BAB 1
SEJARAH DAN DEFINISI PSIKOLOGI
Psikologi berasal dari kata-kata Yunani : psyche yang
berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu. Jadi secara harfiah psikologi berarti
ilmu jiwa. Namun, arti “ilmu jiwa” masih kabur sekali. Dampak dari kekaburan
arti itu, sering menimbulkan berbagi pendapat mengenai definisi psikologi yang
berbeda.
Thales ( 624-548 SM ) yang dianggap sebagai Bapak
Filsafat , beliau mengartikan jiwa sebagai sesuatu yang supernatural. Jadi,
jiwa itu tidak ada, karena menurut beliau yang ada di alam ini hanyalah gejala
alam (natural phenomena) dan semua gejala alam berasal dari air.
Anaximander (611-546) berpendapat lain, bahwa segala
sesuatu barasal dari apeiron artinya
tak terbatas, tak terbentuk, tak bisa mati (the
boundless, formless, immortal matter), yaitu seperti konsep Tuhan di zaman
kita sekarang. Berdasarkan hal itu beliau berpendapat bahwa jiwa itu ada.
Filsuf lain seperti Anaximenes percaya bahwa jiwa itu ada, karena segala
sesuatu berasal dari udara.
Beberapa tokoh yang sangat berperan penting terhadap
perkembangan psikologi adalah tiga serangkai Sokrates (469-399 SM), Plato
(427-347 SM), dan Aristoteles (384-322 SM), yang sering disebut TRIO SPA. Plato
adalah murid Sokrates, dan Aristoteles murid plato. Sokrates memperkenalkan teknik
maeutics yaitu wawancara untuk memancing keluar pikiran-pikiran dari seseorang.
Ia percaya bahwa pikiran-pikiran itu mencerminkan keberadaan jiwa di balik
tubuh manusia.
Plato kemudian berteori bahwa jika manusia mulai masuk ke
tubuhnya sejak manusia ada di dalam kandungan, dan mempunyai tiga fungsi yaitu
Logisticon (akal) yang berpusat di kepala, Thumecticon (rasa) yang
berpusat di dada, dan Abdomen (kehendak) yang berpusat di perut.Perkembangan
definisi-definisi masih berlanjut ada beberapa definisi sebgai berikut:
Gardner
Murphy (1929) Psikologi adalah ilmu yang mempelajari
respons yang diberikan oleh makhluk hidup terhadap lingkungannya.
Boring,
Edwin G, dll ( 1948) Psikologi adalah studi tentang hakikat
manusia.
Clifford
T. Morgan (1966) psikologi adalah ilmu yang mempelajari
tingkah laku manusia dan hewan.
Ilmu pengetahuan adalah suatu kumpulan pengetahuan yang
tersusun secara sistematis dan mempunyai metode-metode tertentu. Psikolokogi di
samping merupakan ilmu juga merupakan seni, karena dalam pengalamannya dalam
berbagai segi kehidupan manusia, di perlukan keterampilan dan kreativitas
tersendiri.
perilaku adalah perbuatan-perbuatan terbuka (overt)
maupun yang tertutup (covert). Perilaku terbuka adalah perilaku yang kasat
mata, dapat diamati secara langsung melalui pancaindra, seperti berlari
melompat dan sebagainya. Perilaku yang tertutup hanya dapat diketahui secara
tidak langsung melalui metode-metode khusus, misalna berpikir, sedih,
berkhayal, takut dan sebagainya. Istilah perilaku ini bisa mewakili
istilah behavior maupun activity dan intropeksi.
Manusia. Makin lama objek materiil psikologi makin
mengarah kepada manusia dikarenakan manusia paling membutuhkan ilmu ini dalam
berbagai segi kehidupannya, di ekolah, di kantor, di rumah tangga, dan
sebagainya.sedangkan hewan masih menjadi objek psikologi, tetapi hanya sebagai
perbandingan saja.
lingkungan adalah tempat dimana manusia hidup,
menyesuaikan dirinya (beradaptasi) dan mengembangkan dirinya, manusia memiliki
akal budi dimana alat yang sangat tangguh yang menyebabkan ia dapat bertahan
hidup di dunia ini.
Hubungan Psikologi dengan Ilmu-ilmu lainnya
Ilmu-ilmu sosial adalah yang pertama-tama berhubungan dan
yang terdekat dengan psikologi, karena hukum-hukum dan ketentuan-ketentuan
dalam ilmu-ilmu spsial dikembangkan berdasarkan perilaku manusia atau kelompok
manusia (masyarakat, komunitas, kelompok etnik, dll). Termasuk dalam ilmu
sosial antara lain :
sosiologi,
ilmu
ekonomi,
ilmu
hukum,
ilmu
politik,
antropologi,
dan
filsafat.
Disamping itu ilmu-ilmu pasti dan teknologi juga banyak membantu :
ilmu
kedokteran,
arsitektur
dan tata kota, dan
teknologi
penerbangan.
Selain itu, psikologi pun banyak sekali membantu berbagai profesi, seperti:
Guru dalam mendidik murid-muridnya
Manajer perusahaan dalam mengatur pegawai-pegawainya.
Tentara dalam menyusun perang ”urat saraf” (psywar).
Polisi dalam menginterogasi tahanan atau mengatasi huru
hara dan sebagainya.
Ilmu-ilmu yang kurang mempergunakan psikologi dengan sendirinya adalah
ilmu-ilmu yang tidak langsung berhubungan dengan manusia sebagai objeknya,
seperti ilmu pengetahuan murni dan ilmu pengetahuan alam.
Persamaan dan perbedaan Psikologi dengan Psikiatri
Objek studi dari psikologi dan psikiatri adalah jiawa
manusia,, tetapi psikiatri adalah cabang (spesialisasi) ilmu kedokteran yang
bidang utamanya juga mengenai penyakit-penyakit, dalam hal ini penyakit jiwa.
Tugas psikiater sebagai seorang dokter adalah mengobati orang-orang yang sakit
atau mengalami gangguuan jiwa, termasuk psikosis dan penyalah guna narkoba.
Psikologi lebih banyak berhubungan dengan orang normal daripada dengan orang
sakit. Meskipun demikian, memang sering terjadi tumpang tindih (over
lapping) karena psikiatri akhir-akhir ini tidak berorientasi medis saja, tetapi
sudah pula memerhatikan factor-faktor sosial, kebudayaan, dll. Dalam psikologi
pun dikenal bidang psikologo klinis atau psikologi abnormal yang menangani
masalah-masalah yang timbul sebagai akibat adanya gangguan-gangguan kejiwaan.
Teknik yang digunakan oleh psikolog adalah observasi dan
berbagai bentuk wawancara, mulai dari konsultasi, konseling, sampai
psikoterapi.
Metode-metode dalam psikologi
Selayaknya ilmu pengetahuan, terdapat metode-metode dalam
penelitiannya sehingga dapat diterapkan pada kehidupan. Beberapa metode dalam
psikologi adalah sebagai berikut.
1.
Metode Eksperimental
Proses
eksperimen dimulai dengan pembagian kelompok. Pertama, kelompok yang tidak mengalami perlakuan khusus. Kelompok
ini selanjutnya disebut kelompok control. Kelompok lainnya menerima perlakuan
khusus. Kelompok ini yang kemudian disebut kelompok eksperimen. Adapun yang
diperlakukan terhadap kelompok eksperimen adalah perlakuan yang secara khusus
dibuat untuk menghasilkan situasi yang diinginkan.
Dalam
wikipedia disebutkan bahwa percobaan atau disebut juga eksperimen berasal dari
bahasa latin yakni ex-periri yang berarti menguji coba, merupakan suatu set
tindakan dan pengamatan, yang dilakukan untuk mengecek atau menyalahkan
hipotesis atau mengenali hubungan sebab akibat antara gejala.
Menurut
Cochran (1957) mengartikan eksperimen sebagai sebuah atau sekumpulan percobaan
yang dilakukan melalui perubahan-perubahan terencana terhadap variabel input
suatu proses atau sistem sehingga dapat ditelusuri penyebab dan faktor-faktor
sehingga membawa perubahan pada output sebagai respon dari eksperimen yang
telah dilakukan.
Menurut
Zulnaidi (2007: 17) mengungkapkan bahwa metode eksperimen adalah prosedur
penelitian yang dilakukan untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dua
variabel atau lebih, dengan mengendalikan pengaruh variabel yang lain. Metode
ini dilaksanakan dengan memberikan variabel bebas secara sengaja (bersifat
induse) kepada objek penelitian untuk diketahui akibatnya di dalam variabel
terikat.
Dalam
penelitian dengan metode eksperimen, terdapat tiga prinsip dasar yang terdapat
dalam desain eksperimen, antara lain sebagai berikut: 1) replikasi, merupakan
pengulangan dari eksperimen dasar; 2) randomization, prinsip ini digunakan pada
uji signifikan valid. Uji signifikan akan valid bila pengamatan didistribusikan
secara bebas yang dilakukan dengan pengambilan sampel secara random atau acak;
3) blocking, merpakan prinsip yang digunakan untuk mengisolasi treatment dari
pengaruh faktor lain supaya hasil eksperimen menjadi lebih akurat.
Adapun
tujuan dari metode eksperimen menurut Dedi Sutedi (2009: 54) adalah untuk
menguji efektifitas dan efisiensi dari suatu pendekatan, metode,teknik,
atau media pengajaran dan pembelajaran, sehingga hasilnya bisa diterapkan jika
memang baik atau tidak digunakan jika memang tidak baik dalam pengajaran
sebenarnya. Sedangkan menurut Nazir (1988: 75) mengemukakan tujaun dari
penelitian eksperimental adalah untuk menyelidiki ada-tidaknya hubungan sebab
akibat serta berapa besar hubungan sebab akibat tersebut dengan cara memberikan
perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa kelompok eksperimental dan
menyediakan kontrol perbandingan.
kriteria
umum dari metode eksperimental tidak jauh berbeda dengan penelitian-penelitian
dengan menggunakan metode lain. Beberapa kriteria yang penting dari metode eksperimental
adalah sebagai berikut:
1. Masalah yang dipilih harus
masalah yang penting dan dapat dipecahkan
2. Faktor-faktor serta
variabel dalam percobaan harus didefinisikan seterang-terangnya
3. Percobaan harus
dilaksanakan dengan desain percobaan yang cocok, sehingga maksimisasi variabel
perlakuan dan meminimisasikan variabel pengganggu dan variabel random
4. Ketelitian dalam observasi
serta ketepatan ukuran sangat diperlukan
5. Metode, material serta
referensi yang digunakan dalam penelitian harus dilukiskan seterang-terangnya
karena kemungkinan pengulangan percobaan ataupun penggunaan metode dan material
untuk percobaan lain dalam bidang yang serupa
6. Interpretasi serta uji
statistik harus dinyatakan dalam beda signifikan dari parameter-parameter yang
dicari atau yang diestimasi.
Merencakanan percobaan
Secara singkat Nazir (1988: 76)
mengemukakan bahwa terdapat dua hal penting dalam merencanakan eksperimen,
yakni:
1. Langkah-langkah dalam
percobaan. Dalam langkah-langkah ini terdapat tiga hal penting yang perlu
dijelaskan, yakni: 1) rumusan masalah serta pernyataan tentang tujuan percobaan
atau penelitian; 2) gambaran dari percobaan yang akan dilakukan, termasuk
tentang besarnya percobaan, jumlah dan jenis perlakuan, material yang dipakai,
dan sebagainya; 3) outline dari penganalisaan yang akan dikerjakan.
2. Desain penelitian
percobaan. Desain percobaan merupakan langkah yang utuh dan berurutan yang
dibuat terlebih dahulu sehingga keterangan yang ingin diperoleh dari percobaan
akan mempunyai hubungan yang nyata dengan masalah penelitian.
Melaksanakan percobaan
Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan percobaan antara lain adalah
pengenalan terhadap material yang digunakan dalam percobaan, dapat juga menggunakan
checklist bilamana diperlukan. Mencatat berbagai hal yang berhubungan dengan
penelitian, dapat menggunakan buku catatan sebagai record book. Dalam buku
catatan tersebut dapat berisikan berbagai data kuantitatif ataupun kualitatif
tentang performance dari penelitian tersebut. Setelah melakukan penelitian
percobaan, maka dilanjutkan dengan melakukan analisa, interpretasi serta
generalisasi dari penemuan-penemuan.
Syarat-syarat percobaan yang baik
Nazir
(1988: 83-84) mengemukakan bahwa terdapat beberapa syarat pokok dalam
mengadakan penelitian eksperimen yang baik antara lain adalah:
1. Percobaan harus bebas dari bias
Percobaan
harus sedemikian rupa direncanakan sehingga tidak bias. Ketidakbiasakan satu
percobaan dapat dijamin dengan adanya desain yang baik. secara garis besar,
adanya randomisasi mengurangi sifat bias dar percobaan.
2. harus punya ukuran terhadap error
Dengan
adanya desain yang baik, maka error dapat diukur. Dalam istilah desain
percobaan error tidak sama artinya dengan kesalahan. Yang dimaksud dengan error
adalah semua variasi ekstra, yang juga mempengaruhi hasil di samping pengaruh
perlakuan-perlakuan. Dengan adanya ukuran error, maka percobaan menjadi
objektif sifatnya. Ukuran error ini bergantung pada desain percobaan yang
dipilih.
3.
Percobaan harus punya ketetapan
Percobaan
harus dilakukan dengan desain yang dapat menambah ketepatan. Ketepatan dapat
terjamin jika error teknis dapat dihilangkan dan adanya replikasi pada
percobaan. Ketepatan atau presisi dapat ditingkatkan jika error teknis, seperti
kurang akuratnya alat penimbang, kurang baiknya dalam menggunakan meteran, dan
sebagainya, maka jumlah replikasi dapat menambah ketetapan percobaan.
4.
Tujuan harus didefinisikan sejelas-jelasnya
Tujuan
percobaan harus dibuat sejelas-jelasnya, ditambah dengan alasan-alasan yang
kuat mengapa memilih perlakukan demikian. Pada kondisi mana hasilnya akan
diaplikasikan serta pada daerah ilmu mana sasaran penelitian tersebut ingin
diterapkan. Tujuan percobaan didefinisikan dan dapat dituangkan dalam hipotesa-hipotesa
nol yang akan dikembangkan.
5. Percobaan
harus punya jangkauan yang cukup
Tiap
percobaan harus mempunyai jangkauan atau scope yang cukup sesuai dengan tujuan
penelitian. Scope dari percobaan sangat penting artinya untuk keperluan
mengadakan perulangan percobaan satu faktor sudah kita atur konstan. Tetapi
pada dewasa ini dengan adanya teknik percobaan faktorial, pengulangan percobaan
telah dapat dilakukan secara simultan.
Jenis-jenis eksperimen
Zulnaidi (2007: 17) mengemukakan
bahwa dalam penggunaan metode eksperimen dapat dibedakan menjadi dua jenis bila
ditinjau dari segi tujuannya, yaitu:
1. Eksperimen eksploratif
Eksperimen
ini bermaksud untuk mempertajam masalah dan perumusan hipotesa tentang hubungan
sebab akibat antara dua variabel atau lebih. Untuk itu eksperimen eksploratif
biasanya mempergunakan binatang atau benda percobaan. Penggunaan manusia
percobaan dalam eksperimen ini sangat terbatas karena mengandung resiko yang
cukup besar.
2. Eksperimen pengembangan
Eksperimen
ini dilakukan untuk menguji/ mengetes atau membuktikan hipotesa dalam rangka
menyusun generalisasi yang berlaku umum.
Lebih lanjut lagi Zulnaidi (2007:
17-18) menjelaskan bahwa bila didasarkan cara pelaksanaannya metode eksperimen
dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yakni:
Eksperimen murni
Di
dalam eksperimen ini perlakuannya sengaja dibuat akan dikenakan pada objek
penelitian dengan kata lain kondisi objek penelitian sengaja dirubah dengan
memberikan perlakuan tertentu dan mengontrol variabel lain secara cermat selama
jangka waktu tertentu.
Nazir
(1988: 86) memberikan contoh metode eksperimen murni atau sungguhan, yakni:
Penelitian
tentang pengaruh dua metode mengajar bahasa Inggris pada kelas II SLA sebagai
fungsi dari taraf intelegensia (tinggi, sedang, rendah) dan besarnya kelas
(besar, kecil), dimana guru ditempatkan secara random berdasarkan intelegensi,
besarnya kelas dan metode mengajar.
Contoh lain:
Percobaan faktorial tentang pengaruh
pemupukan dan jarak tanam dengan adanya kontrol pada percobaan faktorial.
Replikasi juga sangat ketat di awasi
Eksperimen berpura-pura
Di
dalam eksperimen ini kondisi objek penelitian sulit untuk dirubah dalam bentuk
memberikan perlakukan tertentu. Oleh karena itu, di dalam kondisi yang sudah
berlangsung itu diusahakan memisah-misahkan variabel yang ada, sehingga
seolah-olah terdapat perlakuan dan variabel kontrol serta variabel-variabel
lain seperti terdapat di dalam eksperimen yang sebenarnya. Dengan demikian
eksperimen bukanlah percobaan yang sesungguhnya, melainkan yang bersifat
pura-pura (quaisy)
Nazir (1988: 86) memberikan contoh
metode eksperimen berpura-pura atau semu, yakni:
Penelitian
untuk mengetahui pengaruh dua macam cara menghafal kata-kata asing pada 4 buah
kelas SLA tingkat I tanpa menentukan penemapatan murid-murid pada perlakuan
secara random atau mengawasi waktu latihan secara cermat.
Perbedaan
penelitian eksperimen dan penelitian deskriptif
Terdapat perbedaan pokok yang
terdapat antara penelitian eksperimen dan penelitian deskriptif (ex post facto),
yakni:
PEMBEDA
|
PENELITIAN EKSPERIMEN
|
PENELITIAN
DESKRIPTIF
|
Kontrol
|
Terdapat kontrol terhadap variabel
|
Tidak
adanya kontrol terhadap variabel
|
Peneliti
|
Peneliti dapat mengadakan
manipulasi terhadap variabel
|
Tidak
dapat mengadakan manipulasi terhadap variabel, karena variabel yang diteliti
berada dalam keadaan apa adanya
|
Objek
|
Objek diatur terlebih dahulu,
untuk dilakukan berbagai perlakuan
|
Tidak
dapat melakukan pengaturan objek, karena data dikumpulkan setelah kejadian
berlalu (ex post facto)
|
2.
Observasi Ilmiah
Dalam
observasi ilmiah tidak diterapkan situasi-situasi sengaja. Disini hanya
dilakukan pengamatan terhadap situasi yang sudah ada, situasi yang terjadi
secara spontan, tidak dibuat-buat dan karenanya dapat disebut sebagai situasi
yang sesuai dengan kehendak alam, yang alamiah. Hasil pengamatan ini kemudian
dicatat dengan dengan telitiuntuk kemudian diambil kesimpulan-kesimpulan umum
maupun khusus.
3. Sejarah Kehidupan
Sejarah hidup seseorang dapat merupakan sumber data yang
penting untuk lebih mengetahui jiwa orang yang bersangkutan. Sejarah kehidupan
ini dapat disusun melalui dua cara yaitu:
a. Pembuatan buku
harian.
b. Rekonstruksi biografi.
4. Wawancara
Wawancara adalah tanya jawab antara si pemeriksa dan
penderita. Maksudnya adalah agar orang itu mengemukakan isi hatinya sedemikian
upa sehingga pewawancara dapat menggali semua informasi yang diperlukan.
Beberapa teknik wawancara:
Wawancara
bebas
Pertanyaan dan jawaban diberikan sebebas-bebasnya oleh pewawancara maupun
yang di wawancara.
Wawancara
terarah
Dalam hal ini sudah ada beberapa pokok yang harus diikuti pewawancara dalam
mengadakan wawancara.
Wawancara
terbuka
Pertanyaan-pertanyaan sudah ditentukan sebelumnya, tetapi
jawaban dapat diberikan bebas tidak terikat.
Wawancara
tertutup
Pertanyaan-pertanyaan sudah ditentukan sebelumnya dan
kemungkinan-kemungkinan jawaban juga sudah disediakan.
5.
Angket
Angket adalah wawancara tertulis.
Pertanyaan sudah tersusun dalam lem lembar-lembar pertanyaan. Orang yang
akan diperiksa tinggal membaca pertanyaan dan memberi jawaban pada kolom yang
tersedia.
Keuntungan
angket adalah daya sebarnya yang luas kepada masyarakat.
6.
Pemeriksaan Psikologis
Secara
popular metode ini dikenal dengan nama psikotes. Metode ini menggunakan
alat-alat psikodiagnostik tertentu yang hanya dapat digunakan oleh para ahli
yang benar-benar terlatih.
Keuntungan
metod ini adalah bahwa dalam waktu yang relative sangat singkat dapat
dikumpulkan banyak data mengenai diri seseorang, termasuk juga data yang tidak
dapat diketahui melalui metode lainnya. Keuntungan lainnya bahwa metode ini
dapat dilaksanakan secara massal sehingga dapat diperiksa banyak orang
sekaligus, bahkan jika diperlukan dapat dilakukan melalui telepon atau
internet.
metode
ini adalah tidak dapat dipergunakan secra luas, karena hanya dapat dilakukan
oleh orang yang ahli dan memang sudah terlatih.
Aliran-aliran dalam Psikologis
terdapat
dua teori yang mengarahkan berdirinya psikologi sebagai ilmu. Kedua teori ini
adalah :
1.
Psikologi pembawaan atau Psikologi Nativistik
Teori
ini menyatakan bahwa jiwa terdiri dari beberapa factor yang dibawa sejak lahir
atau disebut pembawaan atau bakat. Pembawaan-pembawaan terpenting adalah pikiran,
perasaan, dan kehendak.
2.
Psikologi Asosiasi atau Psikologi Empirik
Jiwa
berisi ide-ide yang didapatkan melalui panca indera, dimemorikan dan saling
diasosiasikan satu sama lain melalui prinsip-prinsip kesamaan, kekontrasan, dan
kelangsungan.
Teori-teori dalam Psikologi
Charles Darwin (1809-1882) , adanya
pendapat Darwin bahwa ada kontinuitas antara hewan dengan manusia, timbullah
Psikologi Komparatif (Psikologi Perbandingan). Francis Galton (1822-1911)
perintis Psikologi Eksperimental untuk pertama kalinya perbedaan-perbedaan
antara satu orang dengan orang lainnya dalam berbagai kemampuan
(perbedaan-perbedaan individual).
Beberapa aliran yang terkemuka dengan teori-teori
masing-masing akan dikemukakan sebgai berikut :
a.
Elementisme atau Stukturalisme
Penyelidikan tentang struktur
kejiwaan manusia dan ia mendapati bahwa jika manusia itu terdiri dari berbagai
elemen seperti : pengindraan, perasaan, ingatan, dll.
b.
Behaviourisme atau Psikologi S-R
Mementingkan perilaku terbuka yang
langsung dapat diamati dan diukur daripada perilaku tetutup yang hanya dapat
diketahui secara tidak langsung. Aliran ini biasa disebut aliran S-R (
Stimulus-Respons) , karena perilaku selalu dimulai dengan adanya rangsangan
(stimulus) dan diikuti oleh suatu reaksi (response) terhadap rangsangan
tersebut.
c.
Psikologi Gestalt
Bahwa dalam pengamatan atau persepsi
suatu situasi, rangsangan ditanggap secara keseluruhan.
d.
Psikoanalisis
Teori ini merupakan penemuan baru
pada saat itu karena selama itu para ahli hanya menyibukkan diri dengan alam
kesadaran sebagaimana yang nyata dalam teori-teori lain yang berlaku di saat
itu. Teknik penyembuhan penyakit-penyakit kejiwaan (psikoterapi) mempunyai
metode untuk membongkar gangguan-gangguan yang terdapat dalam ketidaksadaran
ini, antara lain dengan metode analisis mimpi dan asosiasi bebas.
e.
Psikologi Humanistik
Paham yang mengutamakan manusia
sebagai makhluk keseluruhan. Mereka tidak setuju dengan pendekatan-pendekatan
lain yang memandang manusia hanya dari salah satu aspek saja. Manusia harus
dilihat sebagai totalitas yang unik, yang mengandung semua aspek dalam dirinya
dan selalu berproses untuk menjadi dirinya sendiri.
Tugas
psikologi menurut paham ini adalah mendorong potensi-potensi yang baik pada
diri seseorang dalam proses aktualisasi dirinya. Karena manusia itu unik, maka
penanganannnya dalam psikoterapi juga unik.
Dua tokoh dari aliran ini adalah Crl
Rogers , dan Abraham maslow yang terkenal dengan teori hierarki motivasinya.
Cabang-cabang Psikologi
Psikologi dewasa ini tidak hanya mementingkan aliran-aliran yang sifatnya
teoritis, tetapi juga memperhatikan penerapannya. Di Indonesia psikologi baru
di kenal secara formal sejak didirikannya jurusan psikologi ada fakultas
Kedokteran UI. Tetapi pada saat diresmikan sebuah fakultas yang mandiri, fakultas
psikologi UI mempunyai beberapa bagian yang masing-masing mengembangkan cabang
psikologi yang berbeda yaitu Bagian Psikologi Klinis, bagian psikologi Kejuruan
dan Perusahaan, Bagian Psikologi Anak, Bagian Psikologi Eksperimen dan Bagian
Psikologi Sosial.
Beberapa Divisi-divisi dalam
American Psychology Association :
NO
|
Daftar Divisi dalam APA
|
Topik-topik diteliti dan
dipraktekkan
|
1
|
Society for General Psychology (
Paguyuban Psikologi Umum)
|
Umum
|
2
|
Society for the teaching of
Psychology ( Paguyuban untuk Pengajaran Psikologi)
|
Pengajaran
|
3
|
Society for the Psychology study
of aesthetics, Creativity and the Arts
|
Konsultasi, industry, dn
organisasi dan SDM
|
4
|
Educational Psychology (Psikologi
Pendidikan)
|
Pendidikan, pengajaran
|
BAB 2
MANUSIA
Manusia sebagai Makhluk yang
Bereksistensi
Proses perkembangan manusia sebagian
ditentukan oleh kehendaknya sendiri. Berbeda dengan makhluk yang lain yang
sepenuhnya tergantung pada alam. Kebutuhan untuk terus-menerus menjadi inilah
yang khas manusiawi dunia untuk kepentingannya sehingga timbullah kebudayaan
dalam segala bentuknya itu, yang tidak terdapat pada makhluk yang lainnya.
Bentuk-bentuk kebudayaan antara lain adalah sistem perekonomian, kehidupan
sosial, dengan norma-normanyan dan kehidupan politiknya.
Manusia sebagai Makhluk Hidup
Sifat-sifat manusia pada umumnya:
Ikatan-ikatan Biologis
Bertentangan dengan eksistensinya, manusia adalah makhluk
biologis yang sampai pada batas-batas tertentu terikat pada kodrat alam.
Manusia membutuhkan udara untuk bernapas serta makanan dan minuman untuk
mempertahankan hidupnya. Dibandingkan dengan makhluk yang lainnya, manusia
adalah satu-satunya makhluk yang tidak dibekali alat-alat untuk bertahan dalam
lingkungannya secara alamiah. Sema ini menunjukkan betapa manusia sebagai
makhluk biologis yang lemah. Menurut teori evolusi Darwin, hanya tingkat
kecerdasan yang tinggilah satu-satunya modal manusia untuk tetap bertahan dalam
dunia ini.
Makhluk adalah Satuan hidup
bagian-bagian tubuh merupakan sebuah kesatuan yang tidak
dapat dipisah-pisahkan. Setiap bagian mempunyai fungsinya sendiri-sendiri dan
fungsi itu dikoordinasikan agar makhluk yang bersangkutan mampu beradaptasi dan
bertahan dalam lingkungannya. Bagian-bagian tubuh kalau dilepaskan dari
organisasi tubuh secara keseluruhan tidak dapat lagi berfungsi. Khususnya pada
manusia, jiwa, kesadaran, dan ketidaksadaran juga termasuk dalam satuan hidup
tersebut.
Sistem Energi yang Dinamis
Manusia selalu membutuhkan energy untuk mempertahankan
hidupnya, untuk mengembangkan keturunan, untuk tumbuh, untuk menyelesaikan
tugas. Karena kebutuhan akan energi itu manusia selalu berusha untuk mengadakan
sejumlah energi dalam tubuhnya. Jumlah energi yang tersedia harus sesuai dengan
yang diperlukan, kalau manusia pada saat demikian akan aktifnya sehinnga
membutuhkan energi melebihi persediaan yang ada, maka akan terjadi berbagai
hambtan dalam pelaksanaan aktivitas-aktivitas tersebut.
Pertumbuhan yang Mengikuti Pola Tertentu
Pertumbuhan manusia sejak dalam kandungan sudah
ditentukan polanya, dan tiap-tiap sel tubuh berkembang sesuai dengan jalur
perkembangannya masing-masing. semuanya mengarah pada satu tujuan untuk menjadi
makhluk manusia dengan organ-organ yang tersusun secara harmonis.
Perkembangan Menjadi Makhluk Manusia
Ketika
sel telur di buahi oleh sperma dari lelaki menghasilkan satu sel baru yang
disebut zigot. Zigot ini akan membelah diri menjadi 2 sel, 4 sel, 8 sel, 16
sel, 32 sel, dan seterusnya. Zigot yang telah membelah menjadi banyak sel tadi
akan berkembang menjadi embrio, kemudian menjadi janin dalam rahim ibu. Lamanya
waktu janin tumbuh dan berkambang di dalam rahim ibu, dari mulai proses
pembuahan hingga kelahiran adalah kurang lebih 9 bulan. Zigot yang berkembang
dengan membelah diri menjadi 2 sel, 4 sel, 8 sel, dan terbentuklan kumpulan
sel. Kumpulan sel ini akan berkembang menjadi janin Kumpulan sel di dalam rahim
ibu. Perkembangan janin selama di dalam rahim dibagi dalam tiga tahapan.
Lamanya waktu pada setiap tahapan adalah tiga bulan.
1. Trimester Pertama
Tiga
bulan pertama embrio berkembang menjadi janin yang panjangnya kurang lebih 5,5
cm. Janin sudah berbentuk seperti manusia walaupun ukuran kepalanya sangat
besar. Di akhir tiga bulan pertama ini janin juga sudah mulai dapat
menggerakkan tangan dan kakinya.
2. Trimester Kedua
Pada
tiga bulan kedua, janin sudah semakin berkembang dan panjangnya sudah mencapai
kurang lebih 19 cm. Tangan dan kakinya telah berkembang, muka tumbuh memanjang.
Pada tiga bulan kedua ini detak jantung janin juga sudah mulai bisa dideteksi.
Gerakan janin juga mulai aktif.
3. Trimester Ketiga
Di
tiga bulan ketiga terjadi pertumbuhan ukuran janin sangat cepat. Ukuran tubuh
sudah proporsional seperti bayi. Karena ukuran tubuhnya semakin besar, janin
tidakterlalu leluasa bergerak di dalam rahim. Menjelang kelahiran bayi pada
umumnya sudah mencapai panjang sekitar 50 cm. Berikutnya janin akan lahir ke
dunia dan disebutlah dengan sebutan bayi. Rata-rata berat bayi adalah 3.500
gram dengan panjang berkisar 48-51 cm.
Pengaruh Proses Pematangan Terhadap
Perilaku
Perilaku manusia tidak dapat dilepaskan dari proses pematangan organ-organ
tubuh. Contoh klasik dari proses pematangan anggota tubuh ini adalah anak
burung yang sejak menetes dari telurnya dikurung dalam sangkar.
Ciri-ciri Perilaku manusia yang
Membedakan dari Hewan
Kepekaan sosial
Manusia bukan saja merupakan makhluk sosial, yaitu
makhluk yang harus hidup dengan sesamanya, tetapi lebih dari itu, manusia
mempunyai kepekaan sosial. Kepekaan sosial adalah kemampuan untuk menyesuaikan
perilaku dengan harapan dan pandangan orang lain. Orang yang tidak mamu
memahami dan menyesuaikan diri dengan situasi sosial di sekelilingnya dianggap
tidak mempunyai kepekaan sosial.
Kelangsungan Perilaku
Perilaku atau perbuatan manusia tidak terjadi secara
sporadis (timbul dan hilang begitu saja) tetapi selalu ada kelangsungan antara
satu perbuatan dengan perbuatan berikutnya. Perilaku manusia tidak pernah
berhenti pada suatu saat, perbuatan terdahulu merupakan persiapan bagi
perbuatan yang kemudian, sedangkan perbuatan yang demikian kelanjutan dari
perbuatan yang sebelumnya.
Orientasi pada tugas
Suatu perilaku manusia selalu mengarah pada tugas
tertentu. Hal ini tampak jelas pada perbuatan-perbuatan seperti belajar atau
bekerja, tetapi hal ini juga terdapat pada perilaku lain yang tampaknya tidak
ada tujannya. Jadi orientasi pada tugas adalah suatu perbuatan atau tindakan
yang mengarah pada belajar atau bekerja.
Usaha dan Perjuangan
sesuatu yang ditentukannya sendiri dan dipilihnya
sendiri, dia tidak akan memperjuangkan sesuatu yang sejak semula memang tidak
ingin diperjuangkan. Dengan kata lain, manusia mempunyai aspirasi yang diperjuangkan,
sedangkan hewan hanya berjuang untuk memperoleh sesuatu yang sudah diberi oleh
alam. Harga diri misalnya, merupakan aspirasi yang dapat di perjuangkan
manusia, yang tidak terdapat pada hewan.
Setiap Individu manusia yang unik
Unik berarti beda dengan yang lainnya, jadi setiap
manusia selalu mempunyai ciri-ciri dan sifat-sifat tersendiri yang
membedakannya dari manusia-manusia lainnya. Tidak ada dua manusia yang sama di
dunia ini. Pengalaman masalalu dan aspirasinya untuk masa-masa yang akan datang
menetukan perilaku seseorang di masa kini. Karena setiap orang mempunyai
pengalaman dan aspirasi yang berbeda-beda.
Perkembangan
Manusia
Dalam
mempelajari perkembangan manusia, kita harus membedakan dua hal, yaitu proses pematangan dan proses belajar. Selain itu ada hal ketiga dan
keempat yang menentukan perkembangan, yaitu kekhasan
atau bakat dan lingkungan. Lebih lengkapnya akan di
jelaskan sebagai berikut :
Pematangan,
berarti proses pertumbuhan yang menyangkut penyempurnaan fungsi-fungsi tubuh
secara alamiah sehingga mengakibatkan perubahan-perubahan dalam perilaku,
terlepas dari ada atau tidak adanya proses belajar. Perkembangan ini ditentukan oleh proses
pematangan organ-organ tubuh dan terjadi pada setiap manusia normalsehingga
kita dapat memperhitungkan sebelumnya.
Belajar, berarti mengubah atau memperbaiki perilaku
melalui latihan, pengalaman, atau kontak dengan lingkungan ( fisik dan sosial )
yang disebabkan melalui latihan dan pengalaman serta relatif tidak berubah.
Dalam proses belajar ada tiga hal yang harus dipahami,
yakni:
1. Belajar adalah perubahan
tingkah laku (yang buruk atau benar);
2. Melalui seperangkat
latihan dan pengalaman;
3. Relatif permanen, tidak
hanya muncul sesaat.
Dari tiga hal di atas ada beberapa tingkah laku yang terlihat seperti
belajar, gerak refleks dan respons emosi bukanlah dipelajari oleh individu
tetapi otomatis dilakukan oleh tubuh.
Pengkondisian Klasik / (Classical Conditioning)
yaitu prinsip belajar yang menggunakan pemasangan stimulus
netral dan stimulus yang dikondisikan. Kesimpulan yang diperoleh adalah
asosiasi pada classical conditioning merupakan hubungan yang memiliki
makna antara satu stimulus dan stimulus lainnya, hubungan ini terbina hanya
jika ada stimulus netral yang diiktkan dengan stimulus yang tidak netral
lainnya.
Penerapan pengkondisian Klasik Tingkah Laku Manusia
Proses pendekatan sebelum pacaran jika ditelaah memiliki
pola kondisioning klasik yang amat terasa. Orang yang pacaran lebih
memerhatikan telepon, karena dering telepon diasosiasikan dengan sang penelepon
yakni pacar. Bunyi dering telepon awalnya adalah sesuatu yang netral, tetapi
perlahan dering tadi muncul berbarengan dengan pacar. Dering yang awalnya
netral menjadi penanda atas kehadiran pacar diseberang sana. Terkait pula
dengan emosi, maka dering telepon kemudian tidak hanya menandakan kehadiran
pacar, namun juga membangun emosi positif (senang).
Pengkondisian
Operan / Operant Conditioning
Pada
prinsipnya, setiap stimulus akan menghasilkan beberapa kemungkinan respons.
Untuk mendapatkan apa yang diinginkan, maka hanya respons-respons tertentu saja
yang diperkuat (dengan “hadiah”) atau ketika ada respons yang tidak diinginkan,
dilemahkan, yang pada akhirnya menjadikan respons tadi menjadi respons yang
“dipelajari.” Jadi pengkondisian operan adalah respons alami yang diperkuat
atau dilemahkan, tergantung pada kondisi diterima atau ditolak.
Ganjaran positif, ganjaran negative,
dan hukuman
adalah stimulus yang ditambahkan
pada lingkungan yang kemudian meningkatkan respons awal, ganjaran negatif
adalah jika stimulus tertentu diangkat atau dihilangkandan menimbulkan
ketidaknyamanan sehingga memunculkan kembali respons yang diingnkan di masa
yang akan datang, dan hukuman yaitu stimulus yang memungkinkan untuk mengurangi
timbulnya tingkah laku yang tidak diinginkan di masa mendatang.
Shaping
yaitu proses yang menggunakan
pembelajaran dengan jalan pelajaran yang diberikan secara perlahan mendekati
sama dengan tingkah laku rumit.
Terapannya dalam Tingkah Laku
Dalam pelaksanaan teori
belajar pengkondisian operan lebih sering dilaksanakan. Hal dasarnya hanya
menguatkan tingkah laku yang diinginkan dan kurangi yang tidak diinginkan. Jika
ada yang kurang, penggunaan hukuman dimungkinkan.
Sinergi Pematangan dan Belajar
Kekhasan
berarti sesuatu yang menonjol pada satu dua anak yang berbeda dengan anak yang
lain, seperti itulah yang disebut bakat atau potensi bawaan sejak lahir.
Lingkungan
terdiri dari dua yaitu pertama lingkuangan fisik yng terdekat ibu dan yang
kedua lingkungan sosial.
Masa Kanak-kanak
Manusia
dilahirkan dalam keadaan yang sepenuhnya tidak berdaya dan harus menggantungkan
diri pada orang lain, terutama ibunya. Uniknya, lamanya waktu harus tergantung
pada orang lain inilah yang membuat ia punya kesempatan paling banyak untuk
mempersiapkan dirinya dalam perkembangannya sehingga pada akhirnya taraf
perkembangan manusia adalah yang tertinggi. Pengaruh orang tua dan lingkungan masa
kanak-kanak tidak berhenti di masa kanak-kanak saja. Menurut penganut
Psikoanalisis, pengaruh pengalaman masa kanak-kanak kadang-kadang tidak
dirasakan atau disadari oleh yang bersangkutan, karena semua itu disimpan di
dalam bentuk prilaku-perilaku yang aneh, yang lain daripada perilaku normal.
Masa
negativistik kedua timbul pada usia lima atau enam tahun, pada saat anak mulai
mengenal lingkungan yang lebih luas. Karena itu ia mulai lagi suka membantah dan tidak mau
menurut kata orang tuanya. Masa negativistik kedua ini sering ditandaidengan
tempertantrum, yaitu peilaku mengamuk, menangis, menjerit, merusak,
menyerang,dan meyakiti diri sendiri, yang dilakukan apabila ada
kehendak-kehendak yang tidak dipenuhi.
Masa negativistik ketiga terjadi
pada masa remaja. Anak dalam perkembangan kepribadiannya selalu membutuhkan
seorang tokoh identifiasi. Identifikasi berarti dorongan untuk menjadi identik
(sama) dengan orang lain. Jadi, dalam proses identifikasi anak tidak saja ingin
menjadi identik secara lahiriah tetapi, terutama secara batin. Kontak sosial di
luar rumah penting juga untuk anak, ia harus cukup berani mempertahankan haknya
sebaliknya ia juga harus mau mengakui hak orang lain. Perilakunya mulai di atur
oleh norma-norma sosial.
Ada beberapa ciri kepribadian yang dapat
timbul pada seorang anak karena adanya prngaruh-mempengaruhi antar saudara.
Beberapa ciri tersebut antara lain:
1.
Bertanggung jawab , biasanya pada anak sulung
2.
Mudah bergaul, biasanya anak kedua atau di tengah
3.
Manja, biasanya anak bungsu
4.
Aktif dalam kegiatan social, biasanya anak dari keluarga besar
5.
Teliti, juga dalam keluarga besar
6.
Isolasi, biasanya pada anak dari keluarga yang terlalu besar sehingga tidak
cukup perhatian dapat diberikan kepada masing-masing anak.
7.
Tidak bertanggung jawab, juga dari keluarga terlalu besar
8.
Sakit-sakitan, merupakan usaha anak untuk menarik perhatian orang tua karena
orang tua terlalu banyak memerhatikan saudara-saudara yang lainnya.
Masa Remaja : Proses Pendewasaan
Masa Remaja sebagai masa yang penuh
kesukaran. Hal ini disebabkan masa remaja merupakan masa transisi antara
kanak-kanak dan masa dewasa. Masa transisi sering kali menghadapkan individu
yang bersangkutan kepada situasi yang membingungkan, di satu pihak ia masih
kanak-kanak, tetapi di lain pihak ia sudah harus bertingkah laku seperti orang
dewasa. Perbedaan pendapat dan perbedaan nilai-nilai antara remaja dan orang
tua menyebabkan remaja tidak selalu mau menurut pada orang tua. Oleh karena
itu, masa remaja dikenal juga sebagai masa negativistik yang ketiga.
Masa
remaja adalah suatu tahap antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Istilah
ini menunjuk masa dari awal pubertas sampai tercapainya kematangan; biasanya
mulai dari usia 14 pada pria dan usia 12 pada wanita. Transisi ke masa dewasa
bervariasi dari satu budaya kebudayaan lain, namun secara umum didefinisikan
sebagai waktu dimana individu mulai bertindak terlepas dari orang tua mereka.
Perkembangan fisik
Perubahan
dramatis dalam bentuk dan ciri-ciri fisik berhubungan erat dengan mulainya
pubertas. Aktivitas kelenjar pituitari pada saat ini berakibat dalam sekresi
hormon yang meningkat, dengan efek fisiologis yang tersebar luas. Hormon
pertumbuhan memproduksi dorongan pertumbuhan yang cepat, yang membawa tubuh
mendekati tinggi dan berat dewasanya dalam sekitar dua tahun. Dorongan
pertumbuhan terjadi lebih awal pada pria daripada wanita, juga menandakan bahwa
wanita lebih dahulu matang secara seksual daripada pria. Pencapaian kematangan
seksual pada gadis remaja ditandai oleh kehadiran menstruasi dan pada pria
ditandai oleh produksi semen. Hormon-hormon utama yang mengatur perubahan ini
adalah androgen pada pria dan estrogen pada wanita, zat-zat yang juga
dihubungkan dengan penampilan ciri-ciri seksual sekunder: rambut wajah, tubuh,
dan kelamin dan suara yang mendalam pada pria; rambut tubuh dan kelamin,
pembesaran payudara, dan pinggul lebih lebar pada wanita. Perubahan fisik dapat
berhubungan dengan penyesuaian psikologis; beberapa studi menganjurkan bahwa
individu yang menjadi dewasa di usia dini lebih baik dalam menyesuaikan diri
daripada rekan-rekan mereka yang menjadi dewasa lebih lambat.
Perkembangan intelektual
Tidak
ada perubahan dramatis dalam fungsi intelektual selama masa remaja. Kemampuan
untuk mengerti masalah-masalah kompleks berkembang secara bertahap. Psikolog
Perancis Jean Piaget menentukan bahwa masa remaja adalah awal tahap pikiran
formal operasional, yang mungkin dapat dicirikan sebagai pemikiran yang
melibatkan logika pengurangan/deduksi. Piaget beranggapan bahwa tahap ini
terjadi di antara semua orang tanpa memandang pendidikan dan pengalaman terkait
mereka. Namun bukti riset tidak mendukung hipotesis ini; bukti itu menunjukkan
bahwa kemampuan remaja untuk menyelesaikan masalah kompleks adalah fungsi dari proses
belajar dan pendidikan yang terkumpul.
Perkembangan seksual
Perubahan
fisik yang terjadi pada masa pubertas bertanggung-jawab atas munculnya dorongan
seks. Pemuasan dorongan seks masih dipersulit dengan banyaknya tabu sosial,
sekaligus juga kekurangan pengetahuan yang benar tentang seksualitas. Namun
sejak tahun 1960-an, aktivitas seksual telah meningkat di antara remaja; studi
akhir menunjukkan bahwa hampir 50 persen remaja di bawah usia 15 dan 75 persen
di bawah usia 19 melaporkan telah melakukan hubungan seks. Terlepas dari
keterlibatan mereka dalam aktivitas seksual, beberapa remaja tidak tertarik
pada, atau tahu tentang, metode Keluarga Berencana atau gejala-gejala Penyakit
Menular Seksual (PMS). Akibatnya, angka kelahiran tidak sah dan timbulnya
penyakit kelamin kian meningkat.
Perkembangan emosional
Psikolog
Amerika G. Stanley Hall mengatakan bahwa masa remaja adalah masa stres
emosional, yang timbul dari perubahan fisik yang cepat dan luas yang terjadi
sewaktu pubertas. Psikolog Amerika kelahiran Jerman Erik Erikson memandang
perkembangan sebagai proses psikososial yang terjadi seumur hidup.
Tugas
psikososial remaja adalah untuk tumbuh dari orang yang tergantung menjadi orang
yang tidak tergantung, yang identitasnya memungkinkan orang tersebut
berhubungan dengan lainnya dalam gaya dewasa. Kehadiran problem emosional
bervariasi antara setiap remaja.
Masa Dewasa
Memasuki alam kedewasaan, seorang laki-laki harus
mempersiapkan diri untuk dapat hidup dan menghidupi keluarganya, kaum perempuan
juga harus mempersiapkan diri untuk berumah tangga. Semua ini menunjukkan bahwa
usia-usia 40 tahunan, yang sering disebut pula sebagai usia pertengahan atau
usia setengah baya, merupakan masa krisis bagi sebagian orang. Sebgaian besar
orang pada umumnya dapt mengatasi masalah-masalah dalam periode krisis ini
dengan baik.
secara psikologi ada 4 jenis kelamin
(gender), yaitu:
1. Maskulin,
yang biasa terdapat pada laki-laki: tegas, rasional, cepat mengambil keputusan,
dan lain-lain)
2. Feminin,
yang biasa terdapat pada perempuan: lemah lembut, emosinal, lebih suka
mengikuti keputusan, dan lain-lain.
3. Androgin,
pria atau perempuan yang mempunyai sifat maskulin maupun feminin yang
sama kuat.
4. Tak
tergolongkan , dalam tes gender menunjukkan skor maskulin maupun feminin sama
rendah.
Masa Tua
Pada masa tua ini terjadilah
perubahan-perubahan yang mudah terlihat, yakni perubahan fisik. Masalah utama
pada orang-orang tua adalah rasa kesepian dan kesendirian. Batasan Usia bagi
Tiap Masa Perkembangan adalah menetapkan tahap-tahap perkembangan manusia, maka
dalam Psikologi Perkembangan sekarang ini digunakan pedoman-pedoman tertentu
untuk menetapkan tingkat perkembangan psikologi manusia.
Pada masa tua umumnya diikuti waktu masa pensiun
tiba, padahal orang yang bersangkutan masih cukup kuat, maka harus di usahakan
agar kesibukan-kesibukannya tidak berhenti dengan tiba-tiba. Di indonesia usia
pensiun adalah 55 tahun, padahal pada usia tersebut lansia masih bisa berkarya.
Kondisi ini harus di lihat dalam konteks yang lebih luas karena jumlah lansia
yang cukup besar. Beberapa cara untuk menghindari penghentian kegiatan secara
mendadak, antara lain:
Memberikan masa bebas tugas sebelum
pensiun
Memberi pekerjaan yang lebih ringan
sebelum pensiun
Mencari pekerjaan lain dalam masa
pensiun
Melakukan
kegiatan yang bersifat kegemaran.
Batasan
Usia bagi Tiap Masa Perkembangan
Dalam psikologi memanng sulit ditetapkan batas-batas usia yang tegas bagi
masing-masing masa perkembangan tersebut. Akan tetapi, dalam praktik, sering
kali diperlukan batasan-batasan yang tegas. Demikian pula dalam ilmu
kesehatan, program-program kesehatan memerlukan batasan usia yang sangat tegas
antara berbagai tahap perkembangan jiwa manusia.
Mengingat susahnya menetapkan batasan usia yang berlaku umum untuk menetapkan
tahap-tahap perkembangan manusia, maka dalam psikologi perkembangan sekarang
ini lebih banyak digunakan pedoman-pedoman tertentu untuk menetapkan tingkat
perkembangan psikologi manusia, yaitu;
1.
Bayi (infancy): masa sebelum bias berjalan. Biasana di bawah umur satu tahun.
2.
Toddler: sekitar umur 18 bulan. Perbendaharaan katanya berkembang pesat. Ia
bias mempelajari 7-9 kata baru setiap hari.
3.
Kanak-kanak (childhood): yaitu tahap antara masa bayi dan remaja.
4.
Praremaja (preadolescence): yaitu tahap perkembangan manusia dalam rangka masa
kanak-kanak.
5.
Remaja (adolescence): masa transisi dari kanak-kanak ke dewasa. Ciri khas
seorang remaja ketika masuk remaja adalah pubertas (tumbuhnya tanda-tanda
seksual sekunder)
6.
Dewasa (adulthood): bias mengandung banyak arti. Tergantung dari sudut
pandangnya, bahkan bias saling bertentangan. Seseorang bias sudah dewasa secara
biologis, tetapi masih kanak-kanak secara social, atau menurut agama sudah
boleh menikah, tetapi menurut agama belum. Dewasa di bagi menjadi tiga tahapan,
yaitu:
7.
Dewasa muda, biasanya berusia antara 19-40, yaitu orang-orang yang masih sangat
produktif dari segi seksual, social, dan ekonomi.
8.
Usia pertengahan, yaitu usia antara dewasa muda dengan dengan usia lanjut.
Sukar untuk mendefinisikan batas usia pertengahan, karena cukup banyak orang
yang masih jauh melampaui usia 40 tahun. Karena itu sebagai atokan hanya di
sebutkan bahwa usia pertengahan adalah sekitar dua pertiga dari usia harapan
hidup di masyarakat yang terkait.
9.
Usia lanjut, yaitu usia yang sudah melewati batas usia rata-rata harapan hidup.
BAB 3
FUNGSI-FUNGSI PSIKIS
Persepsi
Objek-objek
di sekitar kita, kita tangkap melalui alat-alat indra dan diproyeksikan pada
bagian tertentu di otak sehingga kita dapat mengamati objek tersebut.
Pada bayi yang baru lahir,
bayangan-bayangan yang sampai ke otak masih tercampur aduk sehingga bayi belum
dapat membeda-bedakan benda-benda dengan jelas.kemampuan untuk membeda-bedakan,
mengelompokkan, memfokuskan dan sebagainya itu, yang selanjutnya diinterpretasi
disebut presepsi.
Presepsi berlangsung saat seseorang menerima stimukus dari dunia luar yang di
tangkapoleh organ-organ bantunya yang kemudian masuk ke dalam otak. Di dalamnya
terjadi proses berpikir yang pada akhirnya terwujud dala sebuah pemahaman.
Pemahaman ini yang disebut persepsi.
Telinga
Telinga mempunyai tiga bagian , yakni telinga bagian luar, telinga bagian
tengah dan telinga bagian dalam. Untuk bagian luar dimulai dari bunyi. Bunyi
adalah gerakan molekul-molekul udara yang terbuat oleh getaran sebuah objek
(feldman, 2003). Pola bunyi sampai terdengar di telinga mirip dengan gelombang
air yang terjadi ketika air tenang dilempar batu dan muncul gelombang menjauhi
tempat batu terjatuh.
Organ
pertama yang bertemu dengan gelombang suara adalah gendang telinga. Ketika
bunyi semakin intensif maka gendang telinga semakin bergetar. Getaran yang di
terima oleh gendang di transfer ke telinga bagian tengah. Di bagian tengah
terdapat tiga tulang yakni hammer, anvil,
stirrup. Dari bagian tengah ini getaran di transmisikan. Dan kemudian
getaran ini masuk ke telinga bagian dalam.
Pada
bagian dalam, getaran suara diubah agar bisa ditransmisikan ke otak. Organ
pertama di bagian dalam ini adalah kokhlea. Berbentuk tabung yang terselubung
berisi cairan yang bergetar ketka terdapat suara. Di dalam kokhlea juga
terdapat sel-sel rambut yang berfungsi menyampaikan getaran menjadi pesan untuk
otak.
Hidung
Manusia bisa menghidu 10.000 bauan yang berbeda ( Feldman, 2008). Antara lelaki
dan perempuan juga diketahui bahwa bisa saling membedakan (Feldman, 2008) dan
perempuan memiliki kemampuan membaui lebih baik daripada lelaki ( Engen, 1987,
dalam feldman, 2008).
Cara
kerja penghidu dimulai ketika molekul-molekul dari sebuah substansi masuk dalam
saluran hidung dan mengenai sel-sel olfaktori. Sel olfaktori merupakan syaraf
reseptor yang jumlah dan jenisnya ribuan. Tiap-tiap reseptor bekerja untuk
bauan yang spesifik. Setelah diterima oleh reseptor kemdian dikirimkan ke otak
dan dimulailah proses pengenalan untuk masing-masing bauan ( Rubin dan Katz;
Murphy dkk., 2004 dalam Feldman, 2008).
Bebauan juga berguna untuk komunikasi. Hasil penelitian terhadap kelompok
mamalia ditemukan pola komunikasi berdasar bauan yang amat berguna. Simpulan
yang diambil dari penelitian ini adalah bahwa mamalia dapat mengomunikasikan
adanya bahay terhadap sesamanya lewat penciuman ( Jurnal science dalam koran tempo,
Rabu, 27 Agustus 2008).
Lidah
Bagian pengecap ini mempunyai leihdari seribu tipe sel reseptor. Secara garis
besar para ahli percaya hanya terdapat empat tipe dasar reseptor, yakni
untukmengecap rasa manis, asam, asin, dan pahit. Pada tiap sel reseptorterdapat
10.000 kuncup cicip yang menyebar di lidah, bagian mulut, dan kerongkongan (
Feldman, 2003).
Penelitian terhadap manusia tentang lidah menemukan bahwa setiap orang memiliki
ciri yang berbeda. Ada segolongan individu yang di sebut perasa super (
supertasters), yakni orang yang sangat sensitif dalam mengecap rasa.
Kulit
Kulit
sangat membantu manusiadalam mempersepsi dunia sekeliling. Kita bisa membedakan
satu objek kasar atau halus, keras atau lembek dimulai dari informasi yang
diterima oleh kulit. Bahkan bagi individu buta, sentuhan pada jemarinya adalah
cara untuk mengetahui dunia. Pada bagian ujung jemari terdapat sel-sel Meisners
berespons terhadap bintik-bintik huruf Braille ( Garret, 2005). Pada bagian ini
ada beberapa hal yang dirasakan yakni sentuhan, tekanan, suhu, dan sakit yang
amat berguna untuk kebertahanan hidup. Manusia menjadi siaga untuk mengadapi
bahaya yang ada di luar tubuh. Reseptor-reseptormenyebar keseluruh bagian kulit
dengan berbeda kedalamannya pada tiap-tiap bagian tubuh.
Mata
Dalam
bahasa puisi, mata adalah jendela hati. Yang dilihat oleh mata adalah cahaya
yang merupakan energi fisik yang menstimulasi mata (Feldman, 2003). Dalam
analogi yang sederhana , mata mirip dengan kamera. Mata harus mengukur dan
mengatur besarnya cahaya yang masuk. Lensa mata kemudian memfokuskan cahaya ke
retina yang bekerja layaknya film, membentuk gambar (Schwartz, 1986).
Penglihatan dimulai dengan cahaya yang merupakan gelombang radiasi
elegtromagnetik. Rentang panjang gelombang yang disebut juga sebagai spektrum
visual relatif kecil. Tentunya dengan demikian mata membutuhkan kemampuan dasar
yang baik. Di dalam mata terdapat sekitar 126 juta reseptor cahaya, lengkap
dengan jaringan yang rumit yang berujung pada syaraf optik (Garret, 2005).
Struktur dan Proses Penglihatan
Saat
pertama kali sebuah objek muncul di depan mata, organ mata yang pertama kali
bekerja adalah kornea. Kornea berupa lapisan yang transparan bekerja layaknya
jendela pengaman, cahaya yang masuk diatur lebih besar atau lebih kecil.
Setelah melewati kornea cahaya melewati pupil, bagian gelap yang merupakan
pusat dari iris. Pupil mengatur masuknya cahaya, ini terlihat ketika seseorang
matanya akan berkontraksi ketika melihat cahaya terang dan tetap tenang ketika
melihat cahaya yang redup (Feldman, 2003; Garret, 2005). Iris adalah bagian
berwarna dari mata.
Bagian berikut yang di masuki cahaya adalah lensa. Terletak persis di belakang
pupil. Lensa bertugas membelokkan cahaya sehingga bisa di fokuskan pada objek
yang dilihat. Kerja lensa yang memfokuskan sinar sehingga bisa berbentuk cekung
atau cembung ini yang disebut sebagai akomodasi. Bagian yang terakhir dari mata
adalah retina. Bagian ini mengubah energi elegtromagnetik dari cahaya menjadi
informasi yang berharga bagi otak. Retina terbentuk dari sel-sel resptor yang
sensitif terhadap cahaya dan tersambung dengan sel-sel syaraf (Garret, 2005).
Persepsi
Alat-alat indra tadi amatlah membantu dalam kehidupan seseorang. Ia
dapat memberi sensasi. Sensasi adalah stimulan dari dunia luar yang
dibawa masuk oleh sistem syaraf. Hampir semua “hal” di dunia ini dibawa masuk
oleh indra melalui sensasi. Bentuk, tekstur, dan rasa yang anda terima
merupakan sensasi, sedangkan perbandingan yang anda lakukan adalah
interpretasi.
Persepsi
visual
Organisasi dalam persepsi mengikuti beberapa prinsip, yaitu:
1.
Wujud dan Latar (figure and ground atau
emergence)
Objek-objek yang kita amati di sekitar kita selalu muncul sebagai wujud (figure) dengan hal-hal lainnya sebagai
latar (ground). Sebagai contoh ketika
kta melihat beruang di bukit berbatu, maka beruang itu akan menjadi wujud dan
bebatuan di belakangnya akan menjadi latar. Namun tidak selalu perbedaan latar
sejelas itu. Dalam gambar Wujud dan Latar, kita bisa melihatnya sebagai dua
wajah (siluet) yang saling berhadapan dengan latar belakang putih, atau sebagai
sebuah vas bunga dengan latar belakang hitam. Bentuk seperti ini dinamakan ambigous figure (bentuk ambigu) atau multistability (stabilitas ganda). Dalam
kehidupan sehari-hari justru pola ambigu ini yang sering terjadi sehingga
terjadilah perbedaan persepsi atau miskomunikasi.
2.
Pola pengelmpokan
Dalam
psikologi, cara manusia mengelompokkan apa yang dipersepsinya dengan mengikuti
hukum tertentu yang dinamakan hukum Gestalt
(artinya; bentuk, keseluruhan) atau hukum Pragnanz
(bahasa jerman, artinya kesadaran, atau consciousness). Termasuk di dalamnya adalah hukum
kesamaan, hukum kedkatan, dan hukum keutuhan.
3.
Ketetapan (constancy atau invariance)
Teori
Gestalt juga mengemukakan bahwa dari proses belajarnya, manusia cenderung akan
memersepsikan segala sesuatu sebagai sesuatu yang tidak baerubah, walaupun
indra kita sebetulnya menangkap adanya perubahan. Bayangkan jika kita tidak
mempunyai asa ketetapan itu, setiap hari kita tidak mengenali anak atau
suami/istri kita sendiri karena bajunya berganti-ganti.
Dalam
persepsi ada empat ketetapan dasar yang di kemukakan oleh Psikologi Gestalt,
yaitu Ketetapan Warna, Ketetapan Bentuk, dan Ketetapan Ukuran.
Ilusi
Otak
manusia begitu unggulnya sehingga otak dapat menginterpretasikan apa yang
diindrakannya sebagai persepsi yang tepat mendekati kebenaran. Ketetapan ukuran
misalnya, sangat penting untuk penerbang yang sedang mendaratkan pesawat
terbangnya. Di retinanya, terpapar bayangan (image) landasan yang
sangat kecil di kejauhan, tetapi bayangan itu berubah-ubah terus dan makin
membesar ketika dia mendekati (approach)
landasan dengan kecepatan sekitar 200 km/jam, namun, pilot tak kehilangan
orientasi karena otaknya menyesuaikan diri terus dan menerjemahkannya ke dalam
persepsi yang tepat sehingga akhirnya pesawat itu menyentuh landasan dan
mendarat dengan selamat.
Ilusi
adalah suatu persepsi panca indera yang disebabkan adanya rangsangan panca
indera yang ditafsirkan secara salah. Dengan kata lain, ilusi adalah
interpretasi yang salah dari suatu rangsangan pada panca indera. Sebagai
contoh, seorang penderita dengan perasaan yang bersalah, dapat
meng-interpretasikan suara gemerisik daun-daun sebagai suara yang mendekatinya.
Ilusi sering terjadi pada saat terjadinya ketakutan yang luar biasa pada
penderita atau karena intoksikasi, baik yang disebabkan oleh racun, infeksi,
maupun pemakaian narkotika dan zat adiktif. Ilusi terjadi dalam bermacam-macam
bentuk, yaitu ilusi visual (penglihatan), akustik (pendengaran), olfaktorik
(pembauan), gustatorik (pengecapan), dan ilusi taktil (perabaan).
Di
sisi lain hukum-hukum persepsi itu, terkadang justru bisa menimbulkan kesalahan
persepsi, yang di sebut ilusi.
Gejala ilusi adalah gejala normal. Setiap orang mengalaminya. Selain ilusi
visual ada juga ilusi dari indra yang lain, misalnya ilusi auditif
(pendengaran) terjadi ketika kita mendengarkan rekaman stereo dengan menggunakan sepasang head set. Ilusi kinestetik (gerak otot) biasa di alami oleh orang
yang telah di amputasi salah satu anggota tubuhnya. Orang ini masih bisa
merasakan gatal, atau bahkan sakit pada kakina, padahal kakinya itu sudah tdak
ada. Gejala ini dinamakan phantom limb (anggota
tubuh fantasi).
Masalahnya adalah karena gejala itu normal dan terjadi pada setiap manusia,
maka ketika ilusi itu meningkat maka menjadi ilusi sosial maka timbullah
berbagai persoalan. Ilusi sosial adalah ilusi yang terjadi pada persepsi
sosial. Yang termasuk ilusi sosial adalah prasangka, stereotipi, rasialisme,
fanatisme, favoritisme, dan sebagainya.
Perbedaan Persepsi
Ilusi
menyebabkan perbedaan antara persepsi dengan realita, namun, sejauh masih
menangkut ilusi indra (visual, auditif), maka belum akan timbul masalah karena
semua orang akan mengalami ilusi yang sama. Lain halnya kalau sudah masuk ke
persepsi sosial. Karena banaknya faktor yang memengaruhi persepsi sosial dan
faktor-faktor itupun tidak tetap, maka seringkali terjadi perbedaan persepsi
antara satu orang dengan lainnya. Hal-hal yang menyebabkan perbedaan persepsi
antarindividu dan antar kelompok adalah sebagai berikut.
1.
Perhatian
Pada
setiap saat ada ratusan, mungkin ribuan rangsangan yang tertangkap oleh semua
indra kita. Tentunya kita tidak mampu menyerapseluruh rangsangan yang ada di
sekitar kita sekaligus karena keterbatasan daya serap dari persepsi kita, maka
kita terpaksa memusatkan perhatian pada salah satu atau dua objek saja.
2.
Set
Set
(mental set) adalah kesiapan mental
seseorang untuk menghadapi sesuatu rangsangan yang akan timbul dengan cara-cara
tertentu. Misalnya, seorang atlet pelari yang siap di garis “start” mempunyai
set bahwa beberapa detik lagi akan terdengar bunyi pistol saat mana ia harus
berlari. Terlambatnya atau batalnya bunyi pistol, bisa membuat atlet tersebut
kebingungan karena tidak tahu apa yang harus dilakukan.
3.
Kebutuhan
Kebutuhan-kebutuhan
sesaat maupun yang menetap pada diri seseorang, akan memengaruhi ersepsi orang
tersebut. Dengan demikian, kebutuhan-kebutuhan yang berbeda akan menyebabkan
perbedaan persepsi.
4.
Sistem Nilai
Sistem
nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat berpengaruh pula terhadap persepsi.
Suatu eksperimen di Amerika Serikat menunjukkan bahwa anak-anak yang berasal
dari keluarga miskin mempersepsikan mata uang logam lebih besar daripada ukuran
yang sebenarnya. Gejala ini tiak terdapat pada anak-anak yang berasal dari
keluarga kaya.
5.
Tipe Kepribadian
Tipe
kepribadian juga akan memengaruhi persepsi. Misalnya, frida dan linda bekerja
di satu kantor yang sama di bawah pengawasan satu orang atasan yang sama. Frida
bertipe tertutup dan pemalu sedangkan linda lebih terbuka dan percaya diri.
Sangat mungkin frida akan mempersepsikan atasanhya sebagai tokoh yang
menakutkan dan perlu di jauhi, sementara buat linda bosnya itu biasa saja yang
dapat diajak bergaul seperti orang biasa lainnya
6.
Gangguan Kejiwaan
Sebagai
gejala normal, ilusi berbeda dari halusinasi dan delusi, yaitu kesalahan
persepsi pada penderita gangguan jiwa. Penyandang gejala halusinasi visual
seakan-akan melihat sesuatu (cahaya, bayangan, hantu atau malaikat) dan ia
percaya betul bahwa yang dilihatnya adalah realita . sedangkan penyandang
halusinasi auditif seakan-akan mendengar suara tertentu yang diyakininya
swebagai realita. Gejala ini bisa terdapat pada satu rang yang
menyebabkan orang itu mengalami delusi, Delusi merupakan keyakinan bahwa
dirinya sesuatu yang tidak sesuai dengan realita.
Berpikir dan Belajar
Belajar adalah suatu proses dimana suatu perilaku ditimbulkan diubah atau
diperbaiki melalui serentetan reaksi atau situasi yang terjadi. Proses belajar
tidak hanya meliputi perilaku motorik, tetapi juga berpikir dan emosi. Belajar
bahasa inggris atau belajar komputer merupakan kombinasi antara belajar
berpikir dan belajar motorik.
Dalam
proses belajar yang melibatkan berpikir, ada beberapa faktor yang dapat
memengaruhi proses belajar itu:
1.
Waktu istirahat: kalau sedang mempelajari sesuatu yang meliputi bahan yang
banyak atau proses yang panjang, dan dilakukan sebagian-sebagian, perlu
disediakan waktu-waktu tertentu untuk jeda atau beristirahat. Istirahat
menghindari kejenuhan otak sehingga proses belajar itu lebih efektif
2.
Pengetahuan tentang materi yang di pelajari secara menyeluruh: dalam
mempelajari sesuatu lebih baik kalau kita pelajari dulu materi atau bahan yang
ada secara keseluruhan, baru setelah itu pelajari secara seksama
bagian-bagiannya.
3.
Pemahaman terhadap materi yang dipelajari: kalau kita mempelajari sesuatu,
tanpa pemahaman, maka usaha kita akan menemui banyak kesulitan. Misalnya, dua
orang menghafal puisi berbahasa inggris. Orang pertama mengerti bahasa inggris,
sedangkan orang kedua tidak dapa berbahasa inggris. Akibatnya, bahan yang sama
akan dihafal jauh lebih cepat oleh orang yang pertama.
4.
Pengetahuan akan prestasi sendiri: kalau tiap kali kita dapat mengetahui hasil
prestasi sendiri, yaitu mengetahui mana-mana yang masih salah (untuk
diperbaiki) dan mana-mana yang sudah betul, maka akan lebih mudah kita
memperbaiki kesalahan-kesalahan itu. Dengan kata lain, pengetahuan akan
prestasi sendiri akan mempercepat kita dalam mempelajari sesuatu.
5.
Transfer: Pengetahuan kita mengenai hal-hal yang pernah kita pelajari
sebelumnya, bisa memengaruhi proses belajar. Pengaruh ini yang disebut
transfer.
Selanjutnya proses berpikir itu sendiri dapat kita golongkan ke dalam dua
jenis, yaitu berpikir asosiatif dan berpikir terarah.
1.
Berpikir Asosiatif, yaitu proses dimana suatu ide merangsang timbulnya ide-ide
lain. Ide-ide itu timbul atau terasosiasi dengan ide sebelumnya secara spontan.
Jenis berpikir ini disebut juga jenis berpikir divergen (menyebar) atau
kreatif, umumnya pada para penemu, encipta dan sebagainya dalam bidang ilmu,
seni, pemasaran dan sebagainya.
Jenis-jenis berpikir asosiatif
adalah
Asosiasi Bebas: satu ide akan menimbulkan ide mengenai hal lain, yaitu hal apa
saja tanpa ada batasnya.
Asosiasi Terkontrol: satu ide akan menimbulkan ide mengenai hal lain dalam
batas-batas tertentu saja.
Melamun: mengkhayal bebas, sebebas-bebasnya tanpa batas, juga mengenai hal-hal
yang tidak realistis. Di sisi lain, banyak temuan-temuan penting dalam ilmu
pngetahuan yang di mulai dengan melamun.
Mimpi: ide-ide tentang berbagi hal yang timbul secara tidak disadari pada waktu
tidur.
Berpikir Artistik: proses berpikir yang sangat subjektif. Jalan pikiran sangat
dipengaruhi oleh pendapat dan pandangan diri pribadi tanpa menghiraukan keadaan
sekitar.
2. Berpikir Terarah: proses berpikir
yang sudah ditentukan sebelumnya dan di arahkan pada sesuatu, biasanya diarahkan
pada pemecahan suatu persoalan. Jenis berpikir seperti ini disebut juga
berpikir konvergen. Berpikir konvergen (memusat) biasanya dapat diukur dengan
tes-tes IQ.
Penggunaan Simbol Dalam Berpikir
Proses berpikir selalu menggunakan simbol, yaitu segala sesuatu yang dapat
mewakili segala hal di lingkungan luar, maupun yang ada pada diri kita sendiri,
dalam alam pikiran kita. Kata-kata adalah simbol. Kata “saya” mewakili diri
kita sendiri. Makin banyak hal yang perlu diwakili otak kita, makin banyak
kosakata yang harus disimpan oleh otak kita. Di samping kata-kata,
bentuk-bentuk simbol yang digunakan manusia antara lain adalah angka-angka.
Makna simbol bisa dalam sekali dan tidak terbatas.
Strategi Berpikir
Ada
dua macam strategi umum dalam memeahkan persoalan, yaitu:
1.
Strategi menyeluruh: di sini persoalan dipandang sebagai suatu keseluruhan dan
dicoba dipecahkan dalam rangka keseluruhan itu.
2.
Strategi detailistis: di sini ersoalan dibagi-bagi dalam bagian-bagian dan
dicoba dipecahkan bagian demi bagian.
Dalam
strategi pertama, seringkali dapat dilihat hal-hal yang sama pada beberapa
bagian sehingga dapat diatasi sekaligus. Dengan demikian, cara ini lebih
efisien dan lebih cepat, dan terutama berguna kalau waktunya terbatas.
Kesulitan dalam memecahkan persoalan dapat ditimbulkan oleh:
1.Set: cara pemecahan persoalan yang berhasil biasanya cenderung dipertahankan
pada persoalan-persoalan yang berikutnya. Pola yang sama untuk memecahkan soal
yang berbeda disebut set.
2.
Sempitnya Pandangan: seringkali dalam memecahkan persoalan, seseorang hanya
melihat satu kemungkinan jalan ke luar. Tentu saja dia akan menemui banyak
kegagalan. Kesulitan seperti ini disebabkan oleh sempitnya pandangan orang tersebut
sehingga dia tidak dapat melihat adanya beberapa kemungkinan jalan keluar.
Ingatan
Mengingat adalah perbuatan menyimpan hal-hal yang pernah diketahui untuk
dikeluarkan dan pada saat lain digunakan kembali. Pemikiran lain yang beraliran
faali, menyatakan ingatan adalah simpanan pola dari sambungan-sambungan antara
neuron-neuron di otak. Tanpa ingatan, maka hampir tidak mungkin seseorang
mempelajari sesuatu.
Tiga Sistem Ingatan
Proses dari ingatan telah dijelaskan yakni melalui pengodean, penyimpanan, dan
pengeluaran informasi. Sistem yang dibangun untuk ingatan agar sebuah informasi
tetap diingat adalah melalui ingatan sensori, ingatan jangka pendek, dan
ingatan jangka panjang.
Ingatan sensori
adalah
tempat sementara penyimpanan informasi. Informasi yang disimpan oleh individu
sama persis dengan apa yang diterima.
Ingatan jangka pendek
Di
bagian ini ingatan dapat bertahan selama 15-25 detik (Feldman, 2003) .
kapasitasnya terbatas, sekitar lima sampai sembilan unit informasi, sering
disebut”seven-plus-or-minus-two”. Unit tadi bisa berupa angka, huruf atau kata.
Bagian otak yang bekerja adalah korteks frontal (Foer, 2007).
Ingatan Jangka Panjang
Penyimpanan
informasi relatif permanen, walaupun terkadang sulit untuk dikeluarka kembali.
Kapasitasnya nyaris tak terbatas.
Cara Mengingat
Ada
beberapa cara untuk mengingat kembali hal-hal yang sudah pernah diketahui
sebelumnya, yaitu:
1.
Rekoleksi, yaitu menimbulkan kembali dalam ingatan suatu peristiwa,
lengkap dengan segala detail dan hal-hal yang terjadi di sekitar tempat
peristiwa itu dahulu terjadi.
2.
Pembaruan ingatan, ingatan hanya timbul kalau ada hal yang merangsang ingatan
itu.
3.
Memanggil Kembali Ingatan (recall),
yaitu mengingat kembali suatu hal, sama sekali terlepas dari hal-hal di masa
lalu.
4.
Rekognisi, yaitu mengingat kembali sesuatu hal setelah menjumpai sebagian dari
hal tersebut.
5.
Mempelajari Kembali, terjadi kalau kita mempelajari sesuatu yang dulu pernah
kita pelajari. Maka untuk mempelajari hal yang sama untu kedua kalinya, banyak
hal-hal yang akan di ingat kembali sehingga tempo belajar dapat menjadi jauh
lebih singkat.
Lupa
Daya
ingat kita tidaklah sempurna. Banyak hal yang pernah diketahui, tidak dapat
diingat kembali, atau dilupakan. Ebbinghaus menyimpulkan bahwa proses lupa
terjadi secara mekanistik, dengan sendirinya, dan hanya dipengaruhi oleh waktu
saja.
Adapun lupa bisa terjadi karena kondisi otak, khususnya penyakit karena virus.
Ada
empat cara untuk menerangkan proses lupa secara psikologis, dan satu cara
menerangkannya secara fisiologis.
1.
Apa yang telah kita ingat, disimpan dalam bagian tertentu di otak. Kalau materi
yang harus diingat itu tidak pernah digunakan, maka karena proses metabolisme
otak, lambat laun jejak materi itu akan terhapus dari otak kita dan kita tidak
dapat mengingatnya kembali. Jadi, karena tidak di gunakan, materi itu lenyap
sendiri.
2.
Mungkin pula materi itu tidak lenyap begitu saja, melainkan mengalami perubahan
secara sistematis, mengikuti prinsip-prinsip Psikologi Gestalt sebagai berikut:
1.
Penghalusan: materi berubah bentuknya ke arah bentuk yang lebih simetris, lebih
halus, dan kurang tajam sehinga bentuknya yang asli tidak dapat diingat lagi.
2.
Penegasan, bagian-bagian yang paling mencolok dari suatu hal adalah yang paling
mengesankan sehinggga dalam ingatan bagian-bagian ini dipertegas, dan yang
diingat hanya bagian-bagian yang mencolok ini sedangkan bentuk keseluruhan
tidak begitu diingat.
3.
Asimilasi, bentuk yang mirip botol, misalnya kita ingat sebagai botol,
sekalipun bentuk itu bukan botol sama sekali. Perubahan materi di sini
disebabkan karena kita cenderung mencari bentuk yang ideal dan lebih sempurna.
3.
kalau kita mempelajari hal yang baru, mungkin hal-hal yang sudah pernah kita
ingat, tidak dapat diingat lagi. Dengan kata lain, materi kedua menghambat
ingatan tentang materi pertama. Hambatan seperti ini disebut hambatan retroaktif. Sebaliknya materi
yang baru kita pelajari mungkin pula tidak dapat masuk kedalam ingatan karena
terhambat oleh adanya materi lain yang sudah terlebih dahulu dipelajari.
Hambatan seperti ini disebut hambatan
proaktif.
4.
Represi, yaitu melupakan peristiwa yang mengerikan, menakutkan, penuh dosa,
menjijikkan dan sebagainya, intinya semua hal yang tidak dapat mengancam ego kita agar kita tidak merasa bersalah
atau berdosa.
5.
Jenis lupa yang lain adalah yang terkait dengan fisiologi pada otak, termasuk
di antaranya karena proses penuaan. Proses fisiologi lain yang dapat menyebabkan
lupa adalah trauma atau karena penyalahgunaan narkoba. Amnesia, penyakit yang
mengganggu ingatan terkini dari individu. Gangguan terjadi pada hubungan
ingatan jangka endek dan ingatan jangka panjang.
Ingatan dan Kebudayaan
Dalam
kehidupan sehari-hari kita sering melihat atau mendengar individu yang bisa
menghafal sesuatu dengan sangat cepat. Orang-orang seperti ini tidak tumbuh
dari sembarang kelompok. Asumsinya, kelompok tempat individu tumbuh haaruslah
yang menekankan ingatan sebagai bagian dari usaha untuk bertahan hidup, sejarah
dan tradisi.
Emosi
Selain di pengaruhi oleh pengindraan (persepsi) dan pikiran, perilaku manusia
juga disertai oleh perasaan atau emosi. Perasaan itu bisa positif atau negatif.
Perbedaan antara perasaan dan emosi tidak dapat dinyatakan dengan tegas, karena
keduanya merupakan suatu kelangsungan kualitatif yang tidak jelas batasnya.
Orang yang baru selesai makan enak dan kenyang, merasa puas dan senang. Hal itu
adalah warna afeksi yang positif. Sebaliknya, orang yang kelaparan karena
terlambat makan, cenderung cepat marah walaupun tidak ada masalah yang serius.
Penyebabnya adalah karena warna afeksinya sedang negatif. Di lain kesempatan,
warna afeksi juga dapat dikatakan sebagai emosi.
Definisi Emosi
Emosi
banyak sekali jenisnya. Seringkali tidak ada keseragaman dalam memberi nama
pada jenis emosi tertentu karena sangat tergantung pada banyak faktor, seperti
perilaku yang tampak (misalnya: menangis, tertawa), rangsangan yang memicu
emosi tersebut (benda yang menakutkan, ucapan yang memuji), reaksi fisiologik
yang timbul, watak individu itu sendiri, dan situasi sosial-budaya setempat.
Oleh
karena itu, dapat di pahami bahwa emosi adalah suatu konsep yang sangat majemuk
sehinga tidak ada satupun definisi yang diterima secara universal. Emosi
sebagai reaksi penilaian (positif atau negatif) yang kompleks dari sistem
syaraf seseorang terhadap rangsangan dari luar atau dari dalam dirinya sendiri.
Teori-teori Emosi
Ada dua macam pendapat tentang terjadinya emosi, yaitu pendapat
nativistik (emosi adalah bawaan) dan pendapat empirik (emosi adalah hasil
belajar/pengalaman).
Teori James-Lange
Emosi
yang dirasakan adalah persepsi tentang perubahan tubuh. Salah satu dari teori
paling awal dalam emosi dengan ringkas dinyatakan oleh Psikolog Amerika William
James: “Kita merasa sedih karena kita menangis, marah karena kita menyerang,
takut karena kita gemetar”.
Teori
ini dinyatakan di akhir abad ke-19 oleh James dan psikolog Eropa yaitu Carl
Lange, yang membelokkan gagasan umum tentang emosi dari dalam ke luar.
Diusulkan serangkaian kejadian dalam keadaan emosi:
(1) kita menerima situasi yang akan
menghasilkan emosi,
(2) kita bereaksi ke situasi
tersebut,
(3) kita memperhatikan reaksi kita.
Persepsi
kita terhadap reaksi itu adalah dasar untuk emosi yang kita alami. Sehingga
pengalaman emosi – emosi yang dirasakan – terjadi setelah perubahan tubuh;
perubahan tubuh (perubahan internal dalam sistem syaraf otomatis atau gerakan
dari tubuh) memunculkan pengalaman emosional.
Agar teori ini berfungsi, harus ada suatu perbedaan antara perubahan internal dan eksternal tubuh untuk setiap emosi, dan individu harus dapat menerima mereka. Di samping ada bukti perbedaan pola respon tubuh dalam emosi tertentu, khususnya dalam emosi yang lebih halus dan kurang intens, persepsi kita terhadap perubahan internal tidak terlalu teliti.
Agar teori ini berfungsi, harus ada suatu perbedaan antara perubahan internal dan eksternal tubuh untuk setiap emosi, dan individu harus dapat menerima mereka. Di samping ada bukti perbedaan pola respon tubuh dalam emosi tertentu, khususnya dalam emosi yang lebih halus dan kurang intens, persepsi kita terhadap perubahan internal tidak terlalu teliti.
Teori Cannon-Bard
Emosi
yang dirasakan dan respon tubuh adalah kejadian yang berdiri sendiri-sendiri.
Di tahun I920-an, teori lain tentang hubungan antara keadaan tubuh dan emosi
yang dirasakan diajukan oleh Walter Cannon, berdasarkan pendekatan pada riset
emosi yang dilakukan oleh Philip Bard. Teori Cannon-Bard menyatakan bahwa emosi
yang dirasakan dan reaksi tubuh dalam emosi tidak tergantung satu sarna lain,
keduanya dicetuskan secara bergantian. Menurut teori ini, kita pertama kali
menerima emosi potensial yang dihasilkan dari dunia luar; kemudian daerah otak
yang lebih rendah, seperti hipothalamus diaktifkan. Otak yang lebih rendah ini
kemudian mengirim output dalam dua arah:
1)
ke organ-organ tubuh dalam dan otot-otot eksternal untuk menghasilkan ekspresi
emosi tubuh,
2)
ke korteks cerebral, dimana pola buangan dari daerah otak lebih rendah diterima
sebagai emosi yang dirasakan.
Kebalikan
dengan teori James-Lange, teori ini menyatakan bahwa reaksi tubuh dan emosi
yang dirasakan berdiri sendiri-sendiri dalam arti reaksi tubuh tidak
berdasarkan pada emosi yang dirasakan karena meskipun kita tahu bahwa
hipothalamus dan daerah otak di bagian lebih bawah terlibat dalam ekspresi
emosi, tetapi kita tetap masih tidak yakin apakah persepsi tentang kegiatan
otak lebih bawah ini adalah dasar dari emosi yang dirasakan.
Teori Kognitif tentang Emosi
Teori
ini memandang bahwa emosi merupakan interpretasi kognitif dari rangsangan
emosional (baik dari luar atau dalam tubuh). Teori ini dikembangkan oleh Magda
Arnold (1960), Albert Ellis (1962), dan Stanley Schachter dan Jerome Singer
(1962). Berdasarkan teori ini, proses interpretasi kognitif dalam emosi terbagi
dalam dua langkah:
1. Interpretasi stimulus dari
lingkungan
Interpretasi
pada stimulus, bukan stimulus itu sendiri, menyebabkan reaksi emosional.
Contohnya, jika suatu hari kamu menerima kado dari Wini dimana Wini adalah
musuh besarmu, maka kamu akan merasa takut atau bisa mengganggap bahwa kado
tersebut berbahaya. Tetapi akan berbeda ceritanya bila Wini adalah seorang
teman karibmu, maka kamu akan dengan senang hati menerima dan membuka kado
tersebut tanpa curiga. Jadi dalam teori kognitifpada emosi, informasi dari
stimulus berangkat pertama kali ke cerebral cortex, dimana akan diinterpretasi
pada pengalaman masa kini dan lamapau. Lalu pesan tersebut dikirim ke limbyc
system dan sistem saraf otonom yang kemudian akan menghasilkan arousl secara
fisiologis.
2.
Interpretasi stimuli dari tubuh yang dihasilkan dari arousal saraf otonom
Langkah kedua dalam teori kognitif pada emosi yaitu interpretasi stimulus dari dalam tubuh yang merupakan hasil dari arousal otonom. Teori kognitif menyerupai teori James-Lange teori menekankan pentingnya stimuli internal tubuh dalam mengalami emosi, tetapi sebenarnya itu berlanjut ke interpretasi kognitif dari stimuli, dimana hal tersebut lebih penting dari pada stimuli internal itu sendiri.
Langkah kedua dalam teori kognitif pada emosi yaitu interpretasi stimulus dari dalam tubuh yang merupakan hasil dari arousal otonom. Teori kognitif menyerupai teori James-Lange teori menekankan pentingnya stimuli internal tubuh dalam mengalami emosi, tetapi sebenarnya itu berlanjut ke interpretasi kognitif dari stimuli, dimana hal tersebut lebih penting dari pada stimuli internal itu sendiri.
Ada dua macam pendapat tentang terjadinya emosi, yaitu
pendapat nativistik (emosi adalah bawaan) dan pendapat empirik (emosi adalah
hasil belajar/pengalaman).
Beberapa kajian tentang emosi oleh para ahli :
Nama Pakar
|
Emosi Dasar
|
Dasar pengambilan
Kesimpilan
|
Ekman, Friesen, dan Ellsworth
|
Marah,enggan,berani,kecewa,hasrat,putus
asa,takut,benci,berharap,cinta, dan sedih
|
Hubungan dengan
kecenderungan-kecenderungan
|
Frijda
|
Hasrat,bahagia,minat,kejutan,kaget,dan duka
|
Bentuk kesiapan
bertindak
|
Gray
|
Gusar,terror,cemas, dan gembira
|
Bakat
|
Mowrer
|
Sakit, dan senang
|
Keadaan emosi yang tidak dipelajari
|
Watson
|
Takut,cinta, dam gusar
|
Bakat
|
Weiner dan Graham
|
Bahagia, dan sedih
|
Atributsi mandiri
|
Emosi
yang kuat pada umumnya diikuti oleh perubahan-perubahan pada tubuh :
1
|
Reaksi elektris pada
kulit
|
Meningkat
bila terpesona
|
|
2
|
Peredaran darah
|
Bertambah cepat bila marah
|
|
3
|
Pupil mata
|
Membesar bila sakit atau marah
|
|
4
|
Buluroma
|
Berdiri kalau takut
|
|
5
|
Pernafasan
|
Bernafas panjang kalau kecewa
|
|
Salah
satu argumentasi yang melandasi teori-teori nativistik adalah bahwa ekspresi
emosi pada dasarnya sama saja di antara hewan dan manusia, anak kecil maupun
dewasa.
Di
sisi lain, golongan empiris sangat mengutamakan hubungan antara jiwa yang berpusat
di otak dengan rangsangan-rangsangan dari lingkungan melalui jaringan syaraf
pada tubuh manusia.
Selanjutnya, ada tiga teori empirik klasik tentang emosi yang didasarkan pada
hubungan otak/syaraf dengan rangsangan darimlingkungan. Yang pertama adalah
Teori Somatik dari William James dan Carl Lange (akhir abad ke-19), yang
kemudian dikritik oleh Canon Bard, dan yang termodern adalah Teori Kognitif
tentang emosi yang disebut juga sebagai Teori Singer-Schachter.
Menurut teori James-Lange, sebuah emosi adalah reaksiterhadap
perubahan-perubahan dalam sistem fisiologi tubuh. Tetapi, Walter Canon dan
Philip Bard (1992) membuktikan bahwa reaksi motorik di timbulkan setelah takut.
Jadi, orang menjerit dan lari karena takut, bukan menjerit dulu baru takut.
Teori
Canon-Bard ini pun masih belum dianggap baik, karena penelitian-penelitian
berikutnya oleh para penganut aliran psikologi kognitif menemukan bahwa reaksi
orang terhadap suatu rangsangan tertentu bisa berbeda-beda.jadi, disini ada
faktor interpretasi terhadap rangsangan yang menyebabkan akan timbul emosi atau
tidak, dan emosi apa yang akan timbul.
Jelaslah bahwa menurut Psikologi Kognitif, emosi sangat tergantung pada
pengalaman, dipelajari, dan empirik.
Emosi
yang kuat pada umumnya diikuti perubahan-perubahan pada tubuh, seperti:
1.
Reaksi elektris pada kulit: meningkat bila terpesona
2.
Peredaran darah: bertambah cepat bila marah.
3.
Denyut jantung: bertambah cepat bila terkejut.
4.
Pernafasan: bernafas panjang kalau kecewa.
5.
Pupil mata: membesar bila sakit atau marah
6.
Liur: mengering kalau takut atau tegang
7.
Buluroma: berdiri kalau takut
8.
Pencernaan:mencret-mencret kalau tegang
9.
Otot: ketegangan dan katakutan menyebabkan otot menegang atau bergetar (tremor).
10.
Komposisi darah: komposisi darah akan ikut berubah dalam keadaan emosional
karena kelenjar-kelenjar lebih aktif.
Takut
Takut
adalah salah satu bentuk emosi yang mendorong individu untuk menjauhisesuatu
dan sedapat mungkin menghindari kontakdengan suatu hal. Bentuk ekstrem dari
rasa takut adalah takut yang patologis, yang disebut phobia. Fobia adalah
perasaan takut terhadap hal-hal tertentu yang demikian kuatnya, meskipun tidak
ada alasan yang nyata.
Rasa
takut lain yang bisa merupakan indikasi kelainan kejiwaan adalah kecemasan,
yaitu rasa takut yang tak jelas sasarannya dan juga tidak jelas alasannya.
Kecemasan juga dapat terjadi pada orang normal. Biasanya kecemasan yang normal
ini disebut khawatir atau was-was.
Takut
adalah suatu mekanisme pertahanan hidup dasar yang terjadi sebagai respons
terhadap suatu stimulus tertentu, seperti rasa sakit
atau ancaman bahaya. Beberapa ahli psikologi juga telah menyebutkan bahwa
takut adalah salah satu dari emosi dasar, selain kebahagiaan, kesedihan, dan kemarahan.
Ketakutan
harus dibedakan dari kondisi emosi lain, yaitu kegelisahan, yang umumnya terjadi tanpa
adanya ancaman eksternal. Ketakutan juga terkait dengan suatu perilaku spesifik
untuk melarikan diri dan menghindar, sedangkan kegelisahan adalah hasil dari
persepsi ancaman yang tak dapat dikendalikan atau dihindarkan.
Perlu
dicatat bahwa ketakutan selalu terkait dengan peristiwa pada masa datang,
seperti memburuknya suatu kondisi, atau terus terjadinya suatu keadaan yang
tidak dapat diterima. Dalam sebuah artikel numerologi, sifat takut adalah
dasar. Orang yang bernomor dengan inisial B, K, T memiliki sifat dasar takut
dan cenderung khawatir atau cemas terhadap segala hal . Di lain pihak orang
dengan sifat dasar 2 ( takut , khawatir, cemas ) tidak menyukai perubahan dan
rasa takutnya bisa merusak keadaan yang telah ada .
Bahaya
kekhawatiran adalah pandangan terhadap keadaan dan persepsi yang tidak ia sukai
harus ia ikuti. Di lain pihak, sudah tidak ada kemampuan karena usia dan kelemahan
kecuali dengan dukungan dan bantuan orang lain dan pihak lain. Rasa takut harus
diatasi dengan menjalin dukungan dan hubungan, diplomasi dengan pihak pihak
yang dipercaya dan dibutuhkan. Membangun sebuah struktur kemampuan dan
manajemen antisipasi juga membangun sebuah struktur perisai.
Ketakutan
dapat diatasi dengan teknologi dan ilmu pasti. Kecepatan mobil sudah bisa
diprediksi kekuatannya dengan perhitungan disain mobil yang akurat dan tepat.
Halilintar dan Jet Coaster di tempat wisata telah terhitung dengan matang
sehingga menjamin tidak ada korban. Yang menarik adalah rasa takut yang
ditimbulkan oleh ketakutan menaiki gondola atau kereta gantung dan ketakutan
atas adanya ancaman harimau itu sama. Ketakutan akan krisis ekonomi dan
ketakutan atas jatuh dari ketinggian adalah hal yang sama.
Cemburu
Kecemburuan adalah bentuk khusus dari kekhawatiran yang didasari oleh kurang
adanya keyakinan terhadap diri sendiri dan ketakutan akan kehilangan kasih
sayang dari seseorang. Seseorang yang cemburu selalu mempunyai sikap benci
terhadap saingannnya.
Kata
cemburu berasal dari Yunani yaitu zelos yang berarti persaingan dan menunjukkan
intensitas perasaan. Cemburu merupakan reaksi terhadap ancaman yang dianggap
terjadi dalam suatu hubungan (Pines, 1998). Salovey (1991) berpendapat cemburu
adalah emosi yang dialami ketika seseorang merasa hubungan dengan pasangan
terancam dan mengakibatkan hilangnya kepemilikan, biasanya ini akan timbul
apabila ada pihak ketiga dalam hubungan tersebut.
Mameros
(Duma, 2009) menyatakan cemburu merupakan reaksi yang terjadi pada hubungan
romantis yang sedang terancam oleh pihak ketiga, ancaman ini bersifat subyektif
dan nyata. Hal ini biasanya diikuti dengan rasa takut kehilangan pasangannya.
Menurut Surbakti (2009), cemburu timbul karena ingin memiliki sendiri
pasangannya dan perasaan terancam karena kehadiran orang lain dalam
hubungannya. Saat mengalami rasa cemburu biasanya sistem rasionalnya tidak
bekerja sebagaimana mestinya. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan
bahwa cemburu adalah perasaan terancam oleh kehadiran pihak ketiga dan takut
kehilangan dalam suatu hubungan romantis.
Ciri-ciri
cemburu
Hauck (1994) menjelaskan bahwa
ciri-ciri cemburu terhadap pasangan yaitu :
Rasa rendah diri adalah menganggap diri terlalu kecil. Salah satu ukuran tidak
menguntungkan yang dipakai orang pencemburu untuk menilai kepantasan itu adalah
apakah seorang pencemburu dicintai atau tidak.
Mentalitas Tuan-Hamba adalah sama seperti rasa rendah diri yang menjadi dasar
rasa cemburu, maka pribadi pencemburu pastilah mentalitas Tuan- Hamba. Jarang
orang pencemburu posesif mengalami letupan emosi secara diam- diam, kebanyakan
orang pencemburu menyatakan keluhannya dengan suara yang keras dan jelas.
Perilaku merusak diri merupakan ciri khas seorang pencemburu dan posesif.
Sebenarnya pencemburu mampu dan menonjol dalam banyak bidang kehidupan. Tetapi
apabila menyangkut orang-orang yang dicintai, seorang pencemburu dapat
melakukan tindakan seperti orang terbelakang (retarded).
Kesulitan Menerima tanggung jawab, hampir dapat dipastikan seorang pencemburu
akan menuduh pasangan menyebabkannya malang dengan menyiksa, seorang pencemburu
jarang memandang kenyataan pada persoalan yang sebenarnya.
Mementingkan diri sendiri dan tidak matang adalah selalu mementingkan diri
sendiri apabila ada sesuatu yang tidak beres dalam kehidupan cintanya, tidak
peduli akan perasaan siapapun kecuali perasaan sendiri, merasa bahwa orang lain
tidak berhak mengubah pikirannya.
Rasa takut adalah merasa terancam oleh kejadian yang sama sekali tidak
mengancam. Seorang pencemburu persaingan dan kemungkinan orang yang dicintai
terus menerus menjadi obsesi.
Gembira
Gembira adalah ekspresi dari kelegaan, yaitu perasaan terbebas dari ketegangan.
Biasanya kegembiran disebabkan oleh hal-hal yang bersifat tiba-tiba dan
kegembiraan biasanya bersifat sosial, yaitu melibatkan orang-orang lain di
sekitar orang yang sedang gembira tersebut.
Marah
sumber utama kemarahan adalah hal-hal yang mengganggu aktivitas untuk sampai
ada tujuannya. Dengan demikian, ketegangan yang terjadi dalam aktivitas itu
tidak mereda, bahkan bertambah. Untuk menyalurkan ketegangan-ketegangan itu
individu yang bersangkutan menjadi marah.
Kecerdasan Emosi
tiga
teori tentang emosi. Pertama, emosi
itu bukan bakat, melainkan bisa dibuat, dilatih, dikembangkan, dipertahankan
dan yang kurang baik dikurangi atau dibuang sama sekali. Kedua, emosi itu bisa diukur seperti intelegensi. Hasil
pengukurannya disebut EQ(Emotional
Quotient). Dngan demikian kita
tetap dappat memonitor kondisi kecerdasan kita. Ketiga, dan ini yang terpenting, EQ memegang peran lebih penting
ketimbang IQ. Menurut Goleman, sumbangan IQ dalam menentukan keberhasilan
seseorang hanya sekitar 20-30% saja, selebihnya ditentukan oleh EQ yang tinggi.
Lima
kriteria orang yang mempunyai EQ tinggi, yaitu
(1) mampu mengenali emosinya
sendiri;
(2) mampu mengendalikan emosinya
sesuai dengan situasi dan kondisi;
(3) mampu menggunakan emosinya untuk
meningkatkan motivasinya sendiri; (4) mampu mengenali emosi orang lain; dan
(5) mampu berinteraksi positif
dengan orang lain.
Motif
Motif yaitu berarti gerakan atau
suatu yang bergerak. Dalam psikologi, istilah motifpun erat hubungannya dengan
“gerak” yaitu gerakan yang dilakukan oleh manusia atau disebut juga perbuatan
atau perilaku. Motif dalam psikologi berarti juga rangsangan, dorongan, atau
pembangkit tenaga bagi terjadinya suatu perbuatan (action) atau perilaku (behavior).
Di
samping istilah “motif”, dikenal pula dalam psikologi istilah “motivasi”.
Motivasi merupakan istilah yang lebih umum, yang merujuk kepada seluruh proses
gerakan itu, termasuk situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam diri
individu, perilaku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau akhir
daripada tindakan atau perbuatan.
Ada
beberapa pendapat mengenai apa sebenarnya motif itu. Salah satu pendapat
mengatakan bahwa motif itu merupakan energi
yang terdapat dalam diri seseorang. Setiap perilaku menurut Freud, didorong
oleh suatu energi dasar yang disebut insting atau naluri. Insting di bagi
menjadi dua, yaitu (1) insting kehidupan atau insting seksual atau libido, yaitu dorongan untuk
mempertahankan hidupdan keturunan, dan (2) insting kematian, yang mendorong perbuatan-perbuatan
agresif atau yang menjurus kepada kematian.
Pendapat lain mengatakan bahwa motivasi mempunyai fungsi perantara pada
orgnisme atau manusia untuk manusia itu dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Suatu perbuatan dimulai dengan adanya suatu kondisi dalam diri
individu yang dinamakan ketidakseimbangan, misalnya kepanasan. Terjadinya
ketidakseimbangan dalam diri individu karena terlalu banyak rangsang panas.
Keadaan tidak seimbang itu tidak menyenangkan bagi individu sehingga timbul
kebutuhan untuk meniadakan ketidakseimbangan itu, yaitu menurunkan suhu badan
dengan mencari tempat yang lebih sejuk.
Pada
manusia, lingkaran motivasi bersifat dinamis, ini disebabkan karena
keseimbangan pada manusia seringkali merangsang ketidakseimbangan baru yang
lebih tinggi tingkatannya. Berbeda dengan lingkaran motivasi pada hewan yang
bersifat statis.
Motif
adalah instansi terakhir bagi terjadinya perilaku. Meskipun ada kebutuhan
misalnya, tetapi kebutuhan ini tidak menciptakan motif, maka tidak akan terjadi
perilaku. Hal ini disebabkan karena motif tidak saja ditentukan oleh
faktor-faktor diri individu, seperti faktor-faktor biologis, tetapi juga
dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial dan kebudayaan.
Motif dibedakan menjadi 2 motif
1. Motif primer
PERTAMA Motif primer ini disebut
juga motif dasar ( basic motive ) atau biological drives ( karena bersal dari
kebutuhan biologis ).
Motif primer meliputi :
a. Dorongan fisiologis (
physiological needs ) yang eliputi :
Dorongan untuk makan, minum dan bernapas.
Dorongan untuk mengembangkan keturunan
Dorongan untuk beristirahat dan bergerak dan sebagainya.
b. Dorongan umum dan motif
darurat
Walaupun
dasrnya motif ini telah ada pada sejak lahir namun bentukya swsuai dengan
perangsang tertentu berkembang karena dipelajari, yang termasuk motif ini
adalah :
Perasaan takut
Dorongan kasih saying
Dorongan igin tahu
Dorongan untuk melahirkan diri
Dorongan untuk menyerang
Dorongan untuk berusaha
Dorongan untuk mengejar
2. Motif sekunder
Motif ini sering disebut juga motif
yang disyaratkan secara social , karena manusia hidup dalam lingkungan social
bersama manusia, sehingga motif ii disebut juga motif social.
Dalam perkembangan motif ini
dipengaruhi oleh tinggkat peradaban, adat istiadat dan nilai – nilai yang
berlaku dalam masyarakat tempat individu itu berada. Dalam pengelolaan ini
termasuk pada antara lain :
a. Dorongan untuk belajar
b. Dorongan untuk mengejar suatu
kedudukan
c. Dorongan berprestasi
d. Moti objective
e. Dorongan ingin diterima ,
dihargai persetujuan, merasa aman.
f. Dorongan untuk dikenal.
KEDUA, pengelompokan motif menurut
woodword dan marquis. Motif itu dapat dibedakan 3 macam, yaitu sebagai berikut
:
a.
Motif kebutuhan organis
b.
Motif darurat
c.
Motif objective
KETIGA pengelompokan motif
berdasakan atas jalarannya. Pengelompokan ini dapat dibedakan kedalam 2 bagian
yaitu :
1.
Motif instrinsik, yaitu motif yang tidak usah dirangsang dari luar, karena
dalam dirinya individu telah ada dorongan itu.
2.
Motif ekstrinsik, yaitu motif yang disebabkan oleh pengaruh dari rangsangan
dari luar
KEEMPAT, pengelompokan motif
berdasarkan isi atau persangkutpautnya, yaitu sebagai berikut :
1.
Motif jasmiah, seperti : reflex, instink, dan sebagainya.
2.
Motif rohaniah, yaitu kemaunan.
KELIMA, motif ini dari jenjang yang
paling rendah ke janjang paling tinggi adalah berikut :
1.
Kebutuhan biologis
2.
Kebutuhan rasa aman
3.
Kebutuhan social
4.
Kebutuhan akan pemuas harga diri
5.
Kebutuhan aktualisasi diri.
pengukuran motif
motif
ini merupakan benda yang secara langsung dapat diamati, tetapi merupakan suatu
kekuatan dalam diri individu yang bersifat abstrak.
beberapa usaha untuk membangkitkan
atau memperkuat motif.
1.
menciptakan situasi kompetensi yang sehat
2.
adakan pacemaking, usaha untuk merinci dalam jangka panjang dan jangka pendek.
3.
mengimformasikan tujuan yang jelas.
4.
memberikan ganjaran, berupa hadiah, seperti pujian, piagam dan fasilitas.
5.
memberikan kesempatan untuk sukses.
Frustasi
Frustasi adalah suatu keadaan emosi yang disebabkan oleh tidak tercapainya kepuasan
atau suatu tujuan akibat adanya hambatan atau rintangan dalam usaha mencapai
kepuasan atau tujuan tersebut.
Di
samping istilah frustasi yang banyak dipakai orang dalam psikologi ada istilah
lain, yaitu “deprivasi relatif”. Istilah ini dikemkakan oleh T.R. Gurr yang
mengemukakan bahwa frustasi saja tidak selalu memicu reaksi yang serius.
Dengan dmikian, deprivasi relatif adalah salah satu jenis frustasi yang
disertai dengan kesenjangan antara kenyataan dan harapan yang makin lama makin
besar, dan pada suatu titik akan menimbulkan perasaan kecewa bercampur putus
asa yang begitu mendalam sehingga menimbulkan kemarahan yang sangat kuat. Salah
satu ciri khas deprivasi relatif dibandingkan dengan frustasi lainnya adalah
bahwa faktor subjektif pada deprivasi relatif sangat dominan.
Ada
beberapa hal yang dapat merupakan sumber frustasi. Berbagai sumber frustasi
menimbulkan pula berbagai jenis frustasi yang dapat kita golongkan sebagai
berikut.
1.
Frustasi Lingkungan, yaitu frustasi yang disebabkan oleh halangan atau
rintangan yang terdapat dalam lingkungan. Misalnya seorang ingin segera pulang
tetapi tidak bisa karena semua bus penuh atau sedang hujan lebat.
2.
Frustasi Pribadi, yaitu frustasi yang tumbuh dari ketidakmampuan orang itu
sendiri dalam mencapai tujuan. Dengan kata lain, frustasi pribadi ini terjadi
karena adanya tingkatan aspirasi dengan tingkatan kemampuannya.
3.
Frustasi Konflik, yaitu frustasi yang disebabkan konflik dari berbagai motif
dalam diri seseorang. Dengan adanya motif-motif yang saling bertentangan, maka
pemuasan dari salah satunya akan menyebabkan frustasi bagi yang lain. Frustasi
konflik ini dapat timbul dari tiga macam konflik yang berbeda:
a.
Konflik Mendekat-mendekat, yaitu individu dihadapkan kepada dua atau lebih
tujuan yang sama-sama mempunyai nilai positif, di mana individu harus memilih
satu dari beberapa pilihan tersebut.
b.
Konflik Mendekat-Menjauh, di mana objek yang menjadi tujuan mempunyai nilai
yang positif dan negatif sekaligus.
c.
Konflik Menjauh-Menjauh, yaitu individu dihadapkan pada dua pilihan yang
sama-sama harus dihindari.
Reaksi
seseorang terhadap frustasi dapat berbeda-beda, hal ini disebabkan oleh adanya
perbedaan-perbedaan pada struktur psikis maupun pisik, serta perbedaan sosial
kultural di mana orang itu hidup. Individu dalam ikhtiarnya mengatasi keadaan
frustasi ini dapat menempuh beberapa cara, yaitu:
1.
Bertindak Eksplosif
Semua energi yang terdapat dalam
diri individu diledakkan atau dihabiskan dengan jalan melakukan
perbuatan-perbuatan atau ucapan-ucapan yang biasanya bersifat eksplosif.
Setelah “meletus”, maka biasanya individu merasa ketegangan dalam dirinya
berkurang atau menghilang.
2.
Melakukan Kompensasi
Dalam melakukan kompensasi, orang berusaha
untuk menutupi kekukarangan atau kegagalannya dengan cara-cara lain yang
dianggapnya memadai atau lebih baik. Energi dan motif 1 dapat diarahkan untuk
memperkuat motif 2 sehingga tujuan 2 dapat dicapai atau berakhir dengan suatu
penyelesaian yang lebih baik. Dngan demikian individu dapat merasakan kepuasan
yang lebih besar, yang dapat merupakan imbangan atau kompensasi daripada
frustasi yang dialami sebelumnya.
3.
Dengan Cara Introversi
Individu yang tidak dapat mencapai
tujuannya dalam dunia realitas, ia menempuh jalan dengan menarik diri dan masuk
dalam dunia khayalan. Dalam dunia khayal ia membayangkan dirinya seolah-olah
sudah berhasil mencapai tujuanya. Proses ini disebut introversi dan salah satu
yang sering dijumpai adalah melamun. Ada kalanya hasil lamunan ini berlanjut
pada proses kreatif yang produktif, yang akhirnya menghasilkan puisi atau prosa
yang indah. Di sisi lain introversi bisa menimbulkan waham atau delusi yang
sering kali diikuti halusinasi.
4.
Sublimasi
Individu dalam hal ini mengalihkan
tujuannya pada tujuan alternatif, yang memiliki sifat-sifat yang kurang lebih
sama dengan tujuan awal. Akan tetapi, di samping itu tujuan alternatif tersebut
mempunyai nilai sosial dan nilai etis yang lebih tinggi.
5.
Reaksi Psikopatis
Rintangan yang menghalangi
tercapainya suatu tujuan dapat terdiri atas beberapa hal yang bersifat
fisik-material, namun bisa juga berupa rintangan yang terdiri dari
larangan-larangan yang berdasarkan sopan santun, adat-istiadat, dan sebagainya.
Ada segolongan individu yang kurang mau memerhatikan atau sama sekali tidak
menghiraukan norma-norma sosial itu. Golongan individu yang cenderung bertindak
melanggar aturan dalam mengatasi frustasinya disebut individu yang bereaksi
secara psiopatis. Reaksi psikopatis
banyak terjadi di jalan raya.
6.
Simbolisasi
Dalam keadaan di mana individu tidak
berhasil menembus memecahkan rintangan, maka ia dapat berbuat seolah-olah telah
berhasil mencapai tujuannya. Proses ini disebut simbolisasi, sedangkan benda yang digunakan sebagai pengganti
disebut substitusi.
Dalam
menghadapi keadaan yang menimbulkan frustasi, tidak semua individu
menghayatinya secara sama. Ketegangan yang ditimbulkan berbeda tergantung
kepada derajat toleransinya.
Jenis Motif
Untuk
lebih mudah mempelajari berbagai motif, maka para sarjana membagi-bagi
macam-macam motif ke dalam beberapa golongan. Salah satu penggolongan
didasarkan pada kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder. Termasuk ke dalam
kebutuhan primer adalah kebutuhan-kebutuhan badaniah, misalnya kebutuhan
makanan dan minuman, seks, tidur dan sebagainya. Jadi, kebutuhan primer adalah
kebutuhan bawaan yang tidak di pelajari atau disebut juga kebutuhan fisiologis.
Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan sosial, misalnya kebutuhan akan rasa aman,
kebutuhan akan cinta dari orang lain, harga diri dan sebagainya. Kebutuhan
sekunder ini tumbuh melalui pengalaman dan proses belajar.
Motivasi dapat digolong-golongkan ke dalam beberapa jenis mengikuti suatu
hierarki (jenjang) tertentu. Artinya, motivasi dari kebutuhan yang lebih rendah
merupakan motivasi yang mendesak sifatnya sehingga perlu diprioritaskan.
Tetapi, kalau kebutuhan-kebutuhan pada tingkat yang rendah telah terpenuhi,
maka akan timbul kebutuhan pada tingkat-tingkat yang lebih tinggi yang akan
memotivasi perilaku dan kebutuhan yang lebih rendah ini tidak lagi mendorong
tingkah laku. Golongan-golongan tersebut adalah sebagai berikut.
1.
Kebutuhan biologis dan fisiologis: kebutuhan akan udara, makanan, seks dan
lainnya (biological)
2.
Kebutuhan akan perasaan aman (safety need).
3.
Kebutuhan akan cinta kasih dan kebutuhan untuk memiliki dan dimiliki (need for socialization).
4.
Kebutuhan akan penghargaan (self-esteem).
5.
Kebutuhan akan kebebasan tingkah laku tanpa hambatan dari luar untuk menjadikan
diri sendiri sesuai dengan citra dirinya sendiri (self-actualization).
Pembagian motif yang lain adalah
menurut David McClelland yang terdiri atas (1) kebutuhan untuk berkuasa (need for power), (2) kebutuhan untuk
berprestasi (need for achievement),
dan (3) kebutuhan untuk mencari tteman, mencari pegangan pada orang lain (need for affiliation).
Insentif
Hal
yang erat hubungannya dengan motif adalah insentif. Insentif adalah kondisi
atau situasi di luar diri individu yang dapat meningkatkan atau menghambat
suatu motif. Insentif ini penting sekali artinya terutama dalam dunia
pendidikan dan dunia usaha. Karena sifatnya yang merupakan kondisi di luar diri
individu, maka insentif mudah di kontrol oleh pihak-pihak penguasa dengan
tujuan untuk merangsang atau menghambat motif-motif tertentu pada orang yang
dibina, dididik, atau dilatihnya.
Sesuai dengan fungsinya, maka insentif dapat dibagi kedalam dua jenis, yaitu:
1.
Insentif yang meningkatkan motif, disebut insentif positif. Misalnya, piala kejuaraan merupakan insentif
positif bagi olahragawa yang berlomba sehingga masing-masing berusaha
sekuat-kuatnya.
2.
Insentif yang menghambat motif, disebut insentif negatif. Misalnya hukuman yang diberikan kepada seorang
pencuri dapat menghambat motif orang tersebut untuk mencuri lagi.
Agar
insentif ini dapat diberikan secara efektif, maka terlebih dahulu perlu di
ketahui struktur kepribadian dan motif orang yang akan diberi insentif
tersebut.
BAB 4
KEKHUSUSAN
INDIVIDUAL:
(Intelegensi
dan Kepribadian)
Tiap
individu (manusia maupun hewan) mempunyai kekhususannya sendiri yang
membedakannya dengan individu-individu lainnya, sudah lama disadari orang. Kalau kita
pandangi orang-orang yang berada disekitar kita, maka secara sepintas lalu saja
sudah akan nampak bahwa mereka itu berlain-lainan satu sama lain. Ada yang
gemuk, ada yang kurus, ada yang tampan, ada yang cantik, ada yang lemah dan
sebagainya.
Dari contoh di atas dapat kita lihat bahwa perbuatan yang
berintelegensi adalah perbuatan yang menuntut kemampuan yang lebih dari pada
sekedar kemampuan untuk persepsi biasa. Kemampuan itu adalah kemampuan untuk
mengelolah lebih jauh lagi tentang intelegensi.
Intelegensi
Banyak
sekali definisi yang mengemukakan tentang intelegensi, namun satu sama lain
berbeda sehingga tidak memperjelas persoalan. Edourd Claparade (1873-1940)dan
William Stern (1871-1938) seorang pakar psikologi penemu konsep IQ misalnya
mendefinisikan intelegensi secara sangat fungsionala dan terbatas, yaitu :
intelegensi adalah penyesuaian diri secara mental terhadap situasi atau kondisi
baru. Dilain pihak seorang psikologi gestalt mengatakan bahwa intelegensi
adalah perbuatan yang disertai dengan pemahaman atau pengertian.
Perdebatan
tentang definisi ini tidak kunjung selesai. Pada tahun 1990-pun para
pakar mencoba sepakat dengan definisi intelengensi yang masih terdapat versi
dua kelompok yaitu : Mainstream Science on Intelligensi (MSI) dan versi
American Psychological Association (APA).
Versi
MSI memberikan definisi tentang intelegensi adalah suatu kemampuan yang sangat
umum yang antara lain melibatkan kemampuan akal, merencana, memecahkan masalah,
berfikir abstrak, memahami ide-ide yang kompleks, cepat belajar dan belajar
dari pengalaman. Dalam versi APA definisi MSI itu dianggap sebagai hanya
sekedar sebuah daftar dari berbagai kemampuan yang diidentifikasikan. Oleh
karena itu, versi APA tidak memberikan suatu definisi, melainkan hanya
menyebutkan tentang perbedaan antar individu dalam memahami suatu ide,
lingkungan, masalah, dan sebagainya.
Dengan
demikian, intelegensi itu adalah kemampuan untuk mengolah lebih jauh lagi
hal-hal yang kita amati. Kemampuan ini terdiri dari dua jenis yaitu kemampuan
khusus dan kemampuan umum. Kemampuan khusus adalah kemampuan dalam
bidang-bidang tertentu. Disamping kemampuan khusus, terdapat kemampuan umum.
Kemampuan umum ini mendasari kemampuan-kemampuan khusus, tetapi ia bukan
merupakan kumpulan, gabungan, atau penjumlahan-penjumlahan kemampuan khusus
belaka, melainkan merupakan kualitas tersendiri.
Teori
lama mengatakan bahwa tingkat perbedaan kecerdasan itu sudah bawaan setiap
lahir. Di samping orang-orang yang ditakdirkan pandai, terdapat pula
orang-orang yang bodoh sejak lahirnya, sedangkan yang terbanyak adalah orang
yang bertaraf rata-rata. Menyadari hal ini, sejak lama sudah diusahakan dalam
psikologi untuk mengukur taraf intelegensi pada manusia. Setelah melalui
beberapa eksperimen terbukti bahwa mengukur taraf intelegensi itu dapat
diperkirakan melalui pengukuran terhadap beberapa aspek kemampuan khusus
tertentu.
Yang
sekarang menjadi perdebatan, para pakar psikologi adalah apakah IQ
masing-masing individu benar-benar diperoleh sejak lahir dan tidak bisa diubah
lagi (factor nature) atau justru lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan,
social, pendidikan dan kebudayaan.
Ada
dua jenis intelegensi yakni fluid intelegenci yaitu : kemampuan proses
informasi secara cepat, hubungan berfikir dan ingatan dalam bentuk analogi,
mengingat rangkaian angka dan kategorisasasi. Sementara crystallized
intellegenci yaitu : akumulasi informasi, ketrampilan-ketrampilan dan strategi
yang telah dipelajari selama hidup dan dapat diterapkan untuk memecahkan
masalah.
Faktor pembawaan
Perdebatan
antara kaum nativis dan kaum empiris dalam ilmu psikologi, tidak terbatas pada
intelengensi saja. Cesare Lombrosso terkenal dengan teorinya “ deliquento nato”
yaitu bahwa penjahat sudah mempunyai watak jahat sejak lahirnya, yang tercermin
pada bentuk tengkoraknya (fisiognami). Tentu teori ini sudah tidak relevan
lagi, karena sekarang kejahatan adalah hasil pengaruh berbagai factor
pada diri individu maupun lingkungannya (keadaan social, ekonomi, pendidikan,
factor kesempatan ).
Ilmu-ilmu
yang mempercayai sifat/watak/nasib sudah ditentukan sejak lahir antara lain
astrologi, frenologi (dengan mengukur tengkorak kepala) palmistry (melalui
garis-garis tangan). Ilmu semacam ini seakan-akan ilmiah padahal tidak ilmiah.
Itulah sebabnya disebut sebagai ilmu semu.
Intelegensi
sebagai isu tak hanya dilihat sebagai ilmu pengetahuan saja, bahkan dipakai
juga dalam isu-isu social. Intelegensi dipakai oleh kelompok-kelompok politik
tertentu untuk mendiskreditkan kelompok lain, yang biasanya minoritas.
Faktor lingkungan dan kebudayaan
Ada
pendapat atau aliran yang percaya bahwa sifat manusia (termasuk kecerdasan dan
kepribadian lainnya sepenuhnya dipengaruhi oleh lingkungan. Pandangan ini
disebut empirisme.
Seorang
tokoh empirisme John b. Wanston mengatakan karena jiwa manusia waktu lahir
masih bersih, maka untuk menjadikannya manusia itu sesuai dengan yang
dikehendaki, kepada orang itu tinggal diberikan lingkungan dan
pengalaman-pengalaman yang diperlukan. Jadi manusia dapat dibentuk sesuai
dengan lingkungan yang ditempati.
Interaksi bawaan dan lingkungan :
konvergensi
Intelegensi adalah hasil dari kontribusi lingkugan dan bawaan. Dari sudut
pandang bawaan para peneliti beranjak pada penelitian terhadap otak. Temuan ini
dikuatkan oleh penelitian dengan menggunakan metode pemindaian otak dikenali
beberapa area otak yang terkait dengan intelegensi. Contohnya anak dosen akan
menjadi dosen juga, membuktikan bahwa lingkungan pun ada pengaruhya.
Jadi,
lingkungan bisa berpengaruh terhadap perkembangan intelegensi seseorang, tetapi
dalam batas-batas bawaan yang ada.
Pembentukan kepribadian
Istilah
bahasa inggris untuk kepribadian adalah personality yang berasal dari kata
“persona” yang artinya adalah topeng. Kepribadian (personality) adalah sebuah
konsep yang sukar dimengerti dalam psikologi, meskipunistilah itu digunakan
sehari-hari. Karena banyak definisi tantang kepribadian maka definisi yang
paling mudah dipahami adalah definisi dari Gordon W. Allport yaitu kepribadian
adalah organisasi dinamis dalam diri individu yang terdiri dari system-sistem
psiko-fisik yang menetukan cara penyesuain diri yang unik dari individu
tersebut terhadap lingkungannya.
Dari
definisi diatas terdapat kata-kata kunci yaitu system psikis (pikiran,
perasaan, minat, motivasi, dan sebagainya) dan system fisik (tinggi badan,
warna kulit, system syaraf, pencernaan, gemuk, kurus dan lain-lain). Organisasi
dinamais yang menggabungkan semua system psiko-fisik tadi dalam suatu proses
kerja yang kait mengait dan terus berubah dari waktu ke waktu sebagi upaya
penyesuaian diri individu tersebut terhadap lingkungannya dan secara khusus.
Kepribadian
selalu berubah-rubah sesuai dengan kondisi lingkuangannya. Salah satu teori
sifat (trait) yang sekarang popular dikalangan psikologi adalah teori lima
dimensi model kepribadian atau sering disebut teori 5 besar. Teori ini
menyatakan ada lima sifat dasar atau inti manusia yaitu:
1.
Keterbukaan pada pengalaman dan gagasan-gagasan baru Vs tradisional dan
berorientasi semata-mata pada ritinitas.
2.
Memenuhi tugas, berencana, teratur Vssantai, spontan, tidak dapat diandalkan.
3.
Ceria dan berorintasi pada rangsangan yang ada diluar Vs pendiam dan
menghindari stimulus dari luar.
4.
Bersifat social, bersahabat, cinta damai, Vs agresif, dominan, tidak setuju
pada orang lain.
5.
Reaktif secara emosional, mudah terpicu emosi negatifnya Vs tenang, terkendali,
optimis.
Pengalamn-pengalaman
yang umum maupun yang khusu member pengarih yang berbeda-beda pada
masing-masing individu. Individu itu pun merencanakan pengalaman-pengalaman
tersebut secara berbeda-beda pula, sampai akhirnya ia membentuk dalam dirinya
suatu kepribadian permanen. Proses intergasi pengalaman-pengalaman ke dalam
kepribadian yang makin lama makin menjadi dewasa disebut proses pembentukan
identitas diri.
Sebelum
sampai kepada pembentukan kepribadian yang matang, dewasa, permanen, proses
pembentukan diri harus melalui beberapa tingkatan. Salah satu tingkat yang
harus dimulai adalah imitasi (keinginan untuk meniru orang lain) yang
dilanjutkan dengan identifikasi (dorongan untuk menjadi identik dengan orang
lain).
Kepribadian
seseorang itu diekspresikan kedalam beberapa kateristik sehingga dengan
memahami karekteristik-krekteristik tersebut, kita dapat mengerti pula
kepribadian orang yang bersangkutan. Karekteristik yang dapat dikenali yaitu :
1.
Penampilan fisik, misalnya tubuh yang besar, wajah yang tampan, dan
lain-lainnya semua bisa menggambarkan diri seseorang atau yang bersangkutan.
2.
Temperamen: yaitu suasana hati yang menetap dank has pada orang yang bersangkutan,
misalnya: pemurung, pemarah, periang dan sebagainya.
3.
Kecerdasan dan kemampuan: termasuk kreativitas-kreativitasnya mengikuti teori
multiple intelligence, kita bisa mengidentifikasi kemampuan yang menonjol pada
orang yang bersangkutan.
4.
Arah minat dan pandangan mengenai nilai-nilai:hobi, pekerjaan-pekerjaan yang
selalu dilakukan, serta kebiasaan sehari-hari merupakan indicator terbia untuk
menggambarkan arah minat dan pandangan moral seseorang.
5.
Sikap social: hal ini bisa diukur dengan beberapa psikotes, namun bisa juga
digali dengan wawancara mendalam atau observasi dalam proses simulasi, games,
atau diskusi.
6.
Kecendurungan-kecenderungan dalam motivasinya: hal inipun dapat diketahui
melalui beberapa tes dan wawancara serta observasi selama proses pemeriksaan..
7.
Cara-cara pembawaan diri: bentuknya misalnya sopan santun, banyak bicara,
kritis dan sebagainya.
8.
Kecenderungan patologis: merupakan tanda-tanda adanya gangguan jiwa yang
serius.
Sekalipun
kepribadian itu unik, yaitu berbeda-beda pada tiap-tiap orang, tetapi ada pakar
psikologi yang tetap berusaha menggolongkan kepribadian dalam beberapa jenis.
Penggolongan menirut Ernst Kretscmer didasari pada cirri-ciri fisik dan
berorientasi pada penyakit-penyakit kejiwaan ada tiga macam tipe : tipe
Asthenis, tipe Atlenis, tipe piknis.
Bapak
ilumu kedoteran, Hiprokates berpendapat bahwa kepribadiaan seseorang
dipengaruhui oleh proses-proses faali dalam tubuh, terutama oleh bekerjamay
cairan-cairan dalam tubuh yaitu : tipe sanguinis, tipe phlegmatic, melankolik,
kholerik.
Tipologi
yang lebih modern dilakukan antara lain oleh Carl Gustav Jung yang mendasarkan
penggolongannya pada perilaku atau karektiristik psikologis saja yaitu : tipe
introvert, tipe ekstrovet, tipe ambivert.
Pembentukan identitas diri
Mengenai
pengalaman-pengalaman yang ikut membentuk kepribadian, kita dapat membedakannya
dalam dua golongan :
1.
Pengalaman yang umum
Yaitu
yang dialami oleh tiap-tiap individu dalam kebudayaan tertentu. Pengalaman
ini erat hubungannya dengan fungsi dan peranan seseorang dalam masyarakat.
Misalnya, sebagai laki-laki atau wanita seseorang mempunyai hak dan kewajiban
tertentu. Beberapa dari peran itu dipilih sendiri oleh orang yang bersangkutan
tetapi masih tetap terikat pada norma-norma masyarakat, misalnya jabatan atau
pekerjaan. Meskipun demikian, kepribadian seseorang tidak dapat sepenuhnya
diramalkan atau dikenali hanya berdasarkan pengetahuan tentang struktur
kebudayaan dimana orang itu hidup. Hal ini disebabkan karena :
a.
Pengaruh kebudayaan terhadap seseorang tidaklah sama karena medianya (orang
tua, saudara, media massa dan lain-lain) tidaklah sama pula pada setiap orang.
Setiap orang tua atau media massa mempunyai pandangan dan pendapatnya sendiri
sehingga orang-orang yang menerima pandangan dan pendapat yang berbeda-beda itu
akan berbeda-beda pula pendiriannya.
b.
Tiap individu mempunyai pengalaman-pengalaman yang khusus, yang terjadi pada
dirinya sendiri.
2.
Pengalaman yang khusus
Yaitu
yang khusus dialami individu sendiri. Pengalaman ini tidak tergantung pada
status dan peran orang yang bersangkutan dalam masyarakat.
Pengalaman-pengalaman yang umum maupun yang khusus di atas memberi pengaruh
yang berbeda-beda pada tiap individu-individu itu pun merencanakan
pengalaman-pengalaman tersebut secara berbeda-beda pula sampai akhirnya ia
membentuk dalam dirinya suatu stuktur kepribadian yang tetap (permanen). Proses
integrasi pengalaman-pengalaman ke dalam kepribadian yang makin lama makin
dewasa, disebut proses pembentukan identitas diri.
Proses
pembentukan identitas diri harus melalui berbagai tingkatan. Salah satu tingkat
yang harus dilalui adalah identifikasi, yaitu dorongan untuk menjadi identik
(sama) dengan orang lain, misalnya dengan ayah, ibu, kakak, saudara, guru, dan
sebagainya. Pada masa remaja, tahap identifikasi ini dapat menyebabkan
kebingungan dan kekaburan akan peran sosial, karena remaja-remaja cenderung
mengidentifikasikan dirinya dengan beberapa tokoh sekaligus, misalnya dengan
ayahnya, bintang film kesayangannya, tokoh politik favoritnya dan sebagainya.
Kalau kekaburan akan peranan sosial ini tidak dapat dihapuskan sampai remaja
itu menjadi dewasa, maka besar kemungkinannya ia akan menderita
gangguan-gangguan kejiwaan pada masa dewasanya. Karena itu penting sekali
diusahakan agar remaja dapat menentukan sendiri identitas dirinya dan
berangsur-angsur melepaskan identifikasinya terhadap orang-orang lain untuk
akhirnya menjadi dirinya sendiri.
Ekspresi Kepribadian
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa arti kepribadian sangat luas. Oleh karena
itu, jika kita hendak menggambarkan atau menguraikan kepribadian seseorang,
kita harus membagi-bagi kepribadian tersebut dalam beberapa karakteristik yang
dapat dilihat atau diukur. Dengan kata lain, kepribadian seseorang itu
diekspresikan kedalam beberapa karakteristik sehingga dengan memahami
karakteristik-karakteristik tersebut, kita dapat mengerti pula kepribadian
orang yang bersangkutan.
Sekalipun tidak
semua pakar sependapat tetapi karakteristik-karakteristik yang dianggap
terpenting untuk mengenali kepribadian adalah:
1.
Penampilan fisik : tubuhyang besar, wajah yang tampan, pakaian yang rapi, atau
tubuh yanhg kurus sehat, wajah yang kuyu , pakaian kusut, semuanya menggambarkan
kepribadian dari orang yang bersangkutan. Juga bisa dilihat apakah ia berwibawa
dan percaya pada diri sendiri atau kurang semangat dan mempunyai perasaan
rendah diri dan sebagainya.
2.
Tempramen : yaitu suasana hati yang menetap dan khas pada orang yang
bersangkutan, misalnya: pemurung, pemarah, periang, dan sebagainya.
3.
Kecerdasan dan kemampuan: termasuk kreativitasny: mengikuti teoti Multiple
Intelligence. Kita bisa mengidentifikasiakan kemampuan yang menonjol pada orang
yang bersangkutan.
4.
Arah Minat dan Pandangan Mengenai Nilai-nilai: hobi, pekerjaan yang selalu
dilakukan, serta kebiasaan sehari-hari merupakan indicator terbaik untuk
menggambarkan arah minat dan pandangan moral seseorang.
5.
Sikap Sosial: hal ini bisa diukur dengan beberapa psikotes atau skala seperti
MPPT, EPPS, The big Five Test, atau tes-tes proyeksi. Namun, bisa digali juga
dari wawancara mendalam atau observasi dalam proses simulasi, games, atau
diskusi.
6.
Kecenderungan-kecenderungan dalam motivasinya: hal ini pun dapat diketahui
melalui beberapa tes dan wawancara serta observasi selama proses pemeriksaan.
7.
Cara-cara Pembawaan Diri: dalam bentuk misalnya sopan santun, banyak bicara,
kritis, mudah bergaul, dan sebagainya. Cara pembawaan diri ini terlepas dari
isi atau materi yang dibawakan. Seseorang dapat berbicara tentang berita
kematian atau soal-soal perdaganagan atau mengundang seseoarng ke suatu
perjamuan , atau menegur kesalahan seseorang, tetapi semuanya dilakukan dengan
cara yang sopan atau justru sebaliknya.
8.
Kecenderungan Patologis: merupakan tanda-tanda adanya gangguan jiwa yang serius
(bukan sekedar stress atau depresi karena frustasi). Memang, yang paling tepat
untuk mendiagnosis gangguan jiwa adalah dokter spesialis kejiwaaan (SpKJ) atau
psikolog klinis. Tetapi, mata seorang psikolog non-klinis, atau asesor, bahkan
awam yang waspada pun akan mampu mengidentifikasikan adanya gangguan jiwa berat
seperti skhiozophrenia (berbicara dan berperilaku aneh, ngawur tanpa arah (bizarre),
ada halusinasi, dan sebagainya). Bisa juga autism (hiperaktif, tetapi
tidak ada kontak dengan orang lain, tidak bisa diajak bercakap-cakap lebih suka
dengan kegiatan sendiri yang bersifat mengulang-ngulang dan lain-lain.
Jenis Kepribadian
Menurut Galen, seorang ahli fisiolog Romawi yang hidup di abad ke-2 Masehi ,
yang pertama kali memperkenalkan teori empat kepribadian. Ia menyatakan bahwa
kepribadian manusia bisa dibagi menjadi empat jenis : sanguin (populer),
koleris (kuat), melankolis (sempurna), dan phlegmatis (damai). Meski teori ini
tergolong sangat kuno, para psikolog masa sekarang mengakui, teori kepribadian
ini banyak benarnya.
Dari 4 tipe kepribadin ini, tiap orang mempunyai kombinasi dari dua
kepribadian. Umumnya salah satunya lebih dominan, kadang juga keduanya
seimbang. Bila hanya 1 dari tipe kepribadian, maka dapat dikatakan tipe
kepribadian sejati. Misalnya Sanguinis sejati. Sanguin dan koleris bisa
berkombinasi secara alami karena keduanya ekstrovert, optimis dan terus terang.
Kombinasi ini menghasilkan individu yang sangat energik. Phlegmatis dan
melankolis bisa berkombinasi karena keduanya introvert, pesimis dan lembut.
Empat jenis tersebut diantaranya :
1)
Sanguin, tipe yang mempunyai energi yang besar, suka bersenang-senang, dan
supel. Mereka suka mencari perhatian, sorotan, kasih sayang, dukungan, dan
penerimaan orang-orang di sekelilingnya. Orang bertipe sanguin suka memulai
percakapan dan menjadi sahabat bagi semua orang. Orang tipe ini biasanya
optimis dan selalu menyenangkan. Namun, ia tidak teratur, emosional, dan sangat
sensitif terhadap apa yang dikatakan orang terhadap dirinya. Dalam pergaulan,
orang sanguin sering dikenal sebagai “si tukang bicara”.
Kekuatan
Kepribadian yang menyenangkan, ceria, supel, suka bicara dan bercerita. Punya
selera humor yang baik. Emosional dan demonstratif. Antusias dan ekspresif.
Optimis, Penuh rasa ingin tahu. Berhati tulus, tidak menyimpan dendam dan cepat
meminta maaf. Menyukai kegiatan spontan. Dalam bekerja, mengajukan diri secara
sukarela untuk bekerja, mengilhami orang lain untuk bergabung dan dapat
mempesona orang lain untuk bekerja.
Kelemahan
Kelemahan
Mendominasi percakapan dan suka membesar-besarkan, egoistis, suka mengeluh,
kekanak-kanakan, tidak pernah dewasa. Mudah marah/emosional. Sensitif terhadap
yang dikatakan orang tentang dirinya. Melupakan kewajiban. Keyakinan cepat
luntur, tidak disiplin, mudah teralihkan perhatiannya. Benci sendirian. Tidak
tetap/mudah berubah dan pelupa. Pandai berdalih. Suka mencari perhatian,
sorotan dan kasih sayang, dukungan dan penerimaan orang di sekelilingnya.
Memutuskan dengan perasaan.
2)
Koleris, yang suka berorientasi pada sasaran. Aktivitasnya dicurahkan untuk
berprestasi, memimpin, dan mengorganisasikan. Orang bertipe koleris menuntut
loyalitas dan penghargaan dari sesama, berusaha mengendalikan dan mengharapkan
pengakuan atas prestasinya, serta suka ditantang dan mau menerima tugas-tugas
sulit. Tapi mereka juga suka merasa benar sendiri, suka kecanduan jika
melakukan sesuatu, keras kepala, dan tidak peka terhadap perasaan orang lain.
Orang koleris seperti ini sering diidentifikasi sebagai “si pelaksana”.
Kekuatan
Tipe ini berbakat menjadi pemimpin. Suka berprestasi dan mengorganisasikan.
Hidupnya berorientasi pada tujuan, aktif dan dinamis.. Berkemauan keras dan
tidak mudah putus asa. Tidak menyukai air mata dan emosi. Bebas dan mandiri.
Dalam bekerja, suka yang serba teratur dan mencari pemecahan praktis. Mau melakukan
tugas yang sulit dan suka ditantang. Bisa mendelagasikan pekerjaan dan mau
bekerja untuk kegiatan kelompok . Bergerak cepat untuk bertindak sehingga
unggul dalam keadaan darurat.
Kelemahan
Orang bertipe koleris terlalu bersemangat, suka memerintah dan tidak sabaran,
keras kepala dan kaku. Menyukai kontroversi dan pertengkaran, tidak mau
menyerah kalau kalah. Tidak simpatik/kurang peka terhadap perasaan orang lain.
Suka merasa benar sendiri. Mendominasi orang lain Dalam bekerja, termasuk
pecandu kerja, menuntut loyalitas dan penghargaan bawahan. Bisa kasar atau
taktis. Mngharapkan pengakuan atas prestasinya.
3)
Melankolis yang cenderung diam dan pemikir. Ia berusaha mengejar kesempurnaan
dari apa yang menurutnya penting. Orang dalam tipe ini butuh ruang dan
ketenangan supaya mereka bisa berpikir dan melakukan sesuatu. Orang bertipe
melankolis berorientasi pada tugas, sangat berhati-hati, perfeksionis, dan suka
keteraturan. Karenanya, orang melanklolis sering kecewa dan depresi jika apa
yang diharapkannya tidak sempurna. Orang melankolis sering diidentifikasi
sebagai “si perfeksionis” atau “si pemikir”.
Kekuatan
Perfeksionis, standar tinggi. Cenderung diam dan pemikir sehingga membutuhkan
ruang dan ketenangan supaya bisa berpikir dan melakukan sesuatu. Serius dan
bertujuan. Analitis. Berbakat dan kreatif. Berfilsafat dan puitis. Bijaksana,
Idealis. Menghargai keindahan. Sensitif kepada orang lain. Berteman dengan
hati-hati. Puas ada di belakang layar. Menghindari perhatian. Setia dan
mengabdi. Mau mendengarkan keluhan dan mudah terharu. Dalam bekerja: suka
keteraturan. Serba tertib dan hati-hati. Rapi dalam perencanaan, hemat.
Kelemahan
Mengingat yang negatif dan menikmati sakit hati. Citra diri rendah dan merendahkan
diri sendiri. Standar suka terlalu tinggi. Sangat memerlukan persetujuan.
Mementingkan diri sendiri. Terlalu instropektif. Tertekan karena
ketidaksempurnaan. Tidak aman secara sosial. Menarik diri dan menjauh. Suka
mengkritik orang lain. Tidak menyukai yang menentang. Mencurigai orang lain,
pendendam. Tidak mudah memaafkan dan penuh kontradiksi. Dalam kerjaan : suka
memilih pekerjaan sulit. suka ragu-ragu dan melewatkan banyak waktu.
4)
Phlegmatis, yang seimbang, stabil, merasa diri sudah cukup, dan tidak merasa
perlu merubah dunia. Ia juga tak suka mempersoalkan hal-hal sepele, tidak suka
risiko atau tantangan, dan butuh waktu untuk menghadapi perubahan. Orang
bertipe ini kurang disiplin dan motivasi sehingga suka menunda-nunda sesuatu.
Kadang, ia dipandang orang lain sebagai lamban. Bukannya karena ia kurang
cerdas, tapi justru karena ia lebih cerdas dari yang lain. Orang phlegmatis tak
suka keramaian ataupun banyak bicara. Namun, ia banyak akal dan bisa
mengucapkan kata yang tepat di saat yang tepat, sehingga cocok menjadi
negosiator. Orang phlegmatis kadang diidentifikasi sebagai “si pengamat” atau
“si manis”.
Kekuatan
Kadang tipe ini dipandang sebagai orang yang lamban. Sebenarnya bukan karena ia
kurang cerdas, tapi justru karena ia lebih cerdas dari yang lain. Mudah bergaul
dan santai. Mudah diajak rukun dan menyenangkan. Tenang, teguh, sabar dan
seimbang. Hidup konsisten. Tidak banyak cakap tetapi bijaksana. Simpatik dan
baik hati. Menyembunyikan emosi. Hidupnya penuh tujuan. Tidak suka
mempersoalkan hal sepele. Punya banyak akal dan bisa mengucapkan kata-kata yang
tepat di saat yang tepat. Pendengar yang baik, memiliki rasa humor yang tajam.
Suka mengawasi orang lain. Berbelas kasihan dan peduli. Dalam bekerja: cakap
dan mantap, dapat menengahi masalah. Menghindari pertikaian. Menemukan cara
yang mudah. Baik dibawah tekanan.
Kelemahan
Terlalu pemalu dan tidak banyak bicara. Tidak suka keramaian. Suka takut dan
kawatir. Mementingkan diri sendiri dan suka merasa benar sendiri. Tidak
antusias. Suka menilai orang lain. Suka menunda-nunda sesuatu. Kurang disiplin
dan motivasi diri. Malas dan tidak peduli. Membuat orang lain merosot
semangatnya. Lebih suka menonton. Tidak suka tantangan/resiko. Terlalu suka
kompromi. Perlu waktu untuk menerima perubahan. Tidak suka didesak-desak.
Tipe Tipe Kepribadian Menurut Eduard Spranger Seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya, bahwa masing masing ahli ini mempunyai dasar dalam
memberikan pendapatnya tentang tipe kepribadian. Nah apakah yang menjadi dasar
Eduard?? Ternyata ia melihat tipe tipe kpribadian seseorang berdasarkan sikap
manusia terhadap yang hidup di dalam masyarakat. Dan inilah tipe tipe
kepribadian yang dimaksud oleh Eduard Spranger:
- Manusia Politik. Seseorang yang memiliki kepribadian seperti ini cendrung mempunyai sifat ingin menguasai orang lain, dan setiap langkanya selalu berbau hal politik.
- Manusia Ekonomi. Kalau kita ingin mengetahui orang orang bertipe kepribaidan ekonomi kita bisa melihat pada ras china yang hidup di negara kita ini. Kebanyakan para etnik china ini selalu mencari hal hal baik dan berpotensi bisnis. Pada intinya orang orang yang memiliki tipe kepribadian seperti ini segala sesuatunya dipertimbangkan dengan hitung hitungan bisnis.
- Manusia Sosial. Anda tau orang yang supel atau mudah bergaul? inilah orang yang mempunyai kepribadian sosial. Karena orang berkepribadian sosial biasanya mudah dan suka bergaul, suka menolong, dan rela berkorban untuk orang lain.
- Manusia Seni. Untuk melihat orang yang memiliki kepribadian seni bagi kita tidak sulit. Kita bisa melihat para musisi, penyanyi, pelukis dan lain sebagainya, atau kita bisa melihat orang orang yang dalam kesehariannya menghabiskan waktunya untuk keindahan. Karena pada intinya orang yang memiliki kepribadian seni ialah orang yang jiwanya dipengaruhi oleh nilai nilai keindahan.
- Manusia Agama. Inilah kepribadian yang dimiliki oleh para ulama, pastur, pendeta dan pemuka atau tokoh tokoh agama lainnya. Bagi orang yang memiliki kepribadian agama yang terpenting bagi mereka adalah menghambakan diri dan menghabiskan hidupnya demi tuhan yang maha kuasa.
- Manusia Teori. Ciri ciri dari orang yang memili kepribadian teori antara lain ia adalah seorang pemikir, suka membaca, dan mengabdi pada ilmu.
Tipe Tipe Kepribadian Menurut C.G Jung.C.G Jung adalah
seorang ahli penyakit jiwa yang berasal dari negara swis. Jung membagi
kepribadian kedalam dua tipe, Yaitu ekstovert dan Introvert.
Orang
yang memiliki Kepribadian Ekstrovert adalah orang yang perhatiannya
diarahkan ke luar dari dirinya. Ciri ciri atau sifat yang dimiliki oleh orang
ekstrovert adalah ia lancar dalam berbicara, mudah bergaul, tidak malau mudah
menyesuaikan diri, ramah dan suka berteman.
Adapun
orang yang memiliki kepribadiannya Introvert merupakan kebalikan dari
kepribadian ekstrovert. Perhatiannya lebih mengarah pada dirinya. Sifat yang
dimiliki oleh orang yang berkpribasian seperti ini adalah cendrung diliputi
kekhawatiran, mudah malu dan canggung, lebih senang bekerja sendiri, sulit
menyesuiakan diri dan jiwanya agak tertutup.
Tipe Tipe Kepribadian Menurut Gerart Heymans. Gerart Heymans
mengolongkan tipe kepribadian berdasarkan kuat dan lemahnya seseorang.
Tipe tipe kepribadian yang ia maksud adalah:
Gapasioneerden
(orang hebat). Ciri dari orang yang memiliki kepribadian seperti ini aka
terlihat sifat antara lain selalu bersikap keras, ambisius, egois, dan
emosional. Selain itu sifat yang terlihat dari orang yang mempunyai kepribadian
ini antara lain memiliki rasa kekeluargaan yang baik, dan suka menolong yang
lemah.
Cholerici
( orang garang). Sifat yang terlihat dari orang yang memiliki kepribadian
seperti ini antara lain orangnya agresif, giat bekerja, pemberani,
optimistis, dan suka pada hal hal yang bersifat nyata. Selain itu ciri
lainnya adalah bahwa orang ini mempunyai sifat boros dan suka bertindak
ceroboh.
Sentimentil
(orang perayu) Ciri cirinya adalah emosional, pintar berbicara, senang dengan
kehidupan alam, dan tidak suka keramaian.
Nerveuzen
( Gugup), Sifat yang terlihat dari kepribadian semacam ini adalah mudah naik
darah, suka memprotes, tidak mau berfikir panjang, dan tidak pendendam.
Flegmaciti
(orang tenang) Sifat yang terlihat pada orang yang memiliki kepribadian ini
adalah antara lain selalu bersikap tenang dan sabar, tekun bekerja, memiliki
pemikiran yang luas, rajin dan cekatan.
Sanguinici
( Kekanak kanakan) Jika kita melihat seseorang memiliki sifat seperti anak
anak, itulah orang yang berkepribadian sanguinici. Sifat yang terlihat antara
lain sukar atau plinlan dalam mengambil keputusan, ragu ragu dalam bertindak
dan suka menyendiri.
Amorfem
(orang tak berbentuk) sifat yang terlihat dari tipe kepribadian ini adalah
intelektualnya kurang, picik, tidak praktis, tidak punya jati diri dan
terombang ambing.
Itulah
pendapat beberapa ahli yang meskipun tidak semua pendapat ahli termuat di sini,
tetapi paling tidak tulisan ini dapat memberikan gambaran seperti apakah tipe
tipe kepribadian.
Setiap orang mempunyai kombinasi dari
dua kepribadian. Umumnya salah satunya lebih dominan, kadang juga keduanya
seimbang. Sanguin dan koleris bisa berkombinasi secara alami karena keduanya
ekstrovert, optimis dan terus terang. Kombinasi ini menghasilkan individu yang
sangat energik. Mereka punya daya tarik serta banyak bicara sambil
menyelesaikan pekerjaan mereka, entah melakukannya sendiri atau menyuruh orang
lain untuk mengerjakannya.
Phlegmatis dan melankolis bisa berkombinasi karena keduanya introvert, pesimis,
dan lembut. Mereka melakukan segala sesuatu dengan sempurna dan tepat waktu,
tidak mau mengambil sikap konfrontatif. Namun anak tipe ini akan mudah terkuras
energinya jika berurusan dengan orang lain.
Kombinasi koleris-melankolis dan sanguin-phlegmatis menggabungkan optimis dan
pesimis, yang suka hura-hura dengan yang tidak suka hura-hura, dan yang supel
dengan yang suka menarik diri. Akibatnya anak cenderung tidak seimbang dan berubah-ubah
kepribadiannya tergantung keadaan. Kombinasi koleris-melankolis menghasilkan
individu yang sangat berorientasi pada tugas. Kombinasi ini akan menjadi peraih
prestasi tertinggi, melakukan segala sesuatu dengan cepat dan sesempurna
mungkin. Namun mereka bisa menjadi nge-boss dan manipulatif sekaligus mudah
stres jika orang lain tak bisa melakukan segalanya dengan benar dan tepat
waktu.
Kepribadian sanguin dan phlegmatis juga bisa berkombinasi, menghasilkan orang
yang berorientasi pada hubungan. Kombinasi ini menjadikannya teman bagi semua
orang. Ia dikagumi karena sifat humornya, selalu rileks, dan menerima orang
lain apa adanya. Namun ia cenderung tidak disiplin, tidak suka melakukan
apapun, mudah lupa tanggung jawabnya, dan selalu dapat merayu orang lain untuk
mengerjakannya bagi mereka.
Kepribadian memang bisa dirubah sedikit demi sedikit setelah tumbuh
dewasa. Misalnya, jika ia merasa terlalu emosional, ia bisa merubahnya sedikit
demi sedikit sehingga bisa lebih sabar. Namun kepribadian seseorang telah ada
sejak ia lahir, dan akan mempengaruhi cara berpikir dan bertindak dalam
kehidupannya. Maka ada baiknya jika kita bisa memahami kepribadian diri kita
sendiri, juga kepribadian orang-orang di sekitar kita. Karena tiap tipe
kepribadian ini mempunyai kelebihan dan kekurangan, dan masing-masing tipe ini
akan berinteraksi dengan baik jika dapat saling melengkapi.
Kritik terhadap penggolongan
kepribadian
Penggolongan
atau tipologi kepribadian memang memudahkan kita untuk memahami kepribadian,
tetapi pendekatan itu mengundang beberapa kritik, yaitu :
a.
Setiap penggolongan mereduksi kepribadian manusia yang sangat kompleks. Hanya
menjadi satu atau dua variable saja yang digunakan untuk membuat tipologi.
Akibatnya, tipologi ini sangat kurang memperhatikan faktor-faktor khusus yang
sifatnya individual.
b.
Tipologi ini tidak memperhatikan kenyataan bahwa manusia berubah-ubah sesuai
dengan kondisi lingkungan, dan karenanya kepribadian pun bersifat dinamis.
Tipologi ini membuat kepribadian seolah-olah statis.
c.
Penggolongan kepribadian sangat kurang mempertimbangkan pengaruh kebudayaan
terhadap kepribadian.
Oleh karena itu, tipologio dalam psikologi zaman sekarang lebih terfokus pada
setting atau konteks tertentu saja. Misalnya, dalam lingkungan industry dan
organisasi dikenal dengan tipe kepemimpinan transaksional (memimpin berpedoman
pada hak dan kewajiban masing-masing) dan transformational (memimpin berdaarkan
nilai-nilai yang dikembangkan bersama anak buah) (James V. Downton, 1973) ;
dalam bidang pendidikan ada tipe orang tua yang otoriter, serba boleh (laissez
faire) dan otokratik (demokratik tetapi tetap tegas) (Baumrind, 1991);
dalam penyesuaian diri terhadap stress ada tipe yang berorientasi pada tugas
(task oriented), ada yang berorientasi pada emosi (emotional
oriented) (Lazarus and Folkman, 1984).
BAB 5
INTERAKSI SOSIAL
Sebagaimana di ketahui bahwa manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang
selalu membutuhkan sesamanya dalam kehidupannya sehari hari. Oleh karena itu,
tidak dapat di hindari bahwa manusia harus selalu berhubungan dengan manusia
lainnya. Hubungan manusia dengan manusia lainnya atau hubungan manusia dengan
kelompok, atau hubungan kelompok dengan kelompok lainnya inilah yang disebut
dengan interaksi sosial, yang juga menjadi objek studi dari cabang psikologi
yang di namakan psikologi sosial.
Dalam bab ini akan dibicarakan beberapa aspek yang mendasari interaksi sosial tersebut
yaitu komunikasi, sikap,tingkah laku, kelompok dan norma norma sosial.
Komunikasi
Komunikasi adalah proses pengiriman berita dari seseorang kepada orang lainnya
.Dalam kehidupan sehari hari kita melihat komunikasi ini dalam berbagai bentuk
,misalnya percakapan antara dua orang . Pidato dari ketua kepada anggota rapat
,berita yang di bacakan oleh pembawa acara televisi,buku cerita, Koran, teleks,
telepon, telegram, faksmile, internet, e-mail, sms, dan sebagainya.
Dalam tiap bentuk komunikasi, terdapat lima unsur dalam proses komunikasi,
yaitu:
Adanya pengirim berita;
Penerima berita;
Adanya berita yang dikirimkan;
Ada media atau alat pengirim berita; dan
Ada system symbol yang digunakan untuk menyatakan berita.
Dalam tiap bentuk komunikasi di atas
kita lihat bahwa terdapat lima unsur dalam proses komunikasi :
Pengirim dan Penerima berita
Syarat
pertama untuk terjadinya komunikasi adalah adanya dua orang atau lebih. Orang
pertama berfungsi sebagai pengiri berita, sedangkan orang yang kedua dan
seterusnya berfungsi sebagai penerima berita. Sebaliknya orang yang kedua
,ketiga mdan lainnya stelah menerima berita dapat pula mengirimkan berita
kembalisehingga dia berfungsi sebagai penerima berita. Hala terakhir terjadi
dalam dialog atau percakapan .
Hal
hal yang perlu diperhatikan untuk mencapai komunikasi yang sempurna bagi
pengirim dan penerima berita :
Pengirim dan penerima berita harus bersiaga terhadap pokok persoalan yang yang
sama.
Kalaupun pokok persoalan sudah sama antara pengirim dan penerima berita harus
sepaham tentang arah dan tujuan pembicaraan.
Berita yang di kirim
Isi
berita yang dikirimkan dalam proses komunikasi bermacam macam tetapi pada
umumnya dapat digolong golongkan sebagai berikut :
a.
Fakta dan Informasi : Menyampaikan tentang informasi dan hal hal yang terkait
dengan rasio saja.
b.
Emosi : Intinya dari proses komunikasi emosi adalah hanya ingin mengungkapkan
perasaan-perasaan .
c.
Fakta yang bercampur dengan emosi : berita seperti ini yang sering di jumpai di
masyarakat ,karena pada hakekatya perasaan atau setidak tidaknya warna afeksi
seseorang terus menerus memengaruhi semua perbuatannya.Oleh karena itu
perkataan serta ungkapan ungkapan seseorang selalu mengandung persaan perasaan
,disamping isi berita yang sesungguhnya.
Dalam
komunikasi yang baik perlu dijaga benar sifat sifat isi berita.Kalu hendak
disampaikan fakta dan informasi saja (misalnya dalam berita) ,maka hendaknya
dihindari kata kata atau ungkapan ungkapan yang dapat menimbulkan emosi karena
hal ini akan menyebabkan masuknya unsur unsur subjektif kedalam berita yang
seharusnya menjadi unsur objektif.
Media pengiriman berita
Dalam
bentuk yang sederhana manusia berkomunikasi dengan manusia lainnya hanya
melalui bunyi bunyi aytau suara dihasilkan oleh mulut dan dingarkan oleh
telinga .Berbeda dari hewan ,suara suara ini disusun sedemikian rupa dan
dinamakan bahasa.Dengan bahasa manusia bisa berkomunikasi tentang apa saja
tidak terbatas pada hal hal yang terjangkau oleh panca indra.
Bahasa
lisan kemudian berkembang menjadi bahasa tulisan sehingga manusia dapat
berkomunikas lintas tempat dan lintas waktu.Tulisan tulisan Aristoteles ,atau
Ibnu Sina atau Ki Hajar Dewantara masih dibaca sampai saat ini . Sementara itu
dengan Tekhnologi Informasi (TI) yang makin canggih ,melalui telpon selluler
,internet dan sebagainya ,manusia bisa berkomunikasi dalam hitungan detik
dengan orang lain di seluruh penjuru dunia.Sangat jauh berbeda dengn Columbus
sampai benua Amerika .Saat itu masih mengirimkan kurir jika hendak melapor kpada
Raja Spanyol dengan menggunakan kapal dan berita tersebut akan sampai ke Raja
Spanyol selama 6 bulan.
Selain itu ,teknologi juga memungkinkan berkembangnya media masa dimana satu
orang dapat berhubungan dengan banyak orang skaligus.Sudah lama kita mengenal
radio ,koran , majalah dan televisi Media itu dikelola secara profesional
dengan orang orang tertentu melalui perusahaan dan organisasi organisasi
tertentu juga.
Sekarang
teknologi informasi saat ini (yang makin canggih justru ,makin murah), setiap
orang sudah bisa mengirimkan berita secara massal ,kepada setiap orang hanya
melalui website,blog,bahkan sering kali hanya melalui mailist saja.Namun
hasilnya tidak kalah dahsyat dengan CNN dan BBC,apalagi jika dilakukan dengan
maksud jahat seperti hacker ,pembobolan bank dll.
Kebanyakan
komunikasi yang diterima oleh manusia melalui telinga dan mata.Sedangakan bagi
manusia yang tunanetra dan tunarungu ,masih bisa berkomunikasi dengan
menggunakan kode-kode jari tangan yang sudah di ajarkan oleh pendidik mereka.
Jadi,
letak kekuatan manusia dalam berkomunikasi adalah dalam kemampuannya
menggunakan simbol-simbol bahasa yang bisa dinyatakan secara lisan tulisan dan
isyarat.
Sistem Simbol
Hewan
berkomunikasi dengan mengggunakan tanda tanda anjing menggonggong kalau
gembira atau marah ,melengking kalau kesakitan ,atau melolong kalau memanggil
kawannya.Lebah membuatgerakan gerakan tertentu untuk menunjukkan letak dan arah
makanan kepada kawan-kawannya.Tanda tanda ini bersifat konkret dan terbatas
artinya satu tanda hanya mempunyai satu arti itu tidak berubah ubah untuk
jangka waktu yang sangat lama di turunkan melalui sistem genetik melalui
generasi ke generasi.
Beberapa
hewan seperti Anjing,Lumba lumba dan kera dapat di latih untuk emenuhi perintah
tertentu yang di berikan oleh majikan atau pelatinya.Bunyi siulan yang membuat
anjing lari kepada tuannya,bunyi peluit berarti lumba lumba harus melompat
melalui lingkaran . dan genderang bertabuh memicu kera “sarimin” untuk langsung
menyambar sepedahnya untuk pergi ke kantor.
Bukan
hanya hewan yang membuat aba-aba untuk membuat tanda-tanda tetapi terkadang
manusia juga membuat tanda tanda untuk berkomunikasi ,misalnya saja membuat
tanda asap jika tersesat.
Karena
sifat yang tak terbatas dan abstrak inilah maka manusia dapan menyusun
pikiran-pikiranya secra lebih sempurna ,dapat saling berkomunikasi secra lebih
baik ,dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan sebagainya dengan menggunakan
simbol-simbol.Salah satu bentuk sistem simbol adalah bahasa.
Jenis
Komunikasi
Dilihat
dari jalannya komunikasi dapat dibedakan menjadi dua jenis ,yaitu:
1.
Komunikasi Searah, adalah komunikasi yang datang dari satu pihak saja ,
sedangkan pihak yang lain hanya menjadi penerima .
2.
Komunikasi Dua Arah, adalah penerima dapat berubah fungsi menjadi pengirim
berita sedangkan ,sedangkan pengirim dapat menjadi penerima berita. Kalau
komunikasi dua arah atau timbal balik ini terjadi terus menerus berganti ganti
,maka terjadilah dialog.
Struktur Komunikasi
Dilihat
dari sudut hubungan antara individu dalam kelompoknya ,komunikasi dapat di bagi
kedalam dua macam struktur yaitu :
1.
Jenis Bintang : Di sini, ada satu orang yang menjadi pusat komunikasi dan
setiap individu lainnya harus melalui pusat itu terlebih dahulu.Jenis ini
terdapat pada rapat rapat organisasi-organisasi dan kelompok-kelompok formal
lainnya. Individu-individu disini jadinya lebih terikat dan tidak bebas
menyatakan penadapatnya masing masing pada saat ysng mereka mau, tetapi
sebaliknya komunikasi menjadi lebih tertib dan semua orang pada gilirannya akan
mendapat kesempatan berbicara. Pada jenis ini kemungkinan dominasiasi
oleh satu atau beberapa orang tertentu saja dapat dihindari.
2.
Jenis hubungan langsung : Disini setiap individu dapat berbicara langsung dengan
individu lainnya pada detiap saat yang dikehendakinya. Jeniss ini biasanya
dapat di dapatai dalam kelompok kelompok yang tidak formal, seoperti arisan,
reuni, dan acara keluarga. Kelemahan jenis komunikasi ini adalah karena semua
orang bisa mengikuti kehendaknya sendiri-sendiri ,sehingga tidak terarah.
Sedangkan keuntungannya adalah bawa setiap orang bebas dan tidak terikat dalam
menyatakan pendapatnya.
Sebab-sebab Kesalahan Dalam
Komunikasi
Seperti dikatakan di atas ,sering kali terjadi komunikasi yang tidak sempurna .
Penerima tidak mengerti sama sekali apa yang dimaksut oleh pengirim berita
,atau mengerti hanya sebagian atau salah mengerti .Kesalahan-kesalahan dalam
komunikasi pada umumnya disebabkan tiga hal ,yaitu:
1.
Terbatasanya perbendaharaan kata atau sistem simbol .
2.
Terbatasnya daya ingat
3.
Gangguan pada media komunikasi
Kabar Angin
Sehubungan
dengan lemahnya daya ingatan ini , dapat terjadi kabar angin atau desas-desus
.Kabar angin ini biasanya bermula dari keinginan orang untuk mendapat informasi
mengenai suatu hal ,tetapi saluran komunikasi dengan sumber berita tertutup
karena satu dan lain hal .Akibatnya oraang mencari hubungan yang tidak langsung
yaittu mencari informasi dari sumber kedua atau ketiga atau bahkan dari sumber
yang kesekian puluh.Akibatnya orang tersebut banyak mendapatkan berita yang
sudah berbeda dengan aslinya ,sudah banyak berkurang dan bertambah sesuai
dengan orang-orang yang meneruskan kabar angin tersebut.
SIKAP
Sikap (attitude) adalah istilah yang mencerminkan rasa senang atau tidak senang
atau persaan biasa biasa saja (netral) dari seseornag terhadap sesuatu.
”sesuatu “ itu bisa berupa benda ,kejadian, situasi orang-orang atau kelompok
.Kalau yang timbul dari seseatu itu adalah perasaan senang maka itu disebut
sikap positif, sedangkan kalua yang timbul itu perasaan tidak sennang itu
disebut sikap negatif, Kalau yang timbul sifat apa-apa yang biasa ssja disebut
netral.
Sikap dinyatakan sebagai tiga dominan ABC, yaitu Affect, Behavior dan
Cognition. Affect adalah perasaan yang timbul (denang,tak senang), behaviour
adalah perilaku yang mengikuti perasaan itu (mendekat,menghindar) dan cognition
adalah penilaian terhadap objek sikap (bagus, tidak bagus) (sarwono, 1997)
Manusia mempunyai bermacam-macam sikap terhadap bermacam-macam hal
(objek,sikap).
Sikap negatif dari generasi tua terhadap tingkah laku generasi muda akan
memperlebar jurang pemisah antara kedua generasi tersebut. Sikap yang di anut
banyak orang yang disebut sikap sosial, sedangkan yang dianut hanya oleh satu
orang tertentu saja yang disebut sikap individual. Sikap sosial adalah sikap
yang ada pada kelompok orang yang ditunjukan pada suatu objek yang menjadi
perhatian selyuruh anggota tersebut. Sementara itu sikap individuala adalah
sikap yang khusus terdapat pada satu – satu orang terhadap objek – objek yang
menjadi perhatian orang – orang yang perhatian saja.
Dalam
sikap selalu terdapat hubungan subjek objek. Tidak ada sikap yang tanpa objek.
Objek
sikap bisa berupa benda, orang, kelompok orang, nilai – nilai sosial, pandanga
hidup, hukum, lembaga masyarakat dan sebagaiunya. Sikap bukan bakat atau bawaan
sejak lahir, melainkan dipelajari dan dibentuk melalaui pengalaman-pengalaman.
Karena sikap dipelajari ,maka sikap dapat berubah-ubah sesuai dengan keadaan
lingkungan disekitar individu yang bersangkutan pada saat dan tempat yang
berbeda. Sikap tidak hanya terdiri atas satu macam saja, melainkan
bermacam-macam, sesuai dengan banyaknya objek yang dapat menjadi perhatian
orang yang bersangkutan.
Proses Pembentukan dan Perubahan
Sikap
Sikap dapat berbentuk atau berubah melalui empat macam cara :
1.
Adopsi : kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa yang terjadi berulang-ulang
dan terus menerus, lama kelamaan secara bertahap di serap kedalam diri individu
dan mememngaruhi terbentuknya suatu sikap.
2.
Diferensiasi: Dengan berkembangnya intelegensi, bertambahnya pengalaman sejalan
dan bertambahnya usia maka ada hal yang tadinya dia anggap sejenis sekarang
dipandang tersendiri lepas dari sejenisnya. Terhadap objek tersebut dapat
terbentuk sikap tersendiri pula.
3.
Intergrasi: Pembentukan sikap disini terjadi secara bertahap, dimulai dengan
berbagai pengalaman yang berhubungan dengan satu hal tertentu sehingga akhirnya
terbentuk sikap mengenai hal tersebut.
4.
Truama: trauma adalah pengalaman yang tiba-tiba mengejutkan, yang meninggalkan
kesan mendalam pada jiwa seseorang yang bersangkutan. Pengalaman-pengalaman
yang traumatis dapat juga menyebabkan terbentuknya sikap.
Terbentuknya
sikap terjadi demikian saja, melainkan melalui suatu proses tertentu, melalui
kontak sosial terus menerus antara individu dengan individu-individu lain
disekitarnya.dengan hubungan ini, faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya
sikap adalah:
1.
Faktor Internal: yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri orang yang
bersangkutan, seperti faktor pilihan.
2.
Faktor Eksternal: Selain faktor-faktor yang terdapat dalam diri sendiri, maka
pembentukan sikap di temukan pula oleh faktor –faktor yang berada di luar,
yaitu:
a.
Sifat objek ,itu sendiri ,bagus ,atau jelek dan sebagainya.
b.
Kewibawaan: orang yang mengemukakan suatu sikap.
c.
Sifat orang-orang atau elompok yang mendukung sikap tersebut.
d.
Media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan sikap.
e.
Situasi pada saat sifat itu dibentuk.
Tentunya
tidak semua faktor harus dipenuhi untuk membentuk suatu sikap. Kadang-kadang
satu atau dua faktor sudah cukup. Yang menarik adalah makin banyak faktor yang
ikut memengaruhi, semakin cepat terbentuk sikap.
Prasangka
Prsangka adalah penilaian terhadap sesuatu hal berdasarkan fakta dan informasi
yang tidak lengkap. Jadi sebelum orang tau benar mengenai sesuatu hal, ia sudah
menetapkan pendapatnya.mengenai hal tersebut dan atas dasar itu apriory
(Sarwono2006).
Pengukuran Sikap
Menurut beberapa ahli ,sikap dapat diukur dengan menggunakan suatu alat yang
dinamakan skala sikap. Diantara banyak skala sikap yang di kenal ,ada dua skala
sikap yang banyak di gunakan ,yaitu skala sikap dari R.Likert (1932) dan L.L
Thurstone (1934). Bentuk kedua skala itu hampir serrupa, hanya proses
pembuatannya yang berbeda.
Secara ilmiah sikap dapat diukur,
dimana sikap terhadap objek diterjemahkan dalam sistem angka. Dua metode
pengukuran sikap:
1. Self
Report
Misalnya ketika menyatakan kesukaan terhadap objek saat
ditanya dalam interview atau menuliskan evalusi-evalusi dari suatu
kuesioner. dalam metode ini, jawaban yang diberikan dapat dijadikan idikator
sikap seseorang. Kelemahannya jika individu tidak menjawab pertanyaan yang
diajukan maka tidak dapat diketahui pendapat atau sikapnya. Self Report
terdiri dari:
a.
Public Opinion Polling
Digunakan untuk mengumpulkan data dari masyarakat yang
berkaitan dengan opini. Bisa juga digunakan untuk meramalkan sesuatu atau
menyediakan informasi. Empat langkah polling:
1. Seleksi terhadap sampel
dari responden
2. Menyusun item-item sikap
3. Mengambil data terhadap
sampel
4. Tabulasi data
Dalam pengukuran Public Opini Polling, item skala terdiri
dari: Pertanyaan-pertanyaan tentang objek dan Format jawaban: tertutup
(setuju – tidak setuju), terbuka.
b.
Skala Sikap
skala sikap yaitu: kumpulan pertanyaan mengenai objek sikap.
Di gunakan untuk mencoba memperoleh pengukuran yang tepat tentang sikap
seseorang. Akurasi pengukuran dilakukan dengan penggunaan beberapa item yang
berkaitan dengan isyu yang sama. Skala sikap melibatkan: belief dan opini
terhadap suatu objek. Pertanyaan-pertanyaan atau item yang membentuk skala
sikap dikenal dengan statement (pernyataan yang menyangkut objek psikologis).
2. Pengukuran
Involuntary Behavior (Pengukuran terselubung)
Pengukuran dapat dilakukan jika memang diinginkan atau dapat
dilakukan oleh responden. Dalam banyak situasi, akurasi pengukuran sikap
dipengaruhi oleh kerelaan responden. Pendekatan ini merupakan pendekatan
observasi terhadap reaksi-reaksi fisiologis yang terjadi tanpa disadari
dilakukan oleh individu yang bersangkutan. Observer dapat menginterpretasikan
sikap individu mulai dari fasial reaction, voice tones, body gesture, keringat,
dilatasi pupil mata, detak jantung, dan beberapa aspek fisiologis lainnya.
Tingkah Laku Kelompok
Mekanisme yang mendorong tingkah laku kelompok ini disebut dinamika
kelompok.Ada dua teori yang menerangkan tingkah laku kelompok yang dikemukaakan
oleh tokoh-tkoh psikologi dan Lee Bon. Teori yang pertama adalah unit terkecil
yang dipelajari oleh psikologi adalah individu. Oleh karena itu, kelompok tidak
lain adalah sekumpulan individu dan tingkah laku individu secara bersama-sama.
Teori kedua adalah seperti sifat kimia yaitu molekul mempunyai sifat yang
sangat berbeda dari sifat-sifat atom-atom yang membentuk molekul itu.
Teori dinamika kelompok diajukan pertama kali oleh Kurth Lewin yang menyatakan
bahwa tingkah laku kelompok adalah fungsi dari kepribadian individu dan situasi
sosial.
Rumusnya adalah:
B = f (P.e)
Keterangan : B : behavior
f : fungsi
P : personality (kepribadian)
e : environment (lingkungan)
Teori lain tentang mekanisme kelompok diajukan oleh Neil Smeler. Pendekatan
sosiaologis karena pada hakikatnya smelser adalah sosiolog. Ia mengatakan bahwa
perilaku kelompok (massa) ditimbulkan oleh enam faktor yang berurutan secara
logis, walaupun tidak usah berurutan secara kronologis, yaitu :
1.
Keadaan Masyarakat yang tertekan (structural strain) dimana masyarakat dalam
hal-hal tertentu tidak lagi merasa nyaman.
2.
Keadaan masyarakat yang kondunsif untuk terjadinya perilaku massa (structural
condusivenes).
3.
Adanya kepercayaan masyarakat bahwa sesuatu hal sedang atau akan terjadi (generalized
belief).
4.
Ada sarana dan prsarana untuk mengarahkan kelompok (mobilization for action)
5.
Kurangnya kontrol sosial (lack of social control)
6.
Ada peristiwa pencetus (triggering factor)
Yang
dimaksud dengan kelompok adalah sekumpulan orang. Kelompok dapat dibagi-bagi
dalam beberapa jenis yaitu :
Kerumunan (crowd) : kumpulan orang ini terjadi jika sejumlah orang berada
disuatu tempat tertentu pada suatu waktu tertentu.
Massa : Massa adalah sejumlah besar orang yang berada dalam suatu lingkungan
besar yaitu lingkungan yang lebih besar daripada lingkungan kerumunan.
Publik : Lingkungan publik lebih luas dibandingkan dengan massa dan hubungan
interpersonal lebih lebih tidak erat lagi.
Macam
macam kerumunan,di lihat dari jenisnya kerumunan berbeda-beda dalam beberapa
macam :
o
Kerumunan biasa yaitu orang-orang berkumpul hanya untuk mengisi waktu luang
saja, atau secara kebetulan yang sama.
o
Kerumunan konvensional yaitu kerumunan yang aktifitasnya di atur oleh kebiasaan
.
o
Kerumunan aksi yaitu kerumunan yang perilakunya jelas menuju ke suatu tujuan
tertentu dan besifat agresif.
o
Kerumunan ekspresif yaitu kerumunan yang bertujuan untuk mengekspresikan
perasaannya dengan jalan menangis, tertawa, berteriak dan sebagainya.
Gerakan
sosial adalah perilaku masa yang ditunjukan untuk menciptakan atau menyusun
kembali aturan sosial. Ada tiga macam gerakan sosial :
1.
Gerakan sosial yang berlaku umum yaitu gerakan sosial yang di ikuti secara luas
oleh banyak orang .
2.
Gerakan sosial khusus yaitu tingkah laku masa yang jelas tujuannya.
3.
Gerakan sosial ekspresif yaitu yang semata-mata di tunjukan untuk menampilkan
perasaan-perasaan tertentu.
Tingakah
laku publik adalah yang paling terbatas dari ketiga jenis kelompok di atas.
Karena tidak berada dalam suatu tempat tertentu sehingga anggota kelompok tidak
saling berhubungan secara fisisk, maka sulit untuk menjadi sesuatu yang kesat
mata. Perilaku publik hanya terbatas pada pendapat publik saja. Pendapat publik
adalah konsensus antara berbagai pendapat yang ada di dalam publik.
Kepemimpinan
Dalam tingkah laku kelompok penting sekali seorang pemimpin. Kadang-kadang
suatu kelompok berbuat dan tidak berbuat sesuatu disebabkan oleh ada atau tidak
adanya kepemimpinan yang kuat dalam kelompok itu.
Teori tentang apa dan bagaimana
kepemimpinan itu :
Teori keseimbangan :teori ini mengatakan bahwa dalam diri seseorang pemimpin
haruslah terdapat beberapa sifat yang saling mengimbangi dan berbagai
kemampuan.
Pemusatan energi pssikis : menurut teori ini seseorang pemimpin adalah orang
biasa, dengan kelemahan-kelemahan dan tidak mempunyai bakat yang istimewa,
tetapi orang ini mau bekerja keras dan memusatkan energinya terhadap suatu
bidang tertentu, sehingga dalam bidang itu orang tersebut mengunggulli
orang-orang yang lain.
Teori bakat khusus : teori ini menekankan bahwa seseorang dapat mnjadi pemimpin
berkat kemampuan-kemampuannya yang khusus yang sudah merupakan bakatnya.
Kemampuan khusus ini harus sesuai dengan keadaan kelompok disekitarnya,
sehingga kelompok mau menganggap dia sebagai pemimpin .
Pemahaman yang tiba-tiba : menurut teori ini, seseorang mnjadi pemimpin karena
tiba-tiaba ia meliahat hubungan antara dua atau beberapa hal yang terjadinya
tidak dilihat oleh orang lain, sedangkan hubungan itu penting sekali artin ya
untuk memecahkan suatu masalah yang sedang dihadapi oleh kelompok yang
bersangkutan.
Teori kemampuan diantara Ketidak mampuan : teori ini menyatakan sesuatu yang
lemah atau yang kurang akan di kompensasi (ditutup atau diatasi) oleh sesuatu
yang kuat. Alampun mengatur dirinya seperti itu.
Teori konjungtur :Konjungtur berarti gabungan beberapa macam faktor yang muncul
pada waktu yang bersamaan. Teori ini menyatakan bahwa teori ini muncul karena
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
a.
Kemampuan khusus yang dimiliki oleh pemimpin.
b.
Adanya problem atau krisis yang dialami oleh kelompok.
c.
Adanya kesempatan untuk pemimpin untuk membuktikan kemampuannya.
Teori proses kelompok : teori ini berpendapat bahwa kepemimpinan, semata-mata
ditentukan oleh proses yang terjadi dalam kelompok yang hasil interaksi antara
anggota kelompok.
Sifat-sifat
yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin agar dapat mempertahankan
kedudukannya cukup lama dan dapat menjalankan misinya dengan cukup efektif
adalah:
1.
Stamina yaitu kemampuan untuk bertahan dan tidak mudah menyerah kalau
menghadapi kesuliatan.
2.
Pengikut : tidak ada pemimpin tanpa penguikut,.
3.
Energi :seserorang pemimpin harus mempunyai semangat dan dorongan untuk
mencapai cita-citanya
4.
Kecakapan : tidak hanya kecakapan tetapi juga kecerdasan.
5.
Karakter : harus berkarakter dan berkepribadian kuat,
6.
Berpikiran bersih dan jujur : pemimpin tidak punya iktikad lain selain
mempejuangakan kepentingan kelmpoknya .
7.
Simpati .
Sementara
itu di tinjau dari keadaan kelompok ,tujuan dan sifat kelompok maka ada
beberapa macam kepemimpinan yaitu :
Kepemimpinan langsung dan tidak langsung. Kepemimpinan langsung adalah
kepemimpianan yang datang dari pribadi dari pemimpin itu sendiri. Sedangkan
kepemimpinan tidak langsung adalah kepemimpinan yang terjadi melalui hasil
karya pemimpin yang bersangkutan.
Kepemimpinan konservatif atau liberal :pemimpin yang konserfatif adalah
pemimpin yang memperjuangkan hal-hal dari masa laulu.
Kepemimpinan bisa bersifat sosial, mental atau eksekutif: kepemimpinan sosial
terjadi dikarenakan adanya kegiatan pemimpin di tengah pengikutnya ,
kepemimpinan mental terjadi karena adanya gagasan-gagasan yang datang dari
pemimpin sedangkan kepemimpinan eksekutif terjadi melalui aktifitas maupun
melalui gagasan.
Kepemimpinan dapat bersifat otokratis, liz faire atau otoratif : pemimpin
otokratis adalah pemimpin bergaya diktator bergaya otoriter mengikuti
kehendaknya sendiri saja,suka menyuruh, tak ingin dibantah, dan tidak meminta
pendapat pengikutnya. Sebaliknya pemimpin laize feire adalah pemimpin pemimpin
yang serba boleh yang membiarkan pengikutnya pengikutnya megikuti kemauannya
masing-masing.
Kepemimpinan partisan dan kepemimpinan yang tidak memihak: kemempinan partisan
atau pro yang anti pada sesuatu (memihak). Bertolak belakang dengan pemimpin
yang tidak memihak.
NORMA SOSIAL
Norma sosial adalah nilai-nilai yang berlaku dalam suatu kelompok yang
membatasi tingkah laku individu dalam kelompok itu. Yang membedakan norma
sosial dengan produk-produk sosial dan budaya, serta konsep-konsep psikologi
lainnya adalah bahwa dalam norma sosial terkandung sanksi sosial. Artinya
,barang siapa melakukan sesuatu yang melanggar norma akan dikenai tindakan
tertentu oleh masyarakatnya. Sansi ini bisa berupa di jadikan bahan
gunjingan sampai dicela di dpan publik atau disingkirkan oleh pergaulan.
Pengaruh norma sosial terhadap kepribadian individu anggota kelompok adalah
sebagai berikut :
1.
Norma sosial merupakan faktor yang mendorong motivasi. Norma itu selalu
mempengeruhi tiap tingkah laku dalam hubungan interpersonel seperti presepsi,
sikap, ingatan dan sebagainya.
2.
Norma sosial selalu menimbulkan tekanan psikis. Dalam masyarakat yang modern,
terdapat banyak mcam norma, dan norma yang berlaku berubah dengan cepat sekali
seakan individu teromabang ambing merasa tidak yakin akan diri sendiri merasa
ragu akan masa depan merasa harus berjuang dan sebagainya.
3.
Norma- norma yang saling bertentangan memaksa individu untuj slah satu norma
saja untuk diikutinya.akan tetapi hal ini tidak selalu mudah. Untuk mengatasi
hal ini maka dapat ditempuh beberapa cara, yaitu:
a.
Masyarakat atau kelompok sendiri memberikan kelonggaran dalaam melaksanakan
norma-normanya.
b.
Rasionalisasi kebudayaan, yaitupenjelasan atau penalaran atau memberikan dasar
logika kepada perilaku yang sesungguhna tidak dapat dibenarkan.
Peran dan Status
Individu mempunyai fungsi tertentu dalaam kelompoknya. Dalam masyarakat yang
belum berkembang ,perempuan bertugas menguras rumah , memasak, menjaga
anak-anak, sementara pria bertugas mencari nafkah. Dalam perkembangan
masyarakat selanjutnya timbul fungsi-fungsi lain seperti kepala suku, raja,
tentara, dan didalam masyarakat modernterdapat dokter ,guru petani mentri,dan
sebagainya. Semunya mempunyai tugas dan fungsi dan peran tertentu yang harus di
jalankan dalam kelompoknya.
Peran
sosial adalah peran yang dimainkan seseorang dalam lingkungan sosialnya. Peran
ini adalah merupakan tuntutan dari masyarakat terhadap individu untuk
memberikan sumbangan sosial dari anggotanya dalam rangka menjaga keutuhan
sosial dan meningkatkan kebaikan dalam masyarakat tersebut.
Peran
sosial bisa berupa aktivitas individu dalam masyarakat dengan cara mengambil
bagian dalam kegiatan yang ada di masyarakat dalam berbagai sektor, baik
sosial, politik, ekonomi, keagamaan dan lain-lain. Pengambilan peran ini
tergantung pada tuntutan masyarakat dan atau pada kemampuan individu
bersangkutan serta kepekaannya dalam melihat keadaan masyarakatnya.
Ada tiga golongan kelas sosial yan biasanya di gunakan dalam mempelajari
masyarakat yang sudah maju, yaitu:
1.
Kelas atas, yang terdiri atas sebagian sangat kecil dari masyarakat yang
menduduki jabatan-jabatan tertinggi dalam negara atau memiliki pendapat yang
sangat besarsehingga taraf hidupnya jauh melebihi orang kebanyakan, atau yang
mempunyai kekuasaan yang sangat besar.
2.
Kelas menengah, terdiri atas pegawai menengah ,pengusaha menengah dan kecil,
kaum intelektual, guru, mahasiswa pedagang tukang dan sebagainya. Kelas ini
berfariasi pesertanya dari yang mulai sangat terdidik hingga tidak.
3.
Kelas rendah, yaitu orang kebanyakan tidak ada jabatan tertentu, pendidikan
terbatas, penghasilan pun tidak memadai. Seperti petani, buruh, tukang becak,
pesuruh dan sebagainya.
Jenis-Jenis Status Sosial
1. Ascribed StatusAscribed status
adalah tipe status yang didapat sejak lahir seperti jenis kelamin, ras, kasta,
golongan, keturunan, suku, usia, dan lain sebagainya.
2. Achieved StatusAchieved status adalah status sosial yang didapat sesorang karena kerja keras dan usaha yang dilakukannya. Contoh achieved status yaitu seperti harta kekayaan, tingkat pendidikan, pekerjaan, dll.
2. Achieved StatusAchieved status adalah status sosial yang didapat sesorang karena kerja keras dan usaha yang dilakukannya. Contoh achieved status yaitu seperti harta kekayaan, tingkat pendidikan, pekerjaan, dll.
3. Assigned StatusAssigned status
adalah status sosial yang diperoleh seseorang di dalam lingkungan masyarakat
yang bukan didapat sejak lahir tetapi diberikan karena usaha dan kepercayaan
masyarakat. Contohnya seperti seseorang yang dijadikan kepala suku, ketua adat,
sesepuh, dan sebagainya.
BAB 6
GANGGUAN MENTAL
Didalam
psikologi dikenal perilaku-perilaku yang menyimpang dari perilaku yang normal
sebagai gejala dari gangguan mental. Penyimpangan perilaku ini dapat disebabkan
oleh adanya kelainan psikis pada orang-orang bersangkutan tetapi bisa juga
disebabkan karenan adanya stresor (sumber stres) yang datang dari luar atau
perubahan sosial yang mengubah kriteria normal menjadi tidak ormal. Cabang
psikologis yang khusus mempelajari gangguan mental ini disebut Psikopatologi
atau Psikologi Abnormal,sedangkan usaha memperbaiki atau menyembuhkan
kelainan-kelainan dilakukan oleh Psikologi klinis.
Gangguan
mental bisa murni psikologis. Misalnya, depresi berat karena putus hubungan
dngan pacar atau gagal memenuhi cita-citanya untuk masuk ke perguruan tinggi
favorit. Disisi lain sering kali pula disebabkan oleh ganguan fisik (sakit).
Mislanya pecandun narkoba bisa menjadi agresif, depresif atau paranoid (curiga),
tergantung narkoba yang digunakannya.
Oleh
karena itu, gangguan mental, selain menjadi slah satu bidang psikologi,
dipelajari juga oleh ilmu kedokteran, khusunya kedoteran jiwa atau psikiatri.
Perbedaan antara psikologi klinis dan psikiatriadalah perbedaan metode
pendekatan. Psikologi klinis, menanggani kasus-kasus gangguan mental dari sudut
psikologi. Teori-teori yang digunakan pun adalah teori-teori ilmu psikologi
yang merupakan bagian dari ilmu social. Kasus depresi mislanya dianalisis oleh
psikologis klinis dengan mencoba menemukan stressor (sumber setres) dan
mendiskusikan dengan klien(panggilan psikolog untuk pasien) bagaimana cara
mengatasi stresor.
Psikiatri
dilain pihak, memandang gangguan mental dari sudut ilmu kedokteran, yaitu dari
sudut penyakit dan cara pengobatan. Dokter berusaha mencari factor penyebab
dari soma (tubuh)pasien mulai dari factor keturunan, sampai kelainan atau
gangguan syaraf. Untuk menjadi seorang psikiater, harus menjadi dokter dulu,
sedangkan untuk menjadi psikologi klinis, sejak lulus SMA harus masuk fakultas
psikologi. Dengan demikian tidak benar anggapan bahwa seorang psikolog adalah
seorang dokter.
Cara
lain membedakan dokter jiwa (psikiater) darri psikolog (klinis) adalah bahwa
dokter mengurusi orang sakit, sedangkan psikolog pada dasrnya mengurusi orang
sehat. Hanya psikolog klinis yang menanggani orang dengan keluhan
gangguan jiwa. Masalahnya antara yang sakit dan yang sehat pun sering kali tak
jelas batasnya, apalagi dengan perubahan-perubahan normamasyarakat yang
sekarang terjadi. Sebagai contoh, sekarang banyak orang (pria) yang memelihara
jenggot, berbaju koko, bercelana ngantung dan bersandal. Saat ini, (tahun
2000-an), orang akan menafsirkannya sebagai salah satu model busana muslim dari
aliran tertentu. Kalau busana macam ini dipakai tahun 1960-an pemakainya bisa
dinggap sakit jiwa.
DSM IV (Diagnosis and Statistical
Manual of Mental Disorder)
Psikiater
dan Psikolog klinis tidak bekerja sembarangan. Mereka tetap menggunakan metode
ilmiah. Kalaupun ada perubahan-perubahan , bukan psikiater atau psikolognya
yang bekerja tidak ilmiah melainkan ilmunya yang belum sampai kesitu, hususnya
dalam pengobatan gangguan mental.
Sebagai
bagian dari ilmu pengetahuan psikiatri dan psikologi klinis mendasarkan diri
pada penelitian empiris. Berdasarkan penelitian berpuluh tahun dan melibatkan
banyak pasien/klient disusunlah buku pedoman yang dijadikan rujukan oleh semua
dokter spesialis jiwa dan psikolog klinis di seluruh dunia. Buku rujukan itu
dikenal dengan nama DSM IV (Diagnosis and Statistical Manual of Mental
Disorders) ,yang saat ini sudah masuk ke versi ke empat.
Buku
ini memang sering mengandung kontroversi, terutama karena buku ini dibuat
karena mengandung kasus-kasus di Amerika Serikat. Oleh karena itu, dikembangkan
juga versi internasionalnya saja kemudian dimasukan ke BAB tentang mental
disorders. Dalam perkembangan DSM dari versi keversi, bisa terjadi perubahan,
penambahan, pengurangan ataupun penggolongan ulang kategori yang ada. Berikut
adalah kategori ringkasan kategori gangguan mental dalam DSM IV versi 1994.
Poros
1
Deprssion (depresi)
Depresi disebut juga dengan unipolar disorder, untuk membedakannya dengan
bipolar disorder bergantian antara low dan hight mood, yaitu perasaan murung.
Kehilangan gairah untuk melakukan hal-hal yang biasa dilakukannya dan tidak
bisa mengeksoresikan kegembiraan. Biasanya terjadi pada awal sampai pertengahan
usia dewasa. Bisa terjadi sekali,bisa terjadi sering kali. Bisa sebentar, bisa
selama hidup. Bisa bertahap, bisa mendadak berat.
Penyebab depresi sangat bermacam-macam . faktor psikolog yang bisa menyebabkan
depresi antara lain adalah adanya harapan yang tidak terpenuhi, seperti putus
cinta tidak diterima di perguruan tinggi favorit, atau masalah perkawinan yang
kronis. Hal lain yang menyebabkan depresi adalah keadaan fidik (misalnya harus
dirawat dirumah sakit atau rasa sakit yang tidak sembuh-sembuh) atau pengaruh
narkoba. Depresi karena sebab fisik atau medis tetapi harus di uji secara
laboratorium agar dapat diapstikan apakah benar ini gejala depresi atau gejala
faktor fisik medis saja.
Jika depresi itu murni pun tidak selalu memerlukan perawatan. Depresi yang
hanya sekali atau sekali-kali terjadi, apalagi yang sebentar ringan sama skali
tidak perlu di rawat. Deprsi yang emerlukan penanganan psikiater atau
psikologis klinis adalah yang berlangsung rslatif lama dan berat sehingga
menggagu kehidupan sosial orang yang bersangkuatan termasuk mengganggu
pekerjaan ,pelajaran atau pergaulan. Dalam hal ini biasanya dilakukan oleh
psikiater biasa memberikat obat-obat antideoresant.
Adapun inventory (BDI) yang dikemukakan oleh Beck mengandung 21 gejala dan
tingkah laku yaitu : (1) sedih, (2) pesimistis, (3) rasa kegagalan , (4)
ketidak puasan, (5)rasa bersalah, (6)rasa terhukum, (7)tidak suaka terhadap
dirisendiri, (8) menyalahkan diri sendiri, (9) keinginan untuk bunuh diri, (10)
berteriak tiba-tiba, (11) lekas marah, (12) mundur dari kehidupan social, (13)
keragu-raguan, (14) citra tubuh yang keliru, (15) hambatan kerja, (16)gangguan
tidur, (17) kecenderunganlelah, (18)hilang selera makan, (19) turun berat
badan, (20) postur tubuh tertentu, (21)kehilangan hasrat seksual.
Anxiety Disorders (gangguan kecemasan)
Orang dewasa biasanya mencampuradukan saja pengertian dari fear, phobia dan
axiety. Semuanya disebut takut saja, tetapi dalam psikiatri dan psikologi.
Ketiga istilah itu mempunyai arti masing-masing. Fear adalah rasa takut
(keadaan emosi yang tidak menyenangkan), yang di timbulkan oleh suatu objek
yang jelas dan alasannya pun jelas, atau disebut juga dengan takut rasional.
Fobia adalah takut yang irasional pada satu objek atau situasi tertentu artinya
objeknya memang jelas, tetapi alasannya tidak masuk akal atau tidak jelas.
Fobia termasuk gangguan mental.
Anxiety atau cemas, adalah takut yang tidak jelas objeknya dan tidak jelas pula
alasannya. Pada orang normal sering terjadi cemas yang normal. Jenis-jenis
kecemasan antara lain adalah generalizated anxiety disorder (kecemasan umum) ,panic
disorder atau panik yaitu perasaan teror yang intens,gemetar, bingung ,mau
muntah sesak napas, dan merasa dunia akan kiamat. Berikutnya adalah sosial
anxiety disorder atau disebut juga fobia sosial, orang yang bersangkutan merasa
dirinya selalu dinilai jelek oleh orang lain. Separation anxiety atau cemas
menghadapi perpisahan banyak terjadi pada anak-anak .
Kecemasan bisa berawalsejak masih usia kanak-kanak dan berkembang tahat demi
tahap. Misalnya kecemasan yang timbul karena di masa kecil sering di kunci
dikamar sendirian sementara ibunya berbelanja. Disisi lain kecemasan juga
bisa terjadi setelah suatu peristiwa yang menimbulkan trauma mental.penderita
kecemasan pascaperistiwa traumatis ini diberi sebutan khusus, yaitu PTSD (Posttraumatic stress disorder) dan untuk
mereka para pakar psikologi telah mengembangkan berbagai teknik psikoterapi
yang dasarnya adalah terapi perilaku kognitif untuk orang dewasa dan terapi
bermain untuk anak-anak. Untuk penderita kecemasan selain PTSD kadang-kadang psikiater
memberikan juga obat-obatan, karena ada kemungkinan dari factor neurolgis
terhadap timbulnya kecemasan itu. Tetapi, dalam kenyataan sangat sedikit atau
hamper tidak ada enderita kecemasan yang disebabkan murni oleh factor
neurologis. Hamper semua disebabkan oleh factor psiko-sosial dan lingkungan.
Jenis-jenis kecemasan antara lain adalah generalized
anxiety disorder atau keemasan umum, yang terdapat pada perempuan dua kali
lebih banyak daripada laki-laki. Jenis ini tidak focus pada objek atau situasi
tertentu, tidak spesifik atau mengambang. Orang yang bersangkutan bisa bilang
bahwa dia cemas, takut, tetapi tidak bisa menebutkan mengapa dia cemas. Yang
jelas, dia tidakbisa mengontrol emosi takutnya dan reaksi takut pada tubuhnya.
Jenis yang lain adalah panic disorder atau panic, yaitu perasaan terror yang
intens, gemetar, bingung, mau muntah, sesak napas dan merasa dunia akan kamat.
Walaupun bisa muncul begitu saja, rasa panic ini biasanya timbul karena suatu
peristiwa yang menakutkan, stress yang berkelanjutan, atau setelah latian
olahraga. Reaksi fisik yang intens bisa terjadi selama sepuluhmenit atau
kurang, tetapi dampaknya bisa berjam-jam sesudahnya. Mereka yang mendapat
serangan panic sehabis olahraga mengira dirinya mendapat serangan jantung, dan
dilarikan ke Unit Gawat Darurat, namun setelah diperiksa ternyata dia
sehat-sehat saja.
Berikutnya adalah social anxiety disorder
atau disebut juga fobia social. Orang yang bersangkutan merasa bahwa
dirinya selalu dinilai jelek oleh orang lain. Termasuk dalam golongan ini
adalah demam panggung. Yaitu orang yang takut untuk tampil di depan umum.
Separation anxiety atau cemas
menghadapi perpisahan banyak terjadi pada anak-anak, yaitu ketika anak itu
harus berpisah dari orang yang selama ini memberinya perasaan aman dan
terlindung.
Bipolar Disorder
(emosi yang berubah-ubah dari positif ke negatif dan sebaliknya)
Dulu
gangguan mental ini disebut dengan manis-depressif, karena gejalanya adalah
pergantian terus menerus antara emosi sangat positif (manis) seperti riang
gembira, euphoria, senang dan sebagainyadan emosi sangat negatif (depresif)
seperti murung, sedih ,ingin menangis dan sebagainya. Sekarang gangguan ini
disebut bipolar (dua-kutub), karena emosi itu bergerak bolak-balik dari satu
kutub yang ekstrem (manis) ke kutub yang lainnya (deprsif). Masa perubahan
antara kedua kutub ini diisi dengan emosi yang netral bisa juga perubahan
begitu cepat sehingga tidak sempat diselingi emosi netral.
ADHD (Attention-Deficit Hyperactivity
Disorder,Hiperaktif tetapi Kurang Konsentrasi)
Gangguan mental yang satu ini sepenuhnya disebabkan oleh gangguan dalam
perkembangan syaraf. Ciri ADHD adalah :
a.
Terus menerus tidak dapat memfokuskan perhatian dari satu hal.
b. Hiperaktif
c.
Mudah lupa dan tidak dapat mengendalikan implus-implusnya.
Kondisi ini jelas sangat melelahkan
bagi orang disekitarnya, orang tua dan guru khususnya .
Autism
Seperti
halnya ADHD, autism adalah juga merupakan gangguan mental kerena kelainan
neurologis ,yaitu ada gangguan di otak, dan atau sistem syarafnya. Soekadar
(2007) menemukan bahwa penderita autis terdapat setidaknya tiga bagian otak
yang terganggu, yakni lobus frontalis, sistem limbik dan hemisfer kanan.
Berbeda dengan ADHD yang tidak berkosentrasi.
Autism
dipercaya sebagai akibat dari mutasi (perubahan) genetik sehingga bisa terjadi
pada anak-anak termasuk kepada yang kondisi orang tuanya sehat. Penderita
autism sudah dapat dilihat sejak berumur 2-3 tahun. Tanda-tanda lain selain gerakan-gerakan
yang berulang-ulang adalah tidak ada kontak mata dengan orang lain ,kalau
dipanggil tidak menyahut. Dampaknya adalahbahwa seseorang autis bisa tidak
peduli sama sekali dengan kejadian disekitarnya sehingga ia bisa melakukan
sesuatu tanpa memedulikan bahaya sama sekali. Disisi lain seorang autis bisa
mempunyai bakat yang luar biasa yaitu biasa disebut autis savant.
Phobias/fobia
(Rasa takut yang tidak beralasan)
Fobia
berasal dari kata Yunani ,phobos yang berarti “takut”, takut dalam fobia adalah
rasional, menetap dan sangat intens yang ditunjukkan kepada situasi, benda,
kegiatan atau orang tertentu. Para pakar menduga bahwa fobia disebabkan oleh
kombinasi antara faktor bakat, keturunan, dan pengalaman tertentu. Penyebab
pobia itu adalah pengalaman traumatis ketika secara tidak sengaja meliahat
sesuatu yang disimpan dalam ketidaksadarannya. Jenis pobia banyak sekali bahkan
sampai mencapai ratusan.
Secara umum, phobia adalah rasa
ketakutan kuat (berlebihan) terhadap suatu benda, situasi, atau kejadian, yang
ditandai dengan keinginan untuk ngejauhin sesuatu yang ditakuti itu.Bedanya
sama rasa takut biasa adalah, hal yang ditakuti sebenarnya nggak menyeramkan
untuk sebagain besar orang. Phobia terjadi karena adanya faktor biologis di
dalam tubuh, seperti meningkatnya aliran darah dan metabolisme di otak. Bisa
juga karena ada sesuatu yang nggak normal di struktur otak. Tapi kebanyakan
psikolog setuju, phobia lebih sering disebabkan oleh kejadian traumatis.
Fobia ( phobia ) adalah rasa
ketakutan yang berlebihan pada sesuatu hal atau fenomena. Fobia ( phobia )bisa
dikatakan dapat menghambat kehidupan orang yang mengidapnya. Bagi sebagian
orang, perasaan takut seorang pengidap Fobia sulit dimengerti. Itu sebabnya,
pengidap tersebut sering dijadikan bulan bulanan oleh teman sekitarnya.
Ada perbedaan "bahasa"
antara pengamat fobia dengan seorang pengidap fobia. Pengamat fobia menggunakan
bahasa logika sementara seorang pengidap fobia biasanya menggunakan bahasa
rasa. Bagi pengamat dirasa lucu jika seseorang berbadan besar, takut dengan
hewan kecil seperti kecoak atau tikus. Sementara dibayangan mental seorang
pengidap fobia subjek tersebut menjadi benda yang sangat besar, berwarna,
sangat menjijikkan ataupun menakutkan.
Dalam keadaan normal setiap orang
memiliki kemampuan mengendalikan rasa takut. Akan tetapi bila seseorang
terpapar terus menerus dengan subjek Fobia, hal tersebut berpotensi menyebabkan
terjadinya fiksasi. Fiksasi adalah suatu keadaan dimana mental seseorang
menjadi terkunci, yang disebabkan oleh ketidak-mampuan orang yang bersangkutan
dalam mengendalikan perasaan takutnya. Penyebab lain terjadinya fiksasi dapat
pula disebabkan oleh suatu keadaan yang sangat ekstrim seperti trauma bom,
terjebak lift dan sebagainya. Seseorang yang pertumbuhan mentalnya mengalami
fiksasi akan memiliki kesulitan emosi (mental blocks) dikemudian harinya.
Hal tersebut dikarenakan orang tersebut tidak memiliki saluran pelepasan emosi
(katarsis) yang tepat. Setiap kali orang tersebut berinteraksi dengan sumber
Fobia secara otomatis akan merasa cemas dan agar "nyaman" maka cara
yang paling mudah dan cepat adalah dengan cara "mundur
kembali"/regresi kepada keadaan fiksasi. Kecemasan yang tidak diatasi
seawal mungkin berpotensi menimbulkan akumulasi emosi negatif yang secara terus
menerus ditekan kembali ke bawah sadar (represi). Pola respon negatif tersebut
dapat berkembang terhadap subjek subjek fobia lainnya dan intensitasnya semakin
meningkat.
Walaupun terlihat sepele, “pola” respon tersebut akan dipakai terus menerus
untuk merespon masalah lainnya. Itu sebabnya seseorang penderita fobia menjadi
semakin rentan dan semakin tidak produktif. Fobia merupakan salah satu dari
jenis jenis hambatan sukses lainnya.
Phobia atau fobia bukan merupakan penyakit jiwa. Tapi kalau tidak disembuhkan,
bisa menular ke orang lain. Fobia adalah suatu ketakutan yang tidak mempunyai
alasan. Bagi mereka yang menderita fobia, sesuatu yang remeh tampak sangat
menakutkan. Bahkan berubah menjadi kengerian.
Penyebab
fobia bisa bermacam-macam. Yang jelas, berkaitan dengan pengalaman pribadi di
masa lalu. Pola asuh yang salah dari orangtua juga berpengaruh. Jadi, bisa
dikatakan, penyebab utama timbulnya fobia adalah rasa cemas yang berlebihan.
Penderita fobia biasanya memiliki beberapa gejala psikologis. Jika ketakutannya
muncul, dia langsung merasa sakit kepala, denyut nadi bertambah cepat atau
berkeringat, muka menjadi merah. Bahkan kalau sudah parah, bisa muntah atau
pingsan.
Macam-macam
fobia
Menurut
sebuah penelitian, di dunia ini, kira-kira cuma sepuluh persen orang yang
menderita fobia. Kita tidak perlu malu kalau ternyata kita menderita fobia.
Semua orang sebenarnya memiliki fobia, namun perbedaannya, fobia itu mengganggu
atau tidak, itu saja.
Sampai
sekarang, ada sekitar 264 jenis fobia yang telah dikenal, semuanya ada namanya.
Fobia sederhana adalah bentuk yang paling umum. Ketakutan pada sesuatu yang
khusus, misalnya pada pesawat terbang atau binatang.
Bentuk yang paling unik adalah fobia sosial, yang disebabkan oleh keadaan psikologis dan biasanya banyak diderita oleh remaja. Penyebab utamanya, ketakutan pada perhatian orang terhadap dirinya. Penderita takut melakukan suatu tindakan, malu atau takut dirinya akan dipermalukan.
Bentuk
fobia ini bisa bermacam-macam. Contohnya tiba-tiba kamu jadi tidak bisa bicara
dan tidak bisa melakukan sesuatu yang sebenarnya “biasa”. Misalnya kencan,
makan atau minum di depan orang banyak, dan lain-lain. Orang yang menderita
fobia biasanya menjadi terlena oleh ketakutannya. Rasa takut tersebut cenderung
dipelihara. Rasa takut yang berlebihan, apalagi tanpa alasan yang jelas, akan
merugikan dan mengganggu. Si penderita jadi tidak bisa melakukan aktivitas lain
karena merasa ketakutan yang berlebihan. Kerugian lain, ketakutan itu berubah
menjadi rasa benci atau anti terhadap penyebab fobia. Benci terhadap orang,
benda, atau binatang tertentu.
Kalau
fobia tidak mengganggu kehidupan sosial, ini bukan gangguan jiwa. Kalau sudah
mengganggu, sehingga tidak bisa menjalankan kegiatan sehari-hari, disebut
sebagai gangguan jiwa.
Schizophrenia/Skizofrenia
Skizofrenia
berasal dari kata yunani yang artinya suatu diagnosis gangguan mental yang
ditandai oleh kelainan dalam presepsi atau expresi dari realitas. Yang paling
sering adalah halusinasi auditif (seakan-akan mendengar suara-suara atau
mengajak bercakap-cakap). Delusi paranoid (curiga).
Faktor
penyebabnya belum jelas. Bisa dikarenakan turunan atau genetik , bisa juga
karena gangguan syaraf,tetapi dalam biologi menyatakan bahwa ada beberapa
kromosom yang berkontribusi terhadap timbulnya skizofrenia tersebut.
Gangguan-gangguan
psikis yang sekarang dikenal sebagai schizophrenia, untuk pertama kalinya
diidentifikasi sebagai "demence precoce" atau gangguan mental dini
oleh benedict muler (1809-1873), seorang dokter berkebangsaan belgia pada tahun
1860 (dalam pratiknya, 1995). konsep yang lebih jelas dan sistematis
diberikan oleh emil kraepelin (1856-1926), seorang psikiatri jerman pada tahun
1893. kraepalin menyebutnya dengan istilah "dementia praecox".
istilah dementia praecox berasal dari bahasa latin "dementis" dan
"precocous", mengacu pada situasi dimana seseorang mengalmi
kehilangan atau kerusakan kemampuan-kemampuan mentalnya sejak dini.merupakan
proses penyakit yang disebabkan oleh penyakit tertentu dalam tubuh meliputi
hilangnya kesatuan dalam pikiran, perasaan, dan tingkah laku. penyakit ini
muncul pada usia muda yang ditandai oleh kemampuan-kemampuan yang menurun yang
akhirnya menjadi disentegrasi kepribadian yang kompleks. gambarannya meliputi
pola tingkah laku seperti delusi, halusinasi, dan tingkah laku yang aneh.
Uegen
Bleuler (1867-1939), seorang psikiatri swiss memperkenalkan istilah
schizophrenia. istilah ini berasl dari bahasa yunani schitos artinya
terbelah/terpecah dan phren artinya pikiran. secara harafiah schizophrenia
berarti pikiran/jiwa yang terbelah/terpecah.bleuler lebih menekankan pola
perilaku yaitu tidak adanya integrasi otak yang mempegaruhi pikiran, persaan
dan afeksi. dengan demikian tidak adanya kesesuaian antara pikiran dan emosi,
persepsi kenyataan yang sebenarnya.
Schizophrenia
termasuk dalam kelompok psikosis fungsional.psikosis fungsional merupakan
penyakit mental secara fungsional yang non organis sifatnya, hingga terjadi
kepecahan yang ditandai oleh desintegrasi kepribadian dan maladjusment sosial
yang berat, tidak mampu mengadakan hubungan sosial dengan dunia luar bahkan
sering terputus sama sekali dengan realitas hidup lalu menjadi ketidakmampuan
secara sosial. hilanglah rasa tanggung jawabnya dan terdapat gangguan pada
fungsi intelektualnya. jika perilakunya tersebut menjadi begitu abnormal dan
irasionalnya, sehingga dapat membahayakan dan mengancam keselamatan dan dirinya
sendiri secara hukum disebut gila. schizophrenia merupakan gangguan mental dan
klasifikasi berat dan kronik(psikotik) yang menjadi beban utama pelayanan
kesehatan jiwa di indonesia sejak jaman pemerintahan hindia belanda sampai
sekarang. mengapa menjadi beban? karena ciri produktif dan harus ditanggung
hisupnya selamanya oleh sanak keluarga, masyarakat, dan negara.
PENYEBAB GANGGUAN SCHIZOPHRENIA
PENYEBAB GANGGUAN SCHIZOPHRENIA
Terdapat
beberapa pendekatan yang dominan dalam menganalisa penyebab schizophrenia yaitu
meliputi pendekatan biologis (meliputi faktor genetik dan faktor biokimia)
pendekatan psikodinamik, pendekatan teori belajar.
PENDEKATAN HOLISTIK
PENDEKATAN HOLISTIK
Faktor genetic
Beberapa penelitian menunjukkan
pengaruh faktor genetis dalam menularkan shizophrenia, namun tetep menjadi
pertayaan: bagaimana penularan genetis terjadi. beberapa peneliti mencoba dengan
beberapa model (Rathus,et al., 1991), antara lain:
a.
Distinct Heterogenity Model
model
ini menyatakan bahwa shizophrenia terdiri dari sejumlah psikosis, beberapa
diantaranya disebabkan oleh kerusakan gen yang dapat diikuti oleh gen-gen
tertentu dan yang hanya disebabkan oleh faktor lingkungan.
b.
Monogenic Gen
Model
ini menyatakan bahwa semua bentuk schizophrenia dapat disebabkan oleh suatu gen
yang cacat. gen yang cacat ini dapat menyebabkan schizophrenia pada orang yang
menerima gen itu dari kedua orang tuanya.
c.
Multifactorial-Polygenic Model
Model
ini menekankan pengaruh nilai ambang. disebabkan pengaruh oleh berbagai gen,
trauma biologis prenatal dan postnatal dan tekenan psikososial yang salaing
berinteraksi.
Faktor
biokimia.
Otak
Bagi
orang yang normal kelainan saraf, sistem switch pada otak bekerja dengan
normal.sinyal-sinyal persepsi yang datang dikirim kembali dengan sempurna tanpa
adanya gangguan sehingga menghasilkan perasaan, pemikiran dan akhirnya
melakukan tindakan sesuai kebutuhan saat itu. pada otak penderita schizophrenia
sinyal-sinyal yang dikirim mengalami gangguan sehingga tidak berhasil mencanpai
sambungan otak yang dituju.
GEJALA
Para
psikiatri membedakan membedakan gejala serangan schizophrenia menjadi 2 yaitu
gejala positif dan negative.
Gejala
positif
Halusinasi
selalu terjadi saat ransangan terlalu kuat dan otak tidak mampu
menginterpretasikan dan merespon pesan atau ransangan yang datang. Penderita
schizophrenia mungkin mendengar suara-suara atau melihat sesuatu yang
sebenarnya tidak ada, atau mengalami suatu sensasi yang tidak biasa pada
tubuhnya. Auditory hallucinations, gejala yang biasanya timbul, yaitu penderita
merasakan ada suara dari dalam dirinya. Kadang suara itu dirasakan menyejukkan
hati, memberi kedamaian, tapi kadang sura itu menyuruhnya melakukan Sesuatu
yang sangat berbahaya, seperti bunuh diri.
Penyesatan
pikiran (delusi) adalah kepercayaan yang kuat dalam menginterpretasikan sesuatu
yang kadang berlawanan dengan kenyataan. Misalnya pada penderita schizophrenia,
lampu trafik dijalan raya yang berwarna merah kuning hijau, dianggap sebagai
suatu isyarat dari luaar angkasa. Beberapa pendarita schizophrenia berubah
menjadi seorang paranoid. Mereka selalu merasa sedang diamati-mati, diintai,
atau hendak diserang.
Kegagalan
berpikir mengarah kepada masalah dimana penderita schizophrenia tidak mampu
memproses dan mengatur pikirannya. Kebanyakan penderita tidak mampu memahami
hubungan antara kenyataan dan logika. Karena penderita schizophrenia tidak mampu
mengatur pikirannya mebuat mereka berbicara secara serampangan dan tidak bisa
di tangkap secara logika. Ketidakmampuan dalam berpikir mengakibatkan
ketidakmampuan mengandalikan emosi dan perasaan. Hasilnya, kadang panderita
schizophrenia tertawa sendiri dengan keras tanpa memperdulikan sekelilingnya.
Semua itu membuat penderita schizophrenia tidak bisa memahami siapa dirinya,
tidak berpakaian, dan tidak bisa mengarti apa itu manusia. Dia juga tidak bisa
mengerti kapan dia lahir, dimana dia berada, dan sebainya.
Gejala
negative
Penderita
schizophrenia kehilangan motivasi dan apatis berarti kehilangan energi dan
minat dalam hidup yang membuat penderita menjadi orang yang malas. Karena
penderita schizophrenia hanya memiliki energi yang sedikit, mereka tidak bisa
melakukan hal-hal yang selain tidur dan makan. Perasaan yang tumpul membuat
emosi penderita schizophrenia menjadi datar. Penderita schizophrenia memiliki
ekspresi baik dari raut muka maupan gerakan tangannya, seakan-akan dia tidak
memiliki emosi apapun. Tapi ini tidak berarti bahwa penderita schizophrenia
tidak bisa merasakan perasaan apapun. Mereka mungkin bisa menerima pemberian
dan perhatian orang lain, tetapi tidak bisa mengekspresikan perasaan mereka.
Depresi
yang tidak mengenal perasaan ingin ditolong dan berharap, selalu menjadi bagian
dari hidup mereka. Mereka tidak meras memiliki perilaku yang menyimpang, tidak
bisa membina hubungan yang relasi dengan orang lain, dan tidak mengenal cinta.
Perasaan depresi adalah sesuatu yang sangat menyakitkan. Disamping itu
perubahan otak secara biologis juga memberi adil dalam depresi. Depresi yang
berkelanjutan akan membuat penderita schizophrenia menarik diri dari
lingkungannya. Mereka selalu merasa aman bila sendirian.
Menurut
bleuler diagnosa schizophrenia sudah boleh dibuat bila terdapat gangguan
–gangguan primer dan disharmoni (keretakan, perpecahan atau ketidakseimbangan)
pada unsure-unsur kepribadian (proses berpikir, emosi, kemauan dan
psikomotorik) diperkuat dengan gejala-gejala sekunder.
Kurt
Schneider (1939) menyusun 11 gejala rangking pertama (“first rank symptoms”)
dan berpendapat bahwa diagnosa schizophrenia sudah boleh dibuat bila terdapat
satu gejala dari kelompok A dan satu gejala dari kelompok B, dengan syarat
bahwa kesadaran penderita tidak menurun.
Pengobatan
harus secepat mungkin, karena keadaan psikotik yang lama menimbulkan
kemungkinan yang lebih besar bahwa penderita menuju kemunduran mental.
1.
Farmakoterapi
Neroleptika
dengan dosis efektif rendah lebih bermanfaat pada penderita dengan schizophrenia
yang menahun, yang dengan dosis efektif tinggi lebih berfaedah pada penderita
dengan psikomotorik yang meningkat. Sesudah gejala-gejala menghilang, maka
dosis dipertahankan lagi, jika serangan itu baru yang pertama kali. Jika
serangan schizophrenia sudah lebih dari 1 kali maka obat diberi terus selama
satu sampai dua tahun.
2.
Terapi elektro konvulsi (TEK)
Terapi
konvulsi dapt memperpendek serangan schizophrenia dan mempermudah kontak dengan
penderita. Akan terapi ini tidak dapat mencengah serangan yang akan datang.
3.
Terapi koma insuli
Meskipun
pengobatan ini tidak khusus, bila diberikan pada permulaan penyakit hasilnya
memuaskan. Persentasi kesembuhan lebih besar bila dimulai dalam waktu 6 bulan
sesudah penderita jatuh sakit.
4.
Psikoterapi dan rehabilitas
Psikoterapi
suportif individual atau kelompok, serta bimbingan yang praktis dengan maksud
untuk mengambalikan penderita ke masyarakat. Terapi kerja baik sekali untuk
mendorong penderita bergaul lagi dengan orang lain, penderita lain, perawat dan
dokter.
5.
Lobotomy prefrontal
Dapat
dilakukan bila terapi lain secara intensif tidak beerhasil dan bila penderita
sangat menganggu lingkungannya.
Poros II
Dissociative Identity Disorder (DID)
DID, atau yang sering dikenal dengan Split personality atau multiple
personality (kepribadian ganda), dulu di anggap sebagai salah satu jenis
Skizofrenia karena mengandung suatu gejala dari gangguan mental itu, yaitu pola
pikir yang kacau. Dalam DSM IV, DID sudah digolongkan sebagai jenis gangguan mental
tersendiri.
Cirinya
adalah minimal dua identitas atau kepribadian yang berbeda mengendalikan
perilaku orang yang bersangkutan. Kepribadian-kepribadian itu mempersepsi
,menilai dan beraksi terhadap lingkungan dengan cara sangat berbea dan ketika
yang satu sedang memegang kendali ,kepribadian-kepribadian yang lain tidak tahu
menahu. Dengan demikian terjadi gejala yang khas dari pasien DID yaitu tidak
ingat dengan apa yang sudah dilakukannya. Gejala ini bukan karena pengaruh
obat-obatan ,trauma,benturan di kepala,usia tua atau penyebab medis yang lain,
melainkan karena pergantian kendali dalam jiwa penderita.
Poros III
Paranoia
Paranoia
adalah gangguan jiwa yang cukup dikenal oleh orang awam disamping kepribadian
ganda. Bahkan ada istilah awam untuk gangguan jiwa yang satu ini yaitu “parno”
(singkatan dari paranoia) yang maksudnya adalah orang yang sering curiga.
Dalam dunia psikiatri dan psikologi istilah paranoia mempunyai arti yang baku
yaitu gangguan dalam proses berpikir yang ditandai dengan kecemasan atau
ketakutan yang berlebihan seingga mencapai tingkat yang masuk akal dan disertai
delusi (waham). Ciri Khas orang “paranoia” adalah merasa selalu ada ancaman.
Paranoia adalah salah satu gangguan kepribadian yang cukup mempengaruhi efektivitas
perilaku individu dalam berinteraksi dilingkungannya. Menurut JP Chaplin, Phd,
paranoia adalah suatu ciri gangguan psikotic yang ditandai adanya delusi yang
sistematis atau waham dengan sedikit deterioasi. Hal ini cenderung menetap dan
cukup kuat pengaruhnya serta membuat individu pada kondisi incapacity.
Disamping
itu dikenal istilah lain, yaitu paranoic atau paranoiac, yang berarti individu
yang menderita paranoia atau paranoid schizophrenia. Beberapa istilah lain yang
terkait adalah sebagai berikut :
Paranoid :
1. Berhubungan atau sama dengan paranoia.
1. Berhubungan atau sama dengan paranoia.
2. Individu yang memiliki ciri
perilaku atau sikap seperti orang paranoia, atau orang yang merasa terancam
oleh orang lain.
Paranoid personality :
Suatu
kepribadian yang ditandai adanya sikap penuh curiga, sangat sensitif tanpa
adanya deteriorasi atau delusi.
Paranoid schizophrenia :
Salah
satu jenis dari schizophrenia yang ditandai oleh gejala delusi atau sikap
sangat curiga. Hal ini disebabkan adanya gangguan difungsi berpikir, halusinasi
dan deteriorasi.
Seorang ahli psikologi lain James C.
Coleman, menyebutkan beberapa pengertian berkaitan dengan ini sebagai berikut :
Paranoia :
Suatu
ciri psikosis yang ditandai adanya delusi yang sistematis.
Paranoid Personality :
Individu yang menunjukan gejala perilaku
proyeksi seperti defence mencahnism, curiga, iri, sangat cemburu dan keras
kepala.
Paranoid Schizophrenia :
Salah satu jenis dari schizophrenia
yang ditandai adanya delusi dan halusinasi yang biasanya cukup kuat.
Istilah
paranoia sendiri telah digunakan dalam waktu yang cukup lama. Pada jaman Yunani
kuno dan Romawi istilah ini digunakan untuk mengacu pada suatu gangguan yang
tidak dapat dibedakan dengan berbagai gangguan mental lainnya. Saat ini
penggunaan istilah ini lebih terbatas sejak Kraeplin menunjukan suatu kasus
dimana adanya delusi dan kontak yang minim dengan realitas namun tidak terjadi
disorganisasi personality yang kuat seperti yang terjadi pada kasus
schizophrenia.
Saat ini ada 2 jenis psikosis
paranoid yang termasuk dalam kelompok gangguan paranoid, yaitu :
1. Paranoia, dimana terjadinya
delusi yang berkembang secara perlahan kemudian menjadi rumit, logis dan
sistematis serta hal tersebut berpusat pada delusi merasa dikejar-kerjar atau
waham kebesaran. Meski adanya delusi, kepribadian penderita masih utuh, tidak
ada disorganisasi yang serius dan tanpa halusinasi.
2. Paranoid state, terjadinya
perubahan delusi yang paranoid dan cara berpikir menjadi tidak logis serta
munculnya ciri-ciri paranoia, meskipun belum menunjukkan perilaku yang aneh
atau deteriorasi seperti yang ditemukan pada kasus schizophrenia paranoid.
Biasanya kondisi ini berhubungan dengan stress yang kuat dan mungkin pula
karena fenomena kefanaan. Paranoid states sering mewarnai gambaran klinis dari
jenis gangguan patologis lainnya.
Namun,
perhatian utama kita saat ini tertuju pada paranoia. Paranoia relatif sedikit
ditemukan pada pasien yang dirawat di rumah sakit jiwa, namun hal ini mungkin
terjadi karena kekeliruan dalam mengidentifikasi gangguan mental. Banyak para
penemu/inventor, guru, eksekutif bisnis, reformer fanatik, pasangan pencemburu,
orang-orang nyentrik yang mendalami suatu ajaran tertentu termasuk dalam
kategori ini. Namun, uniknya mereka ini mampu mempertahankan eksistensinya di
masyarakat. Dalam beberapa kasus diantara mereka ada yang berkembang menjadi
seseorang yang sangat berbahaya.
Individu
yang mengalami paranoia merasa sendirian, diabaikan, dimata-matai, dan persepsi
salah lainnya tentang adanya ancaman dari ‘musuh.’ Delusi ini biasanya berpusat
pada satu hal misalnya menyangkut masalah keuangan, pekerja, pasangan yang tdk
dapat dipercaya atau masalah-masalah kehidupan lainnya. Orang yang mengalami
kegagalan dalam bekerja akan mengembangkan sikap curiga seperti ada orang lain
yang cembutu terhadap prestasi kerjanya sehingga ingin menjatuhkannya.
Seorang
paranoia memiliki alasan tertentu mengapa mereka curiga dan tidak mau menerima
alasan lain yang sebenarnya lebih benar. Karena sikap curiga tersebut ia dapat
melakukan interogasi terhadap mereka yang dianggap musuh.
Banyak
dari penderita paronoia ini memiliki waham dimana ia seorang superior dan
memiliki kemampuan yang unik. Terkadang mereka merasa mendapat mandat atau
wahyu untuk menjalankan suatu misi suci, melakukan pembaharuan dan perubah
sosial. Para paranoiac religius mengembangkan keyakinan bahwa ia mendapat
amanat dari Tuhan untuk menyelamatkan manusia dan melakukan khotbah-khotbah
bahkan mengajak dilakukannya perang suci.
Berkaitan
dengan delusi yang dialami paranoiac dapat tampil dengan sangat sempurna,
berbicara fasih dan terkesan memiliki emosia yang matang. Halusinasi dan ciri
gangguan lain jarang ditemukan pada paranoiac ini. Mereka berupaya melakukan
pembenaran dengan cara-cara yang logis agar dapat dipercaya. Dalam kasus ini
sangat sukar dibedakan mana yang fakta atau hanya sekedar imaji. Mereka
berupaya agar orang-orang disekitarnya mempercayai apa yang dikatakannya.
Mereka gagal untuk melihat fakta lain diluar apa yang mereka yakini dan kurang
dapat membuktikan keyakinannya, kecurigaanya serta mereka menjadi tidak
komunikatif saat ditanyakan mengenai delusinya tersebut.
Meskipun
demikian paranoic ini tidak selalu berbahaya, tetapi mereka tetap memiliki
peluang untuk melakukan sesuatu hal yang merugikan terhadap orang-orang
dianggap musuhnya.
Tahapan
berpikir yang mendorong terjadinya paranoia :
1.
Suspiciousness/Curiga - individu menjadi tidak percaya kepada orang lain, takut
akan dirugikan dan menjadi sangat siaga.
2.
Protective Thinking – mengkaji secara selektif tindakan orang lain dan
melihatnya secara curiga dan mulai menyalahkan orang lain atas kegagalannya.
3.
Hostility/permusuhan – sangat sensitif terhadap ketidakadilan yang dirasakan
meskipun tidak benar, hal ini direspon secara marah dan sikap permusuhan dan
ini semakin meningkatkan kecurigaan.
4.
Paranoid Illumination / Berkembangnya Paranoid – Sikap penuh curiga sudah
menjadi bagian dirinya dan ia merasakan adanya sesuatu yang aneh namun ia ia
telah tenggelam dalam situasi kecurigaan tersebut.
5.
Delusions – merasa dikejar-kejar atau adanya waham kebesaran namun ia
mengembangkan suatu alasan yang logis dan mengembangkan tindakan-tindakan yang
dapat dipahami oleh orang lain.
Faktor
Penyebab Paranoia :
1. Kegagalan proses belajar.
2. Kegagalan & inferiority
3. Elaborasi sistem pertahan diri
& Pseudocommunity.
Kegagalan
proses belajar – biasanya sejak masa kanak-kanak, paranoia suka menyendiri,
pencuriga, mengasingkan diri, keras kepala dan sangat sensitif. Saat diingatkan
mereka cemberut dan uring-uringan. Hanya sedikit dari mereka yang menunjukan
kemampuan bermain dengan anak lain yang normal atau bersosialisasi dengan baik.
Latarbelakang
keluarga memegang peranan yang penting. Situasi lemahnya penerimaan dalam
keluarga dan penggiringan sikap inferioritas akan mengembangkan sikap anak
untuk berusaha menjadi superior. Ketidakmantapan latarbelakang keluarga
mempengaruhi perasaan anak terhadap orang lain dan membentuk perilaku negaif
anak terhadap orang lain.
Proses
sosialisasi yang tidak tepat membentuk perilaku anak yang mudah curiga kepada
orang lain. Dengan demikian akan terbentuk sikap permusuhan dan ingin
mendominasi orang lain. Kondisi ini akan saling mempengaruhi, sikap
bermusuhannya direspon secara negatif oleh lingkungan dan iapun semakin curiga
dengan orang lain sehingga perlahan-perlahan terbentuk kepribadian yang
paranoia. Selanjutnya terjadilah isolasi sosial dan ia semakin tidak percaya
kepada orang lain.
Perkembangan
kepribadian selanjutnya dimasa kanak-kanak ini mengembangkan suatu sikap
gabungan dari merasa diri penting, kaku, arogan, ingin mendominasi dan
membentuk gambaran diri yang tidak realistis dan menimpakan kegagalan atau
kesialannya kepada orang lain. Mereka menjadi sangat curiga dan sangat peka
menghadapi situasi ketidakadilan. Selanjut individu tidak memiliki selera
humor.
Mereka
mulai mengkategorikan mana orang baik dan jahat. Harapan mereka dan tujuan
hidup mereka seringkali tidak realistik. Mereka menolak untuk menerima
permasalahan yang dengan cara-cara yang lebih realistik. Mereka cenderung
menjadi orang yang uring-uringan dan menolak kontak yang normal. Mereka tidak
mampu membina hubungan sosial yang hangat, bersikap agresif dan merasa
superior.
Kegagalan dan Inferiority: Biasanya riwayat para paranoiac sarat dengan kegagalan dalam
beradaptasi dengan situasi kehidupan yang penting seperti lingkungan sosial,
pekerjaan dan perkawinan. Menghadapi ini mereka bersikap rigid, membuat goal
yang tidak realistik dan tidak mampu membina hubungan jangka panjang dengan
orang lain. Kegagalan ini diinterpretasikan olehnya sebagai penolakan,
penghinaan dan peremehan oleh orang lain.
Kegagalan
ini menyebabkannya sukar untuk memahami sebab-sebab utama sebenarnya dari
permasalahan yang ia alami. Misalnya, mengapa mereka harus meningkatkan
kemampuannya dalam berhubungan sosial dalam rangka mencegah reaksi negatif dari
orang lain – mengapa mereka sampai tidak disukai dalam pekerjaan misalnya
karena mereka menyelidiki sesuatu secara sangat rinci. Ia tidak mampu untuk
memahami dirinya dan situasi secara objektif, tidak mampu memahami mengapai ia
sampai menarik diri dan mengapa orang lain menolaknya.
Meskipun
demikian perasaan inferiority dari penderita paranoia bersifat topeng saja,
karena sesungguhnya mereka ingin superior dan menganggap dirinya penting dan
hal ini dimanifestasikan dalam banyak aspek dari perilakunya. Mereka sangat
ingin dihargai, hipersensitif terhadap kritik, sangat teliti dan rajin.
Para
individu paranoid pada saat dihadapkan dengan kegagalan mereka biasanya
mengatakan “orang-orang tidak menyukai kamu,” barangkali ada sesuatu yang salah
pada diri kamu,” kamu inferior.” Mereka sering bersikap defensif, menjadi
sangat kaku dan cenderung menyalahkan orang lain. Pola-pola defensif ini akan
membantu melindungi dirinya dari perasaan inferiority dan perasaan tidak
berharga.
Selanjutnya
dikenal pula istilah elaborasi mekanisme pertahanan diri dan “Pseudocommunity.”
Dimana diri merasa kaku, merasa diri penting, tidak humoris dan pencuriga
membuat penderita tidak populer dilingkungan sosialnya. Mereka saring salah
menangkap maksud orang lain. Sensitif terhadap ketidakadilan.
Reaksi
paranoid biasanya berkembang secara bertahap. Kegagalan yang ia alami membuat
ia mengelaborasi defence mechanism. Untuk menghindari agar dinilai tidak mampu
mereka mengembangkan alasan logis dibalik kegagalannya.
Secara
bertahap gambaran dimulai dengan kristalisasi proses yang lazim disebut
paranoid illumination. Kemudian hal tersebut berkembang sedemikian rupa
sehingga penyebab-penyebabnya semakin kabur. Penderita mulai melindungi dirinya
dan memiliki asumsi bahwa ada sesuatu yang salah dengan dirinya (ditahap awal).
Selanjutkan kegagalan tersebut ia timpakan kepada orang lain.
Kemudian
terjadi proses apa yang disebut dengan pseudo community dimana penderita mulai
mengkategorisasikan orang-orang disekitarnya (faktual atau bayangan) yang
menentang atau tudak menyukai dirinya.
Kejadian-kejadian
menjadi perhatian penderita. Ia selalui menyikapi hal-hal disekitarnya dengan
sikap curiga. Pseudo community ini bisa disebabkan karena stress yang kuat,
misalnya akibat kegagalan ditempat kerja. Ia akan menimpakan kesalahan tersebut
kepada orang lain dan mulai mengidentifikasikan orang-orang yang dianggap
menghambatnya atau menentang dirinya.
Upaya penanganan: Pada
tahap awal paranoia, penanganan secara kelompok maupun individual masih
efektif, terutama apabila penderita memiliki kesadaran untuk mencari bantuan
profesional.
Tehnik
terapi tingkah laku menunjukkan hal-hal menjanjikan seperti, ide paranoid
muncul karena berbagai kombinasi hal-hal yang tidak menyenangkan, berbagai
faktor perubah dalam situasi kehidupan seseorang semakin memperkuat perilaku
maladaptifnya dan berkembang menjadi cara yang ampuh untuk mengatasi
permasalahannya.
Sekali
sistem delusi menetap, penanganan akan menjadi sangat sukar. Biasanya sulit
berkomunikasi dengan paranoiac untuk mengatasi masalahnya dengan cara-cara yang
rasional. Dalam situasi seperti ini penderita enggan berkonsultasi, tetapi
mereka berusaha mencari pembenaran dan pengertian dari orang lain terhadap
kesalahan yang mereka lakukan.
Hal
yang tidak menguntungkan adalah kurang begitu bermanfaatnya merumahsakitkan
paranoiac. Kepada paranoiac biasanya lebih efektif memberikan hukuman daripada
penanganan. Mereka cenderung menunjukkan kesuperiorannya kepada pasien lain
apabila di rumah sakit dan mengeluh apabila keluarga dan petugas kesehatan
menempatkan mereka di rumah sakit tanpa alasan yang valid, sehingga mereka
menolak bekerjasama dan berpartisipasi dalam kegiatan treatment. Dengan
demikian kegagalannya untuk mengendalikan tindakan dan pikirannya dan sulitnya
bekerjasama membuat mereka tinggal dalam waktu lama di rumah sakit. Hal ini
membuat mereka susah untuk recovery. Meskipun demikian secara tradisional
prognosa tentang paranoia kurang begitu bermanfaat.
Pada
saat awal mengidentifikasikan psikosis dengan schizophrenia dan paranoia, telah
disepakati bahwa manifestasi klinis dari kasus ini harus dibedakan dengan
gangguan neurosis atau psikosomatik. Ciri schizophrenia jelas adanya kegagalan
pemahaman/kontak dengan realitas dan terjadi disorganisasi kepribadian seperti
gangguan dalam fungsi berpikir, afek/perasaan maupun masalah perilaku.
Identifikasi
sebagian besar jenis schizophrenia seperti acute, paranoid, katatonik,
hebephrenic dan simple memperlihatkan perbedaan klinis untuk setiap jenis.
Berbagai faktor penyebab masih sulit dipahami mengapa hal tersebut dapat
berkembang. Meskipun demikian para ahli melihat adanya peran faktor genetik
yang signifikan yang menyebabkan schizophrenia. Mungkin karena
neuropshysiological atau perubahan biochemical yang mengganggu otak berfungsi
normal, termasuk disini adalah kegagalan dalam menyeleksi mekanismenya.
Penyebab yang tepat dari perubahan tersebut harus dapat dipastikan untuk
menentukan apakah karena faktor genetik atau karena gangguan mental. Namun,
harus pula diperhatikan penyebab psikologis lainnya yang signifikan. Disamping
itu faktor psikososial memegang peranan penting pula.Penanganan inovatif perlu
dipertimbangkan seperti chemotherapy, terapi psikososial, program paska
perawatan akan membuat kondisi penderita lebih baik.
Gangguan
paranoid biasanya tidak mengalami disorganisasi kepribadian yang parah
dibandingkan dengan jenis psikosis lainnya, namun mereka sangat
resisten/menolak berbagai tindakan terapi yang diberikan.
Psikopat
Psikopat
yaitu istilah yang digunakan orang-orang yang secara kronik (terus menerus)
menunjukkan prilaku immoral dan anti social. Oleh karena itu, kadang-kadang
digunakan juga istilah “sosiopat”. Biasanya psikopat tahubahwa prilkunya
memalukan atau merusak atau merugikan orang lain, tetapi ia tidak peduli atau
tidak dapt menahan diri untuk tidak melakukannya. Menurut para psikolog dan
psikiater, ketidak peduliannya itu disebabkan karena pada dasrnya para psikopat
memang mengalami kelainan kpribadian.
Prilaku
psikopat biasanya menyangkut prilakuagresif, criminal, atau seksual (misalnya
berkali-kali membunuh atau memperkosa orang), tetapi ada juga yang hanya
terkait dengan prilaku social. Misalnya, bolak-balik meminjam uang tetangga
atau teman tetapi tidak pernah dikembalikan sehingga keluarganya berkali-kali
harus mengumpulkan dana untuk mengembalikan utang itu, sementara yang
bersangkutan terus saja berutang lagi tanpa merasa bersalah. Dalam terminology
psikoanalisi Freud, psikopat adalah orang yang egonya terlalu dikuasai id dan
super-ego tidak ada wibawa/pengaruhnya sama sekali terhadap ego.
Jadi Ego hanya mendengar kata id.
Masa
depan psikopat pada umumnya tidak bagus. Mungkin pada awalnya dia akan berhasil
mempengaruhi beberapa orang yang mau jadi pengikutnya, karena berlainan dengan
pendapat awam (bahwa psikopat selalu ganas dan menyakitkan), psikopat bisa
tampil sangat menawan. Dia pandai berbicara sehingga cepat dapat memperoleh
kepercayaan dari orang lain (korban-korban psikopat biasanya tertipu oleh
penampilan yang menawan ini), tetapi karena perbuatan immoral dan anto
sosialnya terus menerus dilakukan, maka makin lama psikopat akan makin
terisolasi dengan lingkunagnnya, diberhentikan dari pekerjaannya dan sebagainya
sehingga akhirnya, ia jatuh dalam kesendirian dan kemiskinan.
Psikopat
secara harfiah berarti sakit jiwa. Psikopat berasal dari kata psyche yang
berarti jiwa dan pathos yang berarti penyakit. Pengidapnya juga sering disebut
sebagai sosiopat karena perilakunya yang antisosial dan merugikan orang-orang
terdekatnya. Psikopat tak sama dengan gila (skizofrenia/psikosis)
karena seorang psikopat sadar sepenuhnya atas perbuatannya. Gejalanya sendiri
sering disebut dengan psikopati, pengidapnya seringkali disebut orang gila
tanpa gangguan mental. Menurut
penelitian sekitar 1% dari total populasi dunia mengidap psikopati. Pengidap
ini sulit dideteksi karena sebanyak 80% lebih banyak yang berkeliaran daripada
yang mendekam di penjara
atau di rumah sakit jiwa, pengidapnya juga sukar disembuhkan Seorang ahli
psikopati dunia yang menjadi guru besar di Universitas British Columbia, Vancouver, Kanada bernama Robert D. Hare telah
melakukan penelitian psikopat sekitar 25 tahun. Ia berpendapat bahwa seorang
psikopat selalu membuat kamuflase yang rumit, memutar balik fakta, menebar fitnah,
dan kebohongan untuk mendapatkan kepuasan dan keuntungan dirinya sendiri.
Narkoba
Istilah
narkoba bukanlah istilah kedokteran atau psikologi. Istilah itu, walaupun
sering digunakan institusi resmi (termasuk pemerintah) bahkan digunakan dalam
undang-undang, hanya merupakan singkatan dari kata-kata “narkotik” dan
“obat-obatan berbahaya”. Dalam ilmu kedokteran narkotika dan obat-obat
berbahaya justru sering digunakan untuk tujuan pengobatan. Karena itu, yang
berbahya bukan narkoba itu sendiri, melainkan penyalah gunaan narkoba untuk
tujuan-tujuan lain diluar tujuan kedokteran.
Istilah
narkotika berasal dari kata yunani “narcosis” yang dikemukakan oleh bapak ilmu
kedokteran Hiprokartes, untuk zat-zat yang menimbulkan mati rasa atau lumpuh.
Narkoba
adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain
"narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik
Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika
dan Zat
Adiktif. Semua istilah ini, baik "narkoba" ataupun
"napza", mengacu pada kelompok senyawa yang umumnya memiliki risiko
kecanduan bagi penggunanya. Menurut pakar kesehatan, narkoba sebenarnya adalah
senyawa-senyawa psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak
dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini persepsi itu
disalahartikan akibat pemakaian di luar peruntukan dan dosis yang semestinya.
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,
baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan
. Bahan Adiktif berbahaya lainnya adalah bahan-bahan alamiah, semi sintetis
maupun sintetis yang dapat dipakai sebagai pengganti morfina atau kokaina yang
dapat mengganggu sistem syaraf pusat, seperti ,alkohol yang mengandung ethyl
etanol, inhalen/sniffing (bahan pelarut) berupa zat organik (karbon) yang
menghasilkan efek yang sama dengan yang dihasilkan oleh minuman yang
beralkohol. Di Indonesia walaupun ada Undang- Undang anti alkhohol,pengawaan
praktik tidak terlalu ketat sebab dampak sosialnya tidak segawat narkoba.
Gangguan Seksual
Gangguan
seksual ada dua macam. Pertama adalah gangguan fungsi seksual (sexual
disfunnction) dan kedua adalah kelainan seksual (sexual deviance).
Gangguan
fungsi seksual adalah gangguan yang terjadi dalam tahap tertentu dari siklus
seksual seseorang. Misalnya timbul rasa ragu, takut, sakit atau takut sakit
atau merasa mual atau merasa jijik sehingga orang tersebut tidak dapat
melaksanakan fungsi seksual tertentu dengan sempurna.
Kelainan
seksual (sexual disorder) atau disebut juga paraphilia adalah jika cara
atau objek dalam perilaku seksual seseorang tidak lazim secara alamiah dan
social. Termasuk dalam kelainan seksula adalah menyukai anak-anak dibawah umur,
perlu menyakiti pasangannya sebelum berhubungan seks, disakiti dulu sebelum
berhubungan seks, kepuasaan seks melalui mengintip, kepuasan seks melalui
pakaian dalam atau aksesoris perempuan, mempertontonkan alat kelamin didepan
umum, dan lain-lain.
PSIKOTERAPI
Psikoterapi
berawal dari upaya menyembuhkan pasien yang menderita penyakit jiwa -
berabad-abad yang lalu orientasi mistik, upaya mengusir roh jahat dengan cara
tidak manusiawi (mengisolasi, mengikat, memasung, memukul) - Philipe Pinel
Melakukan pendekatan bersifat manusiawi, yang berorientasi kasih sayang (love
oriented approach), mendirikan asylum - Anton Mesmer Mempergunakan teknik
hypnosis & sugesti, teknik hypnosis kemudian digunakan oleh Jean Martin Charcot
- Paul Dubois Merumuskan & menekankan peranan penting teknik berbicara
(speech technique, talking cure) yang digunakan kepada pasien. Paul Dubois
tercatat sebagai “The First Psychotherapiest” - Joseph Breuer (senior dari
Sigmund Freud) & Sigmund Freud - menggunakan teknik hypnosis & teknik
berbicara dalam upaya menyembuhkan pasien2 histeria - Pada Breuer, talking cure
dilakukan terhadap pasien dalam keadaan hypnosis - Pada Sigmund Freud, talking
cure dilakukan terhadap pasien dalam keadaan sadar (cikal bakal lahirnya
psikoanalisis)
Psikoterapi
adalah upaya intevensi oleh psikotepis terlatih agar kliennya bisa mengatasi
persoalaannya. Berdasarkan teori dan tekhnik yang diterapkan ada beberapa jenis
psikoterapi : psikonalisi yaitu dengan cara menjelajahi ketidaksadarn pasiennya
melalui wawancara yang dinamakan assosiasi bebas.
Hypnoterapi
yaitu untuk menurunkan ambang kesadarn dan mensusgesti pasien untuk sembuh.
Terapi kelompok yaitu dalam tehnik ini, psikoterapis mengajak beberapa orang
dalam terapi. Terapi bermain yaitu tehnik ini digunakan pada anak-anak.
Tujuannya adalah agar sambil bermain, anak bisa memproyeksikan
perasaan-perasaannya terhadap linkungannya. Psikodrama yaitu sejumlah pasien
atau pesien bersama keluarganya, bermain peran seakan-akan mereka mempunyai
masalah yang harus diselesaikan bersama. Terapi humanistic beranggapan bahwa
semua orang mempunyai aspek positif dalam dirinya.
Terapi
prilaku bahwa prilaku bisa ditimbulkan atau dihambat dengan memberinya ganjaran
yang positif untuk menghambat negative. Terapi prilaku kognitif dalam tehnik
ini semua emosi negative terhadap sesuatu benda dibahas tuntas secara rasional.
Terapi seni yaitu klien dalam membuat benda seni, klien dapat melepaskan
emosinya dan memproyeksikan perasan-perasannya sehingga terasa ringan.
Konseling tehnik ini berbentuk wawancara, dimana terapis membantu klien untuk
mencari penyelesaian yang terbaik untuk masalahnya.
Umumnya psikoterapi dianjurkan bila seseorang bergulat
dengan kehidupan, masalah hubungan atau kerja atau masalah kesehatan mental
tertentu, dan isu-isu atau masalah yang menyebabkan banyak individu yang besar
rasa sakit atau marah selama lebih dari beberapa hari. Ada pengecualian untuk
aturan umum, tetapi sebagian besar, tidak ada salahnya untuk pergi ke terapi
bahkan jika Anda tidak sepenuhnya yakin Anda akan mendapat manfaat dari itu.
Jutaan orang mengunjungi psikoterapis setiap tahun, dan sebagian besar
penelitian menunjukkan bahwa orang yang melakukannya manfaat dari interaksi.
Kebanyakan terapis juga akan jujur dengan Anda jika mereka yakin Anda tidak
akan mendapatkan keuntungan atau pendapat mereka, tidak perlu psikoterapi.
Psikoterapi modern sangat berbeda dengan
versi Hollywood. Biasanya, kebanyakan orang melihat terapis mereka sekali
seminggu selama 50 menit. Untuk obat-janji saja, sesi akan bersama seorang
perawat kejiwaan atau psikiater dan cenderung terakhir hanya 15 sampai 20
menit. Janji ini pengobatan cenderung dijadwalkan sekali per bulan atau sekali
setiap enam minggu.
Kebanyakan psikoterapi cenderung berfokus pada pemecahan
masalah dan berorientasi pada tujuan. Itu berarti pada awal perawatan, Anda dan
terapis Anda memutuskan perubahan spesifik yang Anda ingin lakukan dalam
kehidupan Anda. Tujuan ini akan sering dipecah ke dalam tujuan dicapai lebih
kecil dan dimasukkan ke dalam rencana pengobatan formal. Sebagian psikoterapis
hari bekerja dan fokus pada membantu Anda untuk mencapai tujuan tersebut. Hal
ini dilakukan hanya melalui berbicara dan membahas teknik yang dapat
menyarankan terapis yang dapat membantu Anda lebih menavigasi daerah-daerah
yang sulit dalam kehidupan Anda. Seringkali psikoterapi akan membantu mengajar
orang tentang gangguan mereka juga, dan menyarankan mekanisme bertahan tambahan
bahwa orang tersebut dapat menemukan lebih efektif.
Kebanyakan psikoterapi hari ini adalah jangka pendek dan
berlangsung kurang dari setahun. Kebanyakan gangguan mental yang umum sering
dapat diatasi dalam waktu tersebut, sering dengan kombinasi psikoterapi dan
obat-obatan .
Psikoterapi yang paling berhasil ketika individu memasuki
terapi sendiri dan memiliki keinginan kuat untuk berubah. Jika Anda tidak ingin
mengubah, perubahan akan lambat datang. Ubah berarti mengubah aspek-aspek
kehidupan Anda yang tidak bekerja untuk Anda lagi, atau berkontribusi masalah
atau isu yang sedang berlangsung. Hal ini juga yang terbaik untuk menjaga
pikiran yang terbuka sedangkan di psikoterapi, dan bersedia untuk mencoba hal
baru yang biasanya Anda tidak dapat melakukannya. Psikoterapi sering sekitar
menantang seseorang ada serangkaian keyakinan dan sering, seseorang sangat
diri. Hal ini paling berhasil apabila seseorang mampu dan mau untuk mencoba
melakukan hal ini dalam lingkungan yang aman dan mendukung.
0 komentar:
Posting Komentar