Breaking News
Loading...
Rabu, 07 Januari 2015


Penulis: Sefri Wandana Hasibuan, S.Pd.I 
(Alumni IAIN-Sumatera Utara, Jurusan: Manajemen Pendidikan Islam)


Berpikir adalah aktualisasi otak sebagai sumber penggerak yang tidak terbatas dengan menggambarkan dan membayangkan sesuatu dalam pikiran

PENGERTIAN KREATIFITAS

Conny R. Semiawan: Kreatifitas sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah.

Utami Munandar: Kreatifitas adalah kemampuan mengkombinasi, memecahkan masalah dan cerminan kemampuan operasional manusia.

Selo Soemardjan (1983): Kreativitas merupakan sifat pribadi seorang individu dan bukan merupakan sifat sosial yangg dihayati oleh masyarakat yang tercermin dari kemampuannya untuk menciptakan sesuatu yg baru.

Baron (1969): Kreatifitas adalah kemampuan untuk menghasilkan/menciptakan sesuatu yang baru.

Haefele (1962): Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru yang mempunyai makna sosial.

CIRI ORANG KREATIF 
(Menurut Guilford)

Kelancaran (Fluency): Kemampuan untuk memproduksi banyak gagasan

Keluwesan (Flexibility): Kemampuan untuk mengajukan bermacam-macam pendekatan atau jalan pemecahan masalah

Keaslian (Originality): Kemampuan untuk melahirkan gagasan asli sebagai hasil pemikiran sendiri dan tidak klise

Penguraian (Elaboration): Kemampuan menguraikan sesuatu secara terperinci

Perumusan kembali (Redefinitaion): Kemampuan untuk mengkaji kembali sesuatu persoalan melalui cara yang berbeda dengan apa yang sudah lazim.

CIRI-CIRI MAMPU BERPIKIR KREATIF 
(Menurut Feldhusen & Treffinger,1980)

Ciri-ciri Aptitude:
Fluency (banyak bertanya, punya banyak gagasan, dll)
Flexibility (mampu merubah alur berpikir secara spontan)
Originality (memikirkan masalah yang langka, sintesa dalam berpikir, dll)
Elaboration (memperkaya gagasan orang lain, menguji detail, dll)
Evaluation (menentukan pendapat sendiri, kritis, dll)

Ciri-ciri Afektif (Non Aptitude):
Rasa ingin tahu
Bersifat imajinatif
Tertantang oleh kemajemukan
Berani mengambil resiko
Menghargai

JENIS DIMENSI KREATIFITAS 
(Four P’s of Creativity)

DIMENSI PERSON

Definisi pada dimensi person adalah upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada individu atau person dari individu yang dapat disebut kreatif. “Creativity refers to the abilities that are characteristics of creative people” (Guilford, 1950). Guilford menerangkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan atau kecakapan yang ada dalam diri seseorang, hal ini erat kaitannya dengan bakat. “Creative action is an imposing of one’s own whole personality on the environment in an unique and characteristic way” (Hulbeck, 1945 ). Tindakan kreatif muncul dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya.

DIMENSI PROCESS

Definisi pada dimensi proses bahwa kreativitas berfokus pada proses berpikir sehingga memunculkan ide-ide unik atau kreatif. “Creativity is a process that manifest in self in fluency, in flexibility as well in originality of thinking” (Munandar,1977). Kreativitas adalah sebuah proses atau kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibititas), dan orisinalitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, memperinci), suatu gagasan, sehingga lebih menekankan pada aspek proses perubahan (inovasi dan variasi).
Kreatifitas Dalam Dimensi Process  (Munandar, 1977)

TAHAP DALAM PROSES KREATIF (Wallas,1976)

Tahap Persiapan: Tahap pengumpulan informasi atau data sebagai bahan untuk memecahkan masalah. Dalam tahap ini terjadi percobaan-percobaan atas dasar berbagai pemikiran kemungkinan pemecahan masalah yang dialami.
Tahap Inkubasi: Tahap dieraminya proses pemecahan masalah dalam alam prasadar. Tahap ini berlangsung dalan waktu yang tidak menentu, bisa lama (berhari-hari, berbulan-bulan, bertahun-tahun), dan bisa juga hanya sebentar (hanya beberapa jam, menit bahkan detik). Dalam tahap ini ada kemungkinan terjadi proses pelupaan terhadap konteksnya, dan akan teringat kembali pada akhir tahap pengeraman dan munculnya tahap berikutnya.
Tahap Iluminasi: Tahap munculnya inspirasi atau gagasan-gagasan untuk memecahkan masalah. Dalam tahap ini muncul bentuk-bentuk cetusan spontan, seperti dilukiskan oleh Kohler dengan kata-kata now, I see itu yang kurang lebihnya berarti “oh ya”.
 Tahap Verifikasi: Tahap munculnya aktivitas evaluasi tarhadap gagasan secara kritis, yang sudah mulai dicocokkan dengan keadaan nyata atau kondisi realita.
Kesimpulan

Dari pendapat ahli diatas (Munandar & wallas) bahwa kreativitas sebagai sebuah proses yang terjadi didalam otak manusia dalam menemukan dan mengembangkan sebuah gagasan baru yang lebih inovatif dan variatif (divergensi berpikir).

DIMENSI PRESS

Definisi dan pendekatan kreativitas yang menekankan faktor press atau dorongan, baik dorongan internal berupa keinginan dan hasrat untuk mencipta atau bersibuk diri secara kreatif, maupun dorongan eksternal dari lingkungan sosial dan psikologis. “The initiative that one manifests by his power to break away from the usual sequence of thought” (Simpson,1982 dalam Munandar 1999)

Mengenai “press” dari lingkungan, ada lingkungan yang menghargai imajinasi dan fantasi, dan menekankan kreativitas serta inovasi. Kreativitas juga kurang berkembang dalam kebudayaan yang terlalu menekankan tradisi, dan kurangterbukanya terhadap perubahan atau perkembangan baru.

DIMENSI PRODUCT

Merupakan upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada produk atau apa yang dihasilkan oleh individu baik sesuatu yang baru/original atau sebuah elaborasi/penggabungan yang inovatif.
“Creativity is the ability to bring something new into existence” 
(Baron, 1976)

HAMBATAN MENJADI KREATIF

 Rasa Takut: Rasa takut gagal, takut salah, takut dimarahi, dan rasa takut lainnya sering menghambat seseorang untuk berpikir kreatif.

Terpaku Pada Masalah: Masalah seperti kegagalan, kesulitan, kekalahan, kerugian memang menyakitkan. Tetapi bukan berarti usaha untuk memperbaiki ataupun mengatasi masalah harus terhenti. Justru dengan adanya masalah mendorong seseorang untuk lebih kreatif agar dapat menemukan cara lain yang lebih baik, lebih cepat, lebih efektif.

Rasa Puas: Bukan masalah saja yang bisa menjadi hambatan. Kesuksesan, kepandaian dan kenyamananpun bisa jadi hambatan. Seseorang yang sudah puas akan prestasi yang diraihnya, serta telah merasa nyaman dengan kondisi yang dijalaninya seringkali terbutakan oleh rasa bangga dan rasa puas tersebut sehingga orang tersebut tidak terdorong untuk menjadi kreatif mencoba yang baru, belajar sesuatu yang baru, ataupun menciptakan sesuatu yang baru.

Rutinitas Tinggi: Rutinitas bisa menjadi hambatan bagi seseorang untuk berpikir kreatifsehingga seseorang perlu menyisihkan waktu khusus untuk mengisi ‘kehausan’akan kreativitas, misalnya baca buku tiap minggu (mungkin bisa menemukan ide brilian yang bisa diadaptasi atau perbaiki), perluas lingkungan sosial dengan mengikuti perkumpulan-perkumpulan di luar pekerjaan (siapa tahu bertemu dengan orang-orang yang bisa mendukung ke jenjang sukses).

Kemalasan Mental: Orang yang malas menggunakan kemampuan otaknya untuk berpikir kreatif sering tertinggal dalam karir dan prestasi kerja oleh orang-orang yang tidak malas untuk mengasah otaknya guna memikirkan sesuatu yang baru, ataupun mencoba yang baru.

 “Stereotyping”: Lingkungan dan budaya sekitar sering membentuk opini atau pendapat umum terhadap sesuatu (stereotyping) bisa juga menjadi hambatan dalam berpikir kreatif. Kreativitas memang masih harus ditunjang dengan senjata sukses lainnyatetapi orang yang memiliki dan bisa mengoptimalkan kreativitas mereka bisa menggeser mereka yang tidak memanfaatkan kreativitas mereka.

Birokrasi: Proses pengambilan keputusan yang lama atau karena proses birokrasi yang terlalu berliku-liku seringkali mematahkan semangat orang untuk berkreasi ataupun menyampaikan ide dan usulan perbaikan. Biasanya semakin besar organisasi, semakin panjang proses birokrasi, sehingga masalah yang terjadi di lapangan tidak bisa langsung terdeteksi oleh top management karena harus melewati rantai birokrasi yang panjang. Belajar dari pengalaman dan hasil studi di bidang manajemen, banyak organisasi dunia yang sekarang memecah diri menjadi unit-unit bisnis yang lebih kecil untuk memperpendek birokrasi agar bisa lebih gesit dalam berkreasi menampilkan ide-ide segar bagi para pelanggan ataupun dalam kecepatan mendapatkan solusi.

CARA MELATIH BERPIKIR KREATIF

Berpikir semua bisa dilakukan

Yakinlah, sesuatu yang akan dikerjakan mampu untuk diselesaikan.
Buang ungkapan bernada pesimis.
                ”Saya mungkin bisa mengerjakan”.
                Ganti dengan ungkapan penuh optimisme.
                ”Saya pasti bisa mengerjakannya”, ”Bagi saya tidak ada kata menyerah!”.
Pernyataan optimis melatih seseorang berani masuk ke persoalan. Pola pikir pun berkembang, karena dipaksa memeras otak untuk mewujudkan tekad itu.

Hilangkan cara berpikir konservatif

Pola berpikir konservatif ditandai dengan kekhawatiran untuk menerima perubahan, meski perubahan itu menguntungkan karena ingin mempertahankan gaya konservatif, perubahan ditanggapi secara dingin, bahkan dipersepsikan sebagai ancaman.
Karena merasa nyaman atau diuntungkan dengan cara konservatif, ketika dituntut untuk mengubah pola pikir takut akan mengalami kerugian.
Hendaknya disadari, cara berpikir konservatif memasung pemikiran kreatif karena pikiran dibekukan oleh sesuatu yang statis. Padahal dalam berpikir kreatif unsur statis semestinya dihilangkan. Mulailah berpikir dinamis, dengan terus mengolah pemikiran untuk menemukan pola pikir efektif.

PROSES PEMECAHAN MASALAH KREATIF (PMK) 
(Parnes, Noller & Biondi1977)

MENEMUKAN FAKTA
Kumpulkan fakta tentang masalah (divergen)
Ajukan pertanyaan untuk dapat info (divergen)
Pilih pertanyaan yang paling penting (konvergen)

MENEMUKAN MASALAH
Perluas masalah untuk mendapat perspektif lain (divergen)
Uraikan masalah menjadi lebih khusus (divergen)
Tentukan masalah yang terpenting (konvergen)

MENEMUKAN GAGASAN
Kembangkan ide sebnyak-banyaknya untuk problem solving (divergen)
Tunggu & pilih ide/gagasan terbaik (konvergen)

MENEMUKAN PENYELESAIAN
Tentukan tolak ukur/kriteria untuk menilai gagasan (divergen)
Pilih gagasan dengan nilai terbaik/kombinasikan (konvergen)

MENEMUKAN PENERIMAAN
Susun rencana tindakan agar gagasan terbaik dapat diterima/dilaksanakan

Manfaat teknik kreatif dalam keluarga 
(Parnes, Noller & Biondi1977)
Sebagai rekreasi
Mendidik untuk berpikir kreatif
Membantu untuk memecahkan masalah sehari-hari
Proses PMK

0 komentar: