PENGGUNAAN MEDIA BERBENTUK KUIS GUNA MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA KELAS X-2 SMA NEGERI 12 SEMARANG DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN
PENGGUNAAN
MEDIA BERBENTUK KUIS GUNA MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA KELAS X-2 SMA NEGERI 12
SEMARANG DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah
Pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang
mempengaruhi peserta didik sedemikian rupa sehingga peserta didik memperoleh
kemudahan. Dalam pembelajaran terdapat komponen-komponennya, yaitu tujuan,
subjek belajar, materi pelajaran, strategi pembelajaran, media pembelajaran dan
penunjang. Tujuan pembelajaran secara eksplisit berupa pengetahuan,
keterampilan, dan sikap. (Rifa’i, Achmad:2009).
Kegiatan pembelajaran dikatakan berhasil jika tujuan dari
pembelajaran telah tercapai. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar
siswa secara umum ada dua, yaitu faktor interen (individu) dan faktor eksteren
(sosial). Faktor individu antara lain faktor kematangan, kecerdasan, motivasi
dan faktor pribadi. Sedangkan faktor sosial antara lain faktor keluarga, guru
serta cara mengajarnya, media yang digunakan dalam belajar mengajar, lingkungan
dan kesempatan yang tersedia serta motivasi sosial.
Terdapat banyak cara bagi seorang pendidik dalam
menyampaikan materi pelajaran agar siswa mudah memahaminya. Peran utama guru
sebagai perencana sekaligus pelaksana proses belajar mengajar menuntut guru
untuk selalu menigkatkan kualitas pengajarannya agar siswa dapat menguasai
materi dengan baik. Diantaranya adalah dengan menerapkan metode yang tepat
sehingga tercipta suasana yang menyenangkan selama proses belajar mengajar atau
dengan menggunakan media yang dapat meningkatkan kualitas proses belajar
mengajar.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di SMA Negeri
12 Semarang kelas X-2 menunjukkan bahwa aktivitas siswa masih kurang. Hal ini
ditunjukkan dari masih sedikitnya siswa yang bertanya dan menjawab pertanyaan
guru pada saat proses pembelajaran. Hanya ada 4-5 siswa (dari total 35 siswa)
yang bertanya dan menjawab pertanyaan saat guru bertanya secara klasikal.
Dariuraian di atas, maka kami mengusulkan sebuah judul
penelitian tindakan kelas “PENGGUNAAN MEDIA BERBENTUK KUIS GUNA MENINGKATKAN
AKTIVITAS SISWA KELAS X-2 SMA NEGERI 12 SEMARANG DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN.”
- Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, dapat
diidentifikasikan masalah-masalah yang ada pada saat pembelajaran kimia di SMA
Negeri 12 Semarang kelas X-2 adalah sebagai berikut:
- Kurangnya aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
- Kurangnya pemanfaatan sarana pembelajran yang ada di dalam kelas
- Rumusan Masalah
- Apakah penggunaan media berbetuk kuis dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa?
- Apakah dengan media berbetuk kuis ini dapat memaksimalkan sarana penunjang yang ada di dalam kelas?
- Pemecahan Masalah
Untuk memecahkan masalah tersebut di atas, dapat
digunakan salah satu penerapan media pembelajaran berbentuk kuis dalam bentuk
media presentasi powerpoint. Hal ini dapat diterapkan misalnya dalam tahap evaluasi
di akhir pembelajaran.
- Tujuan Masalah
- Tujuan Umum
Tujuan umum dari proposal Penelitian Tindakan Kelas ini
adalah sebagai berikut :
- Meningkatkan aktivitas belajar siswa melalui penggunaan media berbentuk kuis.
- Memaksimalkan penggunaan media sebagai sarana penunjang dalam kegiatan pembelajaran.
- Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari proposal Penelitian Tindakan Kelas ini
adalah sebagai berikut :
- 40% siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran.
- Sarana penunjang dapat dimanfaatkan secara maksimal
- Manfaat Masalah
1. Bagi siswa
Memberikan suasana belajar yang berbeda, nyaman dan
menyenangkan serta menumbuhkan kemandirian belajar dengan alat evaluasi
berbasis kuis menggunakan media sehingga siswa dapat musatkan perhatian saat
pembelajaran.
2. Bagi guru
Sebagai bahan pertimbangan dan informasi bagi guru dan
calon guru kimia dalam memilih metode dan media pengajaran yang sesuai, efektif
dan efesien dalam kegiatan belajar mengajar kimia sehingga dapat meningkatkan
perhatian dan keaktivan siswa terhadap mata pelajaran kimia.
3. Bagi sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
untuk perbaikan kondisi pembelajaran ilmu kimia kelas X sehingga membantu
penciptaan panduan pembelajaran bagi mata pelajaran lainnya serta sebagai bahan
pertimbangan dalam memilih metode pengajaran yang akan diterapkan bagi
perbaikan kualitas pendidikan dimasa yang akan datang.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN
- Kajian Tentang Pembelajaran
Pembelajaran adalah seperangkat peristiwa (event) yang
mempengaruhi peserta didik sedemikian rupa sehingga peserta didik itu
memperoleh kemudahan (Briggs, 1992). Seperangkat peristiwa itu membangun suatu
pembelajaran yang bersifat internal jika peserta didik melakukan self
intruction dan di sisi lain kemungkinan juga bersifat eksternal, yaitu jika
bersumber antara lain dari pendidik. Unsur utama dari pembelajaran adalah
pengalaman anak sebagai seperangkat event sehingga terjadi proses belajar.
Gagne (1981) menyatakan bahwa pembelajaran merupakan
serangkaian peristiwa eksternal peserta didik yang dirancang untuk mendukung
proses internal belajar. Peristiwa belajar ini dirancang agar memungkinkan
peserta didik memeproses informasi nyata dalam rangka mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Aktivitas belajar yang dirancang disebut pembelajaran, dimana
perolehan tujuan belajar akan dapat dicapai secara efektif dan efisien jika
aktivitas belajar dirancang secara baik.
Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi antara
pendidik dan peserta didik, atau antar peserta didik. Dalam proses komunikasi
itu dapat dilakukan secara verbal (lisan), dan dapat pula secara nonverbal,
seperti penggunaan media komputer dalam pembelajaran. Namun apapun media yang
digunakan dalam pembeljaran, esensi pembelajaran ditandai oleh serangkaian
kegiatan komunikasi. Komunikasi dalam pembelajaran ditunjukan untuk membantu
proses belajar.
Proses pembelajarn merupakan suatu sistem. Tujuan sistem
adalah menghasilkan belajar, atau memberi sarana penting untuk mencapai tujuan
belajar. Komponen-komponen sistem itu adalah pendidik. peserta didik, materi
pembelajaran, dan lingkungan pembelajaran. Komponen-komponen itu saling
berinteraksi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
- Kajian Tentang Media
Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan
bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau
pengantar. Dengan demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar
atau penyalur pesan.
Bila media adalah sumber belajar, maka secara luas, media
dapat diartikan dengan manusia, benda ataupun peristiwa yang memungkinkan anak
didik meperoleh pengetahuan dan keterampilan.
Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi melicinkan
jalan menuju tercapainya tujuan pengajaran. Hal ini dilandasi dengan keyakinan
bahwa proses belajar mengajar dengan bantuan media mempertinggi kegiatan
belajar anak didik dalam tenggang waktu yang cukup lama. Itu berarti kegiatan
belajar anak didik dengan bantuan media akan menghasilkan proses dan hasil
belajar yang lebih baik daripada tanpa bantuan media.
Belajar mengajar adalah suatu proses yang mengolah
sejumlah nilai untuk dikonsumsi oleh setiap anak didik. Nilai- nilai itu tidak
datang dengan sendirinya, tetapi terambil dari berbagai sumber. Sumber belajar
yang sesungguhnya banyak sekali terdapat dimana- mana. Udin Saripuddin dan
Winataputra (199; 65) mengelompokkan sumber-sumber belajar menjadi 5 kategori
yaitu manusia, buku/ perpustakaan, media massa, alam/ lingkungan, dan media
pendidikan. Karena itu, sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan sebagai tempat dimana bahan pengajaran terdapat atau asal untuk
belajar seseorang.
Media sebagai sumber belajar diakui sebagai alat bantu
auditif, visual, dan audiovisual. Penggunaan ketiga jenis sumber belajar ini
harus disesuaikan dengan perumusan tujuan instruksional, dan tentu saja dengan
kompetensi guru itu sendiri, dan sebagainya.
Macam- Macam Media
Media yang dikenal tidak hanya terdiri atas dua jenis,
melainkan sudah lebih dari dua. Dilihat dari jenisnya, media dibagi ke dalam :
- Media Auditif
Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan
kemampuan suara saja, seperti radio, cassette recorder, piringan hitam dan lain
sebagainya,.
- Media Visual
Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indera
penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film
strip (film rangkai), slides (film bingkai), foto, gambar, atau lukisan
cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar atau simbol yang
bergerak seperti film bisu dan film kartun.
- Media Audiovisual
Media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara
dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena
meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua.
Media pengajaran adalah suatu alat bantu yang tidak
bernyawa. Alat ini bersifat netral. Peranannya akan terlihat jika guru pandai
memanfaatkannya dalam belajar mengajar. Nana Sudjana (1991) merumuskan fungsi
media pengajaran menjadi enam kategori, sebaagi berikut :
- Penggunaan media dalam proses belajar-mengajar bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi mempuyai fungsi sendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar menngajar yang efektif.
- Penggunaan media pengajaran merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar. Ini berarti bahwa media pengajaran merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan guru.
- Media pengajaran memiliki penggunaan yang integral dengan tujuan dari isi pembelajaran. Fungsi ini mengandung pengertian bahwa penggunaan media harus melihat kepada tujuan dan bahan pelajaran.
- Penggunaan media dalam pengajaran bukan semata- mata alat hiburan, dalam arti digunakan hanya sekedar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian siswa.
- Penggunaan media dalam pembelajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru.
- Penggunaan media dalam pembelajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar. Dengan perkataan lain, melalui penggunaan media maka hasil belajar ayang dicapai siswa akan tahan lama diingat oleh siswa.
Nana Sudjana (1991) mengemukakan nilai-nilai praktis
media pengajaran adalah :
- Dengan media dapat meletakkan dasar-dasar yang nyata untuk berpikir. Karena itu dapat mengurangi verbalisme.
- Dengan media dapat memperbesar minat dan perhatian siswa untuk belajar
- Dengan media dapat meletakkan dasar untuk perkembangan belajar sehingga hasil belajar bertambah mantap.
- Memberikan pengalaman yang nyata dan dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri pada setiap siswa.
- Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan
- Membantu tumbuhnya pemikiran dan berkembangnya kemampuan berbahasa.
- Memberikan pengalaman yang tak mudah diperoleh dengan cara lain serta membantu berkembangnya efisiensi dan pengalaman belajar yang lebih sempurna.
- Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik
- Metode mengajar akan lebiuh bervariasi tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata- kata oleh guru sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga.
- Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain- lain.
Interaksi Siswa dengan Media
Dalam proses pembelajarn, media yang digunakan oleh guru
harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sehingga mampu
merangsang dan menumbuhkan minat siswa dalam belajar. Dengan demikian akan
tumbuh interaksi antara media pembelajaran dan siswa dalam belajar. Adanya
interaksi positif antara media pembelajaran dan siswa pada akhirnya akan mampu
mempercepat proses pemahaman siswa terhadap isi pembelajaran. Itulah sebabnya
komponen ini lebih menaruh perhatian pada kajian mengenai kegiatan belajar apa
yang dilakukan siswa dan bagaimana peranan media untuk merangsang kegiatan-
kegiatan belajar tersebut (Degeng, 1989).
- Kajian Tentang Aktivitas
Aktif menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002 : 19)
berarti giat bekerja atau berusaha, sedangkan keaktifan diartikan sebagai hal
atau keadaan dimana siswa dapat aktif. Menurut Moh User Usman (2002:26) cara
yang dapat dilakukan guru untuk memperbaiki keterlibatan siswa antara lain
sebagai berikut:
- Tingkatkan persepsi siswa secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar yang membuat respon yang aktif dari siswa
- Masa transisi antara kegiatan dalam mengan=jar hendaknya dilakukan secara cepat dan luwes
- Berikan pengajaran yang jelas dan tepat sesuai dengan tujuan mengajar yang akan dicapai
- Usahakan agar pengajaran dapat lebih memacu minat siswa
Keaktifan siswa merupakan suatu keadaan dimana siswa
berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran. Dalam hal ini keaktifan siswa
terlihat dari merespon pertanyaan atau perintah dari guru, mendengarkan dan
memperhatikan penjelasan guru, berani mengemukakan pendapat, dan aktif
mengerjakan soal yang diberikan guru.
- Kerangka Berfikir
Upaya yang diperlukan untuk menciptakan suatu kegiatan
siswa di dalam kelas bergantung pada pendidik. Aktivitas peserta didik selama
proses pembelajaran di dalam kelas yang masih kurang, akan berdampak terhadap
keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dan peserta didik cenderung
bersifat pasif. Hal ini yang menjadi indikator perlunya upaya untuk membantu
peserta didik agar dapat mengikuti proses pembelajaran secara aktif sehingga
tujuan dari pembeljaran akan tercapai.
Pengunaan media yang berbentuk kuis akan mendorong
keaktifan, tanggungjawab, dan kerjasama dalam diri peserta didik. Melalui
penggunaan media berbentuk kuis diharapkan dapat meningkatkan aktivitas peserta
didik kelas X-2 SMA Negeri 12 Semarang dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan paparan di atas, maka kerangka penelitian
tindakan kelas ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Hasil akhir
Tindakan
Keadaan awal
Peningkatan aktivitas peserta didik selama proses
pembelajaran yang juga akan mempengaruhi keaktifan peserta didik.
Pengunaan media dalam bentuk kuis yang dilakukan setelah penjelasan
materi selesai.
Peserta didik masih kurang aktif dalam mengikuti
pembelajaran.
Evaluasi akhir
Evaluasi efek
Evaluasi awal
- Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berfikir di atas maka hipotesis
tindakan dalam penelitian ini adalah:
- Penggunaan media dalam bentuk kuis akan meningkatkan aktivitas peserta didik kelas X-2 SMA Negeri 12 Semarang selama proses pembelajaran.
- Penggunaan media dalam bentuk kuis akan memaksimalkan penggunaan sarana pembelajaran yang tersedia di sekolah tersebut.
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
- Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di SMA Negeri 12 Semarang pada
semester gasal bulan Oktober sampai Desember 2012.
- Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X-2 SMA Negeri
12 Semarang tahun ajaran 2012/2013. Jumlah siswa di kelas tersebut adalah 35
siswa terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 21 siswa perempuan. Melibatkan tiga
siklus pembelajaran dengan 2 topik, yaitu ikatan kimia dan stoikiometrti,
dengan menyesuaikan jam pelajaran kimia kelas X-2 SMA Negeri 12 Semarang.
- Cara Pengambilan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:
- Observasi
Dalam penelitian ini terdapat dua pedoman observasi yaitu
observasi keaktifan siswa dan observasi pelaksanaan evaluasi pembelajaran
menggunakan metode kuis. Observasi keaktifan siswa difokuskan pada pengamatan
keaktifan siswa selama proses pembelajaran pada materi yang diajarkan, yaitu
ikatan kimia dan stoikiometri.
- Angket
Angket dibagikan dan diisi oleh siswa yang fungsinya
untuk mengetahui respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran kimia
menggunakan metode kuis.
- Tes
Tes digunakan berupa kuis yang berfungsi untuk mengetahui
tingkat aktivitas siswa setelah mempelajari materi ikatan kimia dan stoikimetri
dengan menggunakan metode kuis.
- Dokumentasi
Dokumentasi diperoleh dari hasil kuis siswa, lembar
observasi, catatan lapangan, dan foto-foto selama proses pembelajaran.
- Instrumen Penelitian
- Lembar observasi
Dalam penelitian ini terdapat pedoman observasi yaitu
observasi keaktifan siswa. Observasi keaktifan siswa difokuskan pada pengamatan
keaktifan siswa selama proses pembelajaran pada materi yang diajarkan, yaitu
ikatan kimia dan stoikiometri.
Lembar Observasi Keaktifan Siswa
No
|
Aspek
|
Nilai
|
1
|
Interaksi siswa dengan guru
|
|
2
|
Interaksi siswa dengan kelompok
|
|
3
|
Menyelesaikan soal
|
|
4
|
Aktifitas guru
|
|
5
|
Aktifitas siswa
|
- Angket Respon Siswa
Angket respon siswa berisi :
No
|
Aspek
|
Nilai
|
1
|
Kerjasama siswa dalam kelompok
|
|
2
|
Interaksi siswa dengan siswa
|
|
3
|
Interaksi siswa dengan guru
|
|
4
|
Mengerjakan soal secara berkelompok
|
|
5
|
Ketertarikan siswa terhadap metode yang digunakan
|
- Tes
Kisi-kisi soal kuis materi ikatan kimia
No
|
Indikator
|
Tujuan
|
Materi Pokok
|
Jenis Soal
|
Jumlah
|
1
|
Menjelaskan peranan elektron pada pembentukan ikatan
kimia
|
Siswa mampu menjelaskan peranan elektron pada
pembentukan ikatan kimia
|
Aturan oktet
|
Objektif
|
3
|
2
|
Menjelaskan dan menggambarkan struktur lewis
|
Siswa mampu menjelaskan dan menggambarkan struktur
lewis
|
Struktur lewis
|
Objektif
|
3
|
3
|
Menjelaskan terjadinya ikatan ion dan contohnya
|
Siswa mampu menjelaskan terjadinya ikatan ion dan
contohnya
|
Ikatan ion
|
Objektif
|
3
|
4
|
Menjelaskan terjadinya ikatan kovalen dan contohnya
|
Siswa mampu menjelaskan terjadinya ikatan kovalen dan
contohnya
|
Ikatan kovalen
|
Objektif
|
3
|
5
|
Menjelaskan perbandingan sifat senyawa ion dan senyawa
kovalen
|
Siswa mampu menjelaskan perbandingan sifat senyawa ion
dan senyawa kovalen
|
Senyawa ion dan senyawa kovalen
|
Objektif
|
3
|
6
|
Menjelaskan terjadinya ikatan kovalen koordinasi dan
contohnya
|
Siswa mampu menjelaskan terjadinya ikatan kovalen
koordinasi dan contohnya
|
Ikatan kovalen koordinasi
|
Objektif
|
3
|
7
|
Menjelaskan senyawa yang menyimpang kaidah oktet
|
Siswa mampu menjelaskan senyawa yang menyimpang kaidah
oktet
|
Penyimpangan kaidah oktet
|
Objektif
|
3
|
8
|
Menjelaskan terjadinya ikatan logam dan contohnya
|
Siswa mampu menjelaskan terjadinya ikatan logam dan
contohnya
|
Ikatan logam
|
Objektif
|
4
|
Kisi-kisi soal materi stoikiometri
No
|
Indikator
|
Tujuan
|
Materi Pokok
|
Jenis Soal
|
Jumlah
|
1
|
Menuliskan rumus kimia (rumus molekul dan rumus
empiris)
|
Siswa mampu menuliskan rumus kimia (rumus molekul dan
rumus empiris)
|
Rumus kimia
|
Objektif
|
4
|
2
|
Menuliskan nama senyawa baik anorganik maupun organik
|
Siswa mampu menuliskan nama senyawa baik anorganik
maupun organik
|
Tata nama senyawa
|
Objektif
|
4
|
3
|
Menyetarakan reaksi
|
Siswa mampu menyetarakan reaksi
|
Persamaan reaksi
|
Objektif
|
2
|
4
|
Menjelaskan dan menerapkan hukum dasar kimia (Hukum
Kekekalan Massa, Hukum Perbandingan Tetap, Hukum Kelipatan perbandingan,
Hukum Perbandingan Volume)
|
Siswa mampu menjelaskan dan menerapkan hukum dasar
kimia (Hukum Kekekalan Massa, Hukum Perbandingan Tetap, Hukum Kelipatan
perbandingan, Hukum Perbandingan Volume)
|
Hukum dasar kimia
|
Objektif
|
2
|
5
|
Menentukan Ar, Mr, mol, massa, volume, kadar, perekasi
pembatas, dan hidrat melalui perhitungan kimia
|
Siswa mampu menentukan Ar, Mr, mol, massa, volume,
kadar, perekasi pembatas, dan hidrat melalui perhitungan kimia
|
Perhitungan kimia
|
Objektif
|
8
|
- Dokumentasi
Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
daftar nilai kognitif dan afektif, daftar kelompok, dan foto-foto selama proses
pembelajaran.
- LANGKAH PENELITIAN
- Tahapan Penelitian Siklus I
- Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan silabus, rencana
pelaksanaan pembelajaran, media kuis, lembar observasi keaktifan siswa yang
kemudian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. Siklus I direncanakan
menggunakan dua kali pertemuan. Masing- masing pertemuan menggunakan waktu dua
jam pelajaran. Pada pertemuan pertama, kelas dibagi dalam beberapa kelompok.
Setiap kelompok diberi soal latihan untuk diselesaikan bersama-sama setelah
sebelumnya diberi sedikit penjelasan oleh guru mengenai materi Ikatan Kimia.
Selanjutnya, guru memberikan kunci jawaban soal agar dapat dipelajari dan
dipahami siswa di rumah untuk kemudian soal-soal akan disajikan dalam media
kuis pada pertemuan selanjutnya. Pada pertemuan kedua, guru masih membagi kelas
dalam beberapa kelompok. Guru menyajikan media kuis untuk diselesaikan tiap
kelompok dengan materi kuis bertipe sama dengan soal latihan pada pertemuan sebelumnya.
Dari metode kuis ini, direncanakan ada peningkatan keaktivan dari para siswa.
Keaktivan ini dapat dinilai dari aktivitas belajarnya (bertanya, menjawab,
berdiskusi, dsb).
- Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus pertama dilakukan dalam
dua kali pertemuan. Tahap tindakan dilakukan oleh guru dengan menerapkan metode
kuis. Proses pembelajaran dilakukan sesuai dengan jadwal pelajaran kimia kelas
X-2. Materi yang akan diberikan adalah ikatan kimia.
Skenario pelaksanaan kegiatan adalah guru menyampaikan
pengantar dan materi,kelas dibagi dalam lima kelompok, kemudian setiap kelompok
mendiskusikan materi tentang ikatan kimia. Guru memberikan soal-soal kepada
kelompok untuk didiskusikan. Kemudian, soal-soal ini akan diujikan pada kuis
berkelompok pada pertemuan selanjutnya. Di sela-sela siswa mengerjakan soal
berkelompok, guru menyampaikan konsep materi ikatan kimia. Setelah semua
kelompok selesai mengerjakan soal, guru menyampaikan jawaban. Kemudian siswa
diharapkan dapat mengkonstruksi sendiri pemahamannya. Pada pertemuan kedua,
guru menyajikan soal-soal melalui media kuis. Setiap kelompok bekerjasama
menyelesaikan soal kuis yang diberikan.
Sebagai kegiatan penutup, guru mengevaluasi nilai
individu maupun kelompok pada siklus I.
- Observasi
Dilakukan selama proses pembelajaran dengan menggunakan
lembar observasi yang telah disiapkan dan mencatat kejadian-kejadian yang tidak
terdapat dalam lembar observasi dengan membuat lembar catatan lapangan. Hal-hal
yang diamati selama proses pembelajaran adalah kegiatan pembelajaran dan
aktivitas guru maupun siswa selama pelaksanaan pembelajaran.
- Refleksi
Pada tahap ini peneliti bersama guru melakukan evaluasi
dari pelaksanaan tindakan pada siklus I yang digunakan sebagai bahan
pertimbangan perencanaan pembelajaran siklus berikutnya. Jika hasil yang
diharapkan belum tercapai maka dilakukan perbaikan yang dilaksanakan pada
siklus kedua dan seterusnya.
- Tahapan Penelitian Siklus II dn Siklus III
Rencana tindakan siklus II dimaksudkan sebagai hasil
refleksi dan perbaikan terhadap pelaksanaan pembelajaran siklus I. Sedangkan
kegiatan pada sikulus III dimaksudkan sebagai hasil refleksi dan perbaiakan
terhadap pelaksanaan pembelajaran pada siklus II. Tahapan tindakan siklus II
dan siklus III mengikuti tahapan tindakan siklus I
- ANALISA DATA
- Analisis Data Observasi Keaktifan Siswa
Data hasil observasi dianalisis untuk mengetahui
keaktifan siswa yang berpedoman pada lembar observasi keaktifan siswa.
Penilaian dilihat dari hasil skor pada lembar observasi yang digunakan.
Presentase diperoleh dari skor pada lembar observasi dikualifikasikan untuk
menentukan seberapa besar keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
Untuk setiap siklus, presentase diperoleh dari rata-rata presentase keaktifan
siswa pada tiap pertemuan.Hasil data observasi ini dianalisis dengan pedoman
criteria sebagai berikut.
- Tabel 1. Kriteria Keaktifan Siswa
Presentase
|
Kriteria
|
>75% – 100%
|
Sangat tinggi
|
>50% – 75%
|
Tinggi
|
>25% – 50%
|
Sedang
|
0% – 25%
|
Rendah
|
Cara menghitung presentase keaktifan siswa berdasarkan
lembar observasi untuk tiap pertemuan adalah sebagai berikut:
Presentase = x 100%
- Analisis Angket Respon Siswa
Angket respon siswa terdiri atas 14 butir pertanyaan
dengan rincian 12 butir pertanyaan positif dan dua butir pertanyaan negatif.
Data hasil angket dibuat kualifikasi dengan kriteria sebagai berikut:
Tabel 2. Kriteria Respon Siswa
Presentase
|
Kriteria
|
75% – 100%
|
Sangat tinggi
|
50% – 74,99%
|
Tinggi
|
25% – 49,99 %
|
Sedang
|
0% – 24,99%
|
Rendah
|
Presentase = x 100%
- Analisis item tes
- validitas
Keterangan :
Xp = rerata skor kelompok yang menjawab benar
pada butir soal tertentu
Xt = Rerata skor total dari semua kelompok
p = Proporsi kelompok yang menjawab benar
q = proporsi
Thitung> Ttabel = Valid
- tingkat kesukaran
Keterangan :
IK = tingkat kesukaran
B = jumlah jawaban benar
N = jumlah siswa
Jika, IK =
0 – 0,1 = sangat sukar
>0,1 – 0,3 = sukar
>0,3 – 0,7 = sedang
>0,7 – 0,9 = mudah
- Daya pembeda
Keterangan :
BA = banyaknya jawaban benar dari kelompok atas
BB = banyaknya jawaban benar dari kelompok bawah
JA = banyaknya kelompok atas
JB = banyaknya kelompok bawah
Jika D =
0,0 – 0,20 = jelek
0,21 – 0,40 = cukup
0,41 – 0,70 = baik
0,71 – 1 = baik sekali
NEGATIF = sangat tidak baik
- Reliabilitas
Keterangan:
K = banyaknya butir soal
M = skor rata-rata
Vt = varians total
Reliabel ≥ 0,6
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Purba, Michael. 2007. Kimia untuk SMA Kelas X.
Jakarta : Erlangga
Rifa’i, Achmad dan Catharina Tri. 2009. Psikologi
Pendidikan. Semarang: Universitas Negeri Semarang Press
Suleiman, Amir H. 1981. Media Audio-Visual untuk
Pengajaran, Penerangan, dan Penyuluhan. Jakarta : PT Gramedia
Wena, Made. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif
Kontemporer. Jakarta : Bumi Aksara
Widodo, A. Tri dkk. 2007. Laporan Pengembangan Inovasi
Pembelajaran di Sekolah (PIPS). Semarang : Universitas Negeri Semarang
Komentar