Breaking News
Loading...
Minggu, 13 Juli 2014

Info Post


PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER
(NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
DI KELAS I SDN 11286 TANJUNG SIRAM
KEC. BILAH HULU KABUPATEN
LABUHAN BATU T.P. 2013-2014.
BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang Masalah
Tugas seorang  guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa kelas 1 tidaklah mudah. Guru harus memiliki berbagai kemampuan yang dapat menunjang tugasnya agar tujuan pendidikan dapat dicapai.
Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam meningkatkan kompetensi profesinya ialah kemampuan mengembangkan model pembelajaran.Dalam mengembangkan  model pembelajaran seorang guru harus dapat menyesuaikan antara model yang dipilihnya dengan kondisi siswa, materi pelajaran, dan sarana yang ada.
Oleh karena itu, guru harus menguasai beberapa jenis model pembelajaran agar proses belajar mengajar berjalan lancar dan tujuan  yang  ingin dicapai dapat terwujud.
Berdasarkan pengalaman penulis di lapangan, khususnya dalam pembelajaran Tematik di daerah-daerah yang sumber daya manusianya masih kurang, guru mengalamai kesulitan dalam mengembangkan Model Pembelajaran Numbered  Heads Together. Ini pun terjadi Di Kelas I SDN 11286 Tanjung Siram Kec. Bilah Hulu Kabupaten Labuhan Batu.
Dalam rangka meningkatan hasil belajar siswa kelas I tersebut, tentunya guru  dituntut merancang model pembelajaran yang lebih tepat serta penerapan media pembelajaran yang variatif. Berdasarkan kenyataan itulah penulis (guru) mencoba mengadakan PTK melalui penerapan Model Pembelajaran Number Heads Together.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis akan melakukan penelitian dengan judul: Penerapan Model Pembelajaran Numbered  Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Di Kelas I SDN 11286 Tanjung Siram Kec. Bilah Hulu Kabupaten Labuhan Batu T.P. 2013-2014.



  1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:
1.      Hasil pembelajaran Kelas 1 SDN 11286 Tanjung Siram Kec. Bilah Hulu Kabupaten Labuhan Batu dengan model Number ed Heads Together.
2.      Terdapat banyak factor yang menyebabkan hasil belajar kurang optimal. Salah satu penyebabnya adalah ketidaktepataan penggunaan model ceramah dalam pembelajaran pada kelas 1 SDN 11286 Tanjung Siram Kec. Bilah Hulu Kabupaten Labuhan Batu.
3.      Perlu adanya model pembelajaran lain yang digunakan untuk peningkatan hasil belajar di kelas 1 SDN 11286 Tanjung Siram Kec. Bilah Hulu Kabupaten Labuhan Batu, yang salah satunya adalah penerapan model Numbered Heads Together.
  1. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah: Bagaimana efektivitas upaya penerapan model Numbered Heads Together terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada kelas 1 SDN 11286 Tanjung Siram Kec. Bilah Hulu Kabupaten Labuhan Batu?
  1. Tujuan Penelitian
Tujuan kegiatan penelitian tindakan kelas ini adalah:
(1) untuk mengetahui penerapan model Numbered Heads Together dalam pembelajaran kelas 1 SDN 11286 Tanjung Siram Kec. Bilah Hulu Kabupaten Labuhan Batu.
(2) untuk mengetahui efektivitas penerapan model Numbered Heads Together dalam pembelajaran kelas 1 SDN 11286 Tanjung Siram Kec. Bilah Hulu Kabupaten Labuhan Batu.

  1. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. Siswa :
* Mampu meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran kelas 1 SDN 11286 Tanjung Siram Kec. Bilah Hulu Kabupaten Labuhan Batu.
2.  Guru Sebagai peneliti :
* Meningkatkan profesionalisme dalam bidang pendidikan dan pengajaran, serta membantu guru dalam menerapkan model pembelajaran Numbered Heads Together dalam pembelajaran kelas 1 SDN 11286 Tanjung Siram Kec. Bilah Hulu Kabupaten Labuhan Batu
3. Sekolah
* Membuat martabat sekolah menjadi lebih baik melalui upaya peningkatan hasil belajar siswa kelas 1 SDN 11286 Tanjung Siram Kec. Bilah Hulu Kabupaten Labuhan Batu dengan menerapkan model pembelajaran Numbered Heads Together.

BAB II
Kajian Teoritis
A.    Model Pembelajaran Numbered Heads Together
Model Numbered Head Together (NHT) dikembangkan oleh Spencer Kagan (1993) dengan melibatkan para siswa dalam me-review bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek atau memeriksa pemahaman mereka mengenai isi pelajaran tersebut (Nurhadi, dkk, 2004).
Model pembelajaran ini biasanya diawali dengan membagi kelas menjadi beberapa kelompok. Masing-masing siswa dalam kelompok sengaja diberi nomor untuk memudahkan kinerjakerja kelompok, mengubah posisi kelompok, menyusun materi, mempresentasikan, dan mendapat tanggapan dari kelompok lain.

Sebagai pengganti pertanyaan langsung kepada seluruh kelas, guru menggunakan struktur 4 langkah sebagai berikut:

Langkah 1 - Penomoran (Numbering)
Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan 3 hingga 5 orang dan member mereka nomor sehingga tiap siswa dalam tim tersebut memiliki nomor berbeda.

Langkah 2 - Pengajuan Pertanyaan (Questioning)
Guru mengajukan suatu pertanyaan kepada para siswa. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik hingga yang bersifat umum.

Langkah 3 - Berpikir Bersama (Head Together)
Para siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban tersebut.

Langkah 4 - Pemberian Jawaban (Answering)
Guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas.

NHT mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagaimana dikemukakan oleh Suwarno (2010) bahwa pembelajaran model Numbered Head Together (NHT) memiliki kelebihan dan kelemahan sebagai berikut:

Kelebihan
  • Terjadinya interaksi antara siswa melalui diskusi/siswa secara bersama dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. 
  • Siswa pandai maupun siswa lemah sama-sama memperoleh manfaat melalui aktifitas belajar kooperatif.
  • Dengan bekerja secara kooperatif ini, kemungkinan konstruksi pengetahuan akan manjadi lebih besar/kemungkinan untuk siswa dapat sampai pada kesimpulan yang diharapkan. 
  • Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya, berdiskusi, dan mengembangkan bakat kepemimpinan.
Kelemahan
  • Siswa yang pandai akan cenderung mendominasi sehingga dapat menimbulkan sikap minder dan pasif dari siswa yang lemah. 
  • Proses diskusi dapat berjalan lancar jika ada siswa yang sekedar menyalin pekerjaan siswa yang pandai tanpa memiliki pemahaman yang memadai. 
  • Pengelompokkan siswa memerlukan pengaturan tempat duduk yang berbeda-beda serta membutuhkan waktu khusus.
B.     Hasil Belajar Siswa.
Hasil belajar merupakan hal yang berhubungan dengan kegiatan belajar karena kegiatan belajar merupakan proses sedangkan hasil belajar adalah sebagian hasil yang  dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar dengan terlebih dahulu mengandakan evaluasi dari proses belajar yang dilakukan. Untuk memahami pengertian hasil belajar maka harus bertitik tolak dari pengertian belajar itu sendiri.


Djamarah  (2002: 13) mengemukakan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga  untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut Winkel dalam Darsono (2000: 4) belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan  perubahan dalam pengetahuan pemahaman, keterampilan dan nilai sikap.

Secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003: 3).

Menurut Sardiman (2004: 21) belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan tidak hanya berkaitan berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, dan penyesuaian diri. Moh.Uzer Usman dan Lilis Setiawati (2002: 4) mengartikan “Belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungan sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya”.
Salah satu indikator tercapai atau tidaknya suatu proses pembelajaran adalah dengan melihat hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Hasil belajar merupakan cerminan tingkat keberhasilan atau pencapaian tujuan dari proses belajar yang telah dilaksanakan yang pada puncaknya diakhiri dengan suatu evaluasi. Hasil belajar diartikan sebagai hasil ahir pengambilan keputusan tentang tinggi rendahnya nilai siswa selama mengikuti proses belajar mengajar, pembelajaran dikatakan berhasil jika tingkat pengetahuan siswa bertambah dari hasil sebelumnya (Djamarah, 2000: 25).

Hasil belajar merupakan tingkat penguasaan yang dicapai oleh murid dalam mengikuti program belajar mengajar, sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 3) hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.

Sukmadinata (2007: 102) mengatakan hasil belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Sedangkan hasil belajar menurut Arikunto (2001:63) sebagai hasil yang telah dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar dengan terlebih dahulu mengadakan evaluasi dari proses belajar yang dilakukan.

Hasil belajar dapat dikatakan tuntas apabila telah memenuhi kriteria ketuntasan minimum yang ditetapkan oleh masing-masing guru mata pelajaran. Hasil belajar sering dipergunakan dalam arti yang sangat luas yakni untuk bermacam-macam aturan terdapat apa yang telah dicapai oleh murid, misalnya ulangan harian, tugas-tugas pekerjaan rumah, tes lisan yang dilakukan selama pelajaran berlangsung, tes ahir catur wulan dan sebagainya.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil pembelajaran. Ada faktor yang dapat diubah (seperti cara mengajar, mutu rancangan, model evaluasi, dan lain-lain), adapula faktor yang harus diterima apa adanya (seperti: latar belakang siswa, gaji, lingkungan sekolah, dan lain-lain) Suhardjono dalam Arikunto (2006: 55).

Menurut Slameto (2003: 54-60) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain.
1.    Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa)
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi tiga faktor, yakni:
a)    Faktor jasmaniah
        1)    Faktor kesehatan
         2)    Faktor cacat tubuh
b)    Faktor psikologis
        1)    Intelegensi
        2)    Bakat
        3)    Motif
       4)    Kematangan.
c)    Kesiapan. Faktor kelelahan
       1)    Faktor kelelahan jasmani
       2)    Faktor kelelehan rohani

2.    Faktor ekstern (faktor dari luar diri siswa)
Faktor yang berasal dari luar diri siswa sendiri terdiri dari tiga faktor, yakni:
a)    Faktor keluarga
      1)    Cara orang tua mendidik.
       2)    Relasi antar anggota keluarga
       3)    Suasana rumah
       4)    Keadaan ekonomi keluarga
b)    Faktor sekolah
       1)    Metode mengajar
       2)    Kurikulum
       3)    Relasi guru dengan siswa
       4)    Relasi siswa dengan siswa
       5)    Disiplin sekolah
       6)    Alat pelajaran
       7)    Waktu sekolah
       8)    Standar pelajaran diatas ukuran
       9)    Keadaan gedung
      10)    Metode belajar
      11)     Tugas rumah
c)    Faktor masyarakat
       1)    Kesiapan siswa dalam masyarakat
       2)    Mass media
       3)    Teman bergaul
       4)    Bentuk kehidupan masyarakat

Hasil belajar adalah suatu pencapaian yang diperoleh oleh siswa dalam proses pembelajaran yang dituangkan dengan angka maupun dalam pengaplikasian pada kehidupan sehari-hari atas ilmu yang didapat. Hasil belajar  yang tinggi atau rendah  menunjukkan keberhasilan guru dalam menyampaikan materi pelajaran dalam proses pembelajaran.

C.     KERANGKA BERPIKIR
Belajar merupakan suatu aktivitas yang menghasilkan perubahan tingkah laku dari pembelajar baik aktual maupun potensial. Sedangkan mengajar merupakan suatu proses pengaturan dan pengorganisasian lingkungan sekitar siswa yang dapat mendorong dan meningkatkan hasil belajar siswa. Model Pembelajaran Numbered Heads Together merupakan suatu model pembelajaran yang berdasarkan prinsip konstruktivisme, yaitu suatu pandangan yang menyatakan bahwa siswa membangun pemahaman mereka sendiri tentang segala sesuatu.
Penerapan model Pembelajaran Numbered Heads Together dalam pembelajaran kelas 1, akan dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran karena selama proses pembelajaran siswa dituntut untuk melakukan pengamatan terhadap contoh-contoh yang diberikan oleh guru untuk menemukan karakteristik dari suatu konsep, mencatat data hasil pengamatan, mendiskusikan hasil pengamatan sampai diperoleh suatu simpulan.
  1. HIPOTESIS TINDAKAN
Berdasarkan uraian dalam kajian pustaka dan kerangka pemikiran diatas, dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: jika penggunaan Model Pembelajaran Numbered Heads Together diterapkan maka aktivitas siswa, keterampilan guru dalam pembelajaran, dan hasil belajar siswa pada Kelas I SDN 11286 Tanjung Siram Kec. Bilah Hulu Kabupaten Labuhan Batu akan meningkat.


BAB III
METODE PENELITIAN
A.    Subjek Penelitian
Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilakukan dalam pembelajaran  BAHASA INDONESIA  di  Kelas I SDN 11286 Tanjung Siram Kec. Bilah Hulu Kabupaten Labuhan Batu. Dengan jumlah siswa yang menjadi subjek penelitian sebanyak 30 orang terdiri dari 13 orang siswa laki-laki dan  17 orang siswa perempuan.
B.     Sumber Data
  1. Siswa: Sumber data siswa diperoleh dari hasil observasi yang diperoleh secara sistematik selama pelaksanaan siklus pertama sampai siklus kedua, hasil evaluasi dan hasil wawancara guru.
  2. Guru: Sumber data guru berasal dari lembar observasi aktivitas guru dalam Model Pembelajaran Demonstrasi .
  3. Data Dokumen: Sumber data dokumen berasal dari data awal hasil tes, hasil pengamatan, catatan lapangan selama proses pembelajaran dan hasil foto.
C.    Prosedur Penelitian
Rancangan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan tahapan sebagai berikut:
a. Perencanaan
Dalam perencanaan ini meliputi sebagai berikut:
  1. Menetapkan  peneliti  mitra  (observer)  yaitu  Kepala  Sekolah  SD.
  2. Menelaah materi mata pelajaran Tematik serta menelaah indikator bersama tim kolaborasi.
  3. Menyusun RPP sesuai sesuai indikator yang telah ditetapkan dan skenario Model Pembelajaran Numbered Heads Together.
  4. Menyiapkan alat peraga dan media pembelajaran berupa gambar.
  5. Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis, dan lembar kerja siswa.
  6. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa, guru dan angket.
b.      Pelaksanaan Tindakan
Dalam pelaksanaan PTK ini direncanakan dalam 2 siklus. Siklus pertama yaitu bulan  Juni 2013 dan siklus kedua yaitu bulan Juli 2013.
Penelitian dipusatkan pada pelaksanaan serangkaian pembelajaran yang dipilah kedalam  2  siklus  tindakan.  Pada  setiap  siklus  tindakan  diobservasi, dievaluasi  dan direfleksi data-data atau temuan yang berhubumgan dengan kinerja guru dalam  menggunakan Model Pembelajaran Numbered Heads Together, dan hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran.
c. Observasi
Kegiatan observasi dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru pengamat untuk mengamati aktivitas siswa dan sikap siswa ketika mengikuti pembelajaran Tematik yang menerapkan Model Pembelajaran Numbered Heads Together. Observasi juga dilakukan terhadap guru yang menerapkan Model Numbered Heads Together.
d. Refleksi
Setelah mengkaji proses pembelajaran yaitu aktivitas siswa dan guru, serta hasil belajar siswa dalam pembelajaran Tematik, apakah sudah efektif dengan melihat ketercapaian dalam indikator kinerja pada siklus pertama, serta mengkaji kekurangan dan membuat daftar permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan siklus pertama, kemudian bersama tim kolaborasi membuat perencanaan tindak lanjut untuk siklus berikutnya sampai mencapai indikator kinerja.
4.   Siklus Penelitian
4.1. Siklus Pertama
a.  Perencanaan
1). Menyusun RPP Tematik.
2).Mempersiapkan sumber dan media pembelajaran berupa gambar.
3). Menyiapkan lembar kerja siswa.
4).Menyiapkan lembar observasi yang akan digunakan dalam penelitian.
5).Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis dan lembar kerja siswa.
b.   Pelaksanaan Tindakan
1)    Guru menjelaskan tujuan pembelajaran tematik. Menjelaskan logistic yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktifitas pemecahan masalah pembelajaran tematik.
2)    Guru membantu siswa mendifinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan Tematik (menetapkan topic, tugas, jadwal dll).
3)    Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai eksperimen tentang pembelajaran tematik untuk mendapatkan penjelasan dan peemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis dan pemecahan masalah.
4)    Guru membantu siswa dalam merencanakan, menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan pembelajaran tematik dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.
5)    Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi dan evaluasi terhadap penyelidikan terhadap pembelajaran tematik dan proses-proses yang mereka gunakan
c.         Observasi
1).        Melakukan pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran Tematik (dilakukan oleh observer).
2).        Memantau penerapan Model pembelajaran Numbered Heads Together.
3).        Melakukan pengamatan keterampilan guru dalam pembelajaran (dilakukan oleh observer).
d.        Refleksi
1).        Mengkaji pelaksanaan pembelajaran siklus 1.
2).        Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus 1.
3).        Membuat daftar permasalahan yang terjadi pada siklus 1.
4).        Merencanakan perencanaan tindak lanjut untuk siklus 2.
4.2.      Siklus Kedua
a.        Perencanaan
1). Menyusun RPP Tematik.
2).Mempersiapkan sumber dan media pembelajaran berupa gambar.
3). Menyiapkan lembar kerja siswa.
4).Menyiapkan lembar observasi yang akan digunakan dalam penelitian.
5).Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis dan lembar kerja siswa.
b.        Pelaksanaan Tindakan
1)    Guru menjelaskan tujuan pembelajaran tematik. Menjelaskan logistic yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktifitas pemecahan masalah pembelajaran tematik.
2)    Guru membantu siswa mendifinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan Tematik (menetapkan topic, tugas, jadwal dll).
3)    Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai eksperimen tentang pembelajaran tematik untuk mendapatkan penjelasan dan peemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis dan pemecahan masalah.
4)    Guru membantu siswa dalam merencanakan, menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan pembelajaran tematik dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.
5)    Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi dan evaluasi terhadap penyelidikan terhadap pembelajaran tematik dan proses-proses yang mereka gunakan
c.         Observasi
1).        Melakukan pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran Tematik (dilakukan oleh observer).
2).        Memantau penerapan Model pembelajaran Numbered Heads Together.
3).        Melakukan pengamatan keterampilan guru dalam pembelajaran (dilakukan oleh observer).
d.        Refleksi
1).        Mengkaji pelaksanaan pembelajaran siklus 2.
2).        Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus 2.
3).        Membuat daftar permasalahan yang terjadi pada siklus 2.
D.    Jadwal Penelitian
No
KEGIATAN
Siklus I
Bulan Juni
Siklus II
Bulan Juli


1
2
3
4
1
2
3
4
1
Perencanaan








2
Proses Pembelajaran








3
Evaluasi








4
Pengumpulan Data








5
Analisis Data








6.
Penyusunan Hasil








7
Pelaporan Hasil









E.      Desain Penelitian

F.     Teknik analisis Data
G.    INDIKATOR KEBERHASILAN
Dari tahap kegiatan pada siklus I dan II, hasil yang diharapkan adalah
1) Siswa memiliki kemampuan dan kreativitas serta selalu aktif terlibat dalam proses pembelajaran BAHASA INDONESIA sebanyak ≥ 80 %.
2) Terjadi peningkatan prestasi siswa pada mata pelajaran BAHASA INDONESIA ≥ 70 %.

DAFTAR PUSTAKA

1.      Ibrahim,  Muslimin  dkk. 2000. Pembelajaran  Kooperatif.  Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
2.      Madya, Suwarsih. 1994. Panduan Penelitian Tindakan. Yogyakarta: IKIP   Yogyakarta.
3.      Muhibbin Syah,Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru,2008,(Bandung:PT Remaja Rosdakarya)
4.      Nurhadi, Yasin, B. & Senduk, A.G. 2004. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/TCL) dan Penerapannya dalam KBK. Malang: UM PRESS.
5.      Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi hasil belajar,(Jakarta: Rineka Cipta, 2003)
6.      Sabana,  &  Sunarti.  Tanpa  Tahun. Strategi  Belajar  Mengajar  Tematik.Bandung: Pustaka Setia.
7.      Sudjana, Nana. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensido Offset.
8.      Suyatno. 2004. Teknik Pembelajaran Tematik. Surabaya: SIC.

0 komentar: