Makalah
psikologi umum"Berfikir"
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kehidupan manusia tidak terlepas dari aktifitas
berpikir, tapi tak jarang manusia yang ketika ditanyakan depinisi dari berpikir
itu apa, malah kelimpungan, sikut kiri sikut kanan karna memang tak bisa
menjawabnya.
Bila di lihat dari aktifitas berpikir itu
sendiri, dapat kita lihat bahwa dalam berpikir itu pertama membutuhkan adanya
fakta, hal yang jadi objeknya adalah nyata, bisa berupa benda ataupun yang
lainnya, kedua membutuhkan adanya indra, bisa berupa indra penglihatan (mata),
pendengaran (telinga), penciuman (hidung), pengecap (lidah), dan peraba
(kulit), ketiga membutuhkan adanya otak untuk berpikir, tentunya otak disini
adalah otak yang normal/tidak terganggu, yang bisa di gunakan untuk berpikir,
keempat adanya informasi sebelumnya, ini juga merupakan hal penting dalam
proses berpikir, karena informasi sebelumnya ini akan menjadi faktor penentu
pada kesimpulan. misalkan di hadapan kita ada dua buah benda (fakta), misal
benda 1 dan benda 2, kemudian ada suatu pertanyaan "apa nama kedua benda tersebut?"
maka segera mata (indra) kita melihat terhadap benda tersebut, kemudian
selanjutnya otak kita akan segera berpikir apa benda yang ada di hadapan kita
tersebut, dalam pengambilan kesimpulan, setiap orang akan berbeda - beda, si A
menyebutkan bahwa benda 1 adalah koran dan benda 2 adalah komputer, dan si B
menyebutkan benda 1 itu majalah dan benda 2 itu TV, hal ini dikarnakan adanya
pengaruh informasi sebelumnya. si A akan tetap menyebutkan benda 1 itu koran
maski pada kenyataannya itu adalah majalah, begitupun si B akan tetap
menyebutkan bahwa benda 2 itu TV meski pada kenyataannya adalah komputer.
Dari paparan diatas bisa kita simpulkan bahwa
berpikir itu adalah suatu proses transfer/memindahkan fakta(benda) melalui
indra, ke otak untuk kemudian di olah dan di hasilkan data sesuai dengan
informasi yang di peroleh sebelumnya.
Dalam proses mencari akidah, seseorang akan
mengatakan bahwa tuhan itu adalah materi bila sebelumnya ia berpandangan dan
berkyakinan tuhan itu materi, dan seseorang akan berpandangan bahwa tuhan itu
Allah bila keyakinannya seperti itu. akidah akan kokoh bila di tempuh melalui
proses berpikir yang benar, para sahabat rosul mempunya keimanan yang begitu
kokoh dan kuat dikarnakan dalam proses pencarian akidahnya adalah melalui
proses berpikir yang benar, karna memang akidah islam akan selalu senantiasa
selaras dengan fitrah manusia, memuaskan akal pikiran, dan menenangkan jiwa,
sehingga tak akan ada yang bisa menyangkalnya.Tetapi dijaman sekarang ini
berfikir digunakan untuk kejahatan, banyak sekali hasil – hasil pemikran yang
tidak sesuai dengan etika dan tata norma agama dan norma – norma bangsa, dan
juga banyak orang – orang yang hebat dan pintar salah menggunakan pemikirannya
untuk kepentingannya sendiri, misalnya adanya para DPRD yang korupsi dan lain –
lain.
Bahkan apabila tidak pernah mengenyam
pendidikan maka banyak orang yang tersesat dan tidak sesuai dengan etika, norma
– norma yang sesuai dengan agama. Misalnya anak jalanan yang tidak mengalami
masa pendidikan dan pengarahan baik dari orang tua maupun suatu instansi maka
mereka akan berfikir sesuai dengan apa yang mereka lihat.
B.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang menjadi dasar
penulisan makalah ini adalah :
1.
Apa pengertian berfikir ?
2.
Bagaimana proses berfikir ?
3.
Apa saja macam – macam berfikir ?
4.
Apa saja tingkatan – tingkatan berfikir ?
5.
Adakah hambatan – hambatan dalam proses berfikir?
C.
Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini mempunya tujuan, adapun
tujuan yang menjadi dasar penulisan
makalah ini adalah :
1.
Mengetahui pengertian berfikir
2.
Mencari tahu cara atau proses berfikir
3.
Mengetahui dan mempelajari macam – macam berfikir
4.
Mengetahui tingkatan – tingkatan berfikir yang dilakukan setiap individu
5.
Mengetahui dan mempelajari tentang hambatan – hambatan berfikir
D.
Metode
Penulisan
Penulisan makalah ini diperoleh dengan
menggunakan metode studi kepustakaan, yaitu metode dengan menggunakan referensi
dari buku - buku yang bersangkutan untuk menjadi bahan materi pembuatan
makalah.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Berfikir
Pengertian berfikir itu sangat banyak dan luas,
diantaranya yaitu :
a.
Pikiran mempunyai pengertian yaitu sebagai salah satu kondisi letak
hubungan antara bagian pengetahuan yang telah ada dalam diri seseorang yang
telah dikontrol oleh akal (rasio) dan melibatkan kerja otak. Akal merupakan
sebagian kekuatan yang mengendalikan pikiran.
b. Berfikir adalah meletakan hubungan antar
bagian dari pengetahuan yang diperoleh manusia dengan akal (rasio) yang
dimiliki dirinya, pengetahuan yang dimaksud disini yaitu mencakup segala
konsep, gagasan, dan pengertian yang telah dimiliki dan diperoleh oleh manusia.
c.
Berfikir mempunyai arti segala proses aktivitas psikis yang intensional
maksudnya dimana seseorang mempunyai masalah maka seseorang menggabungkan
pengertian yang satu dengan yang lainnya untuk mendapatkan jalan keluar
(pemecahan masalah) yang sedang dihadapinya.
Di dalam setiap diri manusia memiliki aktivitas
mental, aktivitas kognitif yang yang berwujud mengolah atau memanipulasi
informasi dari lingkungan sekitar dengan simbol – simbol atau materi – materi
yang disimpan dalam ingatannya atau otaknya khususnya yang ada di dalam long
term memory.
Pengertian diatas merupakan sebagian dari
pengertian berfikir, menurut sudut pandang biharviorisme khususnya fungsionalis
akan mengandung berfikir itu sebagai pengutana antara stimulus dan respon,
dengan demikian sebagai asosiasi pandangan antara tanggapan atau bayangan satu
dengan yang lainnya yang saling berkaitan.
Berfikir pun mempunyai sifat, salah satu sifat
berfikir yaitu goal directed yaitu berfikir tentang sesuatu untuk memperoleh
berbagai pemecahan masalah bahkan sampai mendapatkan sesuatu yang baru.
Jadi berfikir dapat dipandang sebagai
pemprosesan informasi dari stimulus (starting pasition), sampai pemecahan
masalah (finishing position) goal state. Dan dengan demikian dapat dikemukakan
bahwa berfikir merupakan proses kognitif yang berlangsung antara stimulus dan
respon.
Sebagai ilustari yang menunjukan seseorang
berfikir ketika seseorang akan mengadakan transaksi jual beli, misalnya membeli
HP, si penjual menawarkan berbagai merek hp dari mulai esia sampai blackbarry,
dengan memberitahukan keunggulan dan kekurangan yang dimiliki dari aplikasi –
aplikasi yang ada pada HP tersebut. Setelah si penjual menerangkan semuanya
maka si pembeli telah mendapatkan berbagai informasi dan akhirnya si pembeli
memutuskan untuk membeli salah satu merek hp dengan aplikasi yang bagus dan
terpercaya.
B.
Proses Berfikir
Menurut para ahli logika, mengemukakan adanya
tiga langkah atau proses dari berfikir, yakni :
1.
Membentuk Pengertian
Membentuk pengertian dapat diartikan sebagai
suatu perbuatan dalam proses berfikir (dengan memanfaatkan isi ingatan)
bersifat riel, abstrak dan umum serta mengandung sifat hakikat sesuatu, ataupun
bisa diartikan sebagai proses mendeskripsikan ciri – ciri objek yang sejenis
dan mengklasifikasikan ciri – ciri yang khas dari suatu pengertian. Misalnya
ciri – ciri khas dari spidol, spidol merupakan alat tulis yang bisa digunakan
untuk menulis di white board, tintanya berwarna hitam, bentuknya besar dan
jelas apabila digunakan untuk menulis pada white board.
2.
Membentuk Pendapat atau Opini
Pendapat atau opini dapat diartikan sebagai
hasil pekerjaan pikiran (otak) dalam meletakkan hubungan antara tanggapan
sesuatu dengan yang lainnya, antara pengertian yang satu dengan pengertian yang
lainnya dan dikatakan dalam suatu kalimat.
3.
Membentuk Kesimpulan
Kesimpulan dapat diartikan sebagai membentuk
pendapat baru yang berdasarkan pendapat – pendapat lain yang sudah ada.
Di dalam menarik kesimpulan, seseorang dapat
menggunakan bermacam – macam cara yang secara kronologis meliputi hal – hal
berikut:
a.
Kesimpulan yang ditarik atas dasar analogi
Yaitu dimana seseorang yang sedang berusaha
mencari hubungan dari peristiwa – peristiwa atas dasar adanya persamaan –
persamaan atau kemiripan – kemiripannya.
b.
Kesimpulan yang ditarik atas dasar induksi sintesis
Yaitu metode berfikir, bertolak dari pengertian
yang rendah melompat kepada pengertian yang lebih tinggi, kemudian ditarik
kesimpulan secara umum. Berangkat dari pengetahuan yang khusus dan fakta sampai
pada pengertian yang lebih umum dengan ciri yang umum.
c.
Kesimpulan yang ditarik atas dasar deduksi analitis
Yaitu metode berfikir yang bertolak belakang
dari pengertian lebih tinggi / umum, melompat kepada pengertian yang lebih
rendah, dimana seseorang berangkat dari anggapan / proposisi umum menuju pada
anggapan yang lebih khusus. Salah satu kesimpulan secara deduktif adalah dengan
silogisme.
C.
Macam – Macam Berfikir
Secara garis besar ada dua macam berfikir,
diantaranya yaitu:
1.
Berfikir Autistik
Berfikir autistik ini sering disebut sebagai
melamun, maksudnya dengan berfikir autistik, seseorang melarikan diri dari
kenyataan dan melihat hidup sebagai gambaran – gambaran fantastis. Contoh
berfikir autistik antara lain mengkhayal, fantasi.
2.
Berfikir Realistik
Berfikir realistik atau sering pula disebut
berfikir reasoning (nalar) adalah berfikir dalam rangka menyesuaikan diri
dengan dunia nyata.
Menurut Floyd L Ruch (1967) seperti yang
dikutip Rahmat (1994:69) menyebutkan tiga macam berfikir realistik, diantaranya
:
i.
Berfikir Deduktif
Berfikir deduktif ini merupakan proses berfikir
(penalaran) yang bertolak dari proposisi baru yang berbentuk kesimpulan, dari
umum ke khusus, sering disebut dengan silogisme.
Contonya:
Manusia mempunyai akal
Ajri adalah manusia
Jadi, ajri mempunyai akal
ii. Berfikir Induktif
Berfikir Induktif adalah proses berfikir
(penalaran) dari khusus sehingga mendapat kesimpulan yang umum, semua fenomena
yang akan ditarik kesimpulannya harus diteliti dan dievaluasi, proses berfikir
ini juga disebut dengan corak berfikir ilmiyah.
iii.
Berfikir Evaluatif
Yang dimaksud dengan berfikir evaluatif yaitu
berfikir kritis menilai baik – buruknya, tepat atau tidaknya suatu gagasan.
Kita tidak menambah atau mengurangi gagasan, kita menilainya menurut kriteria
tertentu.
Sebenarnya masih banyak lagi macam – macam
berfikir diantaranya yaitu:
1.
Berfikir Negatif
Yang dimaksud dengan berfikir negatif adalah
pola atau cara berfikir yang lebih condong pada sisi – sisi negatif
dibandingkan dengan sisi positif, pola pikir ini bisa terlihat jelas dari
keyakinan atau pandangan yang terucap, cara bersikaf dan perilaku sehari –
hari.
2.
Berfikir Positif
Berfikir positif adalah pikiran yang dapat
membangun dan memperkuat kepribadian atau karakter, dengan kita berfikir
positif maka menjadikan diri kita sebagai pribadi yang lebih matang dan lebih
berani menghadapi tantangan.
3.
Berfikir Kreatif
Berfikir kreatif mempunyai makna tentang proses
cara penalaran untuk mendapatkan sesuatu ide – ide atau gagasan – gagasan dan
hal – hal yang baru, dan munculnya ide – ide tersebut dengan car tiba – tiba,
dan ini semua berkaitan dengan insight (wawasan).
1)
Tingkat – tingkat dalam berfikir kreatif
Di dalam berfikir kreatif ada beberapa
tingkatan – tingkatannya, diantaranya:
a.
Persiapan (preparation), merupakan tingkatan seseorang memformulasikan
masalah dan mengumpulkan fakta – fakta atau materi yang dipandang berguna dalam
memperoleh pemecahan hal – hal yang baru.
b.
Tingkat inkubasi, yaitu berlangsungnya masalah didalam jiwa seseorang.
c.
Tingkat pemecahan atau iluminasi, adalah tingkat dimana seseorang
mendapatkan pemecahan masalah, dimana seseorang akan mengucapkan kata “aha”,
“oh iya”, dan sebagainya secara tiba – tiba.
d.
Tingkat evaluasi, merupakan tingkat berfikir dimana tingkat ini
digunakan untuk mengecek adanya kesinambungan antara tingkat pemecahan dengan
masalah yang dihadapinya.
e.
Tingkat revisi, yaitu mengadakan revisi terhadap apa yang diperolehnya.
2)
Sifat – sifat orang yang berfikir kreatif
Seseorang yang telah mempunyai atau mengalami
berfikir kreatif, maka ada beberapa macam sifat – sifat mengenai pribadinya,
diantaranya yaitu:
a.
Memilih fenomena atau keadaan yang kompleks
b.
Mempunyai psikodinamika yang kompleks dan mempunyai skope pribadi yang
luas
c. Dalam
judgment – nya lebih mandiri
d.
Dominan dan lebih besar pertahanan diri (more self assertive)
e.
Menolak suppression sebagai mekanisme kontrol
D.
Tingkat –
Tingkat Berfikir
Di dalam berfikir juga ada tingkatannya,
diantaranya:
1. Berfikir
Konkret
Didalam tingkatan berfikir isini memerlukan
adanya situasi – situasi yang konkret/ nyata, tetapi tidak membutuhkan
pengertian yang konkret, karena pada umumnya berfikir konkret ini dimiliki oleh
anak – anak kecil, dan harus disjikan dengan peragaan secara langsung.
2.
Berfikir Skematis
Pada tingkatan ini seseorang bukan hanya
membutuhkan data – data, kenyataan, ataupun pengertian yang konkret, tetapi
juga memerlukan dat – data yang disusun secara sistematis dan dapat
memperlihatkan hubungan antara persoalan yang satu dengan yang lain sehingga
menghasilkan kesimpulan.
3.
Berfikir Abstrak
Tingkatan berfikir abstrak tidak membutuhkan
bagan – bagan, skema – skema, simbo – simbolnya, melainkan membutuhkan
tanggapan dan ingatan sendiri serta kecerdasan pikir sendirilah yang berperan
memecahkan masalah. Maka tingkatan ini disebut tingkatan tertinggi.
E.
Hambatan –
Hambatan Dalam Proses Berfikir
Hambatan – hambatan yang mungkin akan timbul
dalam proses berfikir diantaranya yaitu:
1. Data yang kurang sempurna sehingga masih
banyak lagi data yang mesti diperoleh
2.
Data yang ada dalam keadaan confuse, data yang satu bertentangan dengan
data yang lain, sehingga hal ini akan membingungkan dalam proses berfikir
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berfikir dapat dipandang sebagai pemprosesan
informasi dari stimulus (starting pasition), sampai pemecahan masalah
(finishing position) goal state. Dan dengan demikian dapat dikemukakan bahwa
berfikir merupakan proses kognitif yang berlangsung antara stimulus dan respon.
a.
Proses Berfikir
Menurut para ahli logika, mengemukakan adanya
tiga langkah atau proses dari berfikir, yakni :
Ø
Membentuk Pengertian
Ø
Membentuk Pendapat atau Opini
Ø
Membentuk Kesimpulan
Di dalam menarik kesimpulan, seseorang dapat
menggunakan bermacam – macam cara yang secara kronologis meliputi hal – hal
berikut:
ü
Kesimpulan yang ditarik atas dasar analogi
ü
Kesimpulan yang ditarik atas dasar induksi sintesis
ü
Kesimpulan yang ditarik atas dasar deduksi analitis
b.
Macam – Macam Berfikir
Secara garis besar ada dua macam berfikir,
diantaranya yaitu:
a.
Berfikir Autistik
b.
Berfikir Realistik
Menurut Floyd L Ruch (1967) seperti yang
dikutip Rahmat (1994:69) menyebutkan tiga macam berfikir realistik,
diantaranya:
ü
Berfikir Deduktif
ü
Berfikir Induktif
ü
Berfikir Evaluatif
Sebenarnya masih banyak lagi macam – macam
berfikir diantaranya yaitu:
ü
Berfikir Negatif
ü
Berfikir Positif
ü Berfikir
Kreatif
a.
Tingkat – tingkat dalam berfikir kreatif
Di dalam berfikir kreatif ada beberapa
tingkatan – tingkatannya, diantaranya:
f.
Persiapan (preparation)
g.
Tingkat inkubasi
h.
Tingkat pemecahan atau iluminasi
i.
Tingkat evaluasi
j.
Tingkat revisi
b.
Sifat – sifat orang yang berfikir kreatif
Seseorang yang telah mempunyai atau mengalami
berfikir kreatif, maka ada beberapa macam sifat – sifat mengenai pribadinya,
diantaranya yaitu:
ü
Memilih fenomena atau keadaan yang kompleks
ü
Mempunyai psikodinamika yang kompleks dan mempunyai skope pribadi yang
luas
ü Dalam
judgment – nya lebih mandiri
ü
Dominan dan lebih besar pertahanan diri (more self assertive)
ü
Menolak suppression sebagai mekanisme kontrol
c.
Tingkat – Tingkat Berfikir
Di dalam berfikir juga ada tingkatannya,
diantaranya:
ü
Berfikir Konkret
ü
Berfikir Skematis
ü
Berfikir Abstrak
d.
Hambatan – Hambatan Dalam Proses Berfikir
Hambatan – hambatan yang mungkin akan timbul
dalam proses berfikir diantaranya yaitu:
ü Data
yang kurang sempurna sehingga masih banyak lagi data yang mesti diperoleh
ü Data
yang ada dalam keadaan confuse, data yang satu bertentangan dengan data yang
lain, sehingga hal ini akan membingungkan dalam proses berfikir
B.
Saran
Sebagai manusia yang baik dan bijak kita harus
selalu berfikir positif dan mengoptimalkan cara berfikir kita dengan baik.
Sebaiknya kita selalu termasuk dalam berfikir positif dan kreatif, bukan
berfikir negatif.
DAFTAR PUSTAKA
Nurjanah S. Ag M. SI, Diktat Psikologi Umum,
Ciamis : 2010
Adelia Winda, Kehebatan berfikir Positif, Sinar
Kejora, Jogjakarta : 2011
Soemanto Wasty Drs, M. Pd, Psikologi
Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta : 1983
Walgito Bimo Prof Dr, Pengantar Psikologi Umum,
CV Andi, Yogyakarta : 1980
Fauzi Ahmad H Drs, Psikologi Umum, Pustaka
Setia, Bandung : 2004
Ahmadi Abu H Drs, Psikologi Umum, Rineka Cipta,
Jakarta : 2003
David J Schwart 2, PH. D, Berfikir dan Berjiwa
Besar, Delapratasa : 2007
AjriFaujiyah.2011.http://kehidupanajri.blogspot.com/2011/05/makalah-psikologi-umum-berfikir.htm.
diakses 24-112
Loco.2012.http://lococopyright.blogspot.com/2012/03/makalah-psikologi-umum-berpikir-dan.html.
diakses 24-12-12
Komentar