PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI KELAS I SDN 11286 TANJUNG SIRAM KEC. BILAH HULU KABUPATEN LABUHAN BATU T.P. 2013-2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
NUMBERED HEADS TOGETHER
(NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR
DI KELAS I SDN 11286 TANJUNG SIRAM
KEC. BILAH HULU KABUPATEN
LABUHAN BATU T.P. 2013-2014.
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah
Tugas
seorang guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa kelas 1
tidaklah mudah. Guru harus memiliki berbagai kemampuan yang dapat menunjang
tugasnya agar tujuan pendidikan dapat dicapai.
Salah
satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam meningkatkan
kompetensi profesinya ialah kemampuan mengembangkan model pembelajaran.Dalam
mengembangkan model pembelajaran seorang guru harus dapat menyesuaikan
antara model yang dipilihnya dengan kondisi siswa, materi pelajaran, dan sarana
yang ada.
Oleh
karena itu, guru harus menguasai beberapa jenis model pembelajaran agar proses
belajar mengajar berjalan lancar dan tujuan yang ingin dicapai
dapat terwujud.
Berdasarkan
pengalaman penulis di lapangan, khususnya dalam pembelajaran Tematik di
daerah-daerah yang sumber daya manusianya masih kurang, guru mengalamai
kesulitan dalam mengembangkan Model Pembelajaran Numbered Heads Together. Ini pun terjadi Di Kelas I SDN 11286
Tanjung Siram Kec. Bilah Hulu Kabupaten Labuhan Batu.
Dalam
rangka meningkatan hasil belajar siswa kelas I tersebut, tentunya guru
dituntut merancang model pembelajaran yang lebih tepat serta penerapan media
pembelajaran yang variatif. Berdasarkan kenyataan itulah penulis (guru) mencoba
mengadakan PTK melalui penerapan Model Pembelajaran
Number Heads Together.
Berdasarkan
uraian di atas, maka penulis akan melakukan penelitian dengan judul: Penerapan
Model Pembelajaran Numbered Heads
Together (NHT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Di Kelas I SDN 11286 Tanjung
Siram Kec. Bilah Hulu Kabupaten Labuhan Batu T.P. 2013-2014.
- Identifikasi Masalah
Berdasarkan
uraian latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Hasil pembelajaran Kelas 1 SDN
11286 Tanjung Siram Kec. Bilah Hulu Kabupaten Labuhan Batu dengan model Number
ed Heads Together.
2. Terdapat banyak factor yang
menyebabkan hasil belajar kurang optimal. Salah satu penyebabnya adalah
ketidaktepataan penggunaan model ceramah dalam pembelajaran pada kelas 1 SDN
11286 Tanjung Siram Kec. Bilah Hulu Kabupaten Labuhan Batu.
3. Perlu adanya model
pembelajaran lain yang digunakan untuk peningkatan hasil belajar di kelas 1 SDN
11286 Tanjung Siram Kec. Bilah Hulu Kabupaten Labuhan Batu, yang salah satunya adalah
penerapan model Numbered Heads Together.
- Rumusan Masalah
Berdasarkan
identifikasi masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas
ini adalah: Bagaimana efektivitas
upaya penerapan model Numbered Heads Together terhadap
peningkatan hasil belajar siswa pada kelas 1 SDN 11286 Tanjung Siram Kec. Bilah Hulu
Kabupaten Labuhan Batu?
- Tujuan Penelitian
Tujuan kegiatan penelitian tindakan
kelas ini adalah:
(1)
untuk mengetahui penerapan model Numbered Heads Together dalam pembelajaran kelas 1 SDN
11286 Tanjung Siram Kec. Bilah Hulu Kabupaten Labuhan Batu.
(2)
untuk mengetahui efektivitas penerapan model Numbered Heads
Together dalam pembelajaran kelas 1 SDN
11286 Tanjung Siram Kec. Bilah Hulu Kabupaten Labuhan Batu.
- Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat
bagi:
1. Siswa :
1. Siswa :
* Mampu meningkatkan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran kelas 1 SDN 11286 Tanjung Siram Kec. Bilah Hulu Kabupaten Labuhan
Batu.
2. Guru
Sebagai peneliti :
* Meningkatkan profesionalisme dalam bidang
pendidikan dan pengajaran, serta membantu guru dalam menerapkan model pembelajaran
Numbered Heads Together dalam pembelajaran kelas 1 SDN 11286 Tanjung Siram Kec.
Bilah Hulu Kabupaten Labuhan Batu
3. Sekolah
* Membuat martabat sekolah menjadi lebih baik
melalui upaya peningkatan hasil belajar siswa kelas 1 SDN 11286 Tanjung Siram
Kec. Bilah Hulu Kabupaten Labuhan Batu dengan menerapkan model pembelajaran
Numbered Heads Together.
BAB II
Kajian Teoritis
A.
Model Pembelajaran Numbered Heads Together
Model Numbered Head Together (NHT) dikembangkan oleh Spencer Kagan (1993)
dengan melibatkan para siswa dalam me-review bahan yang tercakup dalam
suatu pelajaran dan mengecek atau memeriksa pemahaman mereka mengenai isi
pelajaran tersebut (Nurhadi, dkk, 2004).
Model
pembelajaran ini biasanya diawali dengan membagi kelas menjadi beberapa
kelompok. Masing-masing siswa dalam kelompok sengaja diberi nomor untuk
memudahkan kinerjakerja kelompok, mengubah posisi kelompok, menyusun materi,
mempresentasikan, dan mendapat tanggapan dari kelompok lain.
Sebagai pengganti pertanyaan langsung kepada seluruh kelas, guru
menggunakan struktur 4 langkah sebagai berikut:
Langkah 1 - Penomoran (Numbering)
Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok atau tim yang
beranggotakan 3 hingga 5 orang dan member mereka nomor sehingga tiap siswa
dalam tim tersebut memiliki nomor berbeda.
Langkah 2 - Pengajuan Pertanyaan (Questioning)
Guru mengajukan suatu pertanyaan kepada para siswa. Pertanyaan
dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik hingga yang bersifat umum.
Langkah 3 - Berpikir Bersama (Head Together)
Para siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan
bahwa tiap orang mengetahui jawaban tersebut.
Langkah 4 - Pemberian Jawaban (Answering)
Guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan
nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas.
NHT mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagaimana dikemukakan
oleh Suwarno (2010) bahwa pembelajaran model Numbered Head
Together (NHT) memiliki kelebihan dan kelemahan sebagai berikut:
Kelebihan
- Terjadinya interaksi antara siswa melalui diskusi/siswa secara bersama dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.
- Siswa pandai maupun siswa lemah sama-sama memperoleh manfaat melalui aktifitas belajar kooperatif.
- Dengan bekerja secara kooperatif ini, kemungkinan konstruksi pengetahuan akan manjadi lebih besar/kemungkinan untuk siswa dapat sampai pada kesimpulan yang diharapkan.
- Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya, berdiskusi, dan mengembangkan bakat kepemimpinan.
Kelemahan
- Siswa yang pandai akan cenderung mendominasi sehingga dapat menimbulkan sikap minder dan pasif dari siswa yang lemah.
- Proses diskusi dapat berjalan lancar jika ada siswa yang sekedar menyalin pekerjaan siswa yang pandai tanpa memiliki pemahaman yang memadai.
- Pengelompokkan siswa memerlukan pengaturan tempat duduk yang berbeda-beda serta membutuhkan waktu khusus.
B.
Hasil Belajar Siswa.
Hasil belajar merupakan hal yang berhubungan dengan
kegiatan belajar karena kegiatan belajar merupakan proses sedangkan hasil
belajar adalah sebagian hasil yang dicapai seseorang setelah mengalami
proses belajar dengan terlebih dahulu mengandakan evaluasi dari proses belajar
yang dilakukan. Untuk memahami pengertian hasil belajar maka harus bertitik
tolak dari pengertian belajar itu sendiri.
Djamarah (2002: 13) mengemukakan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut Winkel dalam Darsono (2000: 4) belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan pemahaman, keterampilan dan nilai sikap.
Secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003: 3).
Menurut Sardiman (2004: 21) belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan tidak hanya berkaitan berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, dan penyesuaian diri. Moh.Uzer Usman dan Lilis Setiawati (2002: 4) mengartikan “Belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungan sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya”.
Djamarah (2002: 13) mengemukakan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut Winkel dalam Darsono (2000: 4) belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan pemahaman, keterampilan dan nilai sikap.
Secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003: 3).
Menurut Sardiman (2004: 21) belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan tidak hanya berkaitan berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, dan penyesuaian diri. Moh.Uzer Usman dan Lilis Setiawati (2002: 4) mengartikan “Belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungan sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya”.
Salah satu indikator tercapai atau tidaknya suatu
proses pembelajaran adalah dengan melihat hasil belajar yang dicapai oleh
siswa. Hasil belajar merupakan cerminan tingkat keberhasilan atau pencapaian
tujuan dari proses belajar yang telah dilaksanakan yang pada puncaknya diakhiri
dengan suatu evaluasi. Hasil belajar diartikan sebagai hasil ahir pengambilan
keputusan tentang tinggi rendahnya nilai siswa selama mengikuti proses belajar
mengajar, pembelajaran dikatakan berhasil jika tingkat pengetahuan siswa
bertambah dari hasil sebelumnya (Djamarah, 2000: 25).
Hasil belajar merupakan tingkat penguasaan yang dicapai oleh murid dalam mengikuti program belajar mengajar, sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 3) hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.
Sukmadinata (2007: 102) mengatakan hasil belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Sedangkan hasil belajar menurut Arikunto (2001:63) sebagai hasil yang telah dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar dengan terlebih dahulu mengadakan evaluasi dari proses belajar yang dilakukan.
Hasil belajar dapat dikatakan tuntas apabila telah memenuhi kriteria ketuntasan minimum yang ditetapkan oleh masing-masing guru mata pelajaran. Hasil belajar sering dipergunakan dalam arti yang sangat luas yakni untuk bermacam-macam aturan terdapat apa yang telah dicapai oleh murid, misalnya ulangan harian, tugas-tugas pekerjaan rumah, tes lisan yang dilakukan selama pelajaran berlangsung, tes ahir catur wulan dan sebagainya.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil pembelajaran. Ada faktor yang dapat diubah (seperti cara mengajar, mutu rancangan, model evaluasi, dan lain-lain), adapula faktor yang harus diterima apa adanya (seperti: latar belakang siswa, gaji, lingkungan sekolah, dan lain-lain) Suhardjono dalam Arikunto (2006: 55).
Menurut Slameto (2003: 54-60) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain.
1. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa)
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi tiga faktor, yakni:
a) Faktor jasmaniah
1) Faktor kesehatan
2) Faktor cacat tubuh
b) Faktor psikologis
1) Intelegensi
2) Bakat
3) Motif
4) Kematangan.
c) Kesiapan. Faktor kelelahan
1) Faktor kelelahan jasmani
2) Faktor kelelehan rohani
2. Faktor ekstern (faktor dari luar diri siswa)
Faktor yang berasal dari luar diri siswa sendiri terdiri dari tiga faktor, yakni:
a) Faktor keluarga
1) Cara orang tua mendidik.
2) Relasi antar anggota keluarga
3) Suasana rumah
4) Keadaan ekonomi keluarga
b) Faktor sekolah
1) Metode mengajar
2) Kurikulum
3) Relasi guru dengan siswa
4) Relasi siswa dengan siswa
5) Disiplin sekolah
6) Alat pelajaran
7) Waktu sekolah
8) Standar pelajaran diatas ukuran
9) Keadaan gedung
10) Metode belajar
11) Tugas rumah
c) Faktor masyarakat
1) Kesiapan siswa dalam masyarakat
2) Mass media
3) Teman bergaul
4) Bentuk kehidupan masyarakat
Hasil belajar adalah suatu pencapaian yang diperoleh oleh siswa dalam proses pembelajaran yang dituangkan dengan angka maupun dalam pengaplikasian pada kehidupan sehari-hari atas ilmu yang didapat. Hasil belajar yang tinggi atau rendah menunjukkan keberhasilan guru dalam menyampaikan materi pelajaran dalam proses pembelajaran.
Hasil belajar merupakan tingkat penguasaan yang dicapai oleh murid dalam mengikuti program belajar mengajar, sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 3) hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.
Sukmadinata (2007: 102) mengatakan hasil belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Sedangkan hasil belajar menurut Arikunto (2001:63) sebagai hasil yang telah dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar dengan terlebih dahulu mengadakan evaluasi dari proses belajar yang dilakukan.
Hasil belajar dapat dikatakan tuntas apabila telah memenuhi kriteria ketuntasan minimum yang ditetapkan oleh masing-masing guru mata pelajaran. Hasil belajar sering dipergunakan dalam arti yang sangat luas yakni untuk bermacam-macam aturan terdapat apa yang telah dicapai oleh murid, misalnya ulangan harian, tugas-tugas pekerjaan rumah, tes lisan yang dilakukan selama pelajaran berlangsung, tes ahir catur wulan dan sebagainya.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil pembelajaran. Ada faktor yang dapat diubah (seperti cara mengajar, mutu rancangan, model evaluasi, dan lain-lain), adapula faktor yang harus diterima apa adanya (seperti: latar belakang siswa, gaji, lingkungan sekolah, dan lain-lain) Suhardjono dalam Arikunto (2006: 55).
Menurut Slameto (2003: 54-60) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain.
1. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa)
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi tiga faktor, yakni:
a) Faktor jasmaniah
1) Faktor kesehatan
2) Faktor cacat tubuh
b) Faktor psikologis
1) Intelegensi
2) Bakat
3) Motif
4) Kematangan.
c) Kesiapan. Faktor kelelahan
1) Faktor kelelahan jasmani
2) Faktor kelelehan rohani
2. Faktor ekstern (faktor dari luar diri siswa)
Faktor yang berasal dari luar diri siswa sendiri terdiri dari tiga faktor, yakni:
a) Faktor keluarga
1) Cara orang tua mendidik.
2) Relasi antar anggota keluarga
3) Suasana rumah
4) Keadaan ekonomi keluarga
b) Faktor sekolah
1) Metode mengajar
2) Kurikulum
3) Relasi guru dengan siswa
4) Relasi siswa dengan siswa
5) Disiplin sekolah
6) Alat pelajaran
7) Waktu sekolah
8) Standar pelajaran diatas ukuran
9) Keadaan gedung
10) Metode belajar
11) Tugas rumah
c) Faktor masyarakat
1) Kesiapan siswa dalam masyarakat
2) Mass media
3) Teman bergaul
4) Bentuk kehidupan masyarakat
Hasil belajar adalah suatu pencapaian yang diperoleh oleh siswa dalam proses pembelajaran yang dituangkan dengan angka maupun dalam pengaplikasian pada kehidupan sehari-hari atas ilmu yang didapat. Hasil belajar yang tinggi atau rendah menunjukkan keberhasilan guru dalam menyampaikan materi pelajaran dalam proses pembelajaran.
C.
KERANGKA
BERPIKIR
Belajar
merupakan suatu aktivitas yang menghasilkan perubahan tingkah laku dari
pembelajar baik aktual maupun potensial. Sedangkan mengajar merupakan suatu
proses pengaturan dan pengorganisasian lingkungan sekitar siswa yang dapat
mendorong dan meningkatkan hasil belajar siswa. Model Pembelajaran Numbered
Heads Together merupakan suatu model pembelajaran yang berdasarkan prinsip
konstruktivisme, yaitu suatu pandangan yang menyatakan bahwa siswa membangun
pemahaman mereka sendiri tentang segala sesuatu.
Penerapan
model Pembelajaran Numbered Heads Together dalam pembelajaran kelas 1, akan
dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran karena selama proses
pembelajaran siswa dituntut untuk melakukan pengamatan terhadap contoh-contoh
yang diberikan oleh guru untuk menemukan karakteristik dari suatu konsep,
mencatat data hasil pengamatan, mendiskusikan hasil pengamatan sampai diperoleh
suatu simpulan.
- HIPOTESIS TINDAKAN
Berdasarkan uraian dalam kajian pustaka dan kerangka pemikiran diatas,
dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: jika penggunaan Model Pembelajaran Numbered
Heads Together diterapkan maka aktivitas
siswa, keterampilan guru dalam pembelajaran, dan hasil belajar siswa pada Kelas
I SDN 11286 Tanjung Siram Kec. Bilah Hulu Kabupaten Labuhan Batu akan meningkat.
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Subjek
Penelitian
Kegiatan Penelitian Tindakan
Kelas ini akan dilakukan dalam pembelajaran BAHASA
INDONESIA di Kelas I SDN 11286
Tanjung Siram Kec. Bilah Hulu Kabupaten Labuhan Batu. Dengan jumlah siswa
yang menjadi
subjek penelitian sebanyak 30 orang terdiri dari 13 orang siswa laki-laki dan 17 orang siswa perempuan.
B.
Sumber
Data
- Siswa: Sumber data siswa diperoleh dari hasil observasi yang diperoleh secara sistematik selama pelaksanaan siklus pertama sampai siklus kedua, hasil evaluasi dan hasil wawancara guru.
- Guru: Sumber data guru berasal dari lembar observasi aktivitas guru dalam Model Pembelajaran Demonstrasi .
- Data Dokumen: Sumber data dokumen berasal dari data awal hasil tes, hasil pengamatan, catatan lapangan selama proses pembelajaran dan hasil foto.
C.
Prosedur
Penelitian
Rancangan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan
kelas dengan tahapan sebagai berikut:
a. Perencanaan
Dalam perencanaan ini meliputi sebagai berikut:
- Menetapkan peneliti mitra (observer) yaitu Kepala Sekolah SD.
- Menelaah materi mata pelajaran Tematik serta menelaah indikator bersama tim kolaborasi.
- Menyusun RPP sesuai sesuai indikator yang telah ditetapkan dan skenario Model Pembelajaran Numbered Heads Together.
- Menyiapkan alat peraga dan media pembelajaran berupa gambar.
- Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis, dan lembar kerja siswa.
- Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa, guru dan angket.
b.
Pelaksanaan Tindakan
Dalam pelaksanaan
PTK ini direncanakan dalam 2 siklus. Siklus pertama yaitu bulan
Juni 2013 dan siklus kedua yaitu bulan Juli 2013.
Penelitian dipusatkan pada pelaksanaan serangkaian pembelajaran yang dipilah kedalam 2
siklus tindakan.
Pada
setiap
siklus
tindakan diobservasi, dievaluasi dan
direfleksi data-data atau
temuan yang berhubumgan dengan kinerja guru dalam menggunakan Model
Pembelajaran Numbered Heads Together,
dan hasil
belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran.
c. Observasi
Kegiatan observasi
dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru pengamat untuk mengamati aktivitas siswa dan sikap siswa ketika mengikuti pembelajaran Tematik yang menerapkan Model Pembelajaran Numbered
Heads Together. Observasi juga
dilakukan terhadap guru yang menerapkan Model Numbered Heads
Together.
d. Refleksi
Setelah mengkaji
proses pembelajaran yaitu aktivitas siswa dan guru, serta hasil
belajar siswa dalam pembelajaran Tematik, apakah sudah efektif dengan melihat ketercapaian dalam indikator kinerja
pada siklus pertama, serta mengkaji kekurangan dan membuat daftar permasalahan
yang muncul dalam pelaksanaan siklus pertama, kemudian bersama tim kolaborasi
membuat perencanaan tindak lanjut untuk siklus berikutnya
sampai mencapai indikator kinerja.
4. Siklus
Penelitian
4.1. Siklus Pertama
a. Perencanaan
1). Menyusun RPP Tematik.
2).Mempersiapkan sumber dan media pembelajaran
berupa gambar.
3).
Menyiapkan lembar kerja siswa.
4).Menyiapkan lembar observasi yang akan digunakan dalam
penelitian.
5).Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis dan lembar
kerja siswa.
b. Pelaksanaan
Tindakan
1) Guru
menjelaskan tujuan pembelajaran tematik. Menjelaskan logistic yang dibutuhkan.
Memotivasi siswa terlibat dalam aktifitas pemecahan masalah pembelajaran
tematik.
2) Guru membantu siswa mendifinisikan
dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan Tematik (menetapkan
topic, tugas, jadwal dll).
3) Guru mendorong siswa untuk
mengumpulkan informasi yang sesuai eksperimen tentang pembelajaran tematik
untuk mendapatkan penjelasan dan peemecahan masalah, pengumpulan data,
hipotesis dan pemecahan masalah.
4) Guru membantu siswa dalam
merencanakan, menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan pembelajaran tematik
dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.
5) Guru membantu siswa untuk
melakukan refleksi dan evaluasi terhadap penyelidikan terhadap pembelajaran
tematik dan proses-proses yang mereka gunakan
c.
Observasi
1). Melakukan
pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran Tematik (dilakukan oleh observer).
2). Memantau
penerapan Model pembelajaran Numbered Heads Together.
3). Melakukan pengamatan keterampilan guru dalam pembelajaran
(dilakukan oleh observer).
d.
Refleksi
1). Mengkaji
pelaksanaan pembelajaran siklus 1.
2). Mengevaluasi
proses dan hasil pembelajaran siklus 1.
3). Membuat
daftar permasalahan yang terjadi pada siklus 1.
4). Merencanakan
perencanaan tindak lanjut untuk siklus 2.
4.2. Siklus Kedua
a.
Perencanaan
1). Menyusun RPP Tematik.
2).Mempersiapkan sumber dan media pembelajaran
berupa gambar.
3).
Menyiapkan lembar kerja siswa.
4).Menyiapkan lembar observasi yang akan digunakan dalam
penelitian.
5).Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis dan lembar
kerja siswa.
b.
Pelaksanaan Tindakan
1) Guru
menjelaskan tujuan pembelajaran tematik. Menjelaskan logistic yang dibutuhkan.
Memotivasi siswa terlibat dalam aktifitas pemecahan masalah pembelajaran
tematik.
2) Guru membantu siswa mendifinisikan
dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan Tematik (menetapkan
topic, tugas, jadwal dll).
3) Guru mendorong siswa untuk
mengumpulkan informasi yang sesuai eksperimen tentang pembelajaran tematik
untuk mendapatkan penjelasan dan peemecahan masalah, pengumpulan data,
hipotesis dan pemecahan masalah.
4) Guru membantu siswa dalam
merencanakan, menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan pembelajaran tematik
dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.
5) Guru membantu siswa untuk
melakukan refleksi dan evaluasi terhadap penyelidikan terhadap pembelajaran
tematik dan proses-proses yang mereka gunakan
c.
Observasi
1). Melakukan
pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran Tematik (dilakukan oleh observer).
2). Memantau
penerapan Model pembelajaran Numbered Heads Together.
3). Melakukan pengamatan keterampilan guru dalam pembelajaran
(dilakukan oleh observer).
d.
Refleksi
1). Mengkaji
pelaksanaan pembelajaran siklus 2.
2). Mengevaluasi
proses dan hasil pembelajaran siklus 2.
3). Membuat
daftar permasalahan yang terjadi pada siklus 2.
D.
Jadwal
Penelitian
No
|
KEGIATAN
|
Siklus
I
Bulan
Juni
|
Siklus
II
Bulan
Juli
|
||||||
|
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
Perencanaan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Proses
Pembelajaran
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Evaluasi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Pengumpulan
Data
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
Analisis
Data
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6.
|
Penyusunan
Hasil
|
|
|
|
|
|
|
|
|
7
|
Pelaporan
Hasil
|
|
|
|
|
|
|
|
|
E. Desain Penelitian
F. Teknik
analisis Data
G. INDIKATOR
KEBERHASILAN
Dari tahap kegiatan pada siklus I dan II, hasil
yang diharapkan adalah
1) Siswa memiliki kemampuan dan kreativitas serta
selalu aktif terlibat dalam proses pembelajaran BAHASA INDONESIA sebanyak ≥ 80
%.
2) Terjadi peningkatan prestasi siswa pada mata
pelajaran BAHASA INDONESIA ≥ 70 %.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Ibrahim,
Muslimin dkk. 2000.
Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
2.
Madya, Suwarsih. 1994. Panduan
Penelitian Tindakan. Yogyakarta: IKIP
Yogyakarta.
3.
Muhibbin
Syah,Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru,2008,(Bandung:PT Remaja
Rosdakarya)
4.
Nurhadi,
Yasin, B. & Senduk, A.G. 2004. Pembelajaran Kontekstual (Contextual
Teaching and Learning/TCL) dan Penerapannya dalam KBK. Malang: UM PRESS.
5.
Slameto,
Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi hasil belajar,(Jakarta: Rineka Cipta, 2003)
6.
Sabana,
& Sunarti. Tanpa
Tahun. Strategi Belajar Mengajar
Tematik.Bandung: Pustaka Setia.
7.
Sudjana, Nana. 1989. Dasar-dasar
Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensido Offset.
8.
Suyatno. 2004. Teknik Pembelajaran
Tematik. Surabaya: SIC.
Komentar