)

Masa bayi

Kebutuhan akan rasa aman dalam mengembangkan rasa percaya yang mendasar (basic trust).

Masa kanak-kanak awal

Belajar berkomunikasi

Pra sekolah

Mengembangkan body image

Usia sekolah

Mengembangkan hubungan dengan sebaya, melalui kompetisi, kompromi dan kooperatif

Remaja 

Mengembangkan kemandirian, melakukan hubungan dengan jenis kelamin yang berbeda

Dewasa

Belajar untuk saling tergantung, tanggung jawab terhadap orang lain.

0 komentar: