Breaking News
Loading...
Minggu, 13 Juli 2014

Info Post


BAB 1
SEJARAH DAN DEFINISI PSIKOLOGI
Psikologi berasal dari kata-kata Yunani : psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu. Jadi secara harfiah psikologi berarti ilmu jiwa. Namun, arti “ilmu jiwa” masih kabur sekali. Dampak dari kekaburan arti itu, sering menimbulkan berbagi pendapat mengenai definisi psikologi yang berbeda.
Thales ( 624-548 SM ) yang dianggap sebagai Bapak Filsafat , beliau mengartikan jiwa sebagai sesuatu yang supernatural. Jadi, jiwa itu tidak ada, karena menurut beliau yang ada di alam ini hanyalah gejala alam (natural phenomena) dan semua gejala alam berasal dari air.
Anaximander (611-546) berpendapat lain, bahwa segala sesuatu barasal dari apeiron artinya tak terbatas, tak terbentuk, tak bisa mati (the boundless, formless, immortal matter), yaitu seperti konsep Tuhan di zaman kita sekarang. Berdasarkan hal itu beliau berpendapat bahwa jiwa itu ada. Filsuf lain seperti Anaximenes percaya bahwa  jiwa itu ada, karena segala sesuatu berasal dari udara.
Beberapa tokoh yang sangat berperan penting terhadap perkembangan psikologi adalah tiga serangkai Sokrates (469-399 SM), Plato (427-347 SM), dan Aristoteles (384-322 SM), yang sering disebut TRIO SPA. Plato adalah murid Sokrates, dan Aristoteles murid plato. Sokrates memperkenalkan teknik maeutics yaitu wawancara untuk memancing keluar pikiran-pikiran dari seseorang. Ia percaya bahwa pikiran-pikiran itu mencerminkan keberadaan jiwa di balik tubuh manusia.
Plato kemudian berteori bahwa jika manusia mulai masuk ke tubuhnya sejak manusia ada di dalam kandungan, dan mempunyai tiga fungsi yaitu Logisticon (akal) yang berpusat  di kepala, Thumecticon (rasa) yang berpusat di dada, dan Abdomen (kehendak) yang berpusat di perut.Perkembangan definisi-definisi masih berlanjut ada beberapa definisi sebgai berikut:
         Gardner Murphy (1929) Psikologi adalah ilmu yang mempelajari respons yang diberikan oleh makhluk hidup terhadap lingkungannya.
         Boring, Edwin G, dll ( 1948) Psikologi adalah studi tentang hakikat manusia.
         Clifford T. Morgan (1966) psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan hewan.





Ilmu pengetahuan adalah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan mempunyai metode-metode tertentu. Psikolokogi di samping merupakan ilmu juga merupakan seni, karena dalam pengalamannya dalam berbagai segi kehidupan manusia, di perlukan keterampilan dan kreativitas tersendiri.
perilaku adalah perbuatan-perbuatan terbuka (overt) maupun yang tertutup (covert). Perilaku terbuka adalah perilaku yang kasat mata, dapat diamati secara langsung melalui pancaindra, seperti berlari melompat dan sebagainya. Perilaku yang tertutup hanya dapat diketahui secara tidak langsung melalui metode-metode khusus, misalna berpikir, sedih, berkhayal, takut dan sebagainya.  Istilah perilaku ini bisa mewakili istilah behavior maupun activity dan intropeksi.
Manusia. Makin lama objek materiil psikologi makin mengarah kepada manusia dikarenakan manusia paling membutuhkan ilmu ini dalam berbagai segi kehidupannya, di ekolah, di kantor, di  rumah tangga, dan sebagainya.sedangkan hewan masih menjadi objek psikologi, tetapi hanya sebagai perbandingan saja.  
lingkungan adalah tempat dimana manusia hidup, menyesuaikan dirinya (beradaptasi) dan mengembangkan dirinya, manusia memiliki akal budi dimana alat yang sangat tangguh yang menyebabkan ia dapat bertahan hidup di dunia ini.

Hubungan Psikologi dengan Ilmu-ilmu lainnya
Ilmu-ilmu sosial adalah yang pertama-tama berhubungan dan yang terdekat dengan psikologi, karena hukum-hukum dan ketentuan-ketentuan dalam ilmu-ilmu spsial dikembangkan berdasarkan perilaku manusia atau kelompok manusia (masyarakat, komunitas, kelompok etnik, dll). Termasuk dalam ilmu sosial antara lain :
         sosiologi,
         ilmu ekonomi,
         ilmu hukum,
         ilmu politik,
         antropologi, dan
         filsafat.
Disamping itu ilmu-ilmu pasti dan teknologi juga banyak membantu :
         ilmu kedokteran,
         arsitektur dan tata kota, dan
         teknologi penerbangan.
Selain itu, psikologi pun banyak sekali membantu berbagai profesi, seperti:
 Guru dalam mendidik murid-muridnya
 Manajer perusahaan dalam mengatur pegawai-pegawainya.
 Tentara dalam menyusun perang ”urat saraf” (psywar).
 Polisi dalam menginterogasi tahanan atau mengatasi huru hara dan sebagainya.
Ilmu-ilmu yang kurang mempergunakan psikologi dengan sendirinya adalah ilmu-ilmu yang tidak langsung berhubungan dengan manusia sebagai objeknya, seperti ilmu pengetahuan murni dan ilmu pengetahuan alam.

Persamaan dan perbedaan Psikologi dengan Psikiatri
Objek studi dari psikologi dan psikiatri adalah jiawa manusia,, tetapi psikiatri adalah cabang (spesialisasi) ilmu kedokteran yang bidang utamanya juga mengenai penyakit-penyakit, dalam hal ini penyakit jiwa. Tugas psikiater sebagai seorang dokter adalah mengobati orang-orang yang sakit atau mengalami gangguuan jiwa, termasuk psikosis dan penyalah guna narkoba. Psikologi lebih banyak berhubungan dengan orang normal daripada dengan orang sakit. Meskipun demikian, memang sering terjadi tumpang tindih  (over lapping) karena psikiatri akhir-akhir ini tidak berorientasi medis saja, tetapi sudah pula memerhatikan factor-faktor sosial, kebudayaan, dll. Dalam psikologi pun dikenal bidang psikologo klinis atau psikologi abnormal yang menangani masalah-masalah yang timbul sebagai akibat adanya gangguan-gangguan kejiwaan.



Teknik yang digunakan oleh psikolog adalah observasi dan berbagai bentuk wawancara, mulai dari konsultasi, konseling, sampai psikoterapi.


Metode-metode dalam psikologi
Selayaknya ilmu pengetahuan, terdapat metode-metode dalam penelitiannya sehingga dapat diterapkan pada kehidupan. Beberapa metode dalam psikologi adalah sebagai berikut.
1.     Metode Eksperimental
Proses eksperimen dimulai dengan pembagian kelompok. Pertama, kelompok yang tidak mengalami perlakuan khusus. Kelompok ini selanjutnya disebut kelompok control. Kelompok lainnya menerima perlakuan khusus. Kelompok ini yang kemudian disebut kelompok eksperimen. Adapun yang diperlakukan terhadap kelompok eksperimen adalah perlakuan yang secara khusus dibuat untuk menghasilkan situasi yang diinginkan.
Dalam wikipedia disebutkan bahwa percobaan atau disebut juga eksperimen berasal dari bahasa latin yakni ex-periri yang berarti menguji coba, merupakan suatu set tindakan dan pengamatan, yang dilakukan untuk mengecek atau menyalahkan hipotesis atau mengenali hubungan sebab akibat antara gejala.
Menurut Cochran (1957) mengartikan eksperimen sebagai sebuah atau sekumpulan percobaan yang dilakukan melalui perubahan-perubahan terencana terhadap variabel input suatu proses atau sistem sehingga dapat ditelusuri penyebab dan faktor-faktor sehingga membawa perubahan pada output sebagai respon dari eksperimen yang telah dilakukan.
Menurut Zulnaidi (2007: 17) mengungkapkan bahwa metode eksperimen adalah prosedur penelitian yang dilakukan untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dua variabel atau lebih, dengan mengendalikan pengaruh variabel yang lain. Metode ini dilaksanakan dengan memberikan variabel bebas secara sengaja (bersifat induse) kepada objek penelitian untuk diketahui akibatnya di dalam variabel terikat.
Dalam penelitian dengan metode eksperimen, terdapat tiga prinsip dasar yang terdapat dalam desain eksperimen, antara lain sebagai berikut: 1) replikasi, merupakan pengulangan dari eksperimen dasar; 2) randomization, prinsip ini digunakan pada uji signifikan valid. Uji signifikan akan valid bila pengamatan didistribusikan secara bebas yang dilakukan dengan pengambilan sampel secara random atau acak; 3) blocking, merpakan prinsip yang digunakan untuk mengisolasi treatment dari pengaruh faktor lain supaya hasil eksperimen menjadi lebih akurat.
Adapun tujuan dari metode eksperimen menurut Dedi Sutedi (2009: 54) adalah untuk menguji efektifitas  dan efisiensi dari suatu pendekatan, metode,teknik, atau media pengajaran dan pembelajaran, sehingga hasilnya bisa diterapkan jika memang baik atau tidak digunakan jika memang tidak baik dalam pengajaran sebenarnya. Sedangkan menurut Nazir (1988: 75) mengemukakan tujaun dari penelitian eksperimental adalah untuk menyelidiki ada-tidaknya hubungan sebab akibat serta berapa besar hubungan sebab akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa kelompok eksperimental dan menyediakan kontrol perbandingan.
kriteria umum dari metode eksperimental tidak jauh berbeda dengan penelitian-penelitian dengan menggunakan metode lain. Beberapa kriteria yang penting dari metode eksperimental adalah sebagai berikut:
1.      Masalah yang dipilih harus masalah yang penting dan dapat dipecahkan
2.      Faktor-faktor serta variabel dalam percobaan harus didefinisikan seterang-terangnya
3.      Percobaan harus dilaksanakan dengan desain percobaan yang cocok, sehingga maksimisasi variabel perlakuan dan meminimisasikan variabel pengganggu dan variabel random
4.      Ketelitian dalam observasi serta ketepatan ukuran sangat diperlukan
5.      Metode, material serta referensi yang digunakan dalam penelitian harus dilukiskan seterang-terangnya karena kemungkinan pengulangan percobaan ataupun penggunaan metode dan material untuk percobaan lain dalam bidang yang serupa
6.      Interpretasi serta uji statistik harus dinyatakan dalam beda signifikan dari parameter-parameter yang dicari atau yang diestimasi.
Merencakanan percobaan
Secara singkat Nazir (1988: 76) mengemukakan bahwa terdapat dua hal penting dalam merencanakan eksperimen, yakni:
1.      Langkah-langkah dalam percobaan. Dalam langkah-langkah ini terdapat tiga hal penting yang perlu dijelaskan, yakni: 1) rumusan masalah serta pernyataan tentang tujuan percobaan atau penelitian; 2) gambaran dari percobaan yang akan dilakukan, termasuk tentang besarnya percobaan, jumlah dan jenis perlakuan, material yang dipakai, dan sebagainya; 3) outline dari penganalisaan yang akan dikerjakan.
2.      Desain penelitian percobaan. Desain percobaan merupakan langkah yang utuh dan berurutan yang dibuat terlebih dahulu sehingga keterangan yang ingin diperoleh dari percobaan akan mempunyai hubungan yang nyata dengan masalah penelitian.
Melaksanakan percobaan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan percobaan antara lain adalah pengenalan terhadap material yang digunakan dalam percobaan, dapat juga menggunakan checklist bilamana diperlukan. Mencatat berbagai hal yang berhubungan dengan penelitian, dapat menggunakan buku catatan sebagai record book. Dalam buku catatan tersebut dapat berisikan berbagai data kuantitatif ataupun kualitatif tentang performance dari penelitian tersebut. Setelah melakukan penelitian percobaan, maka dilanjutkan dengan melakukan analisa, interpretasi serta generalisasi dari penemuan-penemuan.
Syarat-syarat percobaan yang baik
Nazir (1988: 83-84) mengemukakan bahwa terdapat beberapa syarat pokok dalam mengadakan penelitian eksperimen yang baik antara lain adalah:
1. Percobaan harus bebas dari bias
Percobaan harus sedemikian rupa direncanakan sehingga tidak bias. Ketidakbiasakan satu percobaan dapat dijamin dengan adanya desain yang baik. secara garis besar, adanya randomisasi mengurangi sifat bias dar percobaan.
2. harus punya ukuran terhadap error
Dengan adanya desain yang baik, maka error dapat diukur. Dalam istilah desain percobaan error tidak sama artinya dengan kesalahan. Yang dimaksud dengan error adalah semua variasi ekstra, yang juga mempengaruhi hasil di samping pengaruh perlakuan-perlakuan. Dengan adanya ukuran error, maka percobaan menjadi objektif sifatnya. Ukuran error ini bergantung pada desain percobaan yang dipilih.
3. Percobaan harus punya ketetapan
Percobaan harus dilakukan dengan desain yang dapat menambah ketepatan. Ketepatan dapat terjamin jika error teknis dapat dihilangkan dan adanya replikasi pada percobaan. Ketepatan atau presisi dapat ditingkatkan jika error teknis, seperti kurang akuratnya alat penimbang, kurang baiknya dalam menggunakan meteran, dan sebagainya, maka jumlah replikasi dapat menambah ketetapan percobaan.
4. Tujuan harus didefinisikan sejelas-jelasnya
Tujuan percobaan harus dibuat sejelas-jelasnya, ditambah dengan alasan-alasan yang kuat mengapa memilih perlakukan demikian. Pada kondisi mana hasilnya akan diaplikasikan serta pada daerah ilmu mana sasaran penelitian tersebut ingin diterapkan. Tujuan percobaan didefinisikan dan dapat dituangkan dalam hipotesa-hipotesa nol yang akan dikembangkan.
5. Percobaan harus punya jangkauan yang cukup
Tiap percobaan harus mempunyai jangkauan atau scope yang cukup sesuai dengan tujuan penelitian. Scope dari percobaan sangat penting artinya untuk keperluan mengadakan perulangan percobaan satu faktor sudah kita atur konstan. Tetapi pada dewasa ini dengan adanya teknik percobaan faktorial, pengulangan percobaan telah dapat dilakukan secara simultan.
Jenis-jenis eksperimen
Zulnaidi (2007: 17) mengemukakan bahwa dalam penggunaan metode eksperimen dapat dibedakan menjadi dua jenis bila ditinjau dari segi tujuannya, yaitu:

1. Eksperimen eksploratif
Eksperimen ini bermaksud untuk mempertajam masalah dan perumusan hipotesa tentang hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih. Untuk itu eksperimen eksploratif biasanya mempergunakan binatang atau benda percobaan. Penggunaan manusia percobaan dalam eksperimen ini sangat terbatas karena mengandung resiko yang cukup besar.
2. Eksperimen pengembangan
Eksperimen ini dilakukan untuk menguji/ mengetes atau membuktikan hipotesa dalam rangka menyusun generalisasi yang berlaku umum.
Lebih lanjut lagi Zulnaidi (2007: 17-18) menjelaskan bahwa bila didasarkan cara pelaksanaannya metode eksperimen dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yakni:
  Eksperimen murni
Di dalam eksperimen ini perlakuannya sengaja dibuat akan dikenakan pada objek penelitian dengan kata lain kondisi objek penelitian sengaja dirubah dengan memberikan perlakuan tertentu dan mengontrol variabel lain secara cermat selama jangka waktu tertentu.
Nazir (1988: 86) memberikan contoh metode eksperimen murni atau sungguhan, yakni:
Penelitian tentang pengaruh dua metode mengajar bahasa Inggris pada kelas II SLA sebagai fungsi dari taraf intelegensia (tinggi, sedang, rendah) dan besarnya kelas (besar, kecil), dimana guru ditempatkan secara random berdasarkan intelegensi, besarnya kelas dan metode mengajar.
Contoh lain:
Percobaan faktorial tentang pengaruh pemupukan dan jarak tanam dengan adanya kontrol pada percobaan faktorial. Replikasi juga sangat ketat di awasi

  Eksperimen berpura-pura
Di dalam eksperimen ini kondisi objek penelitian sulit untuk dirubah dalam bentuk memberikan perlakukan tertentu. Oleh karena itu, di dalam kondisi yang sudah berlangsung itu diusahakan memisah-misahkan variabel yang ada, sehingga seolah-olah terdapat perlakuan dan variabel kontrol serta variabel-variabel lain seperti terdapat di dalam eksperimen yang sebenarnya. Dengan demikian eksperimen bukanlah percobaan yang sesungguhnya, melainkan yang bersifat pura-pura (quaisy)
Nazir (1988: 86) memberikan contoh metode eksperimen berpura-pura atau semu, yakni:
Penelitian untuk mengetahui pengaruh dua macam cara menghafal kata-kata asing pada 4 buah kelas SLA tingkat I tanpa menentukan penemapatan murid-murid pada perlakuan secara random atau mengawasi waktu latihan secara cermat.
Perbedaan penelitian eksperimen dan penelitian deskriptif

Terdapat perbedaan pokok yang terdapat antara penelitian eksperimen dan penelitian deskriptif (ex post facto), yakni:
PEMBEDA
PENELITIAN EKSPERIMEN
PENELITIAN DESKRIPTIF
Kontrol
Terdapat kontrol terhadap variabel
Tidak adanya kontrol terhadap variabel
Peneliti
Peneliti dapat mengadakan manipulasi terhadap variabel
Tidak dapat mengadakan manipulasi terhadap variabel, karena variabel yang diteliti berada dalam keadaan apa adanya
Objek
Objek diatur terlebih dahulu, untuk dilakukan berbagai perlakuan
Tidak dapat melakukan pengaturan objek, karena data dikumpulkan setelah kejadian berlalu (ex post facto)

2.     Observasi Ilmiah
Dalam observasi ilmiah tidak diterapkan situasi-situasi sengaja. Disini hanya dilakukan pengamatan terhadap situasi yang sudah ada, situasi yang terjadi secara spontan, tidak dibuat-buat dan karenanya dapat disebut sebagai situasi yang sesuai dengan kehendak alam, yang alamiah. Hasil pengamatan ini kemudian dicatat dengan dengan telitiuntuk kemudian diambil kesimpulan-kesimpulan umum maupun khusus.

3.     Sejarah Kehidupan
Sejarah hidup seseorang dapat merupakan sumber data yang penting untuk lebih mengetahui jiwa orang yang bersangkutan. Sejarah kehidupan ini dapat disusun melalui dua cara yaitu:
a.       Pembuatan buku harian.
b.      Rekonstruksi biografi.
4.     Wawancara
Wawancara adalah tanya jawab antara si pemeriksa dan penderita. Maksudnya adalah agar orang itu mengemukakan isi hatinya sedemikian upa sehingga pewawancara dapat menggali semua informasi yang diperlukan.
Beberapa teknik wawancara:
         Wawancara bebas
Pertanyaan dan jawaban diberikan sebebas-bebasnya oleh pewawancara maupun yang di wawancara.
         Wawancara terarah
Dalam hal ini sudah ada beberapa pokok yang harus diikuti pewawancara dalam mengadakan wawancara.
         Wawancara terbuka
Pertanyaan-pertanyaan sudah ditentukan sebelumnya, tetapi jawaban dapat diberikan bebas tidak terikat.
         Wawancara tertutup
Pertanyaan-pertanyaan sudah ditentukan sebelumnya dan kemungkinan-kemungkinan jawaban juga sudah disediakan.

5.     Angket
     Angket adalah wawancara tertulis. Pertanyaan sudah tersusun dalam lem lembar-lembar pertanyaan.  Orang yang akan diperiksa tinggal membaca pertanyaan dan memberi jawaban pada kolom yang tersedia.
Keuntungan angket adalah daya sebarnya yang luas kepada masyarakat.
6.     Pemeriksaan Psikologis
Secara popular metode ini dikenal dengan nama psikotes. Metode ini menggunakan alat-alat psikodiagnostik tertentu yang hanya dapat digunakan oleh para ahli yang benar-benar terlatih.
Keuntungan metod ini adalah bahwa dalam waktu yang relative sangat singkat dapat dikumpulkan banyak data mengenai diri seseorang, termasuk juga data yang tidak dapat diketahui melalui metode lainnya. Keuntungan lainnya bahwa metode ini dapat dilaksanakan secara massal sehingga dapat diperiksa banyak orang sekaligus, bahkan jika diperlukan dapat dilakukan melalui telepon atau internet.
 metode ini adalah tidak dapat dipergunakan secra luas, karena hanya dapat dilakukan oleh orang yang ahli dan memang sudah terlatih.
Aliran-aliran dalam Psikologis
terdapat dua teori yang mengarahkan berdirinya psikologi sebagai ilmu. Kedua teori ini adalah :
1.     Psikologi pembawaan atau Psikologi Nativistik
Teori ini menyatakan bahwa jiwa terdiri dari beberapa factor yang dibawa sejak lahir atau disebut pembawaan atau bakat. Pembawaan-pembawaan terpenting adalah pikiran, perasaan, dan kehendak.

2.     Psikologi Asosiasi atau Psikologi Empirik
Jiwa berisi ide-ide yang didapatkan melalui panca indera, dimemorikan dan saling diasosiasikan satu sama lain melalui prinsip-prinsip kesamaan, kekontrasan, dan kelangsungan.

Teori-teori dalam Psikologi
       Charles Darwin (1809-1882) , adanya pendapat Darwin bahwa ada kontinuitas antara hewan dengan manusia, timbullah Psikologi Komparatif (Psikologi Perbandingan). Francis Galton (1822-1911) perintis Psikologi Eksperimental untuk pertama kalinya perbedaan-perbedaan antara satu orang dengan orang lainnya dalam berbagai kemampuan (perbedaan-perbedaan individual).
Beberapa aliran yang terkemuka dengan teori-teori masing-masing akan dikemukakan sebgai berikut :
a.       Elementisme atau Stukturalisme
Penyelidikan tentang struktur kejiwaan manusia dan ia mendapati bahwa jika manusia itu terdiri dari berbagai elemen seperti : pengindraan, perasaan, ingatan, dll.
b.      Behaviourisme atau Psikologi S-R
Mementingkan perilaku terbuka yang langsung dapat diamati dan diukur daripada perilaku tetutup yang hanya dapat diketahui secara tidak langsung. Aliran ini biasa disebut aliran S-R ( Stimulus-Respons) , karena perilaku selalu dimulai dengan adanya rangsangan (stimulus) dan diikuti oleh suatu reaksi (response) terhadap rangsangan tersebut.
c.       Psikologi Gestalt
Bahwa dalam pengamatan atau persepsi suatu situasi, rangsangan ditanggap secara keseluruhan.
d.      Psikoanalisis
Teori ini merupakan penemuan baru pada saat itu karena selama itu para ahli hanya menyibukkan diri dengan alam kesadaran sebagaimana yang nyata dalam teori-teori lain yang berlaku di saat itu. Teknik penyembuhan penyakit-penyakit kejiwaan (psikoterapi) mempunyai metode untuk membongkar gangguan-gangguan yang terdapat dalam ketidaksadaran ini, antara lain dengan metode analisis mimpi dan asosiasi bebas.
e.       Psikologi Humanistik
Paham yang mengutamakan manusia sebagai makhluk keseluruhan. Mereka tidak setuju dengan pendekatan-pendekatan lain yang memandang manusia hanya dari salah satu aspek saja. Manusia harus dilihat sebagai totalitas yang unik, yang mengandung semua aspek dalam dirinya dan selalu berproses untuk menjadi dirinya sendiri.
      Tugas psikologi menurut paham ini adalah mendorong potensi-potensi yang baik pada diri seseorang dalam proses aktualisasi dirinya. Karena manusia itu unik, maka penanganannnya dalam psikoterapi juga unik.
Dua tokoh dari aliran ini adalah Crl Rogers , dan Abraham maslow yang terkenal dengan teori hierarki motivasinya.

Cabang-cabang Psikologi
      Psikologi dewasa ini tidak hanya mementingkan aliran-aliran yang sifatnya teoritis, tetapi juga memperhatikan penerapannya. Di Indonesia psikologi baru di kenal secara formal sejak didirikannya jurusan psikologi ada fakultas Kedokteran UI. Tetapi pada saat diresmikan sebuah fakultas yang mandiri, fakultas psikologi UI mempunyai beberapa bagian yang masing-masing mengembangkan cabang psikologi yang berbeda yaitu Bagian Psikologi Klinis, bagian psikologi Kejuruan dan Perusahaan, Bagian Psikologi Anak, Bagian Psikologi Eksperimen dan Bagian Psikologi Sosial.

Beberapa Divisi-divisi dalam American Psychology Association :
NO
Daftar Divisi dalam APA
Topik-topik diteliti dan dipraktekkan
1
Society for General Psychology ( Paguyuban Psikologi Umum)
Umum
2
Society for the teaching of Psychology ( Paguyuban untuk Pengajaran Psikologi)
Pengajaran
3
Society for the Psychology study of aesthetics, Creativity and the Arts
Konsultasi, industry, dn organisasi dan SDM
4
Educational Psychology (Psikologi Pendidikan)
Pendidikan, pengajaran

BAB 2
MANUSIA

Manusia sebagai Makhluk yang Bereksistensi
      Proses perkembangan manusia sebagian ditentukan oleh kehendaknya sendiri. Berbeda dengan makhluk yang lain yang sepenuhnya tergantung pada alam. Kebutuhan untuk terus-menerus menjadi inilah yang khas manusiawi dunia untuk kepentingannya sehingga timbullah kebudayaan dalam segala bentuknya itu, yang tidak terdapat pada makhluk yang lainnya. Bentuk-bentuk kebudayaan antara lain adalah sistem perekonomian, kehidupan sosial, dengan norma-normanyan dan kehidupan politiknya.
Manusia sebagai Makhluk Hidup
Sifat-sifat manusia pada umumnya:
  Ikatan-ikatan Biologis 
Bertentangan dengan eksistensinya, manusia adalah makhluk biologis yang sampai pada batas-batas tertentu terikat pada kodrat alam. Manusia membutuhkan udara untuk bernapas serta makanan dan minuman untuk mempertahankan hidupnya. Dibandingkan dengan makhluk yang lainnya, manusia adalah satu-satunya makhluk yang tidak dibekali alat-alat untuk bertahan dalam lingkungannya secara alamiah. Sema ini menunjukkan betapa manusia sebagai makhluk biologis yang lemah. Menurut teori evolusi Darwin, hanya tingkat kecerdasan yang tinggilah satu-satunya modal manusia untuk tetap bertahan dalam dunia ini.



  Makhluk adalah Satuan hidup
bagian-bagian tubuh merupakan sebuah kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Setiap bagian mempunyai fungsinya sendiri-sendiri dan fungsi itu dikoordinasikan agar makhluk yang bersangkutan mampu beradaptasi dan bertahan dalam lingkungannya. Bagian-bagian tubuh kalau dilepaskan dari organisasi tubuh secara keseluruhan tidak dapat lagi berfungsi. Khususnya pada manusia, jiwa, kesadaran, dan ketidaksadaran juga termasuk dalam satuan hidup tersebut.
  Sistem Energi yang Dinamis 
Manusia selalu membutuhkan energy untuk mempertahankan hidupnya, untuk mengembangkan keturunan, untuk tumbuh, untuk menyelesaikan tugas. Karena kebutuhan akan energi itu manusia selalu berusha untuk mengadakan sejumlah energi dalam tubuhnya. Jumlah energi yang tersedia harus sesuai dengan yang diperlukan, kalau manusia pada saat demikian akan aktifnya sehinnga membutuhkan energi melebihi persediaan yang ada, maka akan terjadi berbagai hambtan dalam pelaksanaan aktivitas-aktivitas tersebut.
  Pertumbuhan yang Mengikuti Pola Tertentu 
Pertumbuhan manusia sejak dalam kandungan sudah ditentukan polanya, dan tiap-tiap sel tubuh berkembang sesuai dengan jalur perkembangannya masing-masing. semuanya mengarah pada satu tujuan untuk menjadi makhluk manusia dengan organ-organ yang tersusun secara harmonis.
  Perkembangan Menjadi Makhluk Manusia
Ketika sel telur di buahi oleh sperma dari lelaki menghasilkan satu sel baru yang disebut zigot. Zigot ini akan membelah diri menjadi 2 sel, 4 sel, 8 sel, 16 sel, 32 sel, dan seterusnya. Zigot yang telah membelah menjadi banyak sel tadi akan berkembang menjadi embrio, kemudian menjadi janin dalam rahim ibu. Lamanya waktu janin tumbuh dan berkambang di dalam rahim ibu, dari mulai proses pembuahan hingga kelahiran adalah kurang lebih 9 bulan. Zigot yang berkembang dengan membelah diri menjadi 2 sel, 4 sel, 8 sel, dan terbentuklan kumpulan sel. Kumpulan sel ini akan berkembang menjadi janin Kumpulan sel di dalam rahim ibu. Perkembangan janin selama di dalam rahim dibagi dalam tiga tahapan. Lamanya waktu pada setiap tahapan adalah tiga bulan.


1. Trimester Pertama
Tiga bulan pertama embrio berkembang menjadi janin yang panjangnya kurang lebih 5,5 cm. Janin sudah berbentuk seperti manusia walaupun ukuran kepalanya sangat besar. Di akhir tiga bulan pertama ini janin juga sudah mulai dapat menggerakkan tangan dan kakinya.
2. Trimester Kedua
Pada tiga bulan kedua, janin sudah semakin berkembang dan panjangnya sudah mencapai kurang lebih 19 cm. Tangan dan kakinya telah berkembang, muka tumbuh memanjang. Pada tiga bulan kedua ini detak jantung janin juga sudah mulai bisa dideteksi. Gerakan janin juga mulai aktif.
3. Trimester Ketiga
Di tiga bulan ketiga terjadi pertumbuhan ukuran janin sangat cepat. Ukuran tubuh sudah proporsional seperti bayi. Karena ukuran tubuhnya semakin besar, janin tidakterlalu leluasa bergerak di dalam rahim. Menjelang kelahiran bayi pada umumnya sudah mencapai panjang sekitar 50 cm. Berikutnya janin akan lahir ke dunia dan disebutlah dengan sebutan bayi. Rata-rata berat bayi adalah 3.500 gram dengan panjang berkisar 48-51 cm.



Pengaruh Proses Pematangan Terhadap Perilaku
      Perilaku manusia tidak dapat dilepaskan dari proses pematangan organ-organ tubuh. Contoh klasik dari proses pematangan anggota tubuh ini adalah anak burung yang sejak menetes dari telurnya dikurung dalam sangkar.

Ciri-ciri Perilaku manusia yang Membedakan dari  Hewan
 Kepekaan sosial
Manusia bukan saja merupakan makhluk sosial, yaitu makhluk yang harus hidup dengan sesamanya, tetapi lebih dari itu, manusia mempunyai kepekaan sosial. Kepekaan sosial adalah kemampuan untuk menyesuaikan perilaku dengan harapan dan pandangan orang lain. Orang yang tidak mamu memahami dan menyesuaikan diri dengan situasi sosial di sekelilingnya dianggap tidak mempunyai kepekaan sosial.
Kelangsungan Perilaku
Perilaku atau perbuatan manusia tidak terjadi secara sporadis (timbul dan hilang begitu saja) tetapi selalu ada kelangsungan antara satu perbuatan dengan perbuatan berikutnya. Perilaku  manusia tidak pernah berhenti pada suatu saat, perbuatan terdahulu merupakan persiapan bagi perbuatan yang kemudian, sedangkan perbuatan yang demikian kelanjutan dari perbuatan yang sebelumnya.
Orientasi pada tugas
Suatu perilaku manusia selalu mengarah pada tugas tertentu. Hal ini tampak jelas pada perbuatan-perbuatan seperti belajar atau bekerja, tetapi hal ini juga terdapat pada perilaku lain yang tampaknya tidak ada tujannya. Jadi orientasi pada tugas adalah suatu perbuatan atau tindakan yang mengarah pada belajar atau bekerja.
Usaha dan Perjuangan
sesuatu yang ditentukannya sendiri dan dipilihnya sendiri, dia tidak akan memperjuangkan sesuatu yang sejak semula memang tidak ingin diperjuangkan. Dengan kata lain, manusia mempunyai aspirasi yang diperjuangkan, sedangkan hewan hanya berjuang untuk memperoleh sesuatu yang sudah diberi oleh alam. Harga diri misalnya, merupakan aspirasi yang dapat di perjuangkan manusia, yang tidak terdapat pada hewan.
Setiap Individu manusia yang unik
Unik berarti beda dengan yang lainnya, jadi  setiap manusia selalu mempunyai ciri-ciri dan sifat-sifat tersendiri yang membedakannya dari manusia-manusia lainnya. Tidak ada dua manusia yang sama di dunia ini. Pengalaman masalalu dan aspirasinya untuk masa-masa yang akan datang menetukan perilaku seseorang di masa kini. Karena setiap orang mempunyai pengalaman dan aspirasi yang berbeda-beda.
Perkembangan Manusia   
      Dalam mempelajari perkembangan manusia, kita harus membedakan dua hal, yaitu proses pematangan dan proses belajar. Selain itu ada hal ketiga dan keempat yang menentukan perkembangan, yaitu kekhasan atau bakat dan lingkungan. Lebih lengkapnya akan di jelaskan sebagai berikut :
Pematangan, berarti proses pertumbuhan yang menyangkut penyempurnaan fungsi-fungsi tubuh secara alamiah sehingga mengakibatkan perubahan-perubahan dalam perilaku, terlepas dari ada atau tidak adanya proses belajar. Perkembangan ini ditentukan oleh proses pematangan organ-organ tubuh dan terjadi pada setiap manusia normalsehingga kita dapat memperhitungkan sebelumnya.
Belajar, berarti mengubah atau memperbaiki perilaku melalui latihan, pengalaman, atau kontak dengan lingkungan ( fisik dan sosial ) yang disebabkan melalui latihan dan pengalaman serta relatif tidak berubah.
Dalam proses belajar ada tiga hal yang harus dipahami, yakni:
1.      Belajar adalah perubahan tingkah laku (yang buruk atau benar);
2.      Melalui seperangkat latihan dan pengalaman;
3.      Relatif permanen, tidak hanya muncul sesaat.
Dari tiga hal di atas ada beberapa tingkah laku yang terlihat seperti belajar, gerak refleks dan respons emosi bukanlah dipelajari oleh individu tetapi otomatis dilakukan oleh tubuh.

Pengkondisian Klasik / (Classical Conditioning)
yaitu prinsip belajar yang menggunakan pemasangan stimulus netral dan stimulus yang dikondisikan. Kesimpulan yang diperoleh adalah asosiasi  pada classical conditioning merupakan hubungan yang memiliki makna antara satu stimulus dan stimulus lainnya, hubungan ini terbina hanya jika ada stimulus netral yang diiktkan dengan stimulus yang tidak netral lainnya.
Penerapan pengkondisian Klasik Tingkah Laku Manusia
Proses pendekatan sebelum pacaran jika ditelaah memiliki pola kondisioning klasik yang amat terasa. Orang yang pacaran lebih memerhatikan telepon, karena dering telepon diasosiasikan dengan sang penelepon yakni pacar. Bunyi dering telepon awalnya adalah sesuatu yang netral, tetapi perlahan dering tadi muncul berbarengan dengan pacar. Dering yang awalnya netral menjadi penanda atas kehadiran pacar diseberang sana. Terkait pula dengan emosi, maka dering telepon kemudian tidak hanya menandakan kehadiran pacar, namun juga membangun emosi positif (senang).
Pengkondisian Operan / Operant Conditioning       
      Pada prinsipnya, setiap stimulus akan menghasilkan beberapa kemungkinan respons. Untuk mendapatkan apa yang diinginkan, maka hanya respons-respons tertentu saja yang diperkuat (dengan “hadiah”) atau ketika ada respons yang tidak diinginkan, dilemahkan, yang pada akhirnya menjadikan respons tadi menjadi respons yang “dipelajari.” Jadi pengkondisian operan adalah respons alami yang diperkuat atau dilemahkan, tergantung pada kondisi diterima atau ditolak.

Ganjaran positif, ganjaran negative, dan hukuman
adalah stimulus yang ditambahkan pada lingkungan yang kemudian meningkatkan respons awal, ganjaran negatif adalah jika stimulus tertentu diangkat atau dihilangkandan menimbulkan ketidaknyamanan sehingga memunculkan kembali respons yang diingnkan di masa yang akan datang, dan hukuman yaitu stimulus yang memungkinkan untuk mengurangi timbulnya tingkah laku yang tidak diinginkan di masa mendatang.
Shaping
yaitu proses yang menggunakan pembelajaran dengan jalan pelajaran yang diberikan secara perlahan mendekati sama dengan tingkah laku rumit.
Terapannya dalam Tingkah Laku
Dalam pelaksanaan  teori belajar pengkondisian operan lebih sering dilaksanakan. Hal dasarnya hanya menguatkan tingkah laku yang diinginkan dan kurangi yang tidak diinginkan. Jika ada yang kurang, penggunaan hukuman dimungkinkan.

Sinergi Pematangan dan Belajar
Kekhasan berarti sesuatu yang menonjol pada satu dua anak yang berbeda dengan anak yang lain, seperti itulah yang disebut bakat atau potensi bawaan sejak lahir.
Lingkungan terdiri dari dua yaitu pertama lingkuangan fisik yng terdekat ibu dan yang kedua lingkungan sosial.

Masa Kanak-kanak
Manusia dilahirkan dalam keadaan yang sepenuhnya tidak berdaya dan harus menggantungkan diri pada orang lain, terutama ibunya. Uniknya, lamanya waktu harus tergantung pada orang lain inilah yang membuat ia punya kesempatan paling banyak untuk mempersiapkan dirinya dalam perkembangannya sehingga pada akhirnya taraf perkembangan manusia adalah yang tertinggi. Pengaruh orang tua dan lingkungan masa kanak-kanak tidak berhenti di masa kanak-kanak saja. Menurut penganut Psikoanalisis, pengaruh pengalaman masa kanak-kanak kadang-kadang tidak dirasakan atau disadari oleh yang bersangkutan, karena semua itu disimpan di dalam bentuk prilaku-perilaku yang aneh, yang lain daripada perilaku normal.
Masa negativistik kedua timbul pada usia lima atau enam tahun, pada saat anak mulai mengenal lingkungan yang lebih luas. Karena itu ia mulai lagi suka membantah dan tidak mau menurut kata orang tuanya. Masa negativistik kedua ini sering ditandaidengan tempertantrum, yaitu peilaku mengamuk, menangis, menjerit, merusak, menyerang,dan meyakiti diri sendiri, yang dilakukan apabila ada kehendak-kehendak yang tidak dipenuhi.
Masa negativistik ketiga terjadi pada masa remaja. Anak dalam perkembangan kepribadiannya selalu membutuhkan seorang tokoh identifiasi. Identifikasi berarti dorongan untuk menjadi identik (sama) dengan orang lain. Jadi, dalam proses identifikasi anak tidak saja ingin menjadi identik secara lahiriah tetapi, terutama secara batin. Kontak sosial di luar rumah penting juga untuk anak, ia harus cukup berani mempertahankan haknya sebaliknya ia juga harus mau mengakui hak orang lain. Perilakunya mulai di atur oleh norma-norma sosial.
      Ada beberapa ciri kepribadian yang dapat timbul pada seorang anak karena adanya prngaruh-mempengaruhi antar saudara. Beberapa ciri tersebut antara lain:
1.      Bertanggung jawab , biasanya pada anak sulung
2.      Mudah bergaul, biasanya anak kedua atau di tengah
3.      Manja, biasanya anak bungsu
4.      Aktif dalam kegiatan social, biasanya anak dari keluarga besar
5.      Teliti, juga dalam keluarga besar
6.      Isolasi, biasanya pada anak dari keluarga yang terlalu besar sehingga tidak cukup perhatian dapat diberikan kepada masing-masing anak.
7.      Tidak bertanggung jawab, juga dari keluarga terlalu besar
8.      Sakit-sakitan, merupakan usaha anak untuk menarik perhatian orang tua karena orang tua terlalu banyak memerhatikan saudara-saudara yang lainnya.

Masa Remaja : Proses Pendewasaan
      Masa Remaja sebagai masa yang penuh kesukaran. Hal ini disebabkan masa remaja merupakan masa transisi antara kanak-kanak dan masa dewasa. Masa transisi sering kali menghadapkan individu yang bersangkutan kepada situasi yang membingungkan, di satu pihak ia masih kanak-kanak, tetapi di lain pihak ia sudah harus bertingkah laku seperti orang dewasa. Perbedaan pendapat dan perbedaan nilai-nilai antara remaja dan orang tua menyebabkan remaja tidak selalu mau menurut pada orang tua. Oleh karena itu, masa remaja dikenal juga sebagai masa negativistik yang ketiga.

Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Istilah ini menunjuk masa dari awal pubertas sampai tercapainya kematangan; biasanya mulai dari usia 14 pada pria dan usia 12 pada wanita. Transisi ke masa dewasa bervariasi dari satu budaya kebudayaan lain, namun secara umum didefinisikan sebagai waktu dimana individu mulai bertindak terlepas dari orang tua mereka.
  Perkembangan fisik
Perubahan dramatis dalam bentuk dan ciri-ciri fisik berhubungan erat dengan mulainya pubertas. Aktivitas kelenjar pituitari pada saat ini berakibat dalam sekresi hormon yang meningkat, dengan efek fisiologis yang tersebar luas. Hormon pertumbuhan memproduksi dorongan pertumbuhan yang cepat, yang membawa tubuh mendekati tinggi dan berat dewasanya dalam sekitar dua tahun. Dorongan pertumbuhan terjadi lebih awal pada pria daripada wanita, juga menandakan bahwa wanita lebih dahulu matang secara seksual daripada pria. Pencapaian kematangan seksual pada gadis remaja ditandai oleh kehadiran menstruasi dan pada pria ditandai oleh produksi semen. Hormon-hormon utama yang mengatur perubahan ini adalah androgen pada pria dan estrogen pada wanita, zat-zat yang juga dihubungkan dengan penampilan ciri-ciri seksual sekunder: rambut wajah, tubuh, dan kelamin dan suara yang mendalam pada pria; rambut tubuh dan kelamin, pembesaran payudara, dan pinggul lebih lebar pada wanita. Perubahan fisik dapat berhubungan dengan penyesuaian psikologis; beberapa studi menganjurkan bahwa individu yang menjadi dewasa di usia dini lebih baik dalam menyesuaikan diri daripada rekan-rekan mereka yang menjadi dewasa lebih lambat.
  Perkembangan intelektual
Tidak ada perubahan dramatis dalam fungsi intelektual selama masa remaja. Kemampuan untuk mengerti masalah-masalah kompleks berkembang secara bertahap. Psikolog Perancis Jean Piaget menentukan bahwa masa remaja adalah awal tahap pikiran formal operasional, yang mungkin dapat dicirikan sebagai pemikiran yang melibatkan logika pengurangan/deduksi. Piaget beranggapan bahwa tahap ini terjadi di antara semua orang tanpa memandang pendidikan dan pengalaman terkait mereka. Namun bukti riset tidak mendukung hipotesis ini; bukti itu menunjukkan bahwa kemampuan remaja untuk menyelesaikan masalah kompleks adalah fungsi dari proses belajar dan pendidikan yang terkumpul.
  Perkembangan seksual
Perubahan fisik yang terjadi pada masa pubertas bertanggung-jawab atas munculnya dorongan seks. Pemuasan dorongan seks masih dipersulit dengan banyaknya tabu sosial, sekaligus juga kekurangan pengetahuan yang benar tentang seksualitas. Namun sejak tahun 1960-an, aktivitas seksual telah meningkat di antara remaja; studi akhir menunjukkan bahwa hampir 50 persen remaja di bawah usia 15 dan 75 persen di bawah usia 19 melaporkan telah melakukan hubungan seks. Terlepas dari keterlibatan mereka dalam aktivitas seksual, beberapa remaja tidak tertarik pada, atau tahu tentang, metode Keluarga Berencana atau gejala-gejala Penyakit Menular Seksual (PMS). Akibatnya, angka kelahiran tidak sah dan timbulnya penyakit kelamin kian meningkat.
  Perkembangan emosional
Psikolog Amerika G. Stanley Hall mengatakan bahwa masa remaja adalah masa stres emosional, yang timbul dari perubahan fisik yang cepat dan luas yang terjadi sewaktu pubertas. Psikolog Amerika kelahiran Jerman Erik Erikson memandang perkembangan sebagai proses psikososial yang terjadi seumur hidup.
Tugas psikososial remaja adalah untuk tumbuh dari orang yang tergantung menjadi orang yang tidak tergantung, yang identitasnya memungkinkan orang tersebut berhubungan dengan lainnya dalam gaya dewasa. Kehadiran problem emosional bervariasi antara setiap remaja.

Masa Dewasa
Memasuki alam kedewasaan, seorang laki-laki harus mempersiapkan diri untuk dapat hidup dan menghidupi keluarganya, kaum perempuan juga harus mempersiapkan diri untuk berumah tangga. Semua ini menunjukkan bahwa usia-usia 40 tahunan, yang sering disebut pula sebagai usia pertengahan atau usia setengah baya, merupakan masa krisis bagi sebagian orang. Sebgaian besar orang pada umumnya dapt mengatasi masalah-masalah dalam periode krisis ini dengan baik.
secara psikologi ada 4 jenis kelamin (gender), yaitu:
1.      Maskulin, yang biasa terdapat pada laki-laki: tegas, rasional, cepat mengambil keputusan, dan lain-lain)
2.      Feminin, yang biasa terdapat pada perempuan:  lemah lembut, emosinal, lebih suka mengikuti keputusan, dan lain-lain.
3.      Androgin,  pria atau perempuan yang mempunyai sifat  maskulin maupun feminin yang sama kuat.
4.      Tak tergolongkan , dalam tes gender menunjukkan skor maskulin maupun feminin sama rendah.
Masa Tua
      Pada masa tua ini terjadilah perubahan-perubahan yang mudah terlihat, yakni perubahan fisik. Masalah utama pada orang-orang tua adalah rasa kesepian dan kesendirian. Batasan Usia bagi Tiap Masa Perkembangan adalah menetapkan tahap-tahap perkembangan manusia, maka dalam Psikologi Perkembangan sekarang ini digunakan pedoman-pedoman tertentu untuk menetapkan tingkat perkembangan psikologi manusia.
      Pada masa tua umumnya diikuti waktu masa pensiun tiba, padahal orang yang bersangkutan masih cukup kuat, maka harus di usahakan agar kesibukan-kesibukannya tidak berhenti dengan tiba-tiba. Di indonesia usia pensiun adalah 55 tahun, padahal pada usia tersebut lansia masih bisa berkarya. Kondisi ini harus di lihat dalam konteks yang lebih luas karena jumlah lansia yang cukup besar. Beberapa cara untuk menghindari penghentian kegiatan secara mendadak, antara lain:
    Memberikan masa bebas tugas sebelum pensiun
    Memberi pekerjaan yang lebih ringan sebelum pensiun
    Mencari pekerjaan lain dalam masa pensiun
    Melakukan kegiatan yang bersifat kegemaran.

Batasan Usia bagi Tiap Masa Perkembangan
            Dalam psikologi memanng sulit ditetapkan batas-batas usia yang tegas bagi masing-masing masa perkembangan tersebut. Akan tetapi, dalam praktik, sering kali diperlukan batasan-batasan yang tegas.  Demikian pula dalam ilmu kesehatan, program-program kesehatan memerlukan batasan usia yang sangat tegas antara berbagai tahap perkembangan jiwa manusia.
            Mengingat susahnya menetapkan batasan usia yang berlaku umum untuk menetapkan tahap-tahap perkembangan manusia, maka dalam psikologi perkembangan sekarang ini lebih banyak digunakan pedoman-pedoman tertentu untuk menetapkan tingkat perkembangan psikologi manusia, yaitu;
1.      Bayi (infancy): masa sebelum bias berjalan. Biasana di bawah umur satu tahun.
2.      Toddler: sekitar umur 18 bulan. Perbendaharaan katanya berkembang pesat. Ia bias mempelajari 7-9 kata baru setiap hari.
3.      Kanak-kanak (childhood): yaitu tahap antara masa bayi dan remaja.
4.      Praremaja (preadolescence): yaitu tahap perkembangan manusia dalam rangka masa kanak-kanak.
5.      Remaja (adolescence): masa transisi dari kanak-kanak ke dewasa. Ciri khas seorang remaja ketika masuk remaja adalah pubertas (tumbuhnya tanda-tanda seksual sekunder)
6.      Dewasa (adulthood): bias mengandung banyak arti. Tergantung dari sudut pandangnya, bahkan bias saling bertentangan. Seseorang bias sudah dewasa secara biologis, tetapi masih kanak-kanak secara social, atau menurut agama sudah boleh menikah, tetapi menurut agama belum. Dewasa di bagi menjadi tiga tahapan, yaitu:
7.      Dewasa muda, biasanya berusia antara 19-40, yaitu orang-orang yang masih sangat produktif dari segi seksual, social, dan ekonomi.
8.      Usia pertengahan, yaitu usia antara dewasa muda dengan dengan usia lanjut. Sukar untuk mendefinisikan batas usia pertengahan, karena cukup banyak orang yang masih jauh melampaui usia 40 tahun. Karena itu sebagai atokan hanya di sebutkan bahwa usia pertengahan adalah sekitar dua pertiga dari usia harapan hidup di masyarakat yang terkait.
9.      Usia lanjut, yaitu usia yang sudah melewati batas usia rata-rata harapan hidup.
BAB 3
FUNGSI-FUNGSI PSIKIS

Persepsi
      Objek-objek di sekitar kita, kita tangkap melalui alat-alat indra dan diproyeksikan pada bagian tertentu di otak sehingga kita dapat mengamati objek tersebut.
Pada bayi yang baru lahir, bayangan-bayangan yang sampai ke otak masih tercampur aduk sehingga bayi belum dapat membeda-bedakan benda-benda dengan jelas.kemampuan untuk membeda-bedakan, mengelompokkan, memfokuskan dan sebagainya itu, yang selanjutnya diinterpretasi disebut presepsi.
      Presepsi berlangsung saat seseorang menerima stimukus dari dunia luar yang di tangkapoleh organ-organ bantunya yang kemudian masuk ke dalam otak. Di dalamnya terjadi proses berpikir yang pada akhirnya terwujud dala sebuah pemahaman. Pemahaman ini yang disebut persepsi.
Telinga  
      Telinga mempunyai tiga bagian , yakni telinga bagian luar, telinga bagian tengah dan telinga bagian dalam. Untuk bagian luar dimulai dari bunyi. Bunyi adalah gerakan molekul-molekul udara yang terbuat oleh getaran sebuah objek (feldman, 2003). Pola bunyi sampai terdengar di telinga mirip dengan gelombang air yang terjadi ketika air tenang dilempar batu dan muncul gelombang menjauhi tempat batu terjatuh.
    
Organ pertama yang bertemu dengan gelombang suara adalah gendang telinga. Ketika bunyi semakin intensif maka gendang telinga semakin bergetar. Getaran yang di terima oleh gendang di transfer ke telinga bagian tengah. Di bagian tengah terdapat tiga tulang yakni hammer, anvil, stirrup. Dari bagian tengah ini getaran di transmisikan. Dan kemudian getaran ini masuk ke telinga bagian dalam.
      Pada bagian dalam, getaran suara diubah agar bisa ditransmisikan ke otak. Organ pertama di bagian dalam ini adalah kokhlea. Berbentuk tabung yang terselubung berisi cairan yang bergetar ketka terdapat suara. Di dalam kokhlea juga terdapat sel-sel rambut yang berfungsi menyampaikan getaran menjadi pesan untuk otak.
Hidung
      Manusia bisa menghidu 10.000 bauan yang berbeda ( Feldman, 2008). Antara lelaki dan perempuan juga diketahui bahwa bisa saling membedakan (Feldman, 2008) dan perempuan memiliki kemampuan membaui lebih baik daripada lelaki ( Engen, 1987, dalam feldman, 2008).
      Cara kerja penghidu dimulai ketika molekul-molekul dari sebuah substansi masuk dalam saluran hidung dan mengenai sel-sel olfaktori. Sel olfaktori merupakan syaraf reseptor yang jumlah dan jenisnya ribuan. Tiap-tiap reseptor bekerja untuk bauan yang spesifik. Setelah diterima oleh reseptor kemdian dikirimkan ke otak dan dimulailah proses pengenalan untuk masing-masing bauan ( Rubin dan Katz; Murphy dkk., 2004 dalam Feldman, 2008).
      Bebauan juga berguna untuk komunikasi. Hasil penelitian terhadap kelompok mamalia ditemukan pola komunikasi berdasar bauan yang amat berguna. Simpulan yang diambil dari penelitian ini adalah bahwa mamalia dapat mengomunikasikan adanya bahay terhadap sesamanya lewat penciuman ( Jurnal science dalam koran tempo, Rabu, 27 Agustus 2008).

Lidah
      Bagian pengecap ini mempunyai leihdari seribu tipe sel reseptor. Secara garis besar para ahli percaya hanya terdapat empat tipe dasar reseptor, yakni untukmengecap rasa manis, asam, asin, dan pahit. Pada tiap sel reseptorterdapat 10.000 kuncup cicip yang menyebar di lidah, bagian mulut, dan kerongkongan ( Feldman, 2003).
      Penelitian terhadap manusia tentang lidah menemukan bahwa setiap orang memiliki ciri yang berbeda. Ada segolongan individu yang di sebut perasa super ( supertasters), yakni orang yang sangat sensitif dalam mengecap rasa.
Kulit
      Kulit sangat membantu manusiadalam mempersepsi dunia sekeliling. Kita bisa membedakan satu objek kasar atau halus, keras atau lembek dimulai dari informasi yang diterima oleh kulit. Bahkan bagi individu buta, sentuhan pada jemarinya adalah cara untuk mengetahui dunia. Pada bagian ujung jemari terdapat sel-sel Meisners berespons terhadap bintik-bintik huruf Braille ( Garret, 2005). Pada bagian ini ada beberapa hal yang dirasakan yakni sentuhan, tekanan, suhu, dan sakit yang amat berguna untuk kebertahanan hidup. Manusia menjadi siaga untuk mengadapi bahaya yang ada di luar tubuh. Reseptor-reseptormenyebar keseluruh bagian kulit dengan berbeda kedalamannya pada tiap-tiap bagian tubuh.

Mata
      Dalam bahasa puisi, mata adalah jendela hati. Yang dilihat oleh mata adalah cahaya yang merupakan energi fisik yang menstimulasi mata (Feldman, 2003). Dalam analogi yang sederhana , mata mirip dengan kamera. Mata harus mengukur dan mengatur besarnya cahaya yang masuk. Lensa mata kemudian memfokuskan cahaya ke retina yang bekerja layaknya film, membentuk gambar (Schwartz, 1986).
      Penglihatan dimulai dengan cahaya yang merupakan gelombang radiasi elegtromagnetik. Rentang panjang gelombang yang disebut juga sebagai spektrum visual relatif kecil. Tentunya dengan demikian mata membutuhkan kemampuan dasar yang baik. Di dalam mata terdapat sekitar 126 juta reseptor cahaya, lengkap dengan jaringan yang rumit yang berujung pada syaraf optik (Garret, 2005).
Struktur dan Proses Penglihatan
      Saat pertama kali sebuah objek muncul di depan mata, organ mata yang pertama kali bekerja adalah kornea. Kornea berupa lapisan yang transparan bekerja layaknya jendela pengaman, cahaya yang masuk diatur lebih besar atau lebih kecil. Setelah melewati kornea cahaya melewati pupil, bagian gelap yang merupakan pusat dari iris. Pupil mengatur masuknya cahaya, ini terlihat ketika seseorang matanya akan berkontraksi ketika melihat cahaya terang dan tetap tenang ketika melihat cahaya yang redup (Feldman, 2003; Garret, 2005). Iris adalah bagian berwarna dari mata.
      Bagian berikut yang di masuki cahaya adalah lensa. Terletak persis di belakang pupil. Lensa bertugas membelokkan cahaya sehingga bisa di fokuskan pada objek yang dilihat. Kerja lensa yang memfokuskan sinar sehingga bisa berbentuk cekung atau cembung ini yang disebut sebagai akomodasi. Bagian yang terakhir dari mata adalah retina. Bagian ini mengubah energi elegtromagnetik dari cahaya menjadi informasi yang berharga bagi otak. Retina terbentuk dari sel-sel resptor yang sensitif terhadap cahaya dan tersambung dengan sel-sel syaraf (Garret, 2005).

Persepsi
      Alat-alat indra tadi amatlah membantu dalam kehidupan seseorang. Ia dapat   memberi sensasi. Sensasi adalah stimulan dari dunia luar yang dibawa masuk oleh sistem syaraf. Hampir semua “hal” di dunia ini dibawa masuk oleh indra melalui sensasi. Bentuk, tekstur, dan rasa yang anda terima merupakan sensasi, sedangkan perbandingan yang anda lakukan adalah interpretasi.
Persepsi visual
      Organisasi dalam persepsi mengikuti beberapa prinsip, yaitu:
1.      Wujud dan Latar (figure and ground atau emergence)
       Objek-objek yang kita amati di sekitar kita selalu muncul sebagai wujud (figure) dengan hal-hal lainnya sebagai latar (ground). Sebagai contoh ketika kta melihat beruang di bukit berbatu, maka beruang itu akan menjadi wujud dan bebatuan di belakangnya akan menjadi latar. Namun tidak selalu perbedaan latar sejelas itu. Dalam gambar Wujud dan Latar, kita bisa melihatnya sebagai dua wajah (siluet) yang saling berhadapan dengan latar belakang putih, atau sebagai sebuah vas bunga dengan latar belakang hitam. Bentuk seperti ini dinamakan ambigous figure (bentuk ambigu) atau multistability (stabilitas ganda). Dalam kehidupan sehari-hari justru pola ambigu ini yang sering terjadi sehingga terjadilah perbedaan persepsi atau miskomunikasi.      
2.      Pola pengelmpokan
Dalam psikologi, cara manusia mengelompokkan apa yang dipersepsinya dengan mengikuti hukum tertentu yang dinamakan hukum Gestalt (artinya; bentuk, keseluruhan) atau hukum Pragnanz (bahasa jerman, artinya kesadaran, atau consciousness). Termasuk di dalamnya adalah hukum kesamaan, hukum kedkatan, dan hukum keutuhan.
3.      Ketetapan (constancy atau invariance)
Teori Gestalt juga mengemukakan bahwa dari proses belajarnya, manusia cenderung akan memersepsikan segala sesuatu sebagai sesuatu yang tidak baerubah, walaupun indra kita sebetulnya menangkap adanya perubahan. Bayangkan jika kita tidak mempunyai asa ketetapan itu, setiap hari kita tidak mengenali anak atau suami/istri kita sendiri karena bajunya berganti-ganti.
Dalam persepsi ada empat ketetapan dasar yang di kemukakan oleh Psikologi Gestalt, yaitu Ketetapan Warna, Ketetapan Bentuk, dan Ketetapan Ukuran.

Ilusi
      Otak manusia begitu unggulnya sehingga otak dapat menginterpretasikan apa yang diindrakannya sebagai persepsi yang tepat mendekati kebenaran. Ketetapan ukuran misalnya, sangat penting untuk penerbang yang sedang mendaratkan pesawat terbangnya. Di retinanya, terpapar bayangan (image) landasan yang sangat kecil di kejauhan, tetapi bayangan itu berubah-ubah terus dan makin membesar ketika dia mendekati (approach) landasan dengan kecepatan sekitar 200 km/jam, namun, pilot tak kehilangan orientasi karena otaknya menyesuaikan diri terus dan menerjemahkannya ke dalam persepsi yang tepat sehingga akhirnya pesawat itu menyentuh landasan dan mendarat dengan selamat.
Ilusi adalah suatu persepsi panca indera yang disebabkan adanya rangsangan panca indera yang ditafsirkan secara salah. Dengan kata lain, ilusi adalah interpretasi yang salah dari suatu rangsangan pada panca indera. Sebagai contoh, seorang penderita dengan perasaan yang bersalah, dapat meng-interpretasikan suara gemerisik daun-daun sebagai suara yang mendekatinya. Ilusi sering terjadi pada saat terjadinya ketakutan yang luar biasa pada penderita atau karena intoksikasi, baik yang disebabkan oleh racun, infeksi, maupun pemakaian narkotika dan zat adiktif. Ilusi terjadi dalam bermacam-macam bentuk, yaitu ilusi visual (penglihatan), akustik (pendengaran), olfaktorik (pembauan), gustatorik (pengecapan), dan ilusi taktil (perabaan).
      Di sisi lain hukum-hukum persepsi itu, terkadang justru bisa menimbulkan kesalahan persepsi, yang di sebut ilusi.
      Gejala ilusi adalah gejala normal. Setiap orang mengalaminya. Selain ilusi visual ada juga ilusi dari indra yang lain, misalnya ilusi auditif (pendengaran) terjadi ketika kita mendengarkan rekaman stereo dengan menggunakan sepasang head set. Ilusi kinestetik (gerak otot) biasa di alami oleh orang yang telah di amputasi salah satu anggota tubuhnya. Orang ini masih bisa merasakan gatal, atau bahkan sakit pada kakina, padahal kakinya itu sudah tdak ada. Gejala ini dinamakan phantom limb (anggota tubuh fantasi).
      Masalahnya adalah karena gejala itu normal dan terjadi pada setiap manusia, maka ketika ilusi itu meningkat maka menjadi ilusi sosial maka timbullah berbagai persoalan. Ilusi sosial adalah ilusi yang terjadi pada persepsi sosial. Yang termasuk ilusi sosial adalah prasangka, stereotipi, rasialisme, fanatisme, favoritisme, dan sebagainya.
Perbedaan Persepsi
      Ilusi menyebabkan perbedaan antara persepsi dengan realita, namun, sejauh masih menangkut ilusi indra (visual, auditif), maka belum akan timbul masalah karena semua orang akan mengalami ilusi yang sama. Lain halnya kalau sudah masuk ke persepsi sosial. Karena banaknya faktor yang memengaruhi persepsi sosial dan faktor-faktor itupun tidak tetap, maka seringkali terjadi perbedaan persepsi antara satu orang dengan lainnya. Hal-hal yang menyebabkan perbedaan persepsi antarindividu dan antar kelompok adalah sebagai berikut.
1.     Perhatian
Pada setiap saat ada ratusan, mungkin ribuan rangsangan yang tertangkap oleh semua indra kita. Tentunya kita tidak mampu menyerapseluruh rangsangan yang ada di sekitar kita sekaligus karena keterbatasan daya serap dari persepsi kita, maka kita terpaksa memusatkan perhatian pada salah satu atau dua objek saja.
2.     Set
Set (mental set) adalah kesiapan mental seseorang untuk menghadapi sesuatu rangsangan yang akan timbul dengan cara-cara tertentu. Misalnya, seorang atlet pelari yang siap di garis “start” mempunyai set bahwa beberapa detik lagi akan terdengar bunyi pistol saat mana ia harus berlari. Terlambatnya atau batalnya bunyi pistol, bisa membuat atlet tersebut kebingungan karena tidak tahu apa yang harus dilakukan.
3.     Kebutuhan
Kebutuhan-kebutuhan sesaat maupun yang menetap pada diri seseorang, akan memengaruhi ersepsi orang tersebut. Dengan demikian, kebutuhan-kebutuhan yang berbeda akan menyebabkan perbedaan persepsi.
4.     Sistem Nilai
Sistem nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat berpengaruh pula terhadap persepsi. Suatu eksperimen di Amerika Serikat menunjukkan bahwa anak-anak yang berasal dari keluarga miskin mempersepsikan mata uang logam lebih besar daripada ukuran yang sebenarnya. Gejala ini tiak terdapat pada anak-anak yang berasal dari keluarga kaya.
5.     Tipe Kepribadian
Tipe kepribadian juga akan memengaruhi persepsi. Misalnya, frida dan linda bekerja di satu kantor yang sama di bawah pengawasan satu orang atasan yang sama. Frida bertipe tertutup dan pemalu sedangkan linda lebih terbuka dan percaya diri. Sangat mungkin frida akan mempersepsikan atasanhya sebagai tokoh yang menakutkan dan perlu di jauhi, sementara buat linda bosnya itu biasa saja yang dapat diajak bergaul seperti orang biasa lainnya
6.     Gangguan Kejiwaan
Sebagai gejala normal, ilusi berbeda dari halusinasi dan delusi, yaitu kesalahan persepsi pada penderita gangguan jiwa. Penyandang gejala halusinasi visual seakan-akan melihat sesuatu (cahaya, bayangan, hantu atau malaikat) dan ia percaya betul bahwa yang dilihatnya adalah realita . sedangkan penyandang halusinasi auditif seakan-akan mendengar suara tertentu yang diyakininya swebagai realita. Gejala  ini bisa terdapat pada satu rang yang menyebabkan orang itu mengalami delusi, Delusi merupakan keyakinan bahwa dirinya sesuatu yang tidak sesuai dengan realita.

Berpikir dan Belajar
      Belajar adalah suatu proses dimana suatu perilaku ditimbulkan diubah atau diperbaiki melalui serentetan reaksi atau situasi yang terjadi. Proses belajar tidak hanya meliputi perilaku motorik, tetapi juga berpikir dan emosi. Belajar bahasa inggris atau belajar komputer merupakan kombinasi antara belajar berpikir dan belajar motorik.
      Dalam proses belajar yang melibatkan berpikir, ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi proses belajar itu:
      1. Waktu istirahat: kalau sedang mempelajari sesuatu yang meliputi bahan yang banyak atau proses yang panjang, dan dilakukan sebagian-sebagian, perlu disediakan waktu-waktu tertentu untuk jeda atau beristirahat. Istirahat menghindari kejenuhan otak sehingga proses belajar itu lebih efektif
2. Pengetahuan tentang materi yang di pelajari secara menyeluruh: dalam mempelajari sesuatu lebih baik kalau kita pelajari dulu materi atau bahan yang ada secara keseluruhan, baru setelah itu pelajari secara seksama bagian-bagiannya.
3. Pemahaman terhadap materi yang dipelajari: kalau kita mempelajari sesuatu, tanpa pemahaman, maka usaha kita akan menemui banyak kesulitan. Misalnya, dua orang menghafal puisi berbahasa inggris. Orang pertama mengerti bahasa inggris, sedangkan orang kedua tidak dapa berbahasa inggris. Akibatnya, bahan yang sama akan dihafal jauh lebih cepat oleh orang yang pertama.
4. Pengetahuan akan prestasi sendiri: kalau tiap kali kita dapat mengetahui hasil prestasi sendiri, yaitu mengetahui mana-mana yang masih salah (untuk diperbaiki) dan mana-mana yang sudah betul, maka akan lebih mudah kita memperbaiki kesalahan-kesalahan itu. Dengan kata lain, pengetahuan akan prestasi sendiri akan mempercepat kita dalam mempelajari sesuatu.
5. Transfer: Pengetahuan kita mengenai hal-hal yang pernah kita pelajari sebelumnya, bisa memengaruhi proses belajar. Pengaruh ini yang disebut transfer.
      Selanjutnya proses berpikir itu sendiri dapat kita golongkan ke dalam dua jenis, yaitu berpikir asosiatif dan berpikir terarah.
1. Berpikir Asosiatif, yaitu proses dimana suatu ide merangsang timbulnya ide-ide lain. Ide-ide itu timbul atau terasosiasi dengan ide sebelumnya secara spontan. Jenis berpikir ini disebut juga jenis berpikir divergen (menyebar) atau kreatif, umumnya pada para penemu, encipta dan sebagainya dalam bidang ilmu, seni, pemasaran dan sebagainya.
Jenis-jenis berpikir asosiatif adalah
         Asosiasi Bebas: satu ide akan menimbulkan ide mengenai hal lain, yaitu hal apa saja tanpa ada batasnya.
         Asosiasi Terkontrol: satu ide akan menimbulkan ide mengenai hal lain dalam batas-batas tertentu saja.
         Melamun: mengkhayal bebas, sebebas-bebasnya tanpa batas, juga mengenai hal-hal yang tidak realistis. Di sisi lain, banyak temuan-temuan penting dalam ilmu pngetahuan yang di mulai dengan melamun.
         Mimpi: ide-ide tentang berbagi hal yang timbul secara tidak disadari pada waktu tidur.
         Berpikir Artistik: proses berpikir yang sangat subjektif. Jalan pikiran sangat dipengaruhi oleh pendapat dan pandangan diri pribadi tanpa menghiraukan keadaan sekitar.

2. Berpikir Terarah: proses berpikir yang sudah ditentukan sebelumnya dan di arahkan pada sesuatu, biasanya diarahkan pada pemecahan suatu persoalan. Jenis berpikir seperti ini disebut juga berpikir konvergen. Berpikir konvergen (memusat) biasanya dapat diukur dengan tes-tes IQ.
Penggunaan Simbol Dalam Berpikir
      Proses berpikir selalu menggunakan simbol, yaitu segala sesuatu yang dapat mewakili segala hal di lingkungan luar, maupun yang ada pada diri kita sendiri, dalam alam pikiran kita. Kata-kata adalah simbol. Kata “saya” mewakili diri kita sendiri. Makin banyak hal yang perlu diwakili otak kita, makin banyak kosakata yang harus disimpan oleh otak kita. Di samping kata-kata, bentuk-bentuk simbol yang digunakan manusia antara lain adalah angka-angka. Makna simbol bisa dalam sekali dan tidak terbatas.
Strategi Berpikir
      Ada dua macam strategi umum dalam memeahkan persoalan, yaitu:
1.      Strategi menyeluruh: di sini persoalan dipandang sebagai suatu keseluruhan dan dicoba dipecahkan dalam rangka keseluruhan itu.
2.      Strategi detailistis: di sini ersoalan dibagi-bagi dalam bagian-bagian dan dicoba dipecahkan bagian demi bagian.
Dalam strategi pertama, seringkali dapat dilihat hal-hal yang sama pada beberapa bagian sehingga dapat diatasi sekaligus. Dengan demikian, cara ini lebih efisien dan lebih cepat, dan terutama berguna kalau waktunya terbatas.
      Kesulitan dalam memecahkan persoalan dapat ditimbulkan oleh:
      1.Set: cara pemecahan persoalan yang berhasil biasanya cenderung dipertahankan pada persoalan-persoalan yang berikutnya. Pola yang sama untuk memecahkan soal yang berbeda disebut set.
      2. Sempitnya Pandangan: seringkali dalam memecahkan persoalan, seseorang hanya melihat satu kemungkinan jalan ke luar. Tentu saja dia akan menemui banyak kegagalan. Kesulitan seperti ini disebabkan oleh sempitnya pandangan orang tersebut sehingga dia tidak dapat melihat adanya beberapa kemungkinan jalan keluar.



Ingatan
      Mengingat adalah perbuatan menyimpan hal-hal yang pernah diketahui untuk dikeluarkan dan pada saat lain digunakan kembali. Pemikiran lain yang beraliran faali, menyatakan ingatan adalah simpanan pola dari sambungan-sambungan antara neuron-neuron di otak. Tanpa ingatan, maka hampir tidak mungkin seseorang mempelajari sesuatu.
Tiga Sistem Ingatan
      Proses dari ingatan telah dijelaskan yakni melalui pengodean, penyimpanan, dan pengeluaran informasi. Sistem yang dibangun untuk ingatan agar sebuah informasi tetap diingat adalah melalui ingatan sensori, ingatan jangka pendek, dan ingatan jangka panjang.
Ingatan sensori
adalah tempat sementara penyimpanan informasi. Informasi yang disimpan oleh individu sama persis dengan apa yang diterima.
Ingatan jangka pendek
Di bagian ini ingatan dapat bertahan selama 15-25 detik (Feldman, 2003) . kapasitasnya terbatas, sekitar lima sampai sembilan unit informasi, sering disebut”seven-plus-or-minus-two”. Unit tadi bisa berupa angka, huruf atau kata. Bagian otak yang bekerja adalah korteks frontal (Foer, 2007).
Ingatan Jangka Panjang
Penyimpanan informasi relatif permanen, walaupun terkadang sulit untuk dikeluarka kembali. Kapasitasnya nyaris tak terbatas.
Cara Mengingat
      Ada beberapa cara untuk mengingat kembali hal-hal yang sudah pernah diketahui sebelumnya, yaitu:
1.      Rekoleksi,  yaitu menimbulkan kembali dalam ingatan suatu peristiwa, lengkap dengan segala detail dan hal-hal yang terjadi di sekitar tempat peristiwa itu dahulu terjadi.
2.      Pembaruan ingatan, ingatan hanya timbul kalau ada hal yang merangsang ingatan itu.
3.      Memanggil Kembali Ingatan (recall), yaitu mengingat kembali suatu hal, sama sekali terlepas dari hal-hal di masa lalu.
4.      Rekognisi, yaitu mengingat kembali sesuatu hal setelah menjumpai sebagian dari hal tersebut.
5.      Mempelajari Kembali, terjadi kalau kita mempelajari sesuatu yang dulu pernah kita pelajari. Maka untuk mempelajari hal yang sama untu kedua kalinya, banyak hal-hal yang akan di ingat kembali sehingga tempo belajar dapat menjadi jauh lebih singkat.
Lupa
      Daya ingat kita tidaklah sempurna. Banyak hal yang pernah diketahui, tidak dapat diingat kembali, atau dilupakan. Ebbinghaus menyimpulkan bahwa proses lupa terjadi secara mekanistik, dengan sendirinya, dan hanya dipengaruhi oleh waktu saja.
      Adapun lupa bisa terjadi karena kondisi otak, khususnya penyakit karena virus.
      Ada empat cara untuk menerangkan proses lupa secara psikologis, dan satu cara menerangkannya secara fisiologis.
1.      Apa yang telah kita ingat, disimpan dalam bagian tertentu di otak. Kalau materi yang harus diingat itu tidak pernah digunakan, maka karena proses metabolisme otak, lambat laun jejak materi itu akan terhapus dari otak kita dan kita tidak dapat mengingatnya kembali. Jadi, karena tidak di gunakan, materi itu lenyap sendiri.
2.      Mungkin pula materi itu tidak lenyap begitu saja, melainkan mengalami perubahan secara sistematis, mengikuti prinsip-prinsip Psikologi Gestalt sebagai berikut:
1.      Penghalusan: materi berubah bentuknya ke arah bentuk yang lebih simetris, lebih halus, dan kurang tajam sehinga bentuknya yang asli tidak dapat diingat lagi.
2.      Penegasan, bagian-bagian yang paling mencolok dari suatu hal adalah yang paling mengesankan sehinggga dalam ingatan bagian-bagian ini dipertegas, dan yang diingat hanya bagian-bagian yang mencolok ini sedangkan bentuk keseluruhan tidak begitu diingat.
3.      Asimilasi, bentuk yang mirip botol, misalnya kita ingat sebagai botol, sekalipun bentuk itu bukan botol sama sekali. Perubahan materi di sini disebabkan karena kita cenderung mencari bentuk yang ideal dan lebih sempurna.
3.      kalau kita mempelajari hal yang baru, mungkin hal-hal yang sudah pernah kita ingat, tidak dapat diingat lagi. Dengan kata lain, materi kedua menghambat ingatan tentang materi pertama. Hambatan seperti ini disebut hambatan retroaktif. Sebaliknya materi yang baru kita pelajari mungkin pula tidak dapat masuk kedalam ingatan karena terhambat oleh adanya materi lain yang sudah terlebih dahulu dipelajari. Hambatan seperti ini disebut hambatan proaktif.
4.      Represi, yaitu melupakan peristiwa yang mengerikan, menakutkan, penuh dosa, menjijikkan dan sebagainya, intinya semua hal yang tidak dapat mengancam ego kita agar kita tidak merasa bersalah atau berdosa.
5.      Jenis lupa yang lain adalah yang terkait dengan fisiologi pada otak, termasuk di antaranya karena proses penuaan. Proses fisiologi lain yang dapat menyebabkan lupa adalah trauma atau karena penyalahgunaan narkoba. Amnesia, penyakit yang mengganggu ingatan terkini dari individu. Gangguan terjadi pada hubungan ingatan jangka endek dan ingatan jangka panjang.
Ingatan dan Kebudayaan
      Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat atau mendengar individu yang bisa menghafal sesuatu dengan sangat cepat. Orang-orang seperti ini tidak tumbuh dari sembarang kelompok. Asumsinya, kelompok tempat individu tumbuh haaruslah yang menekankan ingatan sebagai bagian dari usaha untuk bertahan hidup, sejarah dan tradisi.
Emosi
      Selain di pengaruhi oleh pengindraan (persepsi) dan pikiran, perilaku manusia juga disertai oleh perasaan atau emosi. Perasaan itu bisa positif atau negatif.
      Perbedaan antara perasaan dan emosi tidak dapat dinyatakan dengan tegas, karena keduanya merupakan suatu kelangsungan kualitatif yang tidak jelas batasnya. Orang yang baru selesai makan enak dan kenyang, merasa puas dan senang. Hal itu adalah warna afeksi yang positif. Sebaliknya, orang yang kelaparan karena terlambat makan, cenderung cepat marah walaupun tidak ada masalah yang serius. Penyebabnya adalah karena warna afeksinya sedang negatif. Di lain kesempatan, warna afeksi juga dapat dikatakan sebagai emosi.
Definisi Emosi
      Emosi banyak sekali jenisnya. Seringkali tidak ada keseragaman dalam memberi nama pada jenis emosi tertentu karena sangat tergantung pada banyak faktor, seperti perilaku yang tampak (misalnya: menangis, tertawa), rangsangan yang memicu emosi tersebut (benda yang menakutkan, ucapan yang memuji), reaksi fisiologik yang timbul, watak individu itu sendiri, dan situasi sosial-budaya setempat.
      Oleh karena itu, dapat di pahami bahwa emosi adalah suatu konsep yang sangat majemuk sehinga tidak ada satupun definisi yang diterima secara universal. Emosi sebagai reaksi penilaian (positif atau negatif) yang kompleks dari sistem syaraf seseorang terhadap rangsangan dari luar atau dari dalam dirinya sendiri.
Teori-teori Emosi
       Ada dua macam pendapat tentang terjadinya emosi, yaitu pendapat nativistik (emosi adalah bawaan) dan pendapat empirik (emosi adalah hasil belajar/pengalaman).
 Teori James-Lange
Emosi yang dirasakan adalah persepsi tentang perubahan tubuh. Salah satu dari teori paling awal dalam emosi dengan ringkas dinyatakan oleh Psikolog Amerika William James: “Kita merasa sedih karena kita menangis, marah karena kita menyerang, takut karena kita gemetar”.
Teori ini dinyatakan di akhir abad ke-19 oleh James dan psikolog Eropa yaitu Carl Lange, yang membelokkan gagasan umum tentang emosi dari dalam ke luar. Diusulkan serangkaian kejadian dalam keadaan emosi:
(1) kita menerima situasi yang akan menghasilkan emosi,
(2) kita bereaksi ke situasi tersebut,
(3) kita memperhatikan reaksi kita.
Persepsi kita terhadap reaksi itu adalah dasar untuk emosi yang kita alami. Sehingga pengalaman emosi – emosi yang dirasakan – terjadi setelah perubahan tubuh; perubahan tubuh (perubahan internal dalam sistem syaraf otomatis atau gerakan dari tubuh) memunculkan pengalaman emosional.
Agar teori ini berfungsi, harus ada suatu perbedaan antara perubahan internal dan eksternal tubuh untuk setiap emosi, dan individu harus dapat menerima mereka. Di samping ada bukti perbedaan pola respon tubuh dalam emosi tertentu, khususnya dalam emosi yang lebih halus dan kurang intens, persepsi kita terhadap perubahan internal tidak terlalu teliti.
 Teori Cannon-Bard
Emosi yang dirasakan dan respon tubuh adalah kejadian yang berdiri sendiri-sendiri. Di tahun I920-an, teori lain tentang hubungan antara keadaan tubuh dan emosi yang dirasakan diajukan oleh Walter Cannon, berdasarkan pendekatan pada riset emosi yang dilakukan oleh Philip Bard. Teori Cannon-Bard menyatakan bahwa emosi yang dirasakan dan reaksi tubuh dalam emosi tidak tergantung satu sarna lain, keduanya dicetuskan secara bergantian. Menurut teori ini, kita pertama kali menerima emosi potensial yang dihasilkan dari dunia luar; kemudian daerah otak yang lebih rendah, seperti hipothalamus diaktifkan. Otak yang lebih rendah ini kemudian mengirim output dalam dua arah:
1)      ke organ-organ tubuh dalam dan otot-otot eksternal untuk menghasilkan ekspresi emosi tubuh,
2)      ke korteks cerebral, dimana pola buangan dari daerah otak lebih rendah diterima sebagai emosi yang dirasakan.
Kebalikan dengan teori James-Lange, teori ini menyatakan bahwa reaksi tubuh dan emosi yang dirasakan berdiri sendiri-sendiri dalam arti reaksi tubuh tidak berdasarkan pada emosi yang dirasakan karena meskipun kita tahu bahwa hipothalamus dan daerah otak di bagian lebih bawah terlibat dalam ekspresi emosi, tetapi kita tetap masih tidak yakin apakah persepsi tentang kegiatan otak lebih bawah ini adalah dasar dari emosi yang dirasakan.
 Teori Kognitif tentang Emosi
Teori ini memandang bahwa emosi merupakan interpretasi kognitif dari rangsangan emosional (baik dari luar atau dalam tubuh). Teori ini dikembangkan oleh Magda Arnold (1960), Albert Ellis (1962), dan Stanley Schachter dan Jerome Singer (1962). Berdasarkan teori ini, proses interpretasi kognitif dalam emosi terbagi dalam dua langkah:
1. Interpretasi stimulus dari lingkungan
Interpretasi pada stimulus, bukan stimulus itu sendiri, menyebabkan reaksi emosional. Contohnya, jika suatu hari kamu menerima kado dari Wini dimana Wini adalah musuh besarmu, maka kamu akan merasa takut atau bisa mengganggap bahwa kado tersebut berbahaya. Tetapi akan berbeda ceritanya bila Wini adalah seorang teman karibmu, maka kamu akan dengan senang hati menerima dan membuka kado tersebut tanpa curiga. Jadi dalam teori kognitifpada emosi, informasi dari stimulus berangkat pertama kali ke cerebral cortex, dimana akan diinterpretasi pada pengalaman masa kini dan lamapau. Lalu pesan tersebut dikirim ke limbyc system dan sistem saraf otonom yang kemudian akan menghasilkan arousl secara fisiologis.
2. Interpretasi stimuli dari tubuh yang dihasilkan dari arousal saraf otonom
         Langkah kedua dalam teori kognitif pada emosi yaitu interpretasi stimulus dari dalam tubuh yang merupakan hasil dari arousal otonom. Teori kognitif menyerupai teori James-Lange teori menekankan pentingnya stimuli internal tubuh dalam mengalami emosi, tetapi sebenarnya itu berlanjut ke interpretasi kognitif dari stimuli, dimana hal tersebut lebih penting dari pada stimuli internal itu sendiri.



Ada dua macam pendapat tentang terjadinya emosi, yaitu pendapat nativistik (emosi adalah bawaan) dan pendapat empirik (emosi adalah hasil belajar/pengalaman).

Beberapa kajian tentang emosi oleh para ahli :
Nama Pakar
Emosi Dasar
Dasar pengambilan Kesimpilan
Ekman, Friesen, dan Ellsworth
Marah,enggan,berani,kecewa,hasrat,putus asa,takut,benci,berharap,cinta, dan sedih
Hubungan dengan kecenderungan-kecenderungan
Frijda
Hasrat,bahagia,minat,kejutan,kaget,dan duka
Bentuk kesiapan bertindak
Gray
Gusar,terror,cemas, dan gembira
Bakat
Mowrer
Sakit, dan senang
Keadaan emosi yang tidak dipelajari
Watson
Takut,cinta, dam gusar
Bakat
Weiner dan Graham
Bahagia, dan sedih
Atributsi mandiri
          



Emosi yang kuat pada umumnya diikuti oleh perubahan-perubahan pada tubuh :
1
Reaksi elektris pada kulit           
Meningkat bila terpesona
2
Peredaran darah
Bertambah cepat bila marah
3
Pupil mata
Membesar bila sakit atau marah
4
Buluroma
Berdiri kalau takut
5
Pernafasan
Bernafas panjang kalau kecewa





      Salah satu argumentasi yang melandasi teori-teori nativistik adalah bahwa ekspresi emosi pada dasarnya sama saja di antara hewan dan manusia, anak kecil maupun dewasa.
      Di sisi lain, golongan empiris sangat mengutamakan hubungan antara jiwa yang berpusat di otak dengan rangsangan-rangsangan dari lingkungan melalui jaringan syaraf pada tubuh manusia.
      Selanjutnya, ada tiga teori empirik klasik tentang emosi yang didasarkan pada hubungan otak/syaraf dengan rangsangan darimlingkungan. Yang pertama adalah Teori Somatik dari William James dan Carl Lange (akhir abad ke-19), yang kemudian dikritik oleh Canon Bard, dan yang termodern adalah Teori Kognitif tentang emosi yang disebut juga sebagai Teori Singer-Schachter.
      Menurut teori James-Lange, sebuah emosi adalah reaksiterhadap perubahan-perubahan dalam sistem fisiologi tubuh. Tetapi, Walter Canon dan Philip Bard (1992) membuktikan bahwa reaksi motorik di timbulkan setelah takut. Jadi, orang menjerit dan lari karena takut, bukan menjerit dulu baru takut.
      Teori Canon-Bard ini pun masih belum dianggap baik, karena penelitian-penelitian berikutnya oleh para penganut aliran psikologi kognitif menemukan bahwa reaksi orang terhadap suatu rangsangan tertentu bisa berbeda-beda.jadi, disini ada faktor interpretasi terhadap rangsangan yang menyebabkan akan timbul emosi atau tidak, dan emosi apa yang akan timbul.
      Jelaslah bahwa menurut Psikologi Kognitif, emosi sangat tergantung pada pengalaman, dipelajari, dan empirik.
      Emosi yang kuat pada umumnya diikuti perubahan-perubahan pada tubuh, seperti:
1.      Reaksi elektris pada kulit: meningkat bila terpesona
2.      Peredaran darah: bertambah cepat bila marah.
3.      Denyut jantung: bertambah cepat bila terkejut.
4.      Pernafasan: bernafas panjang kalau kecewa.
5.      Pupil mata: membesar bila sakit atau marah
6.      Liur: mengering kalau takut atau tegang
7.      Buluroma: berdiri kalau takut
8.      Pencernaan:mencret-mencret kalau tegang
9.      Otot: ketegangan dan katakutan menyebabkan otot menegang atau bergetar (tremor).
10.  Komposisi darah: komposisi darah akan ikut berubah dalam keadaan emosional karena kelenjar-kelenjar lebih aktif.



Takut
      Takut adalah salah satu bentuk emosi yang mendorong individu untuk menjauhisesuatu dan sedapat mungkin menghindari kontakdengan suatu hal. Bentuk ekstrem dari rasa takut adalah takut yang patologis, yang disebut phobia. Fobia adalah perasaan takut terhadap hal-hal tertentu yang demikian kuatnya, meskipun tidak ada alasan yang nyata.
      Rasa takut lain yang bisa merupakan indikasi kelainan kejiwaan adalah kecemasan, yaitu rasa takut yang tak jelas sasarannya dan juga tidak jelas alasannya. Kecemasan juga dapat terjadi pada orang normal. Biasanya kecemasan yang normal ini disebut khawatir atau was-was.
Takut adalah suatu mekanisme pertahanan hidup dasar yang terjadi sebagai respons terhadap suatu stimulus tertentu, seperti rasa sakit atau ancaman bahaya. Beberapa ahli psikologi juga telah menyebutkan bahwa takut adalah salah satu dari emosi dasar, selain kebahagiaan, kesedihan, dan kemarahan.
Ketakutan harus dibedakan dari kondisi emosi lain, yaitu kegelisahan, yang umumnya terjadi tanpa adanya ancaman eksternal. Ketakutan juga terkait dengan suatu perilaku spesifik untuk melarikan diri dan menghindar, sedangkan kegelisahan adalah hasil dari persepsi ancaman yang tak dapat dikendalikan atau dihindarkan.
Perlu dicatat bahwa ketakutan selalu terkait dengan peristiwa pada masa datang, seperti memburuknya suatu kondisi, atau terus terjadinya suatu keadaan yang tidak dapat diterima. Dalam sebuah artikel numerologi, sifat takut adalah dasar. Orang yang bernomor dengan inisial B, K, T memiliki sifat dasar takut dan cenderung khawatir atau cemas terhadap segala hal . Di lain pihak orang dengan sifat dasar 2 ( takut , khawatir, cemas ) tidak menyukai perubahan dan rasa takutnya bisa merusak keadaan yang telah ada .
Bahaya kekhawatiran adalah pandangan terhadap keadaan dan persepsi yang tidak ia sukai harus ia ikuti. Di lain pihak, sudah tidak ada kemampuan karena usia dan kelemahan kecuali dengan dukungan dan bantuan orang lain dan pihak lain. Rasa takut harus diatasi dengan menjalin dukungan dan hubungan, diplomasi dengan pihak pihak yang dipercaya dan dibutuhkan. Membangun sebuah struktur kemampuan dan manajemen antisipasi juga membangun sebuah struktur perisai.
Ketakutan dapat diatasi dengan teknologi dan ilmu pasti. Kecepatan mobil sudah bisa diprediksi kekuatannya dengan perhitungan disain mobil yang akurat dan tepat. Halilintar dan Jet Coaster di tempat wisata telah terhitung dengan matang sehingga menjamin tidak ada korban. Yang menarik adalah rasa takut yang ditimbulkan oleh ketakutan menaiki gondola atau kereta gantung dan ketakutan atas adanya ancaman harimau itu sama. Ketakutan akan krisis ekonomi dan ketakutan atas jatuh dari ketinggian adalah hal yang sama.

Cemburu
      Kecemburuan adalah bentuk khusus dari kekhawatiran yang didasari oleh kurang adanya keyakinan terhadap diri sendiri dan ketakutan akan kehilangan kasih sayang dari seseorang. Seseorang yang cemburu selalu mempunyai sikap benci terhadap saingannnya.
Kata cemburu berasal dari Yunani yaitu zelos yang berarti persaingan dan menunjukkan intensitas perasaan. Cemburu merupakan reaksi terhadap ancaman yang dianggap terjadi dalam suatu hubungan (Pines, 1998). Salovey (1991) berpendapat cemburu adalah emosi yang dialami ketika seseorang merasa hubungan dengan pasangan terancam dan mengakibatkan hilangnya kepemilikan, biasanya ini akan timbul apabila ada pihak ketiga dalam hubungan tersebut.
Mameros (Duma, 2009) menyatakan cemburu merupakan reaksi yang terjadi pada hubungan romantis yang sedang terancam oleh pihak ketiga, ancaman ini bersifat subyektif dan nyata. Hal ini biasanya diikuti dengan rasa takut kehilangan pasangannya. Menurut Surbakti (2009), cemburu timbul karena ingin memiliki sendiri pasangannya dan perasaan terancam karena kehadiran orang lain dalam hubungannya. Saat mengalami rasa cemburu biasanya sistem rasionalnya tidak bekerja sebagaimana mestinya. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa cemburu adalah perasaan terancam oleh kehadiran pihak ketiga dan takut kehilangan dalam suatu hubungan romantis.
Ciri-ciri cemburu
Hauck (1994) menjelaskan bahwa ciri-ciri cemburu terhadap pasangan yaitu :
 Rasa rendah diri adalah menganggap diri terlalu kecil. Salah satu ukuran tidak menguntungkan yang dipakai orang pencemburu untuk menilai kepantasan itu adalah apakah seorang pencemburu dicintai atau tidak.
 Mentalitas Tuan-Hamba adalah sama seperti rasa rendah diri yang menjadi dasar rasa cemburu, maka pribadi pencemburu pastilah mentalitas Tuan- Hamba. Jarang orang pencemburu posesif mengalami letupan emosi secara diam- diam, kebanyakan orang pencemburu menyatakan keluhannya dengan suara yang keras dan jelas.
 Perilaku merusak diri merupakan ciri khas seorang pencemburu dan posesif. Sebenarnya pencemburu mampu dan menonjol dalam banyak bidang kehidupan. Tetapi apabila menyangkut orang-orang yang dicintai, seorang pencemburu dapat melakukan tindakan seperti orang terbelakang (retarded).
 Kesulitan Menerima tanggung jawab, hampir dapat dipastikan seorang pencemburu akan menuduh pasangan menyebabkannya malang dengan menyiksa, seorang pencemburu jarang memandang kenyataan pada persoalan yang sebenarnya.
 Mementingkan diri sendiri dan tidak matang adalah selalu mementingkan diri sendiri apabila ada sesuatu yang tidak beres dalam kehidupan cintanya, tidak peduli akan perasaan siapapun kecuali perasaan sendiri, merasa bahwa orang lain tidak berhak mengubah pikirannya.
 Rasa takut adalah merasa terancam oleh kejadian yang sama sekali tidak mengancam. Seorang pencemburu persaingan dan kemungkinan orang yang dicintai terus menerus menjadi obsesi.

Gembira
      Gembira adalah ekspresi dari kelegaan, yaitu perasaan terbebas dari ketegangan. Biasanya kegembiran disebabkan oleh hal-hal yang bersifat tiba-tiba dan kegembiraan biasanya bersifat sosial, yaitu melibatkan orang-orang lain di sekitar orang yang sedang gembira tersebut.
Marah
      sumber utama kemarahan adalah hal-hal yang mengganggu aktivitas untuk sampai ada tujuannya. Dengan demikian, ketegangan yang terjadi dalam aktivitas itu tidak mereda, bahkan bertambah. Untuk menyalurkan ketegangan-ketegangan itu individu yang bersangkutan menjadi marah.
Kecerdasan Emosi
      tiga teori tentang emosi. Pertama, emosi itu bukan bakat, melainkan bisa dibuat, dilatih, dikembangkan, dipertahankan dan yang kurang baik dikurangi atau dibuang sama sekali. Kedua,  emosi itu bisa diukur seperti intelegensi. Hasil pengukurannya disebut EQ(Emotional Quotient). Dngan demikian kita tetap dappat memonitor kondisi kecerdasan kita. Ketiga, dan ini yang terpenting, EQ memegang peran lebih penting ketimbang IQ. Menurut Goleman, sumbangan IQ dalam menentukan keberhasilan seseorang hanya sekitar 20-30% saja, selebihnya ditentukan oleh EQ yang tinggi.
      Lima kriteria orang yang mempunyai EQ tinggi, yaitu
(1) mampu mengenali emosinya sendiri;
(2) mampu mengendalikan emosinya sesuai dengan situasi dan kondisi;
(3) mampu menggunakan emosinya untuk meningkatkan motivasinya sendiri; (4) mampu mengenali emosi orang lain; dan
(5) mampu berinteraksi positif dengan orang lain.

Motif
      Motif  yaitu berarti gerakan atau suatu yang bergerak. Dalam psikologi, istilah motifpun erat hubungannya dengan “gerak” yaitu gerakan yang dilakukan oleh manusia atau disebut juga perbuatan atau perilaku. Motif dalam psikologi berarti juga rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga bagi terjadinya suatu perbuatan (action) atau perilaku (behavior).
      Di samping istilah “motif”, dikenal pula dalam psikologi istilah “motivasi”. Motivasi merupakan istilah yang lebih umum, yang merujuk kepada seluruh proses gerakan itu, termasuk situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam diri individu, perilaku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau akhir daripada tindakan atau perbuatan.
      Ada beberapa pendapat mengenai apa sebenarnya motif itu. Salah satu pendapat mengatakan bahwa motif itu merupakan energi yang terdapat dalam diri seseorang. Setiap perilaku menurut Freud, didorong oleh suatu energi dasar yang disebut insting atau naluri. Insting di bagi menjadi dua, yaitu (1) insting kehidupan atau insting seksual atau libido, yaitu dorongan untuk mempertahankan hidupdan keturunan, dan (2) insting kematian, yang mendorong perbuatan-perbuatan agresif atau yang menjurus kepada kematian.
      Pendapat lain mengatakan bahwa motivasi mempunyai fungsi perantara pada orgnisme atau manusia untuk manusia itu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Suatu perbuatan dimulai dengan adanya suatu kondisi dalam diri individu yang dinamakan ketidakseimbangan, misalnya kepanasan. Terjadinya ketidakseimbangan dalam diri individu karena terlalu banyak rangsang panas. Keadaan tidak seimbang itu tidak menyenangkan bagi individu sehingga timbul kebutuhan untuk meniadakan ketidakseimbangan itu, yaitu menurunkan suhu badan dengan mencari tempat yang lebih sejuk.
      Pada manusia, lingkaran motivasi bersifat dinamis, ini disebabkan karena keseimbangan pada manusia seringkali merangsang ketidakseimbangan baru yang lebih tinggi tingkatannya. Berbeda dengan lingkaran motivasi pada hewan yang bersifat statis.
      Motif adalah instansi terakhir bagi terjadinya perilaku. Meskipun ada kebutuhan misalnya, tetapi kebutuhan ini tidak menciptakan motif, maka tidak akan terjadi perilaku. Hal ini disebabkan karena motif tidak saja ditentukan oleh faktor-faktor diri individu, seperti faktor-faktor  biologis, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial dan kebudayaan.
Motif dibedakan menjadi 2 motif
1. Motif primer
PERTAMA Motif primer ini disebut juga motif dasar ( basic motive ) atau biological drives ( karena bersal dari kebutuhan biologis ).
Motif primer meliputi :
a. Dorongan fisiologis ( physiological needs ) yang eliputi :
         Dorongan untuk makan, minum dan bernapas.
         Dorongan untuk mengembangkan keturunan
         Dorongan untuk beristirahat dan bergerak dan sebagainya.
b. Dorongan umum dan motif darurat 
Walaupun dasrnya motif ini telah ada pada sejak lahir namun bentukya swsuai dengan perangsang tertentu berkembang karena dipelajari, yang termasuk motif ini adalah :
         Perasaan takut
         Dorongan kasih saying
         Dorongan igin tahu
         Dorongan untuk melahirkan diri
         Dorongan untuk menyerang 
         Dorongan untuk berusaha
         Dorongan untuk mengejar
2. Motif sekunder
Motif ini sering disebut juga motif yang disyaratkan secara social , karena manusia hidup dalam lingkungan social bersama manusia, sehingga motif ii disebut juga motif social.
Dalam perkembangan motif ini dipengaruhi oleh tinggkat peradaban, adat istiadat dan nilai – nilai yang berlaku dalam masyarakat tempat individu itu berada. Dalam pengelolaan ini termasuk pada antara lain :
a. Dorongan untuk belajar
b. Dorongan untuk mengejar suatu kedudukan
c. Dorongan berprestasi
d. Moti objective 
e. Dorongan ingin diterima , dihargai persetujuan, merasa aman.
f. Dorongan untuk dikenal.
KEDUA, pengelompokan motif menurut woodword dan marquis. Motif itu dapat dibedakan 3 macam, yaitu sebagai berikut :
a.       Motif kebutuhan organis
b.      Motif darurat
c.       Motif objective
KETIGA pengelompokan motif berdasakan atas jalarannya. Pengelompokan ini dapat dibedakan kedalam 2 bagian yaitu :
1.      Motif instrinsik, yaitu motif yang tidak usah dirangsang dari luar, karena dalam dirinya individu telah ada dorongan itu.
2.      Motif ekstrinsik, yaitu motif yang disebabkan oleh pengaruh dari rangsangan dari luar
KEEMPAT, pengelompokan motif berdasarkan isi atau persangkutpautnya, yaitu sebagai berikut : 
1.      Motif jasmiah, seperti : reflex, instink, dan sebagainya.
2.      Motif rohaniah, yaitu kemaunan.
KELIMA, motif ini dari jenjang yang paling rendah ke janjang paling tinggi adalah berikut :
1.      Kebutuhan biologis
2.      Kebutuhan rasa aman
3.      Kebutuhan social
4.      Kebutuhan akan pemuas harga diri
5.      Kebutuhan aktualisasi diri.
pengukuran motif
motif ini merupakan benda yang secara langsung dapat diamati, tetapi merupakan suatu kekuatan dalam diri individu yang bersifat abstrak.
beberapa usaha untuk membangkitkan atau memperkuat motif.
1.      menciptakan situasi kompetensi yang sehat
2.      adakan pacemaking, usaha untuk merinci dalam jangka panjang dan jangka pendek.
3.      mengimformasikan tujuan yang jelas.
4.      memberikan ganjaran, berupa hadiah, seperti pujian, piagam dan fasilitas.
5.      memberikan kesempatan untuk sukses.
Frustasi
      Frustasi adalah suatu keadaan emosi yang disebabkan oleh tidak tercapainya kepuasan atau suatu tujuan akibat adanya hambatan atau rintangan dalam usaha mencapai kepuasan atau tujuan tersebut.
      Di samping istilah frustasi yang banyak dipakai orang dalam psikologi ada istilah lain, yaitu “deprivasi relatif”. Istilah ini dikemkakan oleh T.R. Gurr yang mengemukakan bahwa frustasi saja tidak selalu memicu reaksi yang serius.
      Dengan dmikian, deprivasi relatif adalah salah satu jenis frustasi yang disertai dengan kesenjangan antara kenyataan dan harapan yang makin lama makin besar, dan pada suatu titik akan menimbulkan perasaan kecewa bercampur putus asa yang begitu mendalam sehingga menimbulkan kemarahan yang sangat kuat. Salah satu ciri khas deprivasi relatif dibandingkan dengan frustasi lainnya adalah bahwa faktor subjektif pada deprivasi relatif sangat dominan.
      Ada beberapa hal yang dapat merupakan sumber frustasi. Berbagai sumber frustasi menimbulkan pula berbagai jenis frustasi yang dapat kita golongkan sebagai berikut.
1.      Frustasi Lingkungan, yaitu frustasi yang disebabkan oleh halangan atau rintangan yang terdapat dalam lingkungan. Misalnya seorang ingin segera pulang tetapi tidak bisa karena semua bus penuh atau sedang hujan lebat.
2.      Frustasi Pribadi, yaitu frustasi yang tumbuh dari ketidakmampuan orang itu sendiri dalam mencapai tujuan. Dengan kata lain, frustasi pribadi ini terjadi karena adanya tingkatan aspirasi dengan tingkatan kemampuannya.
3.      Frustasi Konflik, yaitu frustasi yang disebabkan konflik dari berbagai motif dalam diri seseorang. Dengan adanya motif-motif yang saling bertentangan, maka pemuasan dari salah satunya akan menyebabkan frustasi bagi yang lain. Frustasi konflik ini dapat timbul dari tiga macam konflik yang berbeda:
a.       Konflik Mendekat-mendekat, yaitu individu dihadapkan kepada dua atau lebih tujuan yang sama-sama mempunyai nilai positif, di mana individu harus memilih satu dari beberapa pilihan tersebut.
b.      Konflik Mendekat-Menjauh, di mana objek yang menjadi tujuan mempunyai nilai yang positif dan negatif sekaligus.
c.       Konflik Menjauh-Menjauh, yaitu individu dihadapkan pada dua pilihan yang sama-sama harus dihindari.
Reaksi seseorang terhadap frustasi dapat berbeda-beda, hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan-perbedaan pada struktur psikis maupun pisik, serta perbedaan sosial kultural di mana orang itu hidup. Individu dalam ikhtiarnya mengatasi keadaan frustasi ini dapat menempuh beberapa cara, yaitu:
1.      Bertindak Eksplosif
Semua energi yang terdapat dalam diri individu diledakkan atau dihabiskan dengan jalan melakukan perbuatan-perbuatan atau ucapan-ucapan yang biasanya bersifat eksplosif. Setelah “meletus”, maka biasanya individu merasa ketegangan dalam dirinya berkurang atau menghilang.
2.      Melakukan Kompensasi
Dalam melakukan kompensasi, orang berusaha untuk menutupi kekukarangan atau kegagalannya dengan cara-cara lain yang dianggapnya memadai atau lebih baik. Energi dan motif 1 dapat diarahkan untuk memperkuat motif 2 sehingga tujuan 2 dapat dicapai atau berakhir dengan suatu penyelesaian yang lebih baik. Dngan demikian individu dapat merasakan kepuasan yang lebih besar, yang dapat merupakan imbangan atau kompensasi daripada frustasi yang dialami sebelumnya.
3.      Dengan Cara Introversi
Individu yang tidak dapat mencapai tujuannya dalam dunia realitas, ia menempuh jalan dengan menarik diri dan masuk dalam dunia khayalan. Dalam dunia khayal ia membayangkan dirinya seolah-olah sudah berhasil mencapai tujuanya. Proses ini disebut introversi dan salah satu yang sering dijumpai adalah melamun. Ada kalanya hasil lamunan ini berlanjut pada proses kreatif yang produktif, yang akhirnya menghasilkan puisi atau prosa yang indah. Di sisi lain introversi bisa menimbulkan waham atau delusi yang sering kali diikuti halusinasi.
4.      Sublimasi
Individu dalam hal ini mengalihkan tujuannya pada tujuan alternatif, yang memiliki sifat-sifat yang kurang lebih sama dengan tujuan awal. Akan tetapi, di samping itu tujuan alternatif tersebut mempunyai nilai sosial dan nilai etis yang lebih tinggi.
5.      Reaksi Psikopatis
Rintangan yang menghalangi tercapainya suatu tujuan dapat terdiri atas beberapa hal yang bersifat fisik-material, namun bisa juga berupa rintangan yang terdiri dari larangan-larangan yang berdasarkan sopan santun, adat-istiadat, dan sebagainya. Ada segolongan individu yang kurang mau memerhatikan atau sama sekali tidak menghiraukan norma-norma sosial itu. Golongan individu yang cenderung bertindak melanggar aturan dalam mengatasi frustasinya disebut individu yang bereaksi secara psiopatis. Reaksi psikopatis banyak terjadi di jalan raya.
6.      Simbolisasi
Dalam keadaan di mana individu tidak berhasil menembus memecahkan rintangan, maka ia dapat berbuat seolah-olah telah berhasil mencapai tujuannya. Proses ini disebut simbolisasi, sedangkan benda yang digunakan sebagai pengganti disebut substitusi.
      Dalam menghadapi keadaan yang menimbulkan frustasi, tidak semua individu menghayatinya secara sama. Ketegangan yang ditimbulkan berbeda tergantung kepada derajat toleransinya.
Jenis Motif
      Untuk lebih mudah mempelajari berbagai motif, maka para sarjana membagi-bagi macam-macam motif ke dalam beberapa golongan. Salah satu penggolongan didasarkan pada kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder. Termasuk ke dalam kebutuhan primer adalah kebutuhan-kebutuhan badaniah, misalnya kebutuhan makanan dan minuman, seks, tidur dan sebagainya. Jadi, kebutuhan primer adalah kebutuhan bawaan yang tidak di pelajari atau disebut juga kebutuhan fisiologis. Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan sosial, misalnya kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan cinta dari orang lain, harga diri dan sebagainya. Kebutuhan sekunder ini tumbuh melalui pengalaman dan proses belajar.
      Motivasi dapat digolong-golongkan ke dalam beberapa jenis mengikuti suatu hierarki (jenjang) tertentu. Artinya, motivasi dari kebutuhan yang lebih rendah merupakan motivasi yang mendesak sifatnya sehingga perlu diprioritaskan. Tetapi, kalau kebutuhan-kebutuhan pada tingkat yang rendah telah terpenuhi, maka akan timbul kebutuhan pada tingkat-tingkat yang lebih tinggi yang akan memotivasi perilaku dan kebutuhan yang lebih rendah ini tidak lagi mendorong tingkah laku. Golongan-golongan tersebut adalah sebagai berikut.
1.      Kebutuhan biologis dan fisiologis: kebutuhan akan udara, makanan, seks dan lainnya (biological)
2.      Kebutuhan akan perasaan aman (safety need).
3.      Kebutuhan akan cinta kasih dan kebutuhan untuk memiliki dan dimiliki (need for socialization).
4.      Kebutuhan akan penghargaan (self-esteem).
5.      Kebutuhan akan kebebasan tingkah laku tanpa hambatan dari luar untuk menjadikan diri sendiri sesuai dengan citra dirinya sendiri (self-actualization).
Pembagian motif yang lain adalah menurut David McClelland yang terdiri atas (1) kebutuhan untuk berkuasa (need for power), (2) kebutuhan untuk berprestasi (need for achievement), dan (3) kebutuhan untuk mencari tteman, mencari pegangan pada orang lain (need for affiliation).
Insentif
      Hal yang erat hubungannya dengan motif adalah insentif. Insentif adalah kondisi atau situasi di luar diri individu yang dapat meningkatkan atau menghambat suatu motif. Insentif ini penting sekali artinya terutama dalam dunia pendidikan dan dunia usaha. Karena sifatnya yang merupakan kondisi di luar diri individu, maka insentif mudah di kontrol oleh pihak-pihak penguasa dengan tujuan untuk merangsang atau menghambat motif-motif tertentu pada orang yang dibina, dididik, atau dilatihnya.
      Sesuai dengan fungsinya, maka insentif dapat dibagi kedalam dua jenis, yaitu:
1.      Insentif  yang meningkatkan motif, disebut insentif positif. Misalnya, piala kejuaraan merupakan insentif positif bagi olahragawa yang berlomba sehingga masing-masing berusaha sekuat-kuatnya.
2.      Insentif  yang menghambat motif, disebut insentif negatif. Misalnya hukuman yang diberikan kepada seorang pencuri dapat menghambat motif orang tersebut untuk mencuri lagi.
Agar insentif ini dapat diberikan secara efektif, maka terlebih dahulu perlu di ketahui struktur kepribadian dan motif orang yang akan diberi insentif tersebut.



BAB 4
KEKHUSUSAN INDIVIDUAL:
(Intelegensi dan Kepribadian)

Tiap individu (manusia maupun hewan) mempunyai kekhususannya sendiri yang membedakannya dengan individu-individu lainnya, sudah lama disadari orang. Kalau kita pandangi orang-orang yang berada disekitar kita, maka secara sepintas lalu saja sudah akan nampak bahwa mereka itu berlain-lainan satu sama lain. Ada yang gemuk, ada yang kurus, ada yang tampan, ada yang cantik, ada yang lemah dan sebagainya.
Dari contoh di atas dapat kita lihat bahwa perbuatan yang berintelegensi adalah perbuatan yang menuntut kemampuan yang lebih dari pada sekedar kemampuan untuk persepsi biasa. Kemampuan itu adalah kemampuan untuk mengelolah lebih jauh lagi tentang intelegensi.

Intelegensi
Banyak sekali definisi yang mengemukakan tentang intelegensi, namun satu sama lain berbeda sehingga tidak memperjelas persoalan. Edourd Claparade (1873-1940)dan William Stern (1871-1938) seorang pakar psikologi penemu konsep IQ misalnya mendefinisikan intelegensi secara sangat fungsionala dan terbatas, yaitu : intelegensi adalah penyesuaian diri secara mental terhadap situasi atau kondisi baru. Dilain pihak seorang psikologi gestalt mengatakan bahwa intelegensi adalah perbuatan yang disertai dengan pemahaman atau pengertian.
Perdebatan tentang definisi ini tidak  kunjung selesai. Pada tahun 1990-pun para pakar mencoba sepakat dengan definisi intelengensi yang masih terdapat versi dua kelompok yaitu : Mainstream Science on Intelligensi (MSI) dan versi American Psychological Association (APA).
Versi MSI memberikan definisi tentang intelegensi adalah suatu kemampuan yang sangat umum yang antara lain melibatkan kemampuan akal, merencana, memecahkan masalah, berfikir abstrak, memahami ide-ide yang kompleks, cepat belajar dan belajar dari pengalaman. Dalam versi APA definisi MSI itu dianggap sebagai hanya sekedar sebuah daftar dari berbagai kemampuan yang diidentifikasikan. Oleh karena itu, versi APA tidak memberikan suatu definisi, melainkan hanya menyebutkan tentang perbedaan antar individu dalam memahami suatu ide, lingkungan, masalah, dan sebagainya.
Dengan demikian, intelegensi itu adalah kemampuan untuk mengolah lebih jauh lagi hal-hal yang kita amati. Kemampuan ini terdiri dari dua jenis yaitu kemampuan khusus dan kemampuan umum. Kemampuan khusus adalah kemampuan dalam bidang-bidang tertentu. Disamping kemampuan khusus, terdapat kemampuan umum. Kemampuan umum ini mendasari kemampuan-kemampuan khusus, tetapi ia bukan merupakan kumpulan, gabungan, atau penjumlahan-penjumlahan kemampuan khusus belaka, melainkan merupakan kualitas tersendiri.
Teori lama mengatakan bahwa tingkat perbedaan kecerdasan itu sudah bawaan setiap lahir. Di samping orang-orang yang ditakdirkan pandai, terdapat pula orang-orang yang bodoh sejak lahirnya, sedangkan yang terbanyak adalah orang yang bertaraf rata-rata. Menyadari hal ini, sejak lama sudah diusahakan dalam psikologi untuk mengukur taraf intelegensi pada manusia. Setelah melalui beberapa eksperimen terbukti bahwa mengukur taraf intelegensi itu dapat diperkirakan melalui pengukuran terhadap beberapa aspek kemampuan khusus tertentu.
Yang sekarang menjadi perdebatan, para pakar psikologi adalah apakah IQ masing-masing individu benar-benar diperoleh sejak lahir dan tidak bisa diubah lagi (factor nature) atau justru lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan, social, pendidikan dan kebudayaan.
Ada dua jenis intelegensi yakni fluid intelegenci yaitu : kemampuan proses informasi secara cepat, hubungan berfikir dan ingatan dalam bentuk analogi, mengingat rangkaian angka dan kategorisasasi. Sementara crystallized intellegenci yaitu : akumulasi informasi, ketrampilan-ketrampilan dan strategi yang telah dipelajari selama hidup dan dapat diterapkan untuk memecahkan masalah.

Faktor pembawaan
Perdebatan antara kaum nativis dan kaum empiris dalam ilmu psikologi, tidak terbatas pada intelengensi saja. Cesare Lombrosso terkenal dengan teorinya “ deliquento nato” yaitu bahwa penjahat sudah mempunyai watak jahat sejak lahirnya, yang tercermin pada bentuk tengkoraknya (fisiognami). Tentu teori ini sudah tidak relevan lagi, karena sekarang kejahatan  adalah hasil pengaruh berbagai factor pada diri individu maupun lingkungannya (keadaan social, ekonomi, pendidikan, factor kesempatan ).
Ilmu-ilmu yang mempercayai sifat/watak/nasib sudah ditentukan sejak lahir antara lain astrologi, frenologi (dengan mengukur tengkorak kepala) palmistry (melalui garis-garis tangan). Ilmu semacam ini seakan-akan ilmiah padahal tidak ilmiah. Itulah sebabnya disebut sebagai ilmu semu.
Intelegensi sebagai isu tak hanya dilihat sebagai ilmu pengetahuan saja, bahkan dipakai juga dalam isu-isu social. Intelegensi dipakai oleh kelompok-kelompok politik tertentu untuk mendiskreditkan kelompok lain, yang biasanya minoritas.




Faktor lingkungan dan kebudayaan
Ada pendapat atau aliran yang percaya bahwa sifat manusia (termasuk kecerdasan dan kepribadian lainnya sepenuhnya dipengaruhi oleh lingkungan. Pandangan ini disebut empirisme.
Seorang tokoh empirisme John b. Wanston mengatakan karena jiwa manusia waktu lahir masih bersih, maka untuk menjadikannya manusia itu sesuai dengan yang dikehendaki, kepada orang itu tinggal diberikan lingkungan dan pengalaman-pengalaman yang diperlukan. Jadi manusia dapat dibentuk sesuai dengan lingkungan yang ditempati.
Interaksi bawaan dan lingkungan : konvergensi
        Intelegensi adalah hasil dari kontribusi lingkugan dan bawaan. Dari sudut pandang bawaan para peneliti beranjak pada penelitian terhadap otak. Temuan ini dikuatkan oleh penelitian dengan menggunakan metode pemindaian otak dikenali beberapa area otak yang terkait dengan intelegensi. Contohnya anak dosen akan menjadi dosen juga, membuktikan bahwa lingkungan pun ada pengaruhya.
Jadi, lingkungan bisa berpengaruh terhadap perkembangan intelegensi seseorang, tetapi dalam batas-batas bawaan yang ada.
Pembentukan kepribadian
Istilah bahasa inggris untuk kepribadian adalah personality yang berasal dari kata “persona” yang artinya adalah topeng. Kepribadian (personality) adalah sebuah konsep yang sukar dimengerti dalam psikologi, meskipunistilah itu digunakan sehari-hari. Karena banyak definisi tantang kepribadian maka definisi yang paling mudah dipahami adalah definisi dari Gordon W. Allport yaitu kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu yang terdiri dari system-sistem psiko-fisik yang menetukan cara penyesuain diri yang unik dari individu tersebut terhadap lingkungannya.
Dari definisi diatas terdapat kata-kata kunci yaitu system psikis (pikiran, perasaan, minat, motivasi, dan sebagainya) dan system fisik (tinggi badan, warna kulit, system syaraf, pencernaan, gemuk, kurus dan lain-lain). Organisasi dinamais yang menggabungkan semua system psiko-fisik tadi dalam suatu proses kerja yang kait mengait dan terus berubah dari waktu ke waktu sebagi upaya penyesuaian diri individu tersebut terhadap lingkungannya dan secara khusus.
Kepribadian selalu berubah-rubah sesuai dengan kondisi lingkuangannya. Salah satu teori sifat (trait) yang sekarang popular dikalangan psikologi adalah teori lima dimensi model kepribadian atau sering disebut teori 5 besar. Teori ini menyatakan ada lima sifat dasar atau inti manusia yaitu:
1.       Keterbukaan pada pengalaman dan gagasan-gagasan baru Vs tradisional dan berorientasi semata-mata pada ritinitas.
2.       Memenuhi tugas, berencana, teratur Vssantai, spontan, tidak dapat diandalkan.
3.       Ceria dan berorintasi pada rangsangan yang  ada diluar Vs pendiam dan menghindari stimulus dari luar.
4.       Bersifat social, bersahabat, cinta damai, Vs agresif, dominan, tidak setuju pada orang lain.
5.       Reaktif secara emosional, mudah terpicu emosi negatifnya Vs tenang, terkendali, optimis.
Pengalamn-pengalaman yang umum maupun yang khusu member pengarih yang berbeda-beda pada masing-masing individu. Individu itu pun merencanakan pengalaman-pengalaman tersebut secara berbeda-beda pula, sampai akhirnya ia membentuk dalam dirinya suatu kepribadian permanen. Proses intergasi pengalaman-pengalaman ke dalam kepribadian yang makin lama makin menjadi dewasa disebut proses pembentukan identitas diri.
Sebelum sampai kepada pembentukan kepribadian yang matang, dewasa, permanen, proses pembentukan diri harus melalui beberapa tingkatan. Salah satu tingkat yang harus dimulai adalah imitasi (keinginan untuk meniru orang lain) yang dilanjutkan dengan identifikasi (dorongan untuk menjadi identik dengan orang lain).
Kepribadian seseorang itu diekspresikan kedalam beberapa kateristik  sehingga dengan memahami karekteristik-krekteristik tersebut, kita dapat mengerti pula kepribadian orang yang bersangkutan. Karekteristik yang dapat dikenali yaitu :
1.       Penampilan fisik, misalnya tubuh yang besar, wajah yang tampan, dan lain-lainnya semua bisa menggambarkan diri seseorang atau yang bersangkutan.
2.       Temperamen: yaitu suasana hati yang menetap dank has pada orang yang bersangkutan, misalnya: pemurung, pemarah, periang dan sebagainya.
3.       Kecerdasan dan kemampuan: termasuk kreativitas-kreativitasnya mengikuti teori multiple intelligence, kita bisa mengidentifikasi kemampuan yang menonjol pada orang yang bersangkutan.
4.       Arah minat dan pandangan mengenai nilai-nilai:hobi, pekerjaan-pekerjaan yang selalu dilakukan, serta kebiasaan sehari-hari merupakan indicator terbia untuk menggambarkan arah minat dan pandangan moral seseorang.
5.       Sikap social: hal ini bisa diukur dengan beberapa psikotes, namun bisa juga digali dengan wawancara mendalam atau observasi dalam proses simulasi, games, atau diskusi.
6.       Kecendurungan-kecenderungan dalam motivasinya: hal inipun dapat diketahui melalui beberapa tes dan wawancara serta observasi selama proses pemeriksaan..
7.       Cara-cara pembawaan diri: bentuknya misalnya sopan santun, banyak bicara, kritis dan sebagainya.
8.       Kecenderungan patologis: merupakan tanda-tanda adanya gangguan jiwa yang serius.
Sekalipun kepribadian itu unik, yaitu berbeda-beda pada tiap-tiap orang, tetapi ada pakar psikologi yang tetap berusaha menggolongkan kepribadian dalam beberapa jenis. Penggolongan menirut Ernst Kretscmer didasari pada cirri-ciri fisik dan berorientasi pada penyakit-penyakit kejiwaan ada tiga macam tipe : tipe Asthenis, tipe Atlenis, tipe piknis.
Bapak ilumu kedoteran, Hiprokates berpendapat bahwa kepribadiaan seseorang dipengaruhui oleh proses-proses faali dalam tubuh, terutama oleh bekerjamay cairan-cairan dalam tubuh yaitu : tipe sanguinis, tipe phlegmatic, melankolik, kholerik.
Tipologi yang lebih modern dilakukan antara lain oleh Carl Gustav Jung yang mendasarkan penggolongannya pada perilaku atau karektiristik psikologis saja yaitu : tipe introvert, tipe ekstrovet, tipe ambivert.

Pembentukan identitas diri
Mengenai pengalaman-pengalaman yang ikut membentuk kepribadian, kita dapat membedakannya dalam dua golongan :
1.       Pengalaman yang umum
Yaitu  yang dialami oleh tiap-tiap individu dalam kebudayaan tertentu. Pengalaman ini erat hubungannya dengan fungsi dan peranan seseorang dalam masyarakat. Misalnya, sebagai laki-laki atau wanita seseorang mempunyai hak dan kewajiban tertentu. Beberapa dari peran itu dipilih sendiri oleh orang yang bersangkutan tetapi masih tetap terikat pada norma-norma masyarakat, misalnya jabatan atau pekerjaan. Meskipun demikian, kepribadian seseorang tidak dapat sepenuhnya diramalkan atau dikenali hanya berdasarkan pengetahuan tentang struktur kebudayaan dimana orang itu hidup. Hal ini disebabkan karena :
a.       Pengaruh kebudayaan terhadap seseorang tidaklah sama karena medianya (orang tua, saudara, media massa dan lain-lain) tidaklah sama pula pada setiap orang. Setiap orang tua atau media massa mempunyai pandangan dan pendapatnya sendiri sehingga orang-orang yang menerima pandangan dan pendapat yang berbeda-beda itu akan berbeda-beda pula pendiriannya.
b.      Tiap individu mempunyai pengalaman-pengalaman yang khusus, yang terjadi pada dirinya sendiri.
2.       Pengalaman yang khusus
Yaitu yang khusus dialami individu sendiri. Pengalaman ini tidak tergantung pada status dan peran orang yang bersangkutan dalam masyarakat. Pengalaman-pengalaman yang umum maupun yang khusus di atas memberi pengaruh yang berbeda-beda pada tiap  individu-individu itu pun merencanakan pengalaman-pengalaman tersebut secara berbeda-beda pula sampai akhirnya ia membentuk dalam dirinya suatu stuktur kepribadian yang tetap (permanen). Proses integrasi pengalaman-pengalaman ke dalam kepribadian yang makin lama makin dewasa, disebut proses pembentukan identitas diri.
Proses pembentukan identitas diri harus melalui berbagai tingkatan. Salah satu tingkat yang harus dilalui adalah identifikasi, yaitu dorongan untuk menjadi identik (sama) dengan orang lain, misalnya dengan ayah, ibu, kakak, saudara, guru, dan sebagainya. Pada masa remaja, tahap identifikasi ini dapat menyebabkan kebingungan dan kekaburan akan peran sosial, karena remaja-remaja cenderung mengidentifikasikan dirinya dengan beberapa tokoh sekaligus, misalnya dengan ayahnya, bintang film kesayangannya, tokoh politik favoritnya dan sebagainya. Kalau kekaburan akan peranan sosial ini tidak dapat dihapuskan sampai remaja itu menjadi dewasa, maka besar kemungkinannya ia akan menderita gangguan-gangguan kejiwaan pada masa dewasanya. Karena itu penting sekali diusahakan agar remaja dapat menentukan sendiri identitas dirinya dan berangsur-angsur melepaskan identifikasinya terhadap orang-orang lain untuk akhirnya menjadi dirinya sendiri.
Ekspresi Kepribadian
        Telah dijelaskan sebelumnya bahwa arti kepribadian sangat luas. Oleh karena itu, jika kita hendak menggambarkan atau menguraikan kepribadian seseorang, kita harus membagi-bagi kepribadian tersebut dalam beberapa karakteristik yang dapat dilihat atau diukur. Dengan kata lain, kepribadian seseorang itu diekspresikan kedalam beberapa karakteristik sehingga dengan memahami karakteristik-karakteristik tersebut, kita dapat mengerti pula kepribadian orang yang bersangkutan.
        Sekalipun tidak semua pakar sependapat  tetapi karakteristik-karakteristik yang dianggap terpenting untuk mengenali kepribadian adalah:
1.      Penampilan fisik : tubuhyang besar, wajah yang tampan, pakaian yang rapi, atau tubuh yanhg kurus sehat, wajah yang kuyu , pakaian kusut, semuanya menggambarkan kepribadian dari orang yang bersangkutan. Juga bisa dilihat apakah ia berwibawa dan percaya pada diri sendiri atau kurang semangat dan mempunyai perasaan rendah diri dan sebagainya.
2.      Tempramen : yaitu suasana hati yang menetap dan khas pada orang yang bersangkutan, misalnya: pemurung, pemarah, periang, dan sebagainya.
3.      Kecerdasan dan kemampuan: termasuk kreativitasny: mengikuti teoti Multiple Intelligence. Kita bisa mengidentifikasiakan kemampuan yang menonjol pada orang yang bersangkutan.
4.      Arah Minat dan Pandangan Mengenai Nilai-nilai: hobi, pekerjaan yang selalu dilakukan, serta kebiasaan sehari-hari merupakan indicator terbaik untuk menggambarkan arah minat dan pandangan moral seseorang.
5.      Sikap Sosial: hal ini bisa diukur dengan beberapa psikotes atau skala seperti MPPT, EPPS, The big Five Test, atau tes-tes proyeksi. Namun, bisa digali juga dari wawancara mendalam atau observasi dalam proses simulasi, games, atau diskusi.
6.      Kecenderungan-kecenderungan dalam motivasinya: hal ini pun dapat diketahui melalui beberapa tes dan wawancara serta observasi selama proses pemeriksaan.
7.      Cara-cara Pembawaan Diri: dalam bentuk misalnya sopan santun, banyak bicara, kritis, mudah bergaul, dan sebagainya. Cara pembawaan diri ini terlepas dari isi atau materi yang dibawakan. Seseorang dapat berbicara tentang berita kematian atau soal-soal perdaganagan atau mengundang seseoarng ke suatu perjamuan , atau menegur kesalahan seseorang, tetapi semuanya dilakukan dengan cara yang sopan atau justru sebaliknya.
8.      Kecenderungan Patologis: merupakan tanda-tanda adanya gangguan jiwa yang serius (bukan sekedar stress atau depresi karena frustasi). Memang, yang paling tepat untuk mendiagnosis gangguan jiwa adalah dokter spesialis kejiwaaan (SpKJ) atau psikolog klinis. Tetapi, mata seorang psikolog non-klinis, atau asesor, bahkan awam yang waspada pun akan mampu mengidentifikasikan adanya gangguan jiwa berat seperti skhiozophrenia (berbicara dan berperilaku aneh, ngawur tanpa arah (bizarre), ada halusinasi, dan sebagainya). Bisa juga autism (hiperaktif, tetapi tidak ada kontak dengan orang lain, tidak bisa diajak bercakap-cakap lebih suka dengan kegiatan sendiri yang bersifat mengulang-ngulang dan lain-lain.

Jenis Kepribadian
                        Menurut Galen, seorang ahli fisiolog Romawi yang hidup di abad ke-2 Masehi , yang pertama kali memperkenalkan teori empat kepribadian. Ia menyatakan bahwa kepribadian manusia bisa dibagi menjadi empat jenis : sanguin (populer), koleris (kuat), melankolis (sempurna), dan phlegmatis (damai). Meski teori ini tergolong sangat kuno, para psikolog masa sekarang mengakui, teori kepribadian ini banyak benarnya.
                        Dari 4 tipe kepribadin ini, tiap orang mempunyai kombinasi dari dua kepribadian. Umumnya salah satunya lebih dominan, kadang juga keduanya seimbang. Bila hanya 1 dari tipe kepribadian, maka dapat dikatakan tipe kepribadian sejati. Misalnya Sanguinis sejati. Sanguin dan koleris bisa berkombinasi secara alami karena keduanya ekstrovert, optimis dan terus terang. Kombinasi ini menghasilkan individu yang sangat energik. Phlegmatis dan melankolis bisa berkombinasi karena keduanya introvert, pesimis dan lembut.
Empat jenis tersebut diantaranya :
1)      Sanguin, tipe yang mempunyai energi yang besar, suka bersenang-senang, dan supel. Mereka suka mencari perhatian, sorotan, kasih sayang, dukungan, dan penerimaan orang-orang di sekelilingnya. Orang bertipe sanguin suka memulai percakapan dan menjadi sahabat bagi semua orang. Orang tipe ini biasanya optimis dan selalu menyenangkan. Namun, ia tidak teratur, emosional, dan sangat sensitif terhadap apa yang dikatakan orang terhadap dirinya. Dalam pergaulan, orang sanguin sering dikenal sebagai “si tukang bicara”.
Kekuatan
            Kepribadian yang menyenangkan, ceria, supel, suka bicara dan bercerita. Punya selera humor yang baik. Emosional dan demonstratif. Antusias dan ekspresif. Optimis, Penuh rasa ingin tahu. Berhati tulus, tidak menyimpan dendam dan cepat meminta maaf. Menyukai kegiatan spontan. Dalam bekerja, mengajukan diri secara sukarela untuk bekerja, mengilhami orang lain untuk bergabung dan dapat mempesona orang lain untuk bekerja.
Kelemahan
            Mendominasi percakapan dan suka membesar-besarkan, egoistis, suka mengeluh, kekanak-kanakan, tidak pernah dewasa. Mudah marah/emosional. Sensitif terhadap yang dikatakan orang tentang dirinya. Melupakan kewajiban. Keyakinan cepat luntur, tidak disiplin, mudah teralihkan perhatiannya. Benci sendirian. Tidak tetap/mudah berubah dan pelupa. Pandai berdalih. Suka mencari perhatian, sorotan dan kasih sayang, dukungan dan penerimaan orang di sekelilingnya. Memutuskan dengan perasaan.
2)      Koleris, yang suka berorientasi pada sasaran. Aktivitasnya dicurahkan untuk berprestasi, memimpin, dan mengorganisasikan. Orang bertipe koleris menuntut loyalitas dan penghargaan dari sesama, berusaha mengendalikan dan mengharapkan pengakuan atas prestasinya, serta suka ditantang dan mau menerima tugas-tugas sulit. Tapi mereka juga suka merasa benar sendiri, suka kecanduan jika melakukan sesuatu, keras kepala, dan tidak peka terhadap perasaan orang lain. Orang koleris seperti ini sering diidentifikasi sebagai “si pelaksana”.
Kekuatan
            Tipe ini berbakat menjadi pemimpin. Suka berprestasi dan mengorganisasikan. Hidupnya berorientasi pada tujuan, aktif dan dinamis.. Berkemauan keras dan tidak mudah putus asa. Tidak menyukai air mata dan emosi. Bebas dan mandiri. Dalam bekerja, suka yang serba teratur dan mencari pemecahan praktis. Mau melakukan tugas yang sulit dan suka ditantang. Bisa mendelagasikan pekerjaan dan mau bekerja untuk kegiatan kelompok . Bergerak cepat untuk bertindak sehingga unggul dalam keadaan darurat.
Kelemahan
            Orang bertipe koleris terlalu bersemangat, suka memerintah dan tidak sabaran, keras kepala dan kaku. Menyukai kontroversi dan pertengkaran, tidak mau menyerah kalau kalah. Tidak simpatik/kurang peka terhadap perasaan orang lain. Suka merasa benar sendiri. Mendominasi orang lain Dalam bekerja, termasuk pecandu kerja, menuntut loyalitas dan penghargaan bawahan. Bisa kasar atau taktis. Mngharapkan pengakuan atas prestasinya.
3)      Melankolis yang cenderung diam dan pemikir. Ia berusaha mengejar kesempurnaan dari apa yang menurutnya penting. Orang dalam tipe ini butuh ruang dan ketenangan supaya mereka bisa berpikir dan melakukan sesuatu. Orang bertipe melankolis berorientasi pada tugas, sangat berhati-hati, perfeksionis, dan suka keteraturan. Karenanya, orang melanklolis sering kecewa dan depresi jika apa yang diharapkannya tidak sempurna. Orang melankolis sering diidentifikasi sebagai “si perfeksionis” atau “si pemikir”.
Kekuatan
          Perfeksionis, standar tinggi. Cenderung diam dan pemikir sehingga membutuhkan ruang dan ketenangan supaya bisa berpikir dan melakukan sesuatu. Serius dan bertujuan. Analitis. Berbakat dan kreatif. Berfilsafat dan puitis. Bijaksana, Idealis. Menghargai keindahan. Sensitif kepada orang lain. Berteman dengan hati-hati. Puas ada di belakang layar. Menghindari perhatian. Setia dan mengabdi. Mau mendengarkan keluhan dan mudah terharu. Dalam bekerja: suka keteraturan. Serba tertib dan hati-hati. Rapi dalam perencanaan, hemat.
Kelemahan
              Mengingat yang negatif dan menikmati sakit hati. Citra diri rendah dan merendahkan diri sendiri. Standar suka terlalu tinggi. Sangat memerlukan persetujuan. Mementingkan diri sendiri. Terlalu instropektif. Tertekan karena ketidaksempurnaan. Tidak aman secara sosial. Menarik diri dan menjauh. Suka mengkritik orang lain. Tidak menyukai yang menentang. Mencurigai orang lain, pendendam. Tidak mudah memaafkan dan penuh kontradiksi. Dalam kerjaan : suka memilih pekerjaan sulit. suka ragu-ragu dan melewatkan banyak waktu.
4)      Phlegmatis, yang seimbang, stabil, merasa diri sudah cukup, dan tidak merasa perlu merubah dunia. Ia juga tak suka mempersoalkan hal-hal sepele, tidak suka risiko atau tantangan, dan butuh waktu untuk menghadapi perubahan. Orang bertipe ini kurang disiplin dan motivasi sehingga suka menunda-nunda sesuatu. Kadang, ia dipandang orang lain sebagai lamban. Bukannya karena ia kurang cerdas, tapi justru karena ia lebih cerdas dari yang lain. Orang phlegmatis tak suka keramaian ataupun banyak bicara. Namun, ia banyak akal dan bisa mengucapkan kata yang tepat di saat yang tepat, sehingga cocok menjadi negosiator. Orang phlegmatis kadang diidentifikasi sebagai “si pengamat” atau “si manis”.
Kekuatan
              Kadang tipe ini dipandang sebagai orang yang lamban. Sebenarnya bukan karena ia kurang cerdas, tapi justru karena ia lebih cerdas dari yang lain. Mudah bergaul dan santai. Mudah diajak rukun dan menyenangkan. Tenang, teguh, sabar dan seimbang. Hidup konsisten. Tidak banyak cakap tetapi bijaksana. Simpatik dan baik hati. Menyembunyikan emosi. Hidupnya penuh tujuan. Tidak suka mempersoalkan hal sepele. Punya banyak akal dan bisa mengucapkan kata-kata yang tepat di saat yang tepat. Pendengar yang baik, memiliki rasa humor yang tajam. Suka mengawasi orang lain. Berbelas kasihan dan peduli. Dalam bekerja: cakap dan mantap, dapat menengahi masalah. Menghindari pertikaian. Menemukan cara yang mudah. Baik dibawah tekanan.
Kelemahan
              Terlalu pemalu dan tidak banyak bicara. Tidak suka keramaian. Suka takut dan kawatir. Mementingkan diri sendiri dan suka merasa benar sendiri. Tidak antusias. Suka menilai orang lain. Suka menunda-nunda sesuatu. Kurang disiplin dan motivasi diri. Malas dan tidak peduli. Membuat orang lain merosot semangatnya. Lebih suka menonton. Tidak suka tantangan/resiko. Terlalu suka kompromi. Perlu waktu untuk menerima perubahan. Tidak suka didesak-desak.
Tipe Tipe Kepribadian Menurut Eduard Spranger Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa masing masing ahli ini mempunyai dasar dalam memberikan pendapatnya tentang tipe kepribadian. Nah apakah yang menjadi dasar Eduard?? Ternyata ia melihat tipe tipe kpribadian seseorang berdasarkan sikap manusia terhadap yang hidup di dalam masyarakat. Dan inilah tipe tipe kepribadian yang dimaksud oleh Eduard Spranger:
  • Manusia Politik. Seseorang yang memiliki kepribadian seperti ini cendrung mempunyai sifat ingin menguasai orang lain, dan setiap langkanya selalu berbau hal politik.
  • Manusia Ekonomi. Kalau kita ingin mengetahui orang orang bertipe  kepribaidan ekonomi kita bisa melihat pada ras china yang hidup di negara kita ini. Kebanyakan para etnik china ini selalu mencari hal hal baik dan berpotensi bisnis. Pada intinya orang orang yang memiliki tipe kepribadian seperti ini segala sesuatunya dipertimbangkan dengan hitung hitungan bisnis.
  • Manusia Sosial. Anda tau orang yang supel atau mudah bergaul? inilah orang yang mempunyai  kepribadian sosial. Karena orang berkepribadian sosial biasanya mudah dan suka bergaul, suka menolong, dan rela berkorban untuk orang lain.
  • Manusia Seni. Untuk melihat orang yang memiliki kepribadian seni bagi kita tidak sulit. Kita bisa melihat para musisi, penyanyi, pelukis dan lain sebagainya, atau kita bisa melihat orang orang yang dalam kesehariannya menghabiskan waktunya untuk keindahan. Karena pada intinya orang yang memiliki kepribadian seni ialah orang yang jiwanya dipengaruhi oleh nilai nilai keindahan.
  • Manusia Agama. Inilah kepribadian yang dimiliki oleh para ulama, pastur, pendeta dan pemuka atau tokoh tokoh agama lainnya. Bagi orang yang memiliki kepribadian agama yang terpenting bagi mereka adalah menghambakan diri dan menghabiskan hidupnya demi tuhan yang maha kuasa.
  • Manusia Teori. Ciri ciri dari orang yang memili kepribadian teori antara lain ia adalah seorang pemikir, suka membaca, dan mengabdi pada ilmu.
Tipe Tipe Kepribadian Menurut C.G Jung.C.G Jung adalah seorang ahli penyakit jiwa yang berasal dari negara swis. Jung membagi kepribadian kedalam dua tipe, Yaitu ekstovert dan Introvert.
Orang yang memiliki Kepribadian Ekstrovert  adalah orang yang perhatiannya diarahkan ke luar dari dirinya. Ciri ciri atau sifat yang dimiliki oleh orang ekstrovert adalah ia lancar dalam berbicara, mudah bergaul, tidak malau mudah menyesuaikan diri, ramah dan suka berteman.
Adapun orang yang memiliki kepribadiannya Introvert merupakan kebalikan dari kepribadian ekstrovert. Perhatiannya lebih mengarah pada dirinya. Sifat yang dimiliki oleh orang yang berkpribasian seperti ini adalah cendrung diliputi kekhawatiran, mudah malu dan canggung, lebih senang bekerja sendiri, sulit menyesuiakan diri dan jiwanya agak tertutup.
Tipe Tipe Kepribadian Menurut Gerart Heymans. Gerart Heymans mengolongkan tipe kepribadian berdasarkan  kuat dan lemahnya seseorang. Tipe tipe kepribadian yang ia maksud adalah:
         Gapasioneerden (orang hebat). Ciri dari orang yang memiliki kepribadian seperti ini aka terlihat sifat antara lain selalu bersikap keras, ambisius, egois, dan emosional. Selain itu sifat yang terlihat dari orang yang mempunyai kepribadian ini antara lain memiliki rasa kekeluargaan yang baik, dan suka menolong yang lemah.
         Cholerici ( orang garang). Sifat yang terlihat dari orang yang memiliki kepribadian seperti ini antara lain orangnya agresif, giat bekerja, pemberani, optimistis,  dan suka pada hal hal yang bersifat nyata. Selain itu ciri lainnya adalah bahwa orang ini mempunyai sifat boros dan suka bertindak ceroboh.
         Sentimentil (orang perayu) Ciri cirinya adalah emosional, pintar berbicara, senang dengan kehidupan alam, dan tidak suka keramaian.
         Nerveuzen ( Gugup), Sifat yang terlihat dari kepribadian semacam ini adalah mudah naik darah,  suka memprotes, tidak mau berfikir panjang, dan tidak pendendam.
         Flegmaciti (orang tenang) Sifat yang terlihat pada orang yang memiliki kepribadian ini adalah antara lain selalu bersikap tenang dan sabar, tekun bekerja, memiliki pemikiran yang luas, rajin dan cekatan.
         Sanguinici ( Kekanak kanakan) Jika kita melihat seseorang memiliki sifat seperti anak anak, itulah orang yang berkepribadian sanguinici. Sifat yang terlihat antara lain sukar atau plinlan dalam mengambil keputusan, ragu ragu dalam bertindak dan suka menyendiri.
         Amorfem (orang tak berbentuk) sifat yang terlihat dari tipe kepribadian ini adalah intelektualnya kurang, picik,  tidak praktis, tidak punya jati diri dan terombang ambing.
Itulah pendapat beberapa ahli yang meskipun tidak semua pendapat ahli termuat di sini, tetapi paling tidak tulisan ini dapat memberikan gambaran seperti apakah tipe tipe kepribadian.

Setiap orang mempunyai kombinasi dari dua kepribadian. Umumnya salah satunya lebih dominan, kadang juga keduanya seimbang. Sanguin dan koleris bisa berkombinasi secara alami karena keduanya ekstrovert, optimis dan terus terang. Kombinasi ini menghasilkan individu yang sangat energik. Mereka punya daya tarik serta banyak bicara sambil menyelesaikan pekerjaan mereka, entah melakukannya sendiri atau menyuruh orang lain untuk mengerjakannya.
                        Phlegmatis dan melankolis bisa berkombinasi karena keduanya introvert, pesimis, dan lembut. Mereka melakukan segala sesuatu dengan sempurna dan tepat waktu, tidak mau mengambil sikap konfrontatif. Namun anak tipe ini akan mudah terkuras energinya jika berurusan dengan orang lain.
                        Kombinasi koleris-melankolis dan sanguin-phlegmatis menggabungkan optimis dan pesimis, yang suka hura-hura dengan yang tidak suka hura-hura, dan yang supel dengan yang suka menarik diri. Akibatnya anak cenderung tidak seimbang dan berubah-ubah kepribadiannya tergantung keadaan. Kombinasi koleris-melankolis menghasilkan individu yang sangat berorientasi pada tugas. Kombinasi ini akan menjadi peraih prestasi tertinggi, melakukan segala sesuatu dengan cepat dan sesempurna mungkin. Namun mereka bisa menjadi nge-boss dan manipulatif sekaligus mudah stres jika orang lain tak bisa melakukan segalanya dengan benar dan tepat waktu.
                        Kepribadian sanguin dan phlegmatis juga bisa berkombinasi, menghasilkan orang yang berorientasi pada hubungan. Kombinasi ini menjadikannya teman bagi semua orang. Ia dikagumi karena sifat humornya, selalu rileks, dan menerima orang lain apa adanya. Namun ia cenderung tidak disiplin, tidak suka melakukan apapun, mudah lupa tanggung jawabnya, dan selalu dapat merayu orang lain untuk mengerjakannya bagi mereka.
                        Kepribadian  memang bisa dirubah sedikit demi sedikit setelah tumbuh dewasa. Misalnya, jika ia merasa terlalu emosional, ia bisa merubahnya sedikit demi sedikit sehingga bisa lebih sabar. Namun kepribadian seseorang telah ada sejak ia lahir, dan akan mempengaruhi cara berpikir dan bertindak dalam kehidupannya. Maka ada baiknya jika kita bisa memahami kepribadian diri kita sendiri, juga kepribadian orang-orang di sekitar kita. Karena tiap tipe kepribadian ini mempunyai kelebihan dan kekurangan, dan masing-masing tipe ini akan berinteraksi dengan baik jika dapat saling melengkapi.
Kritik terhadap penggolongan kepribadian
        Penggolongan atau tipologi kepribadian memang memudahkan kita untuk memahami kepribadian, tetapi pendekatan itu mengundang beberapa kritik, yaitu :
a.       Setiap penggolongan mereduksi kepribadian manusia yang sangat kompleks. Hanya menjadi satu atau dua variable saja yang digunakan untuk membuat tipologi. Akibatnya, tipologi ini sangat kurang memperhatikan faktor-faktor khusus yang sifatnya individual.
b.      Tipologi ini tidak memperhatikan kenyataan bahwa manusia berubah-ubah sesuai dengan kondisi lingkungan, dan karenanya kepribadian pun bersifat dinamis. Tipologi ini membuat kepribadian seolah-olah statis.
c.       Penggolongan kepribadian sangat kurang mempertimbangkan pengaruh kebudayaan terhadap kepribadian.
                        Oleh karena itu, tipologio dalam psikologi zaman sekarang lebih terfokus pada setting atau konteks tertentu saja. Misalnya, dalam lingkungan industry dan organisasi dikenal dengan tipe kepemimpinan transaksional (memimpin berpedoman pada hak dan kewajiban masing-masing) dan transformational (memimpin berdaarkan nilai-nilai yang dikembangkan bersama anak buah) (James V. Downton, 1973) ; dalam bidang pendidikan ada tipe orang tua yang otoriter, serba boleh (laissez faire) dan otokratik (demokratik tetapi tetap tegas) (Baumrind, 1991); dalam penyesuaian diri terhadap stress ada tipe yang berorientasi pada tugas (task oriented), ada yang berorientasi pada emosi (emotional oriented) (Lazarus and Folkman, 1984).



BAB 5
INTERAKSI SOSIAL

        Sebagaimana di ketahui bahwa manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang selalu membutuhkan sesamanya dalam kehidupannya sehari hari. Oleh karena itu, tidak dapat di hindari bahwa manusia harus selalu berhubungan dengan manusia lainnya. Hubungan manusia dengan manusia lainnya atau hubungan manusia dengan kelompok, atau hubungan kelompok dengan kelompok lainnya inilah yang disebut dengan interaksi sosial, yang juga menjadi objek studi dari cabang psikologi yang di namakan psikologi sosial.
        Dalam bab ini akan dibicarakan beberapa aspek yang mendasari interaksi sosial tersebut yaitu komunikasi, sikap,tingkah laku, kelompok dan norma norma sosial.
Komunikasi
        Komunikasi adalah proses pengiriman berita dari seseorang kepada orang lainnya .Dalam kehidupan sehari hari kita melihat komunikasi ini dalam berbagai bentuk ,misalnya percakapan antara dua orang . Pidato dari ketua kepada anggota rapat ,berita yang di bacakan oleh pembawa acara televisi,buku cerita, Koran, teleks, telepon, telegram, faksmile, internet, e-mail, sms, dan sebagainya.
        Dalam tiap bentuk komunikasi, terdapat lima unsur dalam proses komunikasi, yaitu:
       Adanya pengirim berita;
       Penerima berita;
       Adanya berita yang dikirimkan;
       Ada media atau alat pengirim berita; dan
       Ada system symbol yang digunakan untuk menyatakan berita.
Dalam tiap bentuk komunikasi di atas kita lihat bahwa terdapat lima unsur dalam proses komunikasi :
Pengirim dan Penerima berita
Syarat pertama untuk terjadinya komunikasi adalah adanya dua orang atau lebih. Orang pertama berfungsi sebagai pengiri berita, sedangkan orang yang kedua dan seterusnya berfungsi sebagai penerima berita. Sebaliknya orang yang kedua ,ketiga mdan lainnya stelah menerima berita dapat pula mengirimkan berita kembalisehingga dia berfungsi sebagai penerima berita. Hala terakhir terjadi dalam dialog atau percakapan .
Hal hal yang perlu diperhatikan untuk mencapai komunikasi yang sempurna bagi pengirim dan penerima berita :
  Pengirim dan penerima berita harus bersiaga terhadap pokok persoalan yang yang sama.
  Kalaupun pokok persoalan sudah sama antara pengirim dan penerima berita harus sepaham tentang arah dan tujuan pembicaraan.
Berita yang di kirim
Isi berita yang dikirimkan dalam proses komunikasi bermacam macam tetapi pada umumnya dapat digolong golongkan sebagai berikut :
a.       Fakta dan Informasi : Menyampaikan tentang informasi dan hal hal yang terkait dengan rasio saja.
b.      Emosi : Intinya dari proses komunikasi emosi adalah hanya ingin mengungkapkan perasaan-perasaan .
c.       Fakta yang bercampur dengan emosi : berita seperti ini yang sering di jumpai di masyarakat ,karena pada hakekatya perasaan atau setidak tidaknya warna afeksi seseorang terus menerus memengaruhi semua perbuatannya.Oleh karena itu perkataan serta ungkapan ungkapan seseorang selalu mengandung persaan perasaan ,disamping isi berita yang sesungguhnya.

Dalam komunikasi yang baik perlu dijaga benar sifat sifat isi berita.Kalu hendak disampaikan fakta dan informasi saja (misalnya dalam berita) ,maka hendaknya dihindari kata kata atau ungkapan ungkapan yang dapat menimbulkan emosi karena hal ini akan menyebabkan masuknya unsur unsur subjektif kedalam berita yang seharusnya menjadi unsur objektif.
Media pengiriman berita
Dalam bentuk yang sederhana manusia berkomunikasi dengan manusia lainnya hanya melalui bunyi bunyi aytau suara dihasilkan oleh mulut dan dingarkan oleh telinga .Berbeda dari hewan ,suara suara ini disusun sedemikian rupa dan dinamakan bahasa.Dengan bahasa manusia bisa berkomunikasi tentang apa saja tidak terbatas pada hal hal yang terjangkau oleh panca indra.
Bahasa lisan kemudian berkembang menjadi bahasa tulisan sehingga manusia dapat berkomunikas lintas tempat dan lintas waktu.Tulisan tulisan Aristoteles ,atau Ibnu Sina atau Ki Hajar Dewantara masih dibaca sampai saat ini . Sementara itu dengan Tekhnologi Informasi (TI) yang makin canggih ,melalui telpon selluler ,internet dan sebagainya ,manusia bisa berkomunikasi dalam hitungan detik dengan orang lain di seluruh penjuru dunia.Sangat jauh berbeda dengn Columbus sampai benua Amerika .Saat itu masih mengirimkan kurir jika hendak melapor kpada Raja Spanyol dengan menggunakan kapal dan berita tersebut akan sampai ke Raja Spanyol selama 6 bulan.
  Selain itu ,teknologi juga memungkinkan berkembangnya media masa dimana satu orang dapat berhubungan dengan banyak orang skaligus.Sudah lama kita mengenal radio ,koran , majalah dan televisi Media itu dikelola secara profesional dengan orang orang tertentu melalui perusahaan dan organisasi organisasi tertentu juga.
Sekarang teknologi informasi saat ini (yang makin canggih justru ,makin murah), setiap orang sudah bisa mengirimkan berita secara massal ,kepada setiap orang hanya melalui website,blog,bahkan sering kali hanya melalui mailist saja.Namun hasilnya tidak kalah dahsyat dengan CNN dan BBC,apalagi jika dilakukan dengan maksud jahat seperti hacker ,pembobolan bank dll.
Kebanyakan komunikasi yang diterima oleh manusia melalui telinga dan mata.Sedangakan bagi manusia yang tunanetra dan tunarungu ,masih bisa berkomunikasi dengan menggunakan kode-kode jari tangan yang sudah di ajarkan oleh pendidik mereka.
Jadi, letak kekuatan manusia dalam berkomunikasi adalah dalam kemampuannya menggunakan simbol-simbol bahasa yang bisa dinyatakan secara lisan tulisan dan isyarat.
Sistem Simbol
Hewan berkomunikasi dengan mengggunakan tanda tanda anjing menggonggong  kalau gembira atau marah ,melengking kalau kesakitan ,atau melolong kalau memanggil kawannya.Lebah membuatgerakan gerakan tertentu untuk menunjukkan letak dan arah makanan kepada kawan-kawannya.Tanda tanda ini bersifat konkret dan terbatas artinya satu tanda hanya mempunyai satu arti itu tidak berubah ubah untuk jangka waktu yang sangat lama di turunkan melalui sistem genetik melalui generasi ke generasi.
Beberapa hewan seperti Anjing,Lumba lumba dan kera dapat di latih untuk emenuhi perintah tertentu yang di berikan oleh majikan atau pelatinya.Bunyi siulan yang membuat anjing lari kepada tuannya,bunyi peluit berarti lumba lumba harus melompat melalui lingkaran . dan genderang bertabuh memicu kera “sarimin” untuk langsung menyambar sepedahnya untuk pergi ke kantor.
Bukan hanya hewan yang membuat aba-aba untuk membuat tanda-tanda tetapi terkadang manusia juga membuat tanda tanda untuk berkomunikasi ,misalnya saja membuat tanda asap jika tersesat.
Karena sifat yang tak terbatas dan abstrak inilah maka manusia dapan menyusun pikiran-pikiranya secra lebih sempurna ,dapat saling berkomunikasi secra lebih baik ,dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan sebagainya dengan menggunakan simbol-simbol.Salah satu bentuk sistem simbol adalah bahasa.

Jenis Komunikasi
Dilihat dari jalannya komunikasi dapat dibedakan  menjadi dua jenis ,yaitu:
1.      Komunikasi Searah, adalah komunikasi yang datang dari satu pihak saja , sedangkan pihak yang lain hanya menjadi penerima .
2.      Komunikasi Dua Arah, adalah penerima dapat berubah fungsi menjadi pengirim berita sedangkan ,sedangkan pengirim dapat menjadi penerima berita. Kalau komunikasi dua arah atau timbal balik ini terjadi terus menerus berganti ganti ,maka terjadilah dialog.

Struktur Komunikasi
Dilihat dari sudut hubungan antara individu dalam kelompoknya ,komunikasi dapat di bagi kedalam dua macam struktur yaitu :
1.      Jenis Bintang : Di sini, ada satu orang yang menjadi pusat komunikasi dan setiap individu lainnya harus melalui pusat itu terlebih dahulu.Jenis ini terdapat pada rapat rapat organisasi-organisasi dan kelompok-kelompok formal lainnya. Individu-individu disini jadinya lebih terikat dan tidak bebas menyatakan penadapatnya masing masing pada saat ysng mereka mau, tetapi sebaliknya komunikasi menjadi lebih tertib dan semua orang pada gilirannya akan mendapat kesempatan berbicara. Pada jenis ini kemungkinan  dominasiasi oleh satu atau beberapa orang tertentu saja dapat dihindari.
2.      Jenis hubungan langsung : Disini setiap individu dapat berbicara langsung dengan individu lainnya pada detiap saat yang dikehendakinya. Jeniss ini biasanya dapat di dapatai dalam kelompok kelompok yang tidak formal, seoperti arisan, reuni, dan acara keluarga. Kelemahan jenis komunikasi ini adalah karena semua orang bisa mengikuti kehendaknya sendiri-sendiri ,sehingga tidak terarah. Sedangkan keuntungannya adalah bawa setiap orang bebas dan tidak terikat dalam menyatakan pendapatnya.

Sebab-sebab Kesalahan Dalam Komunikasi
        Seperti dikatakan di atas ,sering kali terjadi komunikasi yang tidak sempurna . Penerima tidak mengerti sama sekali apa yang dimaksut oleh pengirim berita ,atau mengerti hanya sebagian atau salah mengerti .Kesalahan-kesalahan dalam komunikasi pada umumnya disebabkan tiga hal ,yaitu:
1.       Terbatasanya perbendaharaan kata atau sistem simbol .
2.       Terbatasnya daya ingat
3.       Gangguan pada media komunikasi

Kabar Angin
Sehubungan dengan lemahnya daya ingatan ini , dapat terjadi kabar angin atau desas-desus .Kabar angin ini biasanya bermula dari keinginan orang untuk mendapat informasi mengenai suatu hal ,tetapi saluran komunikasi dengan sumber berita tertutup karena satu dan lain hal .Akibatnya oraang mencari hubungan yang tidak langsung yaittu mencari informasi dari sumber kedua atau ketiga atau bahkan dari sumber yang kesekian puluh.Akibatnya orang tersebut banyak mendapatkan berita yang sudah berbeda dengan aslinya ,sudah banyak berkurang dan bertambah sesuai dengan orang-orang yang meneruskan kabar angin tersebut.

SIKAP
        Sikap (attitude) adalah istilah yang mencerminkan rasa senang atau tidak senang atau persaan biasa biasa saja (netral) dari seseornag terhadap sesuatu. ”sesuatu “ itu bisa berupa benda ,kejadian, situasi orang-orang atau kelompok .Kalau yang timbul dari seseatu itu adalah perasaan senang maka itu disebut sikap positif, sedangkan kalua yang timbul itu perasaan tidak sennang itu disebut sikap negatif, Kalau yang timbul sifat apa-apa yang biasa ssja disebut netral.
        Sikap dinyatakan sebagai tiga dominan ABC, yaitu Affect, Behavior dan Cognition. Affect adalah perasaan yang timbul (denang,tak senang), behaviour adalah perilaku yang mengikuti perasaan itu (mendekat,menghindar) dan cognition adalah penilaian terhadap objek sikap (bagus, tidak bagus) (sarwono, 1997)
        Manusia mempunyai bermacam-macam sikap terhadap bermacam-macam hal (objek,sikap).
        Sikap negatif dari generasi tua terhadap tingkah laku generasi muda akan memperlebar jurang pemisah antara kedua generasi tersebut. Sikap yang di anut banyak orang yang disebut sikap sosial, sedangkan yang dianut hanya oleh satu orang tertentu saja yang disebut sikap individual. Sikap sosial adalah sikap yang ada pada kelompok orang yang ditunjukan pada suatu objek yang menjadi perhatian selyuruh anggota tersebut. Sementara itu sikap individuala adalah sikap yang khusus terdapat pada satu – satu orang terhadap objek – objek yang menjadi perhatian orang – orang yang perhatian saja.
Dalam sikap selalu terdapat hubungan subjek objek. Tidak ada sikap yang tanpa objek.
Objek sikap bisa berupa benda, orang, kelompok orang, nilai – nilai sosial, pandanga hidup, hukum, lembaga masyarakat dan sebagaiunya. Sikap bukan bakat atau bawaan sejak lahir, melainkan dipelajari dan dibentuk melalaui pengalaman-pengalaman.
        Karena sikap dipelajari ,maka sikap dapat berubah-ubah sesuai dengan keadaan lingkungan disekitar individu yang bersangkutan pada saat dan tempat yang berbeda. Sikap tidak hanya terdiri atas satu macam saja, melainkan bermacam-macam, sesuai dengan banyaknya objek yang dapat menjadi perhatian orang yang bersangkutan.

Proses Pembentukan dan Perubahan Sikap
        Sikap dapat berbentuk atau berubah melalui empat macam cara :
1.      Adopsi : kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa yang terjadi berulang-ulang dan terus menerus, lama kelamaan secara bertahap di serap kedalam diri individu dan mememngaruhi terbentuknya suatu sikap.
2.      Diferensiasi: Dengan berkembangnya intelegensi, bertambahnya pengalaman sejalan dan bertambahnya usia maka ada hal yang tadinya dia anggap sejenis sekarang dipandang tersendiri lepas dari sejenisnya. Terhadap objek tersebut dapat terbentuk sikap tersendiri pula.
3.      Intergrasi: Pembentukan sikap disini terjadi secara bertahap, dimulai dengan berbagai pengalaman yang berhubungan dengan satu hal tertentu sehingga akhirnya terbentuk sikap mengenai hal tersebut.
4.      Truama: trauma adalah pengalaman yang tiba-tiba mengejutkan, yang meninggalkan kesan mendalam pada jiwa seseorang yang bersangkutan. Pengalaman-pengalaman yang traumatis dapat juga menyebabkan terbentuknya sikap.
Terbentuknya sikap terjadi demikian saja, melainkan melalui suatu proses tertentu, melalui kontak sosial terus menerus antara individu dengan individu-individu lain disekitarnya.dengan hubungan ini, faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya sikap adalah:
1.      Faktor Internal: yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri orang yang bersangkutan, seperti faktor pilihan.
2.      Faktor Eksternal: Selain faktor-faktor yang terdapat dalam diri sendiri, maka pembentukan sikap di temukan pula oleh faktor –faktor yang berada di luar, yaitu:
a.             Sifat objek ,itu sendiri ,bagus ,atau jelek dan sebagainya.
b.            Kewibawaan: orang yang mengemukakan suatu sikap.
c.             Sifat orang-orang atau elompok yang mendukung sikap tersebut.
d.            Media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan sikap.
e.             Situasi pada saat sifat itu dibentuk.
Tentunya tidak semua faktor harus dipenuhi untuk membentuk suatu sikap. Kadang-kadang satu atau dua faktor sudah cukup. Yang menarik adalah makin banyak faktor yang ikut memengaruhi, semakin cepat terbentuk sikap.
Prasangka
        Prsangka adalah penilaian terhadap sesuatu hal berdasarkan fakta dan informasi yang tidak lengkap. Jadi sebelum orang tau benar mengenai sesuatu hal, ia sudah menetapkan pendapatnya.mengenai hal tersebut dan atas dasar itu apriory (Sarwono2006).
Pengukuran Sikap
        Menurut beberapa ahli ,sikap dapat diukur dengan menggunakan suatu alat yang dinamakan skala sikap. Diantara banyak skala sikap yang di kenal ,ada dua skala sikap yang banyak di gunakan ,yaitu skala sikap dari R.Likert (1932) dan L.L Thurstone (1934). Bentuk kedua skala itu hampir serrupa, hanya proses pembuatannya yang berbeda.
     Secara ilmiah sikap dapat diukur, dimana sikap terhadap objek diterjemahkan dalam  sistem angka. Dua metode pengukuran sikap:
1.      Self Report
Misalnya ketika menyatakan kesukaan terhadap objek saat ditanya dalam interview atau  menuliskan evalusi-evalusi dari suatu kuesioner. dalam metode ini, jawaban yang diberikan dapat dijadikan idikator sikap seseorang. Kelemahannya jika individu tidak menjawab pertanyaan yang diajukan maka tidak dapat diketahui pendapat atau sikapnya.  Self Report terdiri dari:
a. Public Opinion Polling
Digunakan untuk mengumpulkan data dari masyarakat yang berkaitan dengan opini. Bisa juga digunakan untuk meramalkan sesuatu atau menyediakan informasi. Empat langkah polling:
1.      Seleksi terhadap sampel dari responden
2.      Menyusun item-item sikap
3.      Mengambil data terhadap sampel
4.      Tabulasi data
Dalam pengukuran Public Opini Polling, item skala terdiri dari: Pertanyaan-pertanyaan tentang objek  dan Format jawaban: tertutup (setuju – tidak setuju), terbuka.
b. Skala Sikap
skala sikap yaitu: kumpulan pertanyaan mengenai objek sikap. Di gunakan untuk mencoba memperoleh pengukuran yang tepat tentang sikap seseorang. Akurasi pengukuran dilakukan dengan penggunaan beberapa item yang berkaitan dengan isyu yang sama. Skala sikap melibatkan: belief dan opini terhadap suatu objek. Pertanyaan-pertanyaan atau item yang membentuk skala sikap dikenal dengan statement (pernyataan yang menyangkut objek psikologis).
2.      Pengukuran Involuntary Behavior (Pengukuran terselubung)
Pengukuran dapat dilakukan jika memang diinginkan atau dapat dilakukan oleh responden. Dalam banyak situasi, akurasi pengukuran sikap dipengaruhi oleh kerelaan responden. Pendekatan ini merupakan pendekatan observasi terhadap reaksi-reaksi fisiologis yang terjadi tanpa disadari dilakukan oleh individu yang bersangkutan. Observer dapat menginterpretasikan sikap individu mulai dari fasial reaction, voice tones, body gesture, keringat, dilatasi pupil mata, detak jantung, dan beberapa aspek fisiologis lainnya.

Tingkah Laku Kelompok
        Mekanisme yang mendorong tingkah laku kelompok ini disebut dinamika kelompok.Ada dua teori yang menerangkan tingkah laku kelompok yang dikemukaakan oleh tokoh-tkoh psikologi dan Lee Bon. Teori yang pertama adalah unit terkecil yang dipelajari oleh psikologi adalah individu. Oleh karena itu, kelompok tidak lain adalah sekumpulan individu dan tingkah laku individu secara bersama-sama. Teori kedua adalah seperti sifat kimia yaitu molekul mempunyai sifat yang sangat berbeda dari sifat-sifat atom-atom yang membentuk molekul itu.
        Teori dinamika kelompok diajukan pertama kali oleh Kurth Lewin yang menyatakan bahwa tingkah laku kelompok adalah fungsi dari kepribadian individu dan situasi sosial.
Rumusnya adalah:
B = f (P.e)
Keterangan : B : behavior
                        f : fungsi
                        P : personality (kepribadian)
                        e : environment (lingkungan)
        Teori lain tentang mekanisme kelompok diajukan oleh Neil Smeler. Pendekatan sosiaologis karena pada hakikatnya smelser adalah sosiolog. Ia mengatakan bahwa perilaku kelompok (massa) ditimbulkan oleh enam faktor yang berurutan secara logis, walaupun tidak usah berurutan secara kronologis, yaitu :
1.      Keadaan Masyarakat yang tertekan (structural strain) dimana masyarakat dalam hal-hal tertentu tidak lagi merasa nyaman.
2.      Keadaan masyarakat yang kondunsif untuk terjadinya perilaku massa (structural condusivenes).
3.      Adanya kepercayaan masyarakat bahwa sesuatu hal sedang atau akan terjadi (generalized belief).
4.      Ada sarana dan prsarana untuk mengarahkan kelompok (mobilization for action)
5.      Kurangnya kontrol sosial (lack of social control)
6.      Ada peristiwa pencetus (triggering factor)
Yang dimaksud dengan kelompok adalah sekumpulan orang. Kelompok dapat dibagi-bagi dalam beberapa jenis yaitu :
  Kerumunan (crowd) : kumpulan orang ini terjadi jika sejumlah orang berada disuatu tempat tertentu pada suatu waktu tertentu.
  Massa : Massa adalah sejumlah besar orang yang berada dalam suatu lingkungan besar yaitu lingkungan yang lebih besar daripada lingkungan kerumunan.
  Publik : Lingkungan publik lebih luas dibandingkan dengan massa dan hubungan interpersonal lebih lebih tidak erat lagi.
Macam macam kerumunan,di lihat dari jenisnya kerumunan berbeda-beda dalam beberapa macam :
o   Kerumunan biasa yaitu orang-orang berkumpul hanya untuk mengisi waktu luang saja, atau secara kebetulan yang sama.
o   Kerumunan konvensional yaitu kerumunan yang aktifitasnya di atur oleh kebiasaan .
o   Kerumunan aksi yaitu kerumunan yang perilakunya jelas menuju ke suatu tujuan tertentu dan besifat agresif.
o   Kerumunan ekspresif yaitu kerumunan yang bertujuan untuk mengekspresikan perasaannya dengan jalan menangis, tertawa, berteriak dan sebagainya.
Gerakan sosial adalah perilaku masa yang ditunjukan untuk menciptakan atau menyusun kembali aturan sosial. Ada tiga macam gerakan sosial :
1.      Gerakan sosial yang berlaku umum yaitu gerakan sosial yang di ikuti secara luas oleh banyak orang .
2.      Gerakan sosial khusus yaitu tingkah laku masa yang jelas tujuannya.
3.      Gerakan sosial ekspresif yaitu yang semata-mata di tunjukan untuk menampilkan perasaan-perasaan tertentu.
Tingakah laku publik adalah yang paling terbatas dari ketiga jenis kelompok di atas. Karena tidak berada dalam suatu tempat tertentu sehingga anggota kelompok tidak saling berhubungan secara fisisk, maka sulit untuk menjadi sesuatu yang kesat mata. Perilaku publik hanya terbatas pada pendapat publik saja. Pendapat publik adalah konsensus antara berbagai pendapat yang ada di dalam publik.

Kepemimpinan
        Dalam tingkah laku kelompok penting sekali seorang pemimpin. Kadang-kadang suatu kelompok berbuat dan tidak berbuat sesuatu disebabkan oleh ada atau tidak adanya kepemimpinan yang kuat dalam kelompok itu.
       
Teori tentang apa dan bagaimana kepemimpinan itu :
  Teori keseimbangan :teori ini mengatakan bahwa dalam diri seseorang pemimpin haruslah terdapat beberapa sifat yang saling mengimbangi dan berbagai kemampuan.
  Pemusatan energi pssikis : menurut teori ini seseorang pemimpin adalah orang biasa, dengan kelemahan-kelemahan dan tidak mempunyai bakat yang istimewa, tetapi orang ini mau bekerja keras dan memusatkan energinya terhadap suatu bidang tertentu, sehingga dalam bidang itu orang tersebut mengunggulli orang-orang yang lain.
  Teori bakat khusus : teori ini menekankan bahwa seseorang dapat mnjadi pemimpin berkat kemampuan-kemampuannya yang khusus yang sudah merupakan bakatnya. Kemampuan khusus ini harus sesuai dengan keadaan kelompok disekitarnya, sehingga kelompok mau menganggap dia sebagai pemimpin .
  Pemahaman yang tiba-tiba : menurut teori ini, seseorang mnjadi pemimpin karena tiba-tiaba ia meliahat hubungan antara dua atau beberapa hal yang terjadinya tidak dilihat oleh orang lain, sedangkan hubungan itu penting sekali artin ya untuk memecahkan suatu masalah yang sedang dihadapi oleh kelompok yang bersangkutan.
  Teori kemampuan diantara Ketidak mampuan : teori ini menyatakan sesuatu yang lemah atau yang kurang akan di kompensasi (ditutup atau diatasi) oleh sesuatu yang kuat. Alampun mengatur dirinya seperti itu.
  Teori konjungtur :Konjungtur berarti gabungan beberapa macam faktor yang muncul pada waktu yang bersamaan. Teori ini menyatakan bahwa teori ini muncul karena disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
a.       Kemampuan khusus yang dimiliki oleh pemimpin.
b.      Adanya problem atau krisis yang dialami oleh kelompok.
c.       Adanya kesempatan untuk pemimpin untuk membuktikan kemampuannya.
  Teori proses kelompok : teori ini berpendapat bahwa kepemimpinan, semata-mata ditentukan oleh proses yang terjadi dalam kelompok yang hasil interaksi antara anggota kelompok.
Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin agar dapat mempertahankan kedudukannya cukup lama dan dapat menjalankan misinya dengan cukup efektif adalah:
1.      Stamina yaitu kemampuan untuk bertahan dan tidak mudah menyerah kalau menghadapi kesuliatan.
2.      Pengikut : tidak ada pemimpin tanpa penguikut,.
3.      Energi :seserorang pemimpin harus mempunyai semangat dan dorongan untuk mencapai cita-citanya
4.      Kecakapan : tidak hanya kecakapan tetapi juga kecerdasan.
5.      Karakter : harus berkarakter dan berkepribadian kuat,
6.      Berpikiran bersih dan jujur : pemimpin tidak punya iktikad lain selain mempejuangakan kepentingan kelmpoknya .
7.      Simpati .
Sementara itu di tinjau dari keadaan kelompok ,tujuan dan sifat kelompok maka ada beberapa macam kepemimpinan yaitu :
         Kepemimpinan langsung dan tidak langsung. Kepemimpinan langsung adalah kepemimpianan yang datang dari pribadi dari pemimpin itu sendiri. Sedangkan kepemimpinan tidak langsung adalah kepemimpinan yang terjadi melalui hasil karya pemimpin yang bersangkutan.
         Kepemimpinan konservatif atau liberal :pemimpin yang konserfatif adalah pemimpin yang memperjuangkan hal-hal dari masa laulu.
         Kepemimpinan bisa bersifat sosial, mental atau eksekutif: kepemimpinan sosial terjadi dikarenakan adanya kegiatan pemimpin di tengah pengikutnya , kepemimpinan mental terjadi karena adanya gagasan-gagasan yang datang dari pemimpin sedangkan kepemimpinan eksekutif terjadi melalui aktifitas maupun melalui gagasan.
         Kepemimpinan dapat bersifat otokratis, liz faire atau otoratif : pemimpin otokratis adalah pemimpin bergaya diktator bergaya otoriter mengikuti kehendaknya sendiri saja,suka menyuruh, tak ingin dibantah, dan tidak meminta pendapat pengikutnya. Sebaliknya pemimpin laize feire adalah pemimpin pemimpin yang serba boleh yang membiarkan pengikutnya pengikutnya megikuti kemauannya masing-masing.
         Kepemimpinan partisan dan kepemimpinan yang tidak memihak: kemempinan partisan atau pro yang anti pada sesuatu (memihak). Bertolak belakang dengan pemimpin yang tidak memihak.

NORMA SOSIAL
        Norma sosial adalah nilai-nilai yang berlaku dalam suatu kelompok yang membatasi tingkah laku individu dalam kelompok itu. Yang membedakan norma sosial dengan produk-produk sosial dan budaya, serta konsep-konsep psikologi lainnya adalah bahwa dalam norma sosial terkandung sanksi sosial. Artinya ,barang siapa melakukan sesuatu yang melanggar norma akan dikenai tindakan tertentu oleh masyarakatnya. Sansi ini bisa berupa  di jadikan bahan gunjingan sampai dicela di dpan publik atau disingkirkan oleh pergaulan.
        Pengaruh norma sosial terhadap kepribadian individu anggota kelompok adalah sebagai berikut :
1.      Norma sosial merupakan faktor yang mendorong motivasi. Norma itu selalu mempengeruhi tiap tingkah laku dalam hubungan interpersonel seperti presepsi, sikap, ingatan dan sebagainya.
2.      Norma sosial selalu menimbulkan tekanan psikis. Dalam masyarakat yang modern, terdapat banyak mcam norma, dan norma yang berlaku berubah dengan cepat sekali seakan individu teromabang ambing merasa tidak yakin akan diri sendiri merasa ragu akan masa depan merasa harus berjuang dan sebagainya.
3.      Norma- norma yang saling bertentangan memaksa individu untuj slah satu norma saja untuk diikutinya.akan tetapi hal ini tidak selalu mudah. Untuk mengatasi hal ini maka dapat ditempuh beberapa cara, yaitu:
a.       Masyarakat atau kelompok sendiri memberikan kelonggaran dalaam melaksanakan norma-normanya.
b.      Rasionalisasi kebudayaan, yaitupenjelasan atau penalaran atau memberikan dasar logika kepada perilaku yang sesungguhna tidak dapat dibenarkan.

Peran dan Status
        Individu mempunyai fungsi tertentu dalaam kelompoknya. Dalam masyarakat yang belum berkembang ,perempuan bertugas menguras rumah , memasak, menjaga anak-anak, sementara pria bertugas mencari nafkah. Dalam perkembangan masyarakat selanjutnya timbul fungsi-fungsi lain seperti kepala suku, raja, tentara, dan didalam masyarakat modernterdapat dokter ,guru petani mentri,dan sebagainya. Semunya mempunyai tugas dan fungsi dan peran tertentu yang harus di jalankan dalam kelompoknya.
Peran sosial adalah peran yang dimainkan seseorang dalam lingkungan sosialnya. Peran ini adalah merupakan tuntutan dari masyarakat terhadap individu untuk memberikan sumbangan sosial dari anggotanya dalam rangka menjaga keutuhan sosial dan meningkatkan kebaikan dalam masyarakat tersebut.
Peran sosial bisa berupa aktivitas individu dalam masyarakat dengan cara mengambil bagian dalam kegiatan yang ada di masyarakat dalam berbagai sektor, baik sosial, politik, ekonomi, keagamaan dan lain-lain. Pengambilan peran ini tergantung pada tuntutan masyarakat dan atau pada kemampuan individu bersangkutan serta kepekaannya dalam melihat keadaan masyarakatnya.
        Ada tiga golongan kelas sosial yan biasanya di gunakan dalam mempelajari masyarakat yang sudah maju, yaitu:
1.      Kelas atas, yang terdiri atas sebagian sangat kecil dari masyarakat yang menduduki jabatan-jabatan tertinggi dalam negara atau memiliki pendapat yang sangat besarsehingga taraf hidupnya jauh melebihi orang kebanyakan, atau yang mempunyai kekuasaan yang sangat besar.
2.      Kelas menengah, terdiri atas pegawai menengah ,pengusaha menengah dan kecil, kaum intelektual, guru, mahasiswa pedagang tukang dan sebagainya. Kelas ini berfariasi pesertanya dari yang mulai sangat terdidik hingga tidak.
3.      Kelas rendah, yaitu orang kebanyakan tidak ada jabatan tertentu, pendidikan terbatas, penghasilan pun tidak memadai. Seperti petani, buruh, tukang becak, pesuruh dan sebagainya.
Jenis-Jenis Status Sosial
1. Ascribed StatusAscribed status adalah tipe status yang didapat sejak lahir seperti jenis kelamin, ras, kasta, golongan, keturunan, suku, usia, dan lain sebagainya.
2. Achieved StatusAchieved status adalah status sosial yang didapat sesorang karena kerja keras dan usaha yang dilakukannya. Contoh achieved status yaitu seperti harta kekayaan, tingkat pendidikan, pekerjaan, dll.
3. Assigned StatusAssigned status adalah status sosial yang diperoleh seseorang di dalam lingkungan masyarakat yang bukan didapat sejak lahir tetapi diberikan karena usaha dan kepercayaan masyarakat. Contohnya seperti seseorang yang dijadikan kepala suku, ketua adat, sesepuh, dan sebagainya.



BAB 6
GANGGUAN MENTAL

Didalam psikologi dikenal perilaku-perilaku yang menyimpang dari perilaku yang normal sebagai gejala dari gangguan mental. Penyimpangan perilaku ini dapat disebabkan oleh adanya kelainan psikis pada orang-orang bersangkutan tetapi bisa juga disebabkan karenan adanya stresor (sumber stres) yang datang dari luar atau perubahan sosial yang mengubah kriteria normal menjadi tidak ormal. Cabang psikologis yang khusus mempelajari gangguan mental ini disebut Psikopatologi atau Psikologi Abnormal,sedangkan usaha memperbaiki atau menyembuhkan kelainan-kelainan dilakukan oleh Psikologi klinis.
Gangguan mental bisa murni psikologis. Misalnya, depresi berat karena putus hubungan dngan pacar atau gagal memenuhi cita-citanya untuk masuk ke perguruan tinggi favorit. Disisi lain sering kali pula disebabkan oleh ganguan fisik (sakit). Mislanya pecandun narkoba bisa menjadi agresif, depresif atau paranoid (curiga), tergantung narkoba yang digunakannya.
Oleh karena itu, gangguan mental, selain menjadi slah satu bidang psikologi, dipelajari juga oleh ilmu kedokteran, khusunya kedoteran jiwa atau psikiatri. Perbedaan antara psikologi klinis dan psikiatriadalah perbedaan metode pendekatan. Psikologi klinis, menanggani kasus-kasus gangguan mental dari sudut psikologi. Teori-teori yang digunakan pun adalah teori-teori ilmu psikologi yang merupakan bagian dari ilmu social. Kasus depresi mislanya dianalisis oleh psikologis klinis dengan mencoba menemukan stressor (sumber setres) dan mendiskusikan dengan klien(panggilan psikolog untuk pasien) bagaimana cara mengatasi stresor.
Psikiatri dilain pihak, memandang gangguan mental dari sudut ilmu kedokteran, yaitu dari sudut penyakit dan cara pengobatan. Dokter berusaha mencari factor penyebab dari soma (tubuh)pasien mulai dari factor keturunan, sampai kelainan atau gangguan syaraf. Untuk menjadi seorang psikiater, harus menjadi dokter dulu, sedangkan untuk menjadi psikologi klinis, sejak lulus SMA harus masuk fakultas psikologi. Dengan demikian tidak benar anggapan bahwa seorang psikolog adalah seorang dokter.
Cara lain membedakan dokter jiwa (psikiater) darri psikolog (klinis) adalah bahwa dokter mengurusi orang sakit, sedangkan psikolog pada dasrnya mengurusi orang sehat. Hanya psikolog klinis yang menanggani  orang dengan keluhan gangguan jiwa. Masalahnya antara yang sakit dan yang sehat pun sering kali tak jelas batasnya, apalagi dengan perubahan-perubahan normamasyarakat yang sekarang terjadi. Sebagai contoh, sekarang banyak orang (pria) yang memelihara jenggot, berbaju koko, bercelana ngantung dan bersandal. Saat ini, (tahun 2000-an), orang akan menafsirkannya sebagai salah satu model busana muslim dari aliran tertentu. Kalau busana macam ini dipakai tahun 1960-an pemakainya bisa dinggap sakit jiwa.
DSM IV (Diagnosis and Statistical Manual of Mental Disorder)
Psikiater dan Psikolog klinis tidak bekerja sembarangan. Mereka tetap menggunakan metode ilmiah. Kalaupun ada perubahan-perubahan , bukan psikiater atau psikolognya yang bekerja tidak ilmiah melainkan ilmunya yang belum sampai kesitu, hususnya dalam pengobatan gangguan mental.
Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan psikiatri dan psikologi klinis mendasarkan diri pada penelitian empiris. Berdasarkan penelitian berpuluh tahun dan melibatkan banyak pasien/klient disusunlah buku pedoman yang dijadikan rujukan oleh semua dokter spesialis jiwa dan psikolog klinis di seluruh dunia. Buku rujukan itu dikenal dengan nama DSM IV (Diagnosis and Statistical Manual of Mental Disorders) ,yang saat ini sudah masuk ke versi ke empat.
Buku ini memang sering mengandung kontroversi, terutama karena buku ini dibuat karena mengandung kasus-kasus di Amerika Serikat. Oleh karena itu, dikembangkan juga versi internasionalnya saja kemudian dimasukan ke BAB tentang mental disorders. Dalam perkembangan DSM dari versi keversi, bisa terjadi perubahan, penambahan, pengurangan ataupun penggolongan ulang kategori yang ada. Berikut adalah kategori ringkasan kategori gangguan mental dalam DSM IV versi 1994.

Poros 1
Deprssion (depresi)
        Depresi disebut juga dengan unipolar disorder, untuk membedakannya dengan bipolar disorder bergantian antara low dan hight mood, yaitu perasaan murung. Kehilangan gairah untuk melakukan hal-hal yang biasa dilakukannya dan tidak bisa mengeksoresikan kegembiraan. Biasanya terjadi pada awal sampai pertengahan usia dewasa. Bisa terjadi sekali,bisa terjadi sering kali. Bisa sebentar, bisa selama hidup. Bisa bertahap, bisa mendadak berat.
        Penyebab depresi sangat bermacam-macam . faktor psikolog yang bisa menyebabkan depresi antara lain adalah adanya harapan yang tidak terpenuhi, seperti putus cinta tidak diterima di perguruan tinggi favorit, atau masalah perkawinan yang kronis. Hal lain yang menyebabkan depresi adalah keadaan fidik (misalnya harus dirawat dirumah sakit atau rasa sakit yang tidak sembuh-sembuh) atau pengaruh narkoba. Depresi karena sebab fisik atau medis tetapi harus di uji secara laboratorium agar dapat diapstikan apakah benar ini gejala depresi atau gejala faktor fisik medis saja.
        Jika depresi itu murni pun tidak selalu memerlukan perawatan. Depresi yang hanya sekali atau sekali-kali terjadi, apalagi yang sebentar ringan sama skali tidak perlu di rawat. Deprsi yang emerlukan penanganan psikiater atau psikologis klinis adalah yang berlangsung rslatif lama dan berat sehingga menggagu kehidupan sosial orang yang bersangkuatan termasuk mengganggu pekerjaan ,pelajaran atau pergaulan. Dalam hal ini biasanya dilakukan oleh psikiater biasa memberikat obat-obat antideoresant.
        Adapun inventory (BDI) yang dikemukakan oleh Beck mengandung 21 gejala dan tingkah laku yaitu : (1) sedih, (2) pesimistis, (3) rasa kegagalan , (4) ketidak puasan, (5)rasa bersalah, (6)rasa terhukum, (7)tidak suaka terhadap dirisendiri, (8) menyalahkan diri sendiri, (9) keinginan untuk bunuh diri, (10) berteriak tiba-tiba, (11) lekas marah, (12) mundur dari kehidupan social, (13) keragu-raguan, (14) citra tubuh yang keliru, (15) hambatan kerja, (16)gangguan tidur, (17) kecenderunganlelah, (18)hilang selera makan, (19) turun berat badan, (20) postur tubuh tertentu, (21)kehilangan hasrat seksual.

Anxiety Disorders (gangguan kecemasan)
        Orang dewasa biasanya mencampuradukan saja pengertian dari fear, phobia dan axiety. Semuanya disebut takut saja, tetapi dalam psikiatri dan psikologi. Ketiga istilah itu mempunyai arti masing-masing. Fear adalah rasa takut (keadaan emosi yang tidak menyenangkan), yang di timbulkan oleh suatu objek yang jelas dan alasannya pun jelas, atau disebut juga dengan takut rasional. Fobia adalah takut yang irasional pada satu objek atau situasi tertentu artinya objeknya memang jelas, tetapi alasannya tidak masuk akal atau tidak jelas. Fobia termasuk gangguan mental.
        Anxiety atau cemas, adalah takut yang tidak jelas objeknya dan tidak jelas pula alasannya. Pada orang normal sering terjadi cemas yang normal. Jenis-jenis kecemasan antara lain adalah generalizated anxiety disorder (kecemasan umum) ,panic disorder atau panik yaitu perasaan teror yang intens,gemetar, bingung ,mau muntah sesak napas, dan merasa dunia akan kiamat. Berikutnya adalah sosial anxiety disorder atau disebut juga fobia sosial, orang yang bersangkutan merasa dirinya selalu dinilai jelek oleh orang lain. Separation anxiety atau cemas menghadapi perpisahan banyak terjadi pada anak-anak .
        Kecemasan bisa berawalsejak masih usia kanak-kanak dan berkembang tahat demi tahap. Misalnya kecemasan yang timbul karena di masa kecil sering di kunci dikamar sendirian sementara ibunya berbelanja.  Disisi lain kecemasan juga bisa terjadi setelah suatu peristiwa yang menimbulkan trauma mental.penderita kecemasan pascaperistiwa traumatis ini diberi sebutan khusus, yaitu PTSD (Posttraumatic stress disorder) dan untuk mereka para pakar psikologi telah mengembangkan berbagai teknik psikoterapi yang dasarnya adalah terapi perilaku kognitif untuk orang dewasa dan terapi bermain untuk anak-anak. Untuk penderita kecemasan selain PTSD kadang-kadang psikiater memberikan juga obat-obatan, karena ada kemungkinan dari factor neurolgis terhadap timbulnya kecemasan itu. Tetapi, dalam kenyataan sangat sedikit atau hamper tidak ada enderita kecemasan yang disebabkan murni oleh factor neurologis. Hamper semua disebabkan oleh factor psiko-sosial dan lingkungan.
        Jenis-jenis kecemasan antara lain adalah generalized anxiety disorder atau keemasan umum, yang terdapat pada perempuan dua kali lebih banyak daripada laki-laki. Jenis ini tidak focus pada objek atau situasi tertentu, tidak spesifik atau mengambang. Orang yang bersangkutan bisa bilang bahwa dia cemas, takut, tetapi tidak bisa menebutkan mengapa dia cemas. Yang jelas, dia tidakbisa mengontrol emosi takutnya dan reaksi takut pada tubuhnya.
        Jenis yang lain adalah panic disorder atau panic, yaitu perasaan terror yang intens, gemetar, bingung, mau muntah, sesak napas dan merasa dunia akan kamat. Walaupun bisa muncul begitu saja, rasa panic ini biasanya timbul karena suatu peristiwa yang menakutkan, stress yang berkelanjutan, atau setelah latian olahraga. Reaksi fisik yang intens bisa terjadi selama sepuluhmenit atau kurang, tetapi dampaknya bisa berjam-jam sesudahnya. Mereka yang mendapat serangan panic sehabis olahraga mengira dirinya mendapat serangan jantung, dan dilarikan ke Unit Gawat Darurat, namun setelah diperiksa ternyata dia sehat-sehat saja.
        Berikutnya adalah social anxiety disorder atau disebut juga fobia social. Orang yang bersangkutan merasa bahwa dirinya selalu dinilai jelek oleh orang lain. Termasuk dalam golongan ini adalah demam panggung. Yaitu orang yang takut untuk tampil di depan umum.
        Separation anxiety atau cemas menghadapi perpisahan banyak terjadi pada anak-anak, yaitu ketika anak itu harus berpisah dari orang yang selama ini memberinya perasaan aman dan terlindung.

Bipolar Disorder (emosi yang berubah-ubah dari positif ke negatif dan sebaliknya)
Dulu gangguan mental ini disebut dengan manis-depressif, karena gejalanya adalah pergantian terus menerus antara emosi sangat positif (manis) seperti riang gembira, euphoria, senang dan sebagainyadan emosi sangat negatif (depresif) seperti murung, sedih ,ingin menangis dan sebagainya. Sekarang gangguan ini disebut bipolar (dua-kutub), karena emosi itu bergerak bolak-balik dari satu kutub yang ekstrem (manis) ke kutub yang lainnya (deprsif). Masa perubahan antara kedua kutub ini diisi dengan emosi yang netral bisa juga perubahan begitu cepat sehingga tidak sempat diselingi emosi netral.
ADHD (Attention-Deficit Hyperactivity Disorder,Hiperaktif tetapi Kurang Konsentrasi)
        Gangguan mental yang satu ini sepenuhnya disebabkan oleh gangguan dalam perkembangan syaraf. Ciri ADHD adalah :
a.       Terus menerus tidak dapat memfokuskan perhatian dari satu hal.
b.      Hiperaktif
c.       Mudah lupa dan tidak dapat mengendalikan implus-implusnya.
Kondisi ini jelas sangat melelahkan bagi orang disekitarnya, orang tua dan guru  khususnya .




Autism
Seperti halnya ADHD, autism adalah juga merupakan gangguan mental kerena kelainan neurologis ,yaitu ada gangguan di otak, dan atau sistem syarafnya. Soekadar (2007) menemukan bahwa penderita autis terdapat setidaknya tiga bagian otak yang terganggu, yakni lobus frontalis, sistem limbik dan hemisfer kanan. Berbeda dengan ADHD yang tidak berkosentrasi.
Autism dipercaya sebagai akibat dari mutasi (perubahan) genetik sehingga bisa terjadi pada anak-anak termasuk kepada yang kondisi orang tuanya sehat. Penderita autism sudah dapat dilihat sejak berumur 2-3 tahun. Tanda-tanda lain selain gerakan-gerakan yang berulang-ulang adalah tidak ada kontak mata dengan orang lain ,kalau dipanggil tidak menyahut. Dampaknya adalahbahwa seseorang autis bisa tidak peduli sama sekali dengan kejadian disekitarnya sehingga ia bisa melakukan sesuatu tanpa memedulikan bahaya sama sekali. Disisi lain seorang autis bisa mempunyai bakat yang luar biasa yaitu biasa disebut autis savant.

Phobias/fobia (Rasa takut yang tidak beralasan)
Fobia berasal dari kata Yunani ,phobos yang berarti “takut”, takut dalam fobia adalah rasional, menetap dan sangat intens yang ditunjukkan kepada situasi, benda, kegiatan atau orang tertentu. Para pakar menduga bahwa fobia disebabkan oleh kombinasi antara faktor bakat, keturunan, dan pengalaman tertentu. Penyebab pobia itu adalah pengalaman traumatis ketika secara tidak sengaja meliahat sesuatu yang disimpan dalam ketidaksadarannya. Jenis pobia banyak sekali bahkan sampai mencapai ratusan.
Secara umum, phobia adalah rasa ketakutan kuat (berlebihan) terhadap suatu benda, situasi, atau kejadian, yang ditandai dengan keinginan untuk ngejauhin sesuatu yang ditakuti itu.Bedanya sama rasa takut biasa adalah, hal yang ditakuti sebenarnya nggak menyeramkan untuk sebagain besar orang. Phobia terjadi karena adanya faktor biologis di dalam tubuh, seperti meningkatnya aliran darah dan metabolisme di otak. Bisa juga karena ada sesuatu yang nggak normal di struktur otak. Tapi kebanyakan psikolog setuju, phobia lebih sering disebabkan oleh kejadian traumatis.
Fobia ( phobia ) adalah rasa ketakutan yang berlebihan pada sesuatu hal atau fenomena. Fobia ( phobia )bisa dikatakan dapat menghambat kehidupan orang yang mengidapnya. Bagi sebagian orang, perasaan takut seorang pengidap Fobia sulit dimengerti. Itu sebabnya, pengidap tersebut sering dijadikan bulan bulanan oleh teman sekitarnya.
Ada perbedaan "bahasa" antara pengamat fobia dengan seorang pengidap fobia. Pengamat fobia menggunakan bahasa logika sementara seorang pengidap fobia biasanya menggunakan bahasa rasa. Bagi pengamat dirasa lucu jika seseorang berbadan besar, takut dengan hewan kecil seperti kecoak atau tikus. Sementara dibayangan mental seorang pengidap fobia subjek tersebut menjadi benda yang sangat besar, berwarna, sangat menjijikkan ataupun menakutkan.
Dalam keadaan normal setiap orang memiliki kemampuan mengendalikan rasa takut. Akan tetapi bila seseorang terpapar terus menerus dengan subjek Fobia, hal tersebut berpotensi menyebabkan terjadinya fiksasi. Fiksasi adalah suatu keadaan dimana mental seseorang menjadi terkunci, yang disebabkan oleh ketidak-mampuan orang yang bersangkutan dalam mengendalikan perasaan takutnya. Penyebab lain terjadinya fiksasi dapat pula disebabkan oleh suatu keadaan yang sangat ekstrim seperti trauma bom, terjebak lift dan sebagainya. Seseorang yang pertumbuhan mentalnya mengalami fiksasi akan memiliki kesulitan emosi (mental blocks) dikemudian harinya.
                Hal tersebut dikarenakan orang tersebut tidak memiliki saluran pelepasan emosi (katarsis) yang tepat. Setiap kali orang tersebut berinteraksi dengan sumber Fobia secara otomatis akan merasa cemas dan agar "nyaman" maka cara yang paling mudah dan cepat adalah dengan cara "mundur kembali"/regresi kepada keadaan fiksasi. Kecemasan yang tidak diatasi seawal mungkin berpotensi menimbulkan akumulasi emosi negatif yang secara terus menerus ditekan kembali ke bawah sadar (represi). Pola respon negatif tersebut dapat berkembang terhadap subjek subjek fobia lainnya dan intensitasnya semakin meningkat.
                Walaupun terlihat sepele, “pola” respon tersebut akan dipakai terus menerus untuk merespon masalah lainnya. Itu sebabnya seseorang penderita fobia menjadi semakin rentan dan semakin tidak produktif. Fobia merupakan salah satu dari jenis jenis hambatan sukses lainnya.
                Phobia atau fobia bukan merupakan penyakit jiwa. Tapi kalau tidak disembuhkan, bisa menular ke orang lain. Fobia adalah suatu ketakutan yang tidak mempunyai alasan. Bagi mereka yang menderita fobia, sesuatu yang remeh tampak sangat menakutkan. Bahkan berubah menjadi kengerian.
Penyebab fobia bisa bermacam-macam. Yang jelas, berkaitan dengan pengalaman pribadi di masa lalu. Pola asuh yang salah dari orangtua juga berpengaruh. Jadi, bisa dikatakan, penyebab utama timbulnya fobia adalah rasa cemas yang berlebihan. Penderita fobia biasanya memiliki beberapa gejala psikologis. Jika ketakutannya muncul, dia langsung merasa sakit kepala, denyut nadi bertambah cepat atau berkeringat, muka menjadi merah. Bahkan kalau sudah parah, bisa muntah atau pingsan.
Macam-macam fobia
Menurut sebuah penelitian, di dunia ini, kira-kira cuma sepuluh persen orang yang menderita fobia. Kita tidak perlu malu kalau ternyata kita menderita fobia. Semua orang sebenarnya memiliki fobia, namun perbedaannya, fobia itu mengganggu atau tidak, itu saja.
Sampai sekarang, ada sekitar 264 jenis fobia yang telah dikenal, semuanya ada namanya. Fobia sederhana adalah bentuk yang paling umum. Ketakutan pada sesuatu yang khusus, misalnya pada pesawat terbang atau binatang.

Bentuk yang paling unik adalah fobia sosial, yang disebabkan oleh keadaan psikologis dan biasanya banyak diderita oleh remaja. Penyebab utamanya, ketakutan pada perhatian orang terhadap dirinya. Penderita takut melakukan suatu tindakan, malu atau takut dirinya akan dipermalukan.
Bentuk fobia ini bisa bermacam-macam. Contohnya tiba-tiba kamu jadi tidak bisa bicara dan tidak bisa melakukan sesuatu yang sebenarnya “biasa”. Misalnya kencan, makan atau minum di depan orang banyak, dan lain-lain. Orang yang menderita fobia biasanya menjadi terlena oleh ketakutannya. Rasa takut tersebut cenderung dipelihara. Rasa takut yang berlebihan, apalagi tanpa alasan yang jelas, akan merugikan dan mengganggu. Si penderita jadi tidak bisa melakukan aktivitas lain karena merasa ketakutan yang berlebihan. Kerugian lain, ketakutan itu berubah menjadi rasa benci atau anti terhadap penyebab fobia. Benci terhadap orang, benda, atau binatang tertentu.
Kalau fobia tidak mengganggu kehidupan sosial, ini bukan gangguan jiwa. Kalau sudah mengganggu, sehingga tidak bisa menjalankan kegiatan sehari-hari, disebut sebagai gangguan jiwa.
Schizophrenia/Skizofrenia
Skizofrenia berasal dari kata yunani yang artinya suatu diagnosis gangguan mental yang ditandai oleh kelainan dalam presepsi atau expresi dari realitas. Yang paling sering adalah halusinasi auditif (seakan-akan mendengar suara-suara atau mengajak bercakap-cakap). Delusi paranoid (curiga).



Faktor penyebabnya belum jelas. Bisa dikarenakan turunan atau genetik , bisa juga karena gangguan syaraf,tetapi dalam biologi menyatakan bahwa ada beberapa kromosom yang berkontribusi terhadap timbulnya skizofrenia tersebut.


Gangguan-gangguan psikis yang sekarang dikenal sebagai schizophrenia, untuk pertama kalinya diidentifikasi sebagai "demence precoce" atau gangguan mental dini oleh benedict muler (1809-1873), seorang dokter berkebangsaan belgia pada tahun 1860 (dalam pratiknya, 1995).  konsep yang lebih jelas dan sistematis diberikan oleh emil kraepelin (1856-1926), seorang psikiatri jerman pada tahun 1893. kraepalin menyebutnya dengan istilah "dementia praecox". istilah dementia praecox berasal dari bahasa latin "dementis" dan "precocous", mengacu pada situasi dimana seseorang mengalmi kehilangan atau kerusakan kemampuan-kemampuan mentalnya sejak dini.merupakan proses penyakit yang disebabkan oleh penyakit tertentu dalam tubuh meliputi hilangnya kesatuan dalam pikiran, perasaan, dan tingkah laku. penyakit ini muncul pada usia muda yang ditandai oleh kemampuan-kemampuan yang menurun yang akhirnya menjadi disentegrasi kepribadian yang kompleks. gambarannya meliputi pola tingkah laku seperti delusi, halusinasi, dan tingkah laku yang aneh.
Uegen Bleuler (1867-1939), seorang psikiatri swiss memperkenalkan istilah schizophrenia. istilah ini berasl dari bahasa yunani schitos artinya terbelah/terpecah dan phren artinya pikiran. secara harafiah schizophrenia berarti pikiran/jiwa yang terbelah/terpecah.bleuler lebih menekankan pola perilaku yaitu tidak adanya integrasi otak yang mempegaruhi pikiran, persaan dan afeksi. dengan demikian tidak adanya kesesuaian antara pikiran dan emosi, persepsi kenyataan yang sebenarnya.
Schizophrenia termasuk dalam kelompok psikosis fungsional.psikosis fungsional merupakan penyakit mental secara fungsional yang non organis sifatnya, hingga terjadi kepecahan yang ditandai oleh desintegrasi kepribadian dan maladjusment sosial yang berat, tidak mampu mengadakan hubungan sosial dengan dunia luar bahkan sering terputus sama sekali dengan realitas hidup lalu menjadi ketidakmampuan secara sosial. hilanglah rasa tanggung jawabnya dan terdapat gangguan pada fungsi intelektualnya. jika perilakunya tersebut menjadi begitu abnormal dan irasionalnya, sehingga dapat membahayakan dan mengancam keselamatan dan dirinya sendiri secara hukum disebut gila. schizophrenia merupakan gangguan mental dan klasifikasi berat dan kronik(psikotik) yang menjadi beban utama pelayanan kesehatan jiwa di indonesia sejak jaman pemerintahan hindia belanda sampai sekarang. mengapa menjadi beban? karena ciri produktif dan harus ditanggung hisupnya selamanya oleh sanak keluarga, masyarakat, dan negara.

PENYEBAB GANGGUAN SCHIZOPHRENIA
Terdapat beberapa pendekatan yang dominan dalam menganalisa penyebab schizophrenia yaitu meliputi pendekatan biologis (meliputi faktor genetik dan faktor biokimia) pendekatan psikodinamik, pendekatan teori belajar.
PENDEKATAN HOLISTIK
Faktor genetic
Beberapa penelitian menunjukkan pengaruh faktor genetis dalam menularkan shizophrenia, namun tetep menjadi pertayaan: bagaimana penularan genetis terjadi. beberapa peneliti mencoba dengan beberapa model (Rathus,et al., 1991), antara lain:
a.       Distinct Heterogenity Model
model ini menyatakan bahwa shizophrenia terdiri dari sejumlah psikosis, beberapa diantaranya disebabkan oleh kerusakan gen yang dapat diikuti oleh gen-gen tertentu dan yang hanya disebabkan oleh faktor lingkungan.




b.      Monogenic Gen
Model ini menyatakan bahwa semua bentuk schizophrenia dapat disebabkan oleh suatu gen yang cacat. gen yang cacat ini dapat menyebabkan schizophrenia pada orang yang menerima gen itu dari kedua orang tuanya.
c.       Multifactorial-Polygenic Model
Model ini menekankan pengaruh nilai ambang. disebabkan pengaruh oleh berbagai gen, trauma biologis prenatal dan postnatal dan tekenan psikososial yang salaing berinteraksi.
Faktor biokimia.
Otak
Bagi orang yang normal kelainan saraf, sistem switch pada otak bekerja dengan normal.sinyal-sinyal persepsi yang datang dikirim kembali dengan sempurna tanpa adanya gangguan sehingga menghasilkan perasaan, pemikiran dan akhirnya melakukan tindakan sesuai kebutuhan saat itu. pada otak penderita schizophrenia sinyal-sinyal yang dikirim mengalami gangguan sehingga tidak berhasil mencanpai sambungan otak yang dituju.
GEJALA
Para psikiatri membedakan membedakan gejala serangan schizophrenia menjadi 2 yaitu gejala positif dan negative.
Gejala positif
Halusinasi selalu terjadi saat ransangan terlalu kuat dan otak tidak mampu menginterpretasikan dan merespon pesan atau ransangan yang datang. Penderita schizophrenia mungkin mendengar suara-suara atau melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada, atau mengalami suatu sensasi yang tidak biasa pada tubuhnya. Auditory hallucinations, gejala yang biasanya timbul, yaitu penderita merasakan ada suara dari dalam dirinya. Kadang suara itu dirasakan menyejukkan hati, memberi kedamaian, tapi kadang sura itu menyuruhnya melakukan Sesuatu yang sangat berbahaya, seperti bunuh diri.
Penyesatan pikiran (delusi) adalah kepercayaan yang kuat dalam menginterpretasikan sesuatu yang kadang berlawanan dengan kenyataan. Misalnya pada penderita schizophrenia, lampu trafik dijalan raya yang berwarna merah kuning hijau, dianggap sebagai suatu isyarat dari luaar angkasa. Beberapa pendarita schizophrenia berubah menjadi seorang paranoid. Mereka selalu merasa sedang diamati-mati, diintai, atau hendak diserang.
Kegagalan berpikir mengarah kepada masalah dimana penderita schizophrenia tidak mampu memproses dan mengatur pikirannya. Kebanyakan penderita tidak mampu memahami hubungan antara kenyataan dan logika. Karena penderita schizophrenia tidak mampu mengatur pikirannya mebuat mereka berbicara secara serampangan dan tidak bisa di tangkap secara logika. Ketidakmampuan dalam berpikir mengakibatkan ketidakmampuan mengandalikan emosi dan perasaan. Hasilnya, kadang panderita schizophrenia tertawa sendiri dengan keras tanpa memperdulikan sekelilingnya. Semua itu membuat penderita schizophrenia tidak bisa memahami siapa dirinya, tidak berpakaian, dan tidak bisa mengarti apa itu manusia. Dia juga tidak bisa mengerti kapan dia lahir, dimana dia berada, dan sebainya.
Gejala negative
Penderita schizophrenia kehilangan motivasi dan apatis berarti kehilangan energi dan minat dalam hidup yang membuat penderita menjadi orang yang malas. Karena penderita schizophrenia hanya memiliki energi yang sedikit, mereka tidak bisa melakukan hal-hal yang selain tidur dan makan. Perasaan yang tumpul membuat emosi penderita schizophrenia menjadi datar. Penderita schizophrenia memiliki ekspresi baik dari raut muka maupan gerakan tangannya, seakan-akan dia tidak memiliki emosi apapun. Tapi ini tidak berarti bahwa penderita schizophrenia tidak bisa merasakan perasaan apapun. Mereka mungkin bisa menerima pemberian dan perhatian orang lain, tetapi tidak bisa mengekspresikan perasaan mereka.
Depresi yang tidak mengenal perasaan ingin ditolong dan berharap, selalu menjadi bagian dari hidup mereka. Mereka tidak meras memiliki perilaku yang menyimpang, tidak bisa membina hubungan yang relasi dengan orang lain, dan tidak mengenal cinta. Perasaan depresi adalah sesuatu yang sangat menyakitkan. Disamping itu perubahan otak secara biologis juga memberi adil dalam depresi. Depresi yang berkelanjutan akan membuat penderita schizophrenia menarik diri dari lingkungannya. Mereka selalu merasa aman bila sendirian.
Menurut bleuler diagnosa schizophrenia sudah boleh dibuat bila terdapat gangguan –gangguan primer dan disharmoni (keretakan, perpecahan atau ketidakseimbangan) pada unsure-unsur kepribadian (proses berpikir, emosi, kemauan dan psikomotorik) diperkuat dengan gejala-gejala sekunder.
Kurt Schneider (1939) menyusun 11 gejala rangking pertama (“first rank symptoms”) dan berpendapat bahwa diagnosa schizophrenia sudah boleh dibuat bila terdapat satu gejala dari kelompok A dan satu gejala dari kelompok B, dengan syarat bahwa kesadaran penderita tidak menurun.
Pengobatan harus secepat mungkin, karena keadaan psikotik yang lama menimbulkan kemungkinan yang lebih besar bahwa penderita menuju kemunduran mental.
1. Farmakoterapi
Neroleptika dengan dosis efektif rendah lebih bermanfaat pada penderita dengan schizophrenia yang menahun, yang dengan dosis efektif tinggi lebih berfaedah pada penderita dengan psikomotorik yang meningkat. Sesudah gejala-gejala menghilang, maka dosis dipertahankan lagi, jika serangan itu baru yang pertama kali. Jika serangan schizophrenia sudah lebih dari 1 kali maka obat diberi terus selama satu sampai dua tahun.
2. Terapi elektro konvulsi (TEK)
Terapi konvulsi dapt memperpendek serangan schizophrenia dan mempermudah kontak dengan penderita. Akan terapi ini tidak dapat mencengah serangan yang akan datang.



3. Terapi koma insuli
Meskipun pengobatan ini tidak khusus, bila diberikan pada permulaan penyakit hasilnya memuaskan. Persentasi kesembuhan lebih besar bila dimulai dalam waktu 6 bulan sesudah penderita jatuh sakit.
4. Psikoterapi dan rehabilitas
Psikoterapi suportif individual atau kelompok, serta bimbingan yang praktis dengan maksud untuk mengambalikan penderita ke masyarakat. Terapi kerja baik sekali untuk mendorong penderita bergaul lagi dengan orang lain, penderita lain, perawat dan dokter.
5. Lobotomy prefrontal
Dapat dilakukan bila terapi lain secara intensif tidak beerhasil dan bila penderita sangat menganggu lingkungannya.

Poros II
Dissociative Identity Disorder (DID)
        DID, atau yang sering dikenal dengan Split personality atau multiple personality (kepribadian ganda), dulu di anggap sebagai salah satu jenis Skizofrenia karena mengandung suatu gejala dari gangguan mental itu, yaitu pola pikir yang kacau. Dalam DSM IV, DID sudah digolongkan sebagai jenis gangguan mental tersendiri.
Cirinya adalah minimal dua identitas atau kepribadian yang berbeda mengendalikan perilaku orang yang bersangkutan. Kepribadian-kepribadian itu mempersepsi ,menilai dan beraksi terhadap lingkungan dengan cara sangat berbea dan ketika yang satu sedang memegang kendali ,kepribadian-kepribadian yang lain tidak tahu menahu. Dengan demikian terjadi gejala yang khas dari pasien DID yaitu tidak ingat dengan apa yang sudah dilakukannya. Gejala ini bukan karena pengaruh obat-obatan ,trauma,benturan di kepala,usia tua atau penyebab medis yang lain, melainkan karena pergantian kendali dalam jiwa penderita.
Poros III
Paranoia
Paranoia adalah gangguan jiwa yang cukup dikenal oleh orang awam disamping kepribadian ganda. Bahkan ada istilah awam untuk gangguan jiwa yang satu ini yaitu “parno” (singkatan dari paranoia) yang maksudnya adalah orang yang sering curiga.
        Dalam dunia psikiatri dan psikologi istilah paranoia mempunyai arti yang baku yaitu gangguan dalam proses berpikir yang ditandai dengan kecemasan atau ketakutan yang berlebihan seingga mencapai tingkat yang masuk akal dan disertai delusi (waham). Ciri Khas orang “paranoia” adalah merasa selalu ada ancaman.
        Paranoia adalah salah satu gangguan kepribadian yang cukup mempengaruhi efektivitas perilaku individu dalam berinteraksi dilingkungannya. Menurut JP Chaplin, Phd, paranoia adalah suatu ciri gangguan psikotic yang ditandai adanya delusi yang sistematis atau waham dengan sedikit deterioasi. Hal ini cenderung menetap dan cukup kuat pengaruhnya serta membuat individu pada kondisi incapacity.
Disamping itu dikenal istilah lain, yaitu paranoic atau paranoiac, yang berarti individu yang menderita paranoia atau paranoid schizophrenia. Beberapa istilah lain yang terkait adalah sebagai berikut :
Paranoid :
1. Berhubungan atau sama dengan paranoia.
2. Individu yang memiliki ciri perilaku atau sikap seperti orang paranoia, atau orang yang merasa terancam oleh orang lain.
Paranoid personality :
Suatu kepribadian yang ditandai adanya sikap penuh curiga, sangat sensitif tanpa adanya deteriorasi atau delusi.
Paranoid schizophrenia :
Salah satu jenis dari schizophrenia yang ditandai oleh gejala delusi atau sikap sangat curiga. Hal ini disebabkan adanya gangguan difungsi berpikir, halusinasi dan deteriorasi.
Seorang ahli psikologi lain James C. Coleman, menyebutkan beberapa pengertian berkaitan dengan ini sebagai berikut :
Paranoia :
Suatu ciri psikosis yang ditandai adanya delusi yang sistematis.
Paranoid Personality :
Individu yang menunjukan gejala perilaku proyeksi seperti defence mencahnism, curiga, iri, sangat cemburu dan keras kepala.
Paranoid Schizophrenia :
Salah satu jenis dari schizophrenia yang ditandai adanya delusi dan halusinasi yang biasanya cukup kuat.
Istilah paranoia sendiri telah digunakan dalam waktu yang cukup lama. Pada jaman Yunani kuno dan Romawi istilah ini digunakan untuk mengacu pada suatu gangguan yang tidak dapat dibedakan dengan berbagai gangguan mental lainnya. Saat ini penggunaan istilah ini lebih terbatas sejak Kraeplin menunjukan suatu kasus dimana adanya delusi dan kontak yang minim dengan realitas namun tidak terjadi disorganisasi personality yang kuat seperti yang terjadi pada kasus schizophrenia.
Saat ini ada 2 jenis psikosis paranoid yang termasuk dalam kelompok gangguan paranoid, yaitu :
1. Paranoia, dimana terjadinya delusi yang berkembang secara perlahan kemudian menjadi rumit, logis dan sistematis serta hal tersebut berpusat pada delusi merasa dikejar-kerjar atau waham kebesaran. Meski adanya delusi, kepribadian penderita masih utuh, tidak ada disorganisasi yang serius dan tanpa halusinasi.
2. Paranoid state, terjadinya perubahan delusi yang paranoid dan cara berpikir menjadi tidak logis serta munculnya ciri-ciri paranoia, meskipun belum menunjukkan perilaku yang aneh atau deteriorasi seperti yang ditemukan pada kasus schizophrenia paranoid. Biasanya kondisi ini berhubungan dengan stress yang kuat dan mungkin pula karena fenomena kefanaan. Paranoid states sering mewarnai gambaran klinis dari jenis gangguan patologis lainnya.
Namun, perhatian utama kita saat ini tertuju pada paranoia. Paranoia relatif sedikit ditemukan pada pasien yang dirawat di rumah sakit jiwa, namun hal ini mungkin terjadi karena kekeliruan dalam mengidentifikasi gangguan mental. Banyak para penemu/inventor, guru, eksekutif bisnis, reformer fanatik, pasangan pencemburu, orang-orang nyentrik yang mendalami suatu ajaran tertentu termasuk dalam kategori ini. Namun, uniknya mereka ini mampu mempertahankan eksistensinya di masyarakat. Dalam beberapa kasus diantara mereka ada yang berkembang menjadi seseorang yang sangat berbahaya.
Individu yang mengalami paranoia merasa sendirian, diabaikan, dimata-matai, dan persepsi salah lainnya tentang adanya ancaman dari ‘musuh.’ Delusi ini biasanya berpusat pada satu hal misalnya menyangkut masalah keuangan, pekerja, pasangan yang tdk dapat dipercaya atau masalah-masalah kehidupan lainnya. Orang yang mengalami kegagalan dalam bekerja akan mengembangkan sikap curiga seperti ada orang lain yang cembutu terhadap prestasi kerjanya sehingga ingin menjatuhkannya.
Seorang paranoia memiliki alasan tertentu mengapa mereka curiga dan tidak mau menerima alasan lain yang sebenarnya lebih benar. Karena sikap curiga tersebut ia dapat melakukan interogasi terhadap mereka yang dianggap musuh.
Banyak dari penderita paronoia ini memiliki waham dimana ia seorang superior dan memiliki kemampuan yang unik. Terkadang mereka merasa mendapat mandat atau wahyu untuk menjalankan suatu misi suci, melakukan pembaharuan dan perubah sosial. Para paranoiac religius mengembangkan keyakinan bahwa ia mendapat amanat dari Tuhan untuk menyelamatkan manusia dan melakukan khotbah-khotbah bahkan mengajak dilakukannya perang suci.
Berkaitan dengan delusi yang dialami paranoiac dapat tampil dengan sangat sempurna, berbicara fasih dan terkesan memiliki emosia yang matang. Halusinasi dan ciri gangguan lain jarang ditemukan pada paranoiac ini. Mereka berupaya melakukan pembenaran dengan cara-cara yang logis agar dapat dipercaya. Dalam kasus ini sangat sukar dibedakan mana yang fakta atau hanya sekedar imaji. Mereka berupaya agar orang-orang disekitarnya mempercayai apa yang dikatakannya. Mereka gagal untuk melihat fakta lain diluar apa yang mereka yakini dan kurang dapat membuktikan keyakinannya, kecurigaanya serta mereka menjadi tidak komunikatif saat ditanyakan mengenai delusinya tersebut.
Meskipun demikian paranoic ini tidak selalu berbahaya, tetapi mereka tetap memiliki peluang untuk melakukan sesuatu hal yang merugikan terhadap orang-orang dianggap musuhnya.
Tahapan berpikir yang mendorong terjadinya paranoia :
1.      Suspiciousness/Curiga - individu menjadi tidak percaya kepada orang lain, takut akan dirugikan dan menjadi sangat siaga.
2.      Protective Thinking – mengkaji secara selektif tindakan orang lain dan melihatnya secara curiga dan mulai menyalahkan orang lain atas kegagalannya.
3.      Hostility/permusuhan – sangat sensitif terhadap ketidakadilan yang dirasakan meskipun tidak benar, hal ini direspon secara marah dan sikap permusuhan dan ini semakin meningkatkan kecurigaan.
4.      Paranoid Illumination / Berkembangnya Paranoid – Sikap penuh curiga sudah menjadi bagian dirinya dan ia merasakan adanya sesuatu yang aneh namun ia ia telah tenggelam dalam situasi kecurigaan tersebut.
5.      Delusions – merasa dikejar-kejar atau adanya waham kebesaran namun ia mengembangkan suatu alasan yang logis dan mengembangkan tindakan-tindakan yang dapat dipahami oleh orang lain.
Faktor Penyebab Paranoia :
1. Kegagalan proses belajar.
2. Kegagalan & inferiority
3. Elaborasi sistem pertahan diri & Pseudocommunity.
Kegagalan proses belajar – biasanya sejak masa kanak-kanak, paranoia suka menyendiri, pencuriga, mengasingkan diri, keras kepala dan sangat sensitif. Saat diingatkan mereka cemberut dan uring-uringan. Hanya sedikit dari mereka yang menunjukan kemampuan bermain dengan anak lain yang normal atau bersosialisasi dengan baik.
Latarbelakang keluarga memegang peranan yang penting. Situasi lemahnya penerimaan dalam keluarga dan penggiringan sikap inferioritas akan mengembangkan sikap anak untuk berusaha menjadi superior. Ketidakmantapan latarbelakang keluarga mempengaruhi perasaan anak terhadap orang lain dan membentuk perilaku negaif anak terhadap orang lain.
Proses sosialisasi yang tidak tepat membentuk perilaku anak yang mudah curiga kepada orang lain. Dengan demikian akan terbentuk sikap permusuhan dan ingin mendominasi orang lain. Kondisi ini akan saling mempengaruhi, sikap bermusuhannya direspon secara negatif oleh lingkungan dan iapun semakin curiga dengan orang lain sehingga perlahan-perlahan terbentuk kepribadian yang paranoia. Selanjutnya terjadilah isolasi sosial dan ia semakin tidak percaya kepada orang lain.
Perkembangan kepribadian selanjutnya dimasa kanak-kanak ini mengembangkan suatu sikap gabungan dari merasa diri penting, kaku, arogan, ingin mendominasi dan membentuk gambaran diri yang tidak realistis dan menimpakan kegagalan atau kesialannya kepada orang lain. Mereka menjadi sangat curiga dan sangat peka menghadapi situasi ketidakadilan. Selanjut individu tidak memiliki selera humor.
Mereka mulai mengkategorikan mana orang baik dan jahat. Harapan mereka dan tujuan hidup mereka seringkali tidak realistik. Mereka menolak untuk menerima permasalahan yang dengan cara-cara yang lebih realistik. Mereka cenderung menjadi orang yang uring-uringan dan menolak kontak yang normal. Mereka tidak mampu membina hubungan sosial yang hangat, bersikap agresif dan merasa superior.
Kegagalan dan Inferiority: Biasanya riwayat para paranoiac sarat dengan kegagalan dalam beradaptasi dengan situasi kehidupan yang penting seperti lingkungan sosial, pekerjaan dan perkawinan. Menghadapi ini mereka bersikap rigid, membuat goal yang tidak realistik dan tidak mampu membina hubungan jangka panjang dengan orang lain. Kegagalan ini diinterpretasikan olehnya sebagai penolakan, penghinaan dan peremehan oleh orang lain.
Kegagalan ini menyebabkannya sukar untuk memahami sebab-sebab utama sebenarnya dari permasalahan yang ia alami. Misalnya, mengapa mereka harus meningkatkan kemampuannya dalam berhubungan sosial dalam rangka mencegah reaksi negatif dari orang lain – mengapa mereka sampai tidak disukai dalam pekerjaan misalnya karena mereka menyelidiki sesuatu secara sangat rinci. Ia tidak mampu untuk memahami dirinya dan situasi secara objektif, tidak mampu memahami mengapai ia sampai menarik diri dan mengapa orang lain menolaknya.
Meskipun demikian perasaan inferiority dari penderita paranoia bersifat topeng saja, karena sesungguhnya mereka ingin superior dan menganggap dirinya penting dan hal ini dimanifestasikan dalam banyak aspek dari perilakunya. Mereka sangat ingin dihargai, hipersensitif terhadap kritik, sangat teliti dan rajin.
Para individu paranoid pada saat dihadapkan dengan kegagalan mereka biasanya mengatakan “orang-orang tidak menyukai kamu,” barangkali ada sesuatu yang salah pada diri kamu,” kamu inferior.” Mereka sering bersikap defensif, menjadi sangat kaku dan cenderung menyalahkan orang lain. Pola-pola defensif ini akan membantu melindungi dirinya dari perasaan inferiority dan perasaan tidak berharga.
Selanjutnya dikenal pula istilah elaborasi mekanisme pertahanan diri dan “Pseudocommunity.” Dimana diri merasa kaku, merasa diri penting, tidak humoris dan pencuriga membuat penderita tidak populer dilingkungan sosialnya. Mereka saring salah menangkap maksud orang lain. Sensitif terhadap ketidakadilan.
Reaksi paranoid biasanya berkembang secara bertahap. Kegagalan yang ia alami membuat ia mengelaborasi defence mechanism. Untuk menghindari agar dinilai tidak mampu mereka mengembangkan alasan logis dibalik kegagalannya.
Secara bertahap gambaran dimulai dengan kristalisasi proses yang lazim disebut paranoid illumination. Kemudian hal tersebut berkembang sedemikian rupa sehingga penyebab-penyebabnya semakin kabur. Penderita mulai melindungi dirinya dan memiliki asumsi bahwa ada sesuatu yang salah dengan dirinya (ditahap awal). Selanjutkan kegagalan tersebut ia timpakan kepada orang lain.
Kemudian terjadi proses apa yang disebut dengan pseudo community dimana penderita mulai mengkategorisasikan orang-orang disekitarnya (faktual atau bayangan) yang menentang atau tudak menyukai dirinya.
Kejadian-kejadian menjadi perhatian penderita. Ia selalui menyikapi hal-hal disekitarnya dengan sikap curiga. Pseudo community ini bisa disebabkan karena stress yang kuat, misalnya akibat kegagalan ditempat kerja. Ia akan menimpakan kesalahan tersebut kepada orang lain dan mulai mengidentifikasikan orang-orang yang dianggap menghambatnya atau menentang dirinya.
Upaya penanganan: Pada tahap awal paranoia, penanganan secara kelompok maupun individual masih efektif, terutama apabila penderita memiliki kesadaran untuk mencari bantuan profesional.
Tehnik terapi tingkah laku menunjukkan hal-hal menjanjikan seperti, ide paranoid muncul karena berbagai kombinasi hal-hal yang tidak menyenangkan, berbagai faktor perubah dalam situasi kehidupan seseorang semakin memperkuat perilaku maladaptifnya dan berkembang menjadi cara yang ampuh untuk mengatasi permasalahannya.
Sekali sistem delusi menetap, penanganan akan menjadi sangat sukar. Biasanya sulit berkomunikasi dengan paranoiac untuk mengatasi masalahnya dengan cara-cara yang rasional. Dalam situasi seperti ini penderita enggan berkonsultasi, tetapi mereka berusaha mencari pembenaran dan pengertian dari orang lain terhadap kesalahan yang mereka lakukan.
Hal yang tidak menguntungkan adalah kurang begitu bermanfaatnya merumahsakitkan paranoiac. Kepada paranoiac biasanya lebih efektif memberikan hukuman daripada penanganan. Mereka cenderung menunjukkan kesuperiorannya kepada pasien lain apabila di rumah sakit dan mengeluh apabila keluarga dan petugas kesehatan menempatkan mereka di rumah sakit tanpa alasan yang valid, sehingga mereka menolak bekerjasama dan berpartisipasi dalam kegiatan treatment. Dengan demikian kegagalannya untuk mengendalikan tindakan dan pikirannya dan sulitnya bekerjasama membuat mereka tinggal dalam waktu lama di rumah sakit. Hal ini membuat mereka susah untuk recovery. Meskipun demikian secara tradisional prognosa tentang paranoia kurang begitu bermanfaat.
Pada saat awal mengidentifikasikan psikosis dengan schizophrenia dan paranoia, telah disepakati bahwa manifestasi klinis dari kasus ini harus dibedakan dengan gangguan neurosis atau psikosomatik. Ciri schizophrenia jelas adanya kegagalan pemahaman/kontak dengan realitas dan terjadi disorganisasi kepribadian seperti gangguan dalam fungsi berpikir, afek/perasaan maupun masalah perilaku.
Identifikasi sebagian besar jenis schizophrenia seperti acute, paranoid, katatonik, hebephrenic dan simple memperlihatkan perbedaan klinis untuk setiap jenis. Berbagai faktor penyebab masih sulit dipahami mengapa hal tersebut dapat berkembang. Meskipun demikian para ahli melihat adanya peran faktor genetik yang signifikan yang menyebabkan schizophrenia. Mungkin karena neuropshysiological atau perubahan biochemical yang mengganggu otak berfungsi normal, termasuk disini adalah kegagalan dalam menyeleksi mekanismenya. Penyebab yang tepat dari perubahan tersebut harus dapat dipastikan untuk menentukan apakah karena faktor genetik atau karena gangguan mental. Namun, harus pula diperhatikan penyebab psikologis lainnya yang signifikan. Disamping itu faktor psikososial memegang peranan penting pula.Penanganan inovatif perlu dipertimbangkan seperti chemotherapy, terapi psikososial, program paska perawatan akan membuat kondisi penderita lebih baik.
Gangguan paranoid biasanya tidak mengalami disorganisasi kepribadian yang parah dibandingkan dengan jenis psikosis lainnya, namun mereka sangat resisten/menolak berbagai tindakan terapi yang diberikan.

Psikopat
Psikopat yaitu istilah yang digunakan orang-orang yang secara kronik (terus menerus) menunjukkan prilaku immoral dan anti social. Oleh karena itu, kadang-kadang digunakan juga istilah “sosiopat”. Biasanya psikopat tahubahwa prilkunya memalukan atau merusak atau merugikan orang lain, tetapi ia tidak peduli atau tidak dapt menahan diri untuk tidak melakukannya. Menurut para psikolog dan psikiater, ketidak peduliannya itu disebabkan karena pada dasrnya para psikopat memang mengalami kelainan kpribadian.
Prilaku psikopat biasanya menyangkut prilakuagresif, criminal, atau seksual (misalnya berkali-kali membunuh atau memperkosa orang), tetapi ada juga yang hanya terkait dengan prilaku social. Misalnya, bolak-balik meminjam uang tetangga atau teman tetapi tidak pernah dikembalikan sehingga keluarganya berkali-kali harus mengumpulkan dana untuk mengembalikan utang itu, sementara yang bersangkutan terus saja berutang lagi tanpa merasa bersalah. Dalam terminology psikoanalisi Freud, psikopat adalah orang yang egonya terlalu dikuasai id dan super-ego tidak ada wibawa/pengaruhnya sama sekali terhadap ego. Jadi Ego hanya mendengar kata id.
 Masa depan psikopat pada umumnya tidak bagus. Mungkin pada awalnya dia akan berhasil mempengaruhi beberapa orang yang mau jadi pengikutnya, karena berlainan dengan pendapat awam (bahwa psikopat selalu ganas dan menyakitkan), psikopat bisa tampil sangat menawan. Dia pandai berbicara sehingga cepat dapat memperoleh kepercayaan dari orang lain (korban-korban psikopat biasanya tertipu oleh penampilan yang menawan ini), tetapi karena perbuatan immoral dan anto sosialnya terus menerus dilakukan, maka makin lama psikopat akan makin terisolasi dengan lingkunagnnya, diberhentikan dari pekerjaannya dan sebagainya sehingga akhirnya, ia jatuh dalam kesendirian dan kemiskinan.
Psikopat secara harfiah berarti sakit jiwa. Psikopat berasal dari kata psyche yang berarti jiwa dan pathos yang berarti penyakit. Pengidapnya juga sering disebut sebagai sosiopat karena perilakunya yang antisosial dan merugikan orang-orang terdekatnya. Psikopat tak sama dengan gila (skizofrenia/psikosis) karena seorang psikopat sadar sepenuhnya atas perbuatannya. Gejalanya sendiri sering disebut dengan psikopati, pengidapnya seringkali disebut orang gila tanpa gangguan mental. Menurut penelitian sekitar 1% dari total populasi dunia mengidap psikopati. Pengidap ini sulit dideteksi karena sebanyak 80% lebih banyak yang berkeliaran daripada yang mendekam di penjara atau di rumah sakit jiwa, pengidapnya juga sukar disembuhkan Seorang ahli psikopati dunia yang menjadi guru besar di Universitas British Columbia, Vancouver, Kanada bernama Robert D. Hare telah melakukan penelitian psikopat sekitar 25 tahun. Ia berpendapat bahwa seorang psikopat selalu membuat kamuflase yang rumit, memutar balik fakta, menebar fitnah, dan kebohongan untuk mendapatkan kepuasan dan keuntungan dirinya sendiri.
Narkoba
Istilah narkoba bukanlah istilah kedokteran atau psikologi. Istilah itu, walaupun sering digunakan institusi resmi (termasuk pemerintah) bahkan digunakan dalam undang-undang, hanya merupakan singkatan dari kata-kata “narkotik” dan “obat-obatan berbahaya”. Dalam ilmu kedokteran narkotika dan obat-obat berbahaya justru sering digunakan untuk tujuan pengobatan. Karena itu, yang berbahya bukan narkoba itu sendiri, melainkan penyalah gunaan narkoba untuk tujuan-tujuan lain diluar tujuan kedokteran.
Istilah narkotika berasal dari kata yunani “narcosis” yang dikemukakan oleh bapak ilmu kedokteran Hiprokartes, untuk zat-zat yang menimbulkan mati rasa atau lumpuh.
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain "narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif. Semua istilah ini, baik "narkoba" ataupun "napza", mengacu pada kelompok senyawa yang umumnya memiliki risiko kecanduan bagi penggunanya. Menurut pakar kesehatan, narkoba sebenarnya adalah senyawa-senyawa psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini persepsi itu disalahartikan akibat pemakaian di luar peruntukan dan dosis yang semestinya. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan . Bahan Adiktif berbahaya lainnya adalah bahan-bahan alamiah, semi sintetis maupun sintetis yang dapat dipakai sebagai pengganti morfina atau kokaina yang dapat mengganggu sistem syaraf pusat, seperti ,alkohol yang mengandung ethyl etanol, inhalen/sniffing (bahan pelarut) berupa zat organik (karbon) yang menghasilkan efek yang sama dengan yang dihasilkan oleh minuman yang beralkohol. Di Indonesia walaupun ada Undang- Undang anti alkhohol,pengawaan praktik tidak terlalu ketat sebab dampak sosialnya tidak segawat narkoba.

Gangguan Seksual
Gangguan seksual ada dua macam. Pertama adalah gangguan fungsi seksual (sexual disfunnction) dan kedua adalah kelainan seksual (sexual deviance).
Gangguan fungsi seksual adalah gangguan yang terjadi dalam tahap tertentu dari siklus seksual seseorang. Misalnya timbul rasa ragu, takut, sakit atau takut sakit atau merasa mual atau merasa jijik sehingga orang tersebut tidak dapat melaksanakan fungsi seksual tertentu dengan sempurna.
Kelainan seksual (sexual disorder) atau disebut juga paraphilia adalah jika cara atau objek dalam perilaku seksual seseorang tidak lazim secara alamiah dan social. Termasuk dalam kelainan seksula adalah menyukai anak-anak dibawah umur, perlu menyakiti pasangannya sebelum berhubungan seks, disakiti dulu sebelum berhubungan seks, kepuasaan seks melalui mengintip, kepuasan seks melalui pakaian dalam atau aksesoris perempuan, mempertontonkan alat kelamin didepan umum, dan lain-lain.
PSIKOTERAPI
Psikoterapi berawal dari upaya menyembuhkan pasien yang menderita penyakit jiwa - berabad-abad yang lalu orientasi mistik, upaya mengusir roh jahat dengan cara tidak manusiawi (mengisolasi, mengikat, memasung, memukul) - Philipe Pinel Melakukan pendekatan bersifat manusiawi, yang berorientasi kasih sayang (love oriented approach), mendirikan asylum - Anton Mesmer Mempergunakan teknik hypnosis & sugesti, teknik hypnosis kemudian digunakan oleh Jean Martin Charcot - Paul Dubois Merumuskan & menekankan peranan penting teknik berbicara (speech technique, talking cure) yang digunakan kepada pasien. Paul Dubois tercatat sebagai “The First Psychotherapiest” - Joseph Breuer (senior dari Sigmund Freud) & Sigmund Freud - menggunakan teknik hypnosis & teknik berbicara dalam upaya menyembuhkan pasien2 histeria - Pada Breuer, talking cure dilakukan terhadap pasien dalam keadaan hypnosis - Pada Sigmund Freud, talking cure dilakukan terhadap pasien dalam keadaan sadar (cikal bakal lahirnya psikoanalisis)
Psikoterapi adalah upaya intevensi oleh psikotepis terlatih agar kliennya bisa mengatasi persoalaannya. Berdasarkan teori dan tekhnik yang diterapkan ada beberapa jenis psikoterapi : psikonalisi yaitu dengan cara menjelajahi ketidaksadarn pasiennya melalui wawancara yang dinamakan assosiasi bebas.
Hypnoterapi yaitu untuk menurunkan ambang kesadarn dan mensusgesti pasien untuk sembuh. Terapi kelompok yaitu dalam tehnik ini, psikoterapis mengajak beberapa orang dalam terapi. Terapi bermain yaitu tehnik ini digunakan pada anak-anak. Tujuannya adalah agar sambil bermain, anak bisa memproyeksikan perasaan-perasaannya terhadap linkungannya. Psikodrama yaitu sejumlah pasien atau pesien bersama keluarganya, bermain peran seakan-akan mereka mempunyai masalah yang harus diselesaikan bersama. Terapi humanistic beranggapan bahwa semua orang mempunyai aspek positif dalam dirinya.
Terapi prilaku bahwa prilaku bisa ditimbulkan atau dihambat dengan memberinya ganjaran yang positif untuk menghambat negative. Terapi prilaku kognitif dalam tehnik ini semua emosi negative terhadap sesuatu benda dibahas tuntas secara rasional. Terapi seni yaitu klien dalam membuat benda seni, klien dapat melepaskan emosinya  dan memproyeksikan perasan-perasannya sehingga terasa ringan. Konseling tehnik ini berbentuk wawancara, dimana terapis membantu klien untuk mencari penyelesaian yang terbaik untuk masalahnya.
Umumnya psikoterapi dianjurkan bila seseorang bergulat dengan kehidupan, masalah hubungan atau kerja atau masalah kesehatan mental tertentu, dan isu-isu atau masalah yang menyebabkan banyak individu yang besar rasa sakit atau marah selama lebih dari beberapa hari. Ada pengecualian untuk aturan umum, tetapi sebagian besar, tidak ada salahnya untuk pergi ke terapi bahkan jika Anda tidak sepenuhnya yakin Anda akan mendapat manfaat dari itu. Jutaan orang mengunjungi psikoterapis setiap tahun, dan sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa orang yang melakukannya manfaat dari interaksi. Kebanyakan terapis juga akan jujur dengan Anda jika mereka yakin Anda tidak akan mendapatkan keuntungan atau pendapat mereka, tidak perlu psikoterapi.
Psikoterapi modern sangat berbeda dengan versi Hollywood. Biasanya, kebanyakan orang melihat terapis mereka sekali seminggu selama 50 menit. Untuk obat-janji saja, sesi akan bersama seorang perawat kejiwaan atau psikiater dan cenderung terakhir hanya 15 sampai 20 menit. Janji ini pengobatan cenderung dijadwalkan sekali per bulan atau sekali setiap enam minggu.
Kebanyakan psikoterapi cenderung berfokus pada pemecahan masalah dan berorientasi pada tujuan. Itu berarti pada awal perawatan, Anda dan terapis Anda memutuskan perubahan spesifik yang Anda ingin lakukan dalam kehidupan Anda. Tujuan ini akan sering dipecah ke dalam tujuan dicapai lebih kecil dan dimasukkan ke dalam rencana pengobatan formal. Sebagian psikoterapis hari bekerja dan fokus pada membantu Anda untuk mencapai tujuan tersebut. Hal ini dilakukan hanya melalui berbicara dan membahas teknik yang dapat menyarankan terapis yang dapat membantu Anda lebih menavigasi daerah-daerah yang sulit dalam kehidupan Anda. Seringkali psikoterapi akan membantu mengajar orang tentang gangguan mereka juga, dan menyarankan mekanisme bertahan tambahan bahwa orang tersebut dapat menemukan lebih efektif.
Kebanyakan psikoterapi hari ini adalah jangka pendek dan berlangsung kurang dari setahun. Kebanyakan gangguan mental yang umum sering dapat diatasi dalam waktu tersebut, sering dengan kombinasi psikoterapi dan obat-obatan .
Psikoterapi yang paling berhasil ketika individu memasuki terapi sendiri dan memiliki keinginan kuat untuk berubah. Jika Anda tidak ingin mengubah, perubahan akan lambat datang. Ubah berarti mengubah aspek-aspek kehidupan Anda yang tidak bekerja untuk Anda lagi, atau berkontribusi masalah atau isu yang sedang berlangsung. Hal ini juga yang terbaik untuk menjaga pikiran yang terbuka sedangkan di psikoterapi, dan bersedia untuk mencoba hal baru yang biasanya Anda tidak dapat melakukannya. Psikoterapi sering sekitar menantang seseorang ada serangkaian keyakinan dan sering, seseorang sangat diri. Hal ini paling berhasil apabila seseorang mampu dan mau untuk mencoba melakukan hal ini dalam lingkungan yang aman dan mendukung.

0 komentar: