Breaking News
Loading...
Jumat, 07 Desember 2012

Info Post

Bab I
Pendahuluan
Pada dasarnya struktur system informasi Manajemen Pendidikan dibagi menjadi dua macam, yaitu system yang terstruktur (formal) dan system yang tidak terstruktur (non formal). Sistem terstruktur (formal) adalah sistem yang berjalan menurut norma-norma atau aturan organisasi yang berlaku pada semua orang, sesuai dengan kedudukannya dalam organisasi. Sistem ini tergantung kepada tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang dibebankan kepada pemegang jabatan organisasi. Sistem tidak tersturktur (nonformal) adalah sistem yang berlaku di lingkungan organisasi melalui saluran-saluran tidak resmi, tetapi mempunyai pengaruh cukup kuat dalam kehidupan organisasi yang bersangkutan.
Era baru dalam dunia pendidikan adalah diperkenalkannya reformasi pendidikan yang berkaitan erat dengan sistem informasi yang dibutuhkan dalam pengembangan dunia pendidikan. Informasi merupakan satu-satunya sumber yang dibutuhkan seorang pimpinan lembaga pendidikan. Informasi diolah dengan menggunakan komputer dapat di gunakan oleh seorang pimpinan organisasi dengan keahlian yang dimiliki sebagai sarana komunikasi dan pemecahan masalah, serta informasi yang sangat berharga dalam proses pengambilan keputusan.
Seperti sistem yang lebih rumit, SIM dapat digambarkan dalam sejumlah cara yang berbeda. Sebagai contoh, dengan menggambarkan suatu otomatisasi dengan seseorang yang tanpa pengalamannya dalam mengendarai mobil. Hal itu dapat dijelaskan dengan istilah karakteristik secara fisik dalam bentuk, warna, kapasitas tempat duduk, jumlah pintu, dan lain- lain.
Oleh karena itu, dalam suatu pekerjaan apapun itu, tiap- tiap individu harus memahami terlebih dahulu informasi yang masuk dan juga yang keluar dengan terstruktur.


Bab II
Pembahasan
Konsep Dasar Sistem Informasi Manajemen Pendidikan
Lembaga pendidikan di Indonesia merupakan organisasi yang memiliki orientasi ganda yaitu organisasi yang berorientasi sosial dan orientasi bisnis. Dunia pendidikan Indonesia harus secepatnya berbenah diri dalam meningkatkan sistem informasi guna menunjang daya saing SDM yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan tersebut. Sistem informasi yang akan diciptakan harus seimbang antara infrastruktur teknologi yang tersedia dengan kemampuan SDMnya sehingga tidak terjadi ketimpangan yang sangat jauh, dan sistem informasi tidak dapat terwujud secara signifikan dalam menunjang kuantitas maupun kualitas pendidikan secara mendasar.
Pengertian Sistem Informasi Manajemen Pendidikan
Sitem adalah seperangkat unsur yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi dalam satu lingkungan tertentu (Ludwig, 1997).  Pengertian lain Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling berhubungan untuk mencapai suatu tujuan (A. Rapoport, 1997).
Informasi yaitu sebuah pernyataan yang menjelaskan suatu peristiwa (suatu objek atau konsep) sehingga manusia dapat membedakan sesuatu dengan yang lainnya (Samuel Elion, 1992).
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengawasan antar anggota organisasi dengan menggunakan seluruh sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Stoner AF, 1998).
Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (1989). Pendidikan adalah proses mengubah sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan (proses, perbuatan dan cara mendidik).
Sistem informasi manajemen pendidikan merupakan perpaduan antara sumber daya manusia dan aplikasi teknologi informasi untuk memilih, menyimpan, mengolah, dan mengambil kembali data dalam rangka mendukung proses pengambilan keputusan bidang pendidikan. Pengertian lain sistem informasi manajemen pendidikan adalah suatu sistem yang dirancang untuk menyediakan informasi guna mendukung pengambilan keputusan pada kegiatan manajemen (perencanaan, penggerakan, pengorganisasian, dan pengendalian) dalam bidang pendidikan.
Struktur Sistem Informasi Berdasarkan Kegiatan Manajemen
Kegiatan perencanaan dan pengendalian manajemen dibagi atas tiga macam yaitu: kontrol operasional, kontrol manajemen, dan perencanaan stategi. Pengendalian operasional adalah proses penempatan agar kegiatan operasional dilaksanakan secara efektif dan efisien. Pengendalian operasional menggunakan prosedur dan aturan keputusan yang telah ditentukan lebih dahulu dalam jangka waktu yang relatif pendek. Dukungan pengolahan untuk pengendalian operasional terdiri atas: pengolahan transaksi, pengolahan laporan, dan pengolahan pertanyaan. Ketiga jenis pengolahan berisikan berbagai macam pembuatan keputusan yang melaksanakan aturan keputusan yang telah disetujui atau menyajikan suatu keluhan yang mengeluarkan yang akan diambil (Gordon,1999).
Informasi pengendalian manajemen diperlukan oleh berbagai manajer bagian, pusat laba dan sebagainya untuk mengukur prestasi, memutuskan tindakan pengendalian, merumuskan aturan keputusan baru untuk ditetapkan personalian operasional dan mengalokasikan sumber daya. Proses pengendalian manajemen memerlukan jenis informasi yang berkaiatan dengan tingkat ketelitian yang lebih tinggi menyangkut: pelaksanaan yang direncanakan, alasan adanya perbedaaan, dan analisa atas keputusan atau arah tindakan yang mungkin.
Perencanaan strategi mengembangkan strategi sebagai sarana suatu organisasi untuk mencapai tujuannya. Kegiatan perencanaan strategi tidak mempunyai keteraturan meskipun sebenarnya bisa dijadwalkan dalam periode waktu yang relatif panjang. Informasi yang dibutuhkan haruslah memberikan gambaran yang lengkap dan menyeluruh, walaupun tidak mempunyai ketelitian yang tinggi.
Struktur Sistem Informasi Berdasarkan Fungsi Organisasi
Setiap informasi dapat dianggap sebagai kumpulan subsistem yang didasarkan atas fungsi yang dilaksanakan dalam organisasi. subsistem-subsistem yang umum adalahh sebagai fungsi-fungsi utama suatu organisasi dalam pemasaran, produk, logistik, personalia, keuangan dan akuntansi. Setiap fungsi akan melakukan kegiatan sebagai subsistem informasi untuk mendukung pengendalian operasional, pengendalian manajemen dan pengendalian strategi.
Struktur Sistem Informasi Manajemen Secara Konseptual Dan Fisik
Struktur sistem informasi manajemen (SIM) dapat pula dipandang menurut konsep struktural yang memungkinkan pembahasan dan perancangan sistem fisik yang akan mendefinisikan cara pelaksanaan SIM.
  1. Struktur Konseptual. SIM didefinisikan sebagai suatu gabungan subsistem fungsional yang masing-masing dibagi dalam empat macam pengolahan informasi, yaitu: pengolahan transaksi, dukungan operasional sistem informasi, dukungan pengendalian manajerial sistem informasi, dukungan perencanaan stategi sistem informasi.
  2. Struktur Fisik. Struktur konseptual suatu SIM adalah untuk subsistem fungsional yang terpisah ditambah suatu pangkalan data, beberapa aplikasi umum, dan satu model dasar analisa umum dan model keputusan. Padastruktur fisik semua aplikasi terdiri atas program yang sama sekali terpisah, tetapi hal ini tidak selalu demikian adanya sehingga ada penghematan yang cukup besar dari pengolah terpadu dan pemakain modul umum. Pengolahan terpadu dicapai dengan perencanaan berbagai aplikasi yang paling berhubungan sebagai suatu sistem tunggal untuk menyederhanakan kaitan (interface) dan mengurangi duplikasi masukan sehingga melewati batas fungsional. Struktur fisik juga dipengaruhi pemakain modul umum untuk pengoperasian pengolahan yang menyebabkan tidak ada aplikasi yang lengkap tanpa pemakain modul umum.
Terstruktur, Keputusan Terprogramkan
Ketika suatu keputusan dapat diprogramkan, sebuah organisasi dapat menyiapkan aturan keputusan atau prosedur keputusan. Ini dapat ditegaskan sebagai sekelompok langkah-langkah yang mengikuti, sebuah flowchart, sebuah tabel keputusan atau sebuah rumus. Prosedur keputusan juga akan merinci informasi yang dibutuhkan sebelum aturan keputusan tersebut digunakan.
 Karena terstruktur, keputusan terprogram sebelumnya dapat ditetapkan, banyak dari keputusan ini dapat ditangani oleh personalia tingkat bawah dengan sedikit pengetahuan spesial. Dalam faktanya, banyak keputusan terstruktur dapat dilengkapi secara otomatis, walaupun manusia mengulang secara umum dengan dipertimbangkan sekali. Contoh dari keputusan yang sangat terstruktur adalah rumus memesan inventaris lagi dan aturan untuk kredit sekalipun.
Syarat untuk informasi untuk keputusan terstruktur adalah prosedur yang lebih jelas dan tidak samar-samar untuk pemasukan input data yag ditetapkan, prosedur pengesahan untuk/memastikan pembetulan dan input yang lengkap, memproses input dengan menggunakan logika keputusan dan output dari keputusan terprogram dalam suatu bentuk yang berguna untuk aksi. Suatu output yang berguna akan jelas digunakan dan terdiri dari data untuk membantu penerima untuk menilai keputusan yang layak.
Dalam banyak kasus, tak mungkin mendefinisikan suatu prosedur keputusan atau aturan keputusan untuk menangani semua situasi yang mungkin. Dalam kasus ini, aturan keputusan ditulis untuk memakai paling banyak situasi u dengan beberdihubungi pada manusia pembuat keputusan, biasanya satu dengan beberapa pengetahuan yang spesial.
Tidak Terstruktur, Keputusan Tidak Terprogram
Keputusan tidak terstruktur sebelumnya tidak bisa dipungkiri prosedur keputusan, salah satu karena keputusan adalah juga jarang untuk membenarkan nilai organisasi yang mempersiapkan suatu prosedur keputusan (sungguhpun mungkin sebagian program) atau karena proses keputusan tidak dimengerti baik atau mengubah juga untuk memberikan suatu prosedur keputusan yang tetap yang tidak bisa dipungkiri. Syarat-syarat dukungan untuk membuat keputusan tidak terstruktur dinilai pada data dan suatu variasi analisa dan prosedur. Syarat-syarat data yang tak lengkap dikenal sebelumnya, maka pencarian data harus diikuti sementara pencarian permohonan. Sistem dukungan keputusan yang interaktif dukungan sistem informasi yang cocok untuk pengambilan keputusan tidak terstruktur.
Struktur Sim Berdasarkan Kegiatan Manajemen
SIM mendukung kegiatan manajemen. Ini berarti bahwa struktur dari suatu sistem informasi dapat diklasifikasikan dalam bentuk suatu hierarki dari perencanaan manajemen dan aktifitas pengendalian.
Hierarki Dari Kegiatan Manajemen
Kategori dari perencanaan dan pengendalian manajemen didefinisikan oleh Anthony sebagai berikut :



 
Tingkatan                                                             Catatan

Perencanaan Strategik                         Penetapan Tujuan Organisatoris
Pendefinisian Sasaran, kebijakan dan Pedoman umum yang mengarahkan alur untuk organisasi. Bidang jenis usaha.

            Pengendalian manajemen                    perolehan sumber daya
Taktik perolehan, lokasi pabrik, produk baru, pemakaian anggaran, laporan, perbedaan
Perencanaan dan pengendalian           pendayagunaan fasilitas dan sumber daya yang ada  untuk menyelenggarakan kegiatan

Tiga tingkatan dari kegiatan manajemen dapat dibedakan pada dasar dari horizon perencanaan untuk setiap tingkatan. Perencanaan strategi memperlakukan dengan pertimbangan jangka panjang. Keputusan mengenai pilihan dari bisnis langsung, strategi pemasaran, campuran produksi, dan sebagainya. Pengendalian manajemen dan perencanaan taktis mempunyai suatu jangka menengah horizon perencanaan yang termasuk perolehan dan organisasi dan sumber daya, struktur kerja dan perolehan dan latihan dari perorangan. Ini mencerminkan dalam modal anggaran belanja, tiga tahun perencanaan susunan kepegawaian, dan sebagainya.
Perencanaan dan pengendalian operasional dihubungkan pada keputusan jangka pendek untuk  operasi-operasi ini. Harga, tingkat produksi, tingkat inventaris dan sebagainya merupakan suatu hasil dari kegiatan perencanaan dan pengendallian operasional.
Suatu manajer khusus mempunyai tanggung jawab atas suatu campuran dari kegiatan manajemen. Misalnya, suatu toko tingkat pengawas akan mempergunakan sebagian terbesar waktunya pada perencanaan dan pengendalian operasional. Suatu wakil presiden pelaksana akan menekuni dengan perbandingan waktu yang lebih untuk strategik.
Kegiatan dan proses informasi untuk tiga tingkat adalah saling berhubungan. Contohnya, pengendalian inventaris pada tingkatan  operasional bergantung pada proses yang tepat dari transaksi. Pada tingkat dari pengendalian manajemen, pembuatan keputusan tentang keamanan persediaan dan frekwensi memesan lagi bergantung pada pembetulan ringkasan dari hasil operasi-operasi, pada tingkat strategi, hasil dalam operasi-operasi dan pengendalian manajemen yang dihubungkan pada tujuan-tujuan strategi, saingan tindak tanduk dan sebagainya untuk mencapai strategi inventaris.
Tampaknya terdapat kontras tajam antara ciri informasi untuk perencanaan pengendalian dan taktis berada ditengahnya. Tabel 2-1 menunjukkan perbedaan untuk tujuh macam ciri. Dengan melihat perbedaan ini, sistem informasi untuk perencanaan strategik tidaklah identik dengan sistem informasi untuk pengendalian operasional.
TABEL 2-1 KEBUTUHAN INFORMASI MENURUT KATEGORI KEPUTUSAN
Ciri Informasi
Pengendalian Operasional
Pengendalian Manajemen
Perencanaan Strategik
sumber
Sebagian besar
ekstern
luasnya
Didefinisikan dengan jelas, sempit
Sangat luas
Tingkat agregasi
Sangat terperinci
agregat
Horison waktu
historis
Masa depan
Keadaan waktu
Sangat baru
Agak lama      
Kecermatan yang diminta
tinggi
Rendah
Frekwensi pemakaian
Sangat tinggi
Tidak sering

Variasi keputusan sebagian derajat struktur dalam setiap tingkat dari kegiatan manajemen, walaupun dari mayoritas keputusan-keputusan pada tingkat pengendalian operasional adalah struktur yang relatif dan mayoritas dari keputusan-keputusan pada tingkat perencanaan strategik adalah relatif yang tidak terstruktur. Tabel 2-2 menunjukkan contoh dari keputusan terstruktur dan pada setiap tingkat manajemen. Tabel juga menunjukkan bahwa sistem informasi untuk mendukung keputusan terstruktur versus tidak terstruktur adalah perbedaan ciri. Sistem keputusan terstruktur memberika aturan-aturan keputusan dan kecuali tetapi adalah yang tidak berubah-ubah sebagai isi dan ukuran DSS.

TABEL 2-2 TIPE DARI KEPUTUSAN DENGAN KEGIATAN MANAJEMEN
Sistem keputusan terstruktur






Sistem dukungan keputusan
Terstruktur








Tidak terstruktur
Pengendalian operasional
Pengendalian manajemen
Perencanaan strategik
Keputusan memesan inventaris lagi Daftar produksi pilihan dari penjual keliling Penyewaan dari pengawas baru
Harga dari tawaran Pilihan dari macam-macam kredit Pembagian dari periklanan Organisasi intern dari suatu departement
Perolehan dari suatu perusahaan Tambahan dari macam-macam produksi baru Masuk ke dalam pemasaran baru Organisasi baru dari perusahaan

Tiga bagian berikutnya meringkaskan ciri dari dukungan sistem informasi untuk tiga tingkat dari hierarki perencanaan dan pengendalian manajemen.

Sistem Informasi Untuk Pengendalian Operasional
Pengendalian operasional adalah proses pemantapan agar kegiatan operasional dilaksankan secara efektif dan efisien. Pengendalian operasional menggunakan prosedur dan aturan keputusan yang sudah ditentukan lebih dulu. Sebagian besar keputusan bisa diprogramkan. Prosedur yang lazimnya harus diikuti biasanya adalah cukup stabil. Putusan-putusan operasi dan hasilnya, umumnya diselesaikan dalam waktu singkat. Transaksi individu sering dilakukan, oleh karena itu sistem operasi harus dapat menanggapi transaksi individual dan transaksi singkat.
Pendukung pemrosesan untuk kontrol opersai terdiri dari (gambar 2-2)
1.        Proses Transaksi
2.        Proses Laporan
3.        Proses Pemeriksaan

Proses Transaksi



transaksi                                                                         output transaksi


Laporan Kontrol
 






Proses Pemeriksaan






Gambar 2-2 Proses Pendukung Kontrol Operasi

Ada tiga tipe pemrosesan yang terdiri dari berbagai pembuat keputusan rutin dimana peralatannya telah spesifik dalam membentuk keputusan yang diambil, jika tidak pemakai bertanggung jawab dalam menguasainya. Beberapa contoh yang menggambarkan tipe prosedur keputusan yang dapat dibuat dalam sistem kontrol operasi :
·           Suatu transaksi pencabutan kembali inventory menghasilkan suatu dokumen transaksi
·           Suatu pemeriksaan terhadap file personil menjelaskan keperluan untuk suatu posisi
·           Suatu perintah telepon penerimaan suatu perintah memulai online data memakai suatu terminal display visual.
·           Peranan keputusan yang telah diprogram dalam suatu prosedur pemrosesan laporan bisa menghasilkan laporan khusus untuk memberikan informasi pada area permasalahan.
Database untuk pembuatan kontrol operasional dan keputusan operasional, terutama terdiri dari data internal hasil dari transaksi. Bagian data umumnya merupakan aliran. Pengawasan harus diambil dalam mengartikan data menjadi rekaman dari operasi, karena hubungan pemrosesan sering berarti; sebagai contoh, penambahan pada inventory diproses sebelum penarikan perintah untuk menghindari keluarnya stock ketika stock baru diterima.

Sistem Informasi Untuk Kontrol Manajemen
Informasi kontrol manajemen diperlukan oleh manajer departemen, pusat profit, dll, untuk mengukur pekerjaan, menentukan pada aksi kontrol, merumuskan fungsi keputusan untuk digunakan oleh personel operasional dan alokasi sumber, alasan bagi penyimpangan pekerjaan mungkin dimengerti, dan pemecahan bisa diharapkan. Proses kontrol memerlukan tipe-tipe informasi berikut:
1.      Pekerjaan yang telah direncanakan
2.      Penyimpangan dari pekerjaan yang telah direncanakan
3.      Sebab penyimpangan
4.      Analisis keputusan yang mungkin atau arah aksi

Database untuk kontrol manajemen terdiri dari dua elemen utama
1.      Database dari operasi, dan
2.      Rencana, standar, anggaran, dll yang membatasi harapan manajemen mengenai pekerjaan, juga beberapa data eksternal seperti perbandingan industri dan indeks biaya (gambar 2-3)
Kepentingan proccesing dalam mendukung aktivitas-aktivitas kontrol manajemen adalah sebagai berikut.
1.      Model perencanaan dan anggaran untuk membantu manager dalam memecahkan masalah dalam pengarahan, persiapan dan perbaikan rencana dan anggaran
2.      Program-program laporan penyimpangan untuk memeproses laporan yang didaftar menunjukkan pekerjaan dan penyimpangan dari pekerjaan yang telah direncanakan atau standar lain seperti pekerjaan yang bersifat bersaing.
3.      Model-model analisis masalah untuk menganalisis data dalam melengkapi input untuk pembuatan keputusan.
4.      Model-model keputusan untuk menganalisis suatu keadaan masalah dan memungkinkan pemecahan dalam evaluasi manajemen.
5.      Model-model pemeriksaan-pemeriksaan. Output dari sistem informasi kontrol manajemen merupakan rencana-rencana dan anggaran-anggaran daftar laporan, laporan khusus, analisa keadaan  masalah, keputusan untuk pemerikasaan dan tanggapan pemeriksaan.









Flowchart: Alternate Process: Transaction based files
Budgets, standars, plan, etc
Other
Database











 




Flowchart: Alternate Process: Request
Inquiries
Problems
etc
Planning /Budget models
Variance reporting
Problem analysis models
Decision models
Inquiry  processing
 
                                              Processing         Program


Flowchart: Alternate Process: Plans and budgets
Scheduled reports
Special reports
Analysis Decision for review
Inquiry responses
 







Gambar 2-3 database kontrol manajemen dan pendukung processing

Sistem Informsasi Untuk Perencanaan Strategi
Tujuan perencanaan strategi adalah untuk mengembangkan strategi dimana suatu organisasi akan mampu mencapai tujuannya. Horoson waktu untuk perencanaan strategi cenderung menjadi lama, oleh karena itu bantuan dalam organisasi bisa dibuat, sebagai contoh:
·           Suatu rantai pertokoan dapat memutuskan untuk mengubah menjadi usaha melalui pesanan
·           Suatu rantai pertokoan dengan toko-toko dalam pusat kota bisa memutuskan untuk mengubah menjadi suatu tipe potongan operasi di luar kota
·           Suatu produk industri pabrik perseroan dapat memutuskan untuk mengubah menjadi garis pemakai.

Aktivitas perencanaan strategi tidak harus terjadi dalam suatu periode, lingkaran yang teratur seperti kegiatan kontrol manajemen. Mereka bisa menjadi tidak teratur meskipun beberapa perencanaan strategi umumnya untuk diproses, data disimpulkan dari satu macam sumber. Ada keperluan untuk mempertimbangkan data eksternal. Beberapa contoh tipe-tipe data yang berguna dalam perencanaan strategi untuk mengilustrasikan keperluan data alami.
1.      Pandangan ekonomi dalam arah perseroan dan aktivitas daerah mendatang
2.      Arah dan lingkungan mendatang
3.      Kemampuan arah dan pekerjaan dari organisasi melalui pasar, desa, dll
4.      Harapan bagi industri daerah lain
5.      Kemampuan bersaing dan saham pasar mereka
6.      Kesempatan bagi pertaruhan baru, didasarkan pada arah dan perkembangan yang diharapkan
7.      Alternatif strategi
8.      Proyeksi keperluan sumber untuk alternatif stategi

Bab III
(Penutup)
Dalam dunia Pendidikan, Struktur Sistem Informasi sangat dibutuhkan untuk menunjang kegiatan Pendidikan tersebut, guna menciptakan efektif dan efisiannya Pendidikan.
Pada Makalah kami ini, Struktur sistem Informasi yang kami kemukakan masih bersifat umum. Maka dari itu, di sini kami meminta para pembacalah yang Mengaplikasikan ke dalam ruang lingkup Pendidikan.
Demikianlah Makalah yang dapat kami sajikan, sesungguhnya kebenaran itu, mutlak milik Allah SWT, kami hanya mencari kebenaran, namun tidak untuk menciptakan kebenaran. Oleh karen itu, semoga apa yang kami sajikan ini, dapat menambah khazanah keilmuan kita untuk menghadapi Dunia Pendidikan ke depannya. Amiin....

Daftar Pustaka
http://blog.re.or.id/struktur-sistem-informasi-manajemen.htm


0 komentar: