Breaking News
Loading...
Rabu, 07 Januari 2015

Penulis: Sefri Wandana Hasibuan, S.Pd.I 
(Alumni IAIN-Sumatera Utara, Jurusan: Manajemen Pendidikan Islam)




DEFINISI ABNORMAL
  1. Penyimpangan dari norma statistik
  2. Penyimpangan dari norma sosial
  3. Disability atau Ketidakmampuan adaptasi (maladaptiveness)
  4. Penderitaan pribadi (personal distress) atau ketidaksenangan pribadi

Penyimpangan Dari Norma Statistik

Seorang individu dikatakan berperilaku abnormal apabila menunjukkan karakteristik perilaku yang yang tidak lazim alias menyimpang secara signifikan dari rata-rata, dilihat dalam kurve distribusi normal (kurve Bell).

Jika individu yang menunjukkan karakteristik perilaku berada pada wilayah ekstrem kiri (-) maupun kanan (+), melampaui nilai dua simpangan baku, bisa digolongkan ke dalam perilaku abnormal.

Penyimpangan Dari Norma Sosial

Tingkah laku apapun yang dianggap menyimpang dari yang diharapkan masyarakat dianggap tidak normal.

Karena masyarakat memiliki banyak norma-norma dan aturan-aturan yang dianggap layak untuk diterima oleh kelompok usia yang berbeda, jenis kelamin, tingkat sosial, pekerjaan, minoritas budaya dll.

Disability atau Ketidakmampuan adaptasi (maladaptiveness)

Individu mengalami ketidakmampuan (kesulitan) untuk mencapai tujuan karena abnormalitas yang dideritanya. Misalnya para pemakai narkoba dianggap abnormal karena pemakaian narkoba telah mengakibatkan mereka mengalami kesulitan untuk menjalankan fungsi akademik, sosial atau pekerjaan.

Tidak begitu jelas juga apakah seseorang yang abnormal juga mengalami disability.Misalnya seseorang yang mempunyai gangguan seksual voyeurisme (mendapatkan kepuasan seksual dengan cara mengintip orang lain telanjang atau sedang melakukan hubungan seksual), tidak jelas juga apakah ia mengalami disabilitydalam masalah seksual.

Personal Distress Atau Ketidaksenangan Pribadi

Keabnormalan didefinisikan sebagai perasaan subjektif seseorang atau tanggapan-tanggapan terhadap distress.

Membiarkan seseorang menilai keabnormalannya dan kenormalannnya sendiri.

PANDANGAN TEORITIS TENTANG 
PERILAKU ABNORMAL (MALADAPTIF)

Pandangan Psikodinamik
Pandangan Behavioral
Pandangan Kognitif
Pandangan Fisiologis
Pandangan Humanistik-Eksistensial

Pandangan Psikodinamik

Mendukung prinsip deterministik psikis yakni pandangan bahwa tingkah laku normal atau tidak normal ditentukan oleh hasil dari proses-proses dinamik dan konflik-konflik intrapsikis. Dorongan-dorongan batin (internal) individu, seperti seks dan agresi, dalam pandangan psikodinamik bertentangan dengan aturan-aturan sosial (masyarakat) dan norma-norma moral.

Pandangan Behavioral

Deterministik adalah setiap kejadian atau tindakan ditentukan disebabkan oleh apa yang terjadi sebelumnya dan bukan oleh keputusan individu.

Tingkah laku adalah hasil dari hubungan stimulus–respons dan bukan produk dari kejadian-kejadian intrapsikis, bukan dari pengalaman masa lampau.

Bahwa tingkah laku abnormal itu terjadi karena dipelajari dan untuk mengubah tingkah laku orang harus mengubah aspek-aspek yang relevan dari lingkungan, terutama sumber-sumber perkuatan (reinforcement).

Pandangan Kognitif

Tingkah laku abnormal berdasarkan pikiran-pikiran yang keliru dan proses-proses pikiran yang kalut (Beck & Emery, 1985).

Pandangan Kognitif
Masalah proses kognitif disebabkan oleh masalah dengan perhatian dan asosiasi-asosiasi.
Individu telah kehilangan perhatian. Selama kehilangan perhatian, mereka dikacaukan oleh pikiran-pikiran lain. Kemudian mereka berputar-putar pada pikiran-pikiran baru dan bukan mengikuti pikiran-pikiran semula.

Contoh Kasus
-Apakah anda gelisah pada hari ini ?
-Tidak, aku mendapat selada satu bongkol
-Anda mendapat selada satu bongkol ? Aku tidak mengerti
-Ya, hanya selada satu bongkol
-Katakan padaku tentang selada. Apa yang dimaksudkan anda ?
-Ya…selada adalah suatu transformasi dari seekor puma yang mati yang jatuh sakit pada jari kaki singa. Dan ia menelan singa itu dan sesuatu terjadi….melihat…Gloria dan Tommy, mereka adalah dua kepala dan mereka bukan ikan paus tetapi mereka melarikan diri dengan sejumlah besar orang karena muntah dan hal-hal seperti itu (Neale & Oltmanns, 1980:102)

Pandangan Humanistik-Eksistensial

Manusia adalah mahluk sadar yang memilih secara bebas tindakan-tindakannya dan karena pilihannya yang bebas itu maka setiap manusia berkembang sebagai individu yang unik.

Pandangan Humanis

Bahwa manusia itu berbeda dengan spesies-spesies yang lain karena perkembangan pribadi manusia selalu berkembang  pada keadaan yang lebih tinggi.

Pandangan Fisiologis

Berawal dari pendapat bahwa patologi otak merupakan faktor penyebab tingkah laku abnormal. Pendapat ini muncul pada abad ke-19 karena adanya perkembangan keilmuankhususnya pada bidang anatomi faal, neurologi, kimia dan kedokteran umum. Bahwa berbagai penyakit neurologis akibat terganggunya fungsi otak karenapengaruh fisik atau kimiawi dan seringkali melibatkan segi psikologis atau tingkah laku. Fungsi otak yang kuat bergantung pada efisiensi sel saraf atau neuron untuk mentransmisikan suatu pesan melalui synaps ke neuron berikutnya dengan menggunakan zat kimia yang disebut neurotransmiter.

Dengan ketidakseimbangan bio kimia otak inilah yang mendasari perspektif biologis munculnya tingkah laku abnormal. Akan tetapi selain dari patologi otak sudut pandang biologis juga memandang bahwa beberapa tingkah laku abnormal ditentukan oleh gen yang diturunkan.

KLASIFIKASI GANGGUAN

Beberapa perilaku dapat diklasifikasikan sebagai perilaku abnormal. Berdasarkan sifatnya, perilaku abnormal digolongkan menjadi empat:
1. Bersifat akut dan sementara, yang disebabkan oleh peristiwa yang penuh dengan stres.
2. Bersifat kronis dan selama-Iamanya.
3. Disebabkan oleh penyakit atau kerusakan pada sistem saraf.
4. Merupakan akibat dari lingkungan sosial yang tidak menguntungkan dan/atau pengalaman belajar yang keliru.

Keempat sifat tersebut dapat saling tumpang tindih dan saling berinteraksi di dalam menghasilkan perilaku abnormal.

KRITERIA PRIBADI YANG NORMAL
  1.  Memiliki perasaan aman
  2. Memiliki penilaian diri
  3. Memiliki spontanitas dan emosionalitas yang tepat
  4. Mempunyai kontak dengan realitas secara efisien
  5. Memiliki dorongan-dorongan dan nafsu-nafsu jasmaniah yang sehat
  6. Mempunyai pengetahuan diri yang cukup
  7. Mempunyai tujuan /objek hidup yang adekuat
  8. Memiliki kemampuan untuk belajar dari pengalaman hidupnya
  9. Ada kesanggupan untuk memuaskan tuntutan-tuntutan dan kebutuhan-kebutuhan dari kelompoknya
  10.  Ada sikap emansipasi yang sehat terhadap kelompoknya dan terhadap budayanya
  11. Ada integrasi dalam kepribadiannya

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Tambah panjangin lg mbak n cantumkan referensi. Agar lbih terpercaya