BAB I
Pendahuluan
Lingkungan internal maupun eksternal lembaga
pendidikan selalu berkembang dan bersifat dinamis sehingga menimbulkan
kesempatan atau hambatan bagi pertumbuhan lembaga pendidikan tersebut. Penyebab
lainnya adalah keputusan yang dibuat oleh pihak manajemen.
Dalam menjalankan tugasnya pihak manajemen akan
dihadapkan pada terbatasnya waktu, risiko yang mungkin mengancam stabilitas
lembaga pendidikan dan keputusan yang diambil harus dapat dikomunikasikan pada
pihak pelaksana (petugas operasional), seperti pendidik dan tenaga
kependidikan.
Untuk menghadapi hambatan maupun tantangan
lingkungan dan kemampuan dalam membuat keputusan, pihak manajemen pendidikan
memerlukan strategi yang tepat agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara
optimal.
Sebelum menentukan langkah-langkah strategi yang
harus dipilih dalam manajemen pendidikan, akan dijelaskan terlebih dahulu apa
yang dimaksud dengan strategi.
Menurut Glueck (1998 : 6), strategi adalah satu kesatuan rencana yang komprehensif dan terpadu
yang menghubungkan kekuatan strategi organisasi dengan lingkungan yang
dihadapinya, kesemuanya menjamin agar tujuan organisasi tercapai.
Menurut Robson (1997 : 5), strategi meupakan pola keputusan dari alokasi sumber yang dibuat untuk
mencapai tujuan organisasi.
Ada tiga tahapan yang harus dilalui dalam melaksanakan
suatu strategi sebelum menetapkan strategi pendidikan yang akan dilakukan.
Pimpinan sebuah lembaga pendidikan diharapkan mampu menganalisis terlebih
dahulu strategi yang akan dilaksanakan dengan cara menganalisis lingkungan,
baik internal maupun eksternal lembaga pendidikan, kemudian menganalisis budaya
lingkungan dam mempertimbangkan sumber daya yang dimiliki, baik sumber daya
alam, sumber daya manusia, maupun sumber daya lainnya. Setelah melakukan
analisis strategi kemudian melakukan pemilhan strategi yang akan dilaksanakan
dengan cara mengindetifikasi alternatif yag paling tepat. Tahap berikutnya
adalah implementasi strategi yang telah dipilih dengan menetapkan sistem dan
personel yang akan diberdayakan dalam lembaga tersebut. Selanjutnya, membuat
struktur organisasi untuk kemudian merencanakan dan mengalokasikan
sumber-sumber yang telah tersedia.
BAB
II
Pembahasan
Kerancuan yang terjadi atas pendidikan nasional
dimungkinkan oleh berbagai kebijakan dasar dan strategi implementasinya kurang
didasarkan atas keutuhan konsep dan filosofi. Banyak pemikiran hanya dicurahkan
pada permasalahan mikro, yakni yang terkait langsung dengan aktifitas
pembelajaran. Pendidkan hanya diartikan sempit sebagai pengajaran bahkan lebih
sempit lagi hanya sebuah sistem persekolahan.
Pendidikan dalam makan luas atau tatanan makro perlu
dikembangkan dari sifat reaktif dan proaktif terhadap perkembangan masyarakat
menjadi rekonstruksionistik sosial. Menjadi rekonstruksionistik sosial berarti
pendidikan turut secara aktif memberikan corak dan arah terhadap perkembangan
masyarakat yang dicita-citakan.
Strategi pendidikan perlu dirancang agar mampu
menjangkau alternatif jangka panjang yang mampu menghasilkan perubahan yang
signifikan bagi masa depan bangsa, memupuk watak yang mandiri, serta tekad
peserta didik untuk memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif terhadap
bangsa lain.
Dalam hal ini akan dikemukakan beberapa rumusan
strategi mengenai substansi dan metodologi pendidikan serta beberapa rumusan
strategi lainnya mengenai organisasi dan manajemen pendidikan nasional.
1.
Strategi Umum Pendidikan Nasional
Starategi
umum pendidikan untuk menjawab isu pemberdayaan masyarakat dalam pendidikan
dituangkan aspek penting yaitu pertama tentang demokratisasi pendidikan sebagai
konsep, kedua ditampilkan kelompok sasaran khusus sebagai konsekuensi dari
demokrasi.
a. Demokratisasi Pendidikan
Demokratisasi pendidikan dilakukan melalui beberapa
cara sebagai berikut.
1)
Perluasan dan Pemerataan Kesempatan
untuk Memperoleh Pendidikan
2)
Pendidikan untuk Semua (Education For
All)
3)
Pemberdayaan dan Pendayagunaan Berbagai
Institusi Kemasyarakatan
4)
Pengakuan Hak-hak Masyarakat termasuk
Hak Pendidikan
5)
Kerja Sama dengan Dunia Usaha dan
Industri
b.
Kelompok-kelompok Sasaran Khusus
1)
Anak Usia Dini
2)
Keluarga
3)
Penyandang Cacat
4)
Anak Berkemampuan Luar Biasa (Gifted)
5)
Kelompok Anak-anak Kurang Beruntung
6)
Kaum Perempuan
7)
Masyarakat Terpencil
8)
Kelompok Usia Produktif
9)
Kelompok Usia Lanjut
2.
Strategi Pokok Pembangunan Pendidikan
Nasional
Dalam merealisasikan strategi pokok
pembangunan pendidikan, sedikitnya terdapat lima strategi pokok pembangunan
pendidikan nasional, yaitu :
·
Mengatasi
dampak krisis ekonomi terhadap bidang pendidikan
·
Melakukan
perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu dengan
fokus program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun
·
Meningkatkan
mutudan relevansi pendidikan yang mampu menghadapi tuntutan yang berkembang
·
Mengembangkan
sistem dan manajemen pendidikan yang mendukung pelaksanaan otonomi daerah,
manajemen berbasis sekolah, efisiensi, dan akuntabilitas
·
Memberdayakan
kelembagaan pendidikan yang produktif dan kondusif sebagai pusat pembelajaran,
pendidikan, dan pembudayaan
3.
Faktor-faktor yang Mendukung
Pengembangan Strategi Pendidikan
Beberapa isu faktor-faktor strategis
yang harus diperhitungkan dalam pengembangan strategi pendidikan masa depan
yang meliputi pembenahan struktural serta peningkatan kualitas dan relevansi.
1.
Pembenahan Struktural
a.
Otonomi
dan Akuntabilitas
Dalam dunia pendidikan tradisi untuk
membentuk kualitas sebagai sesuatu yang dikeramatkan. Akan tetapi, dewasa ini
paradigma sudah berubah. Ada kecenderungan bahwa pendidikan telah menjauh dari
mistik sejalan dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat akan
akuntabilitas. Salah satu prasyarat untuk keberhasilan fungsi dan maajemen
endidikan terletak pada adanya hubungan yang baik antara birokrat dan
masyarakat secara keseluruhan.
b.
Strategi
Pendanaan
Dengan statusnya yang otonom, lembaga
pendidikan harus diberikan dukungan untuk lebih inovatif dalm mengembangkan
pendekatan baru dalam manajemen pendidikan dan proses belajar mengajar.
Pimpinan lembaga pendidikan arus mampu mengelola dana yang diperolehnya dan
menggunakannya sesuai dengan kebutuhan lembaga pendidikan yang bersangkutan,
tanpa intervensi pemerintah.
c.
Sumber
Daya Manusia
Sehat tidaknya kondisi lembaga
pendidikan banyak tergantung kepada tenaga administratif, tenaga pengajar, dan
profesional (peneliti). Kontribusi tenaga pengajar dan tenaga profesional
(Pegawai Negeri Sipil/PNS) telah cukup menunjukkan tingkat profesionalisme dan
pengabdian yang tinggi.
d.
Diferensiasi
Tatkala lembaga pendidikan telah menjadi
sesuatu yang massal, banyak pemerintahan di dunia mengembangkan kebijakannya
dengan menjadika lembaga pendidikan lebih beraneka ragam. Dalam hal ini telah
terjadi diferensiasi maupun diversfikasi misi atau statifikasi yang harus
dipandang sebagai cara lembaga pendidikan untuk merespons kekuatan pasar
pengguna jasa pendidikan yang memengaruhi terjadinya diferensiasi fungsional
institusi, program-program studi, dan kegiatan ekstrakurikuler.
2.
Peningkatan Kualitas dan Relevansi
Berkenaan dengan kualitas dan relevansi,
isu-isu strategis yng perlu diperhitungkan dalam pengembangan strategi
pendidikan nasional adalh sebagai berikut.
a.
Peningkatan
dan Penjaminan Kualitas
Indikator yang sangat penting meliputi empat
pertanyaan sebagai berikut.
1)
Apa
yang diperlukan dan diharapkan oleh asyarakat dari sebuah lembaga pendidikan,
baik negeri maupun swasta.
2)
Faktor-faktor
apa (ekonomi, demografi, teknologi, atau lainnya) yang akan memengaruhi kebutuha
dan harapan masyarakat serta pemerintah terhadap lembaga pendidikan di masa
mendatang.
3)
Seberapa
jauh kinerja lembaga pendidikan sekarang dapat memenuhi kebutuhan dan harapan
masyarakat serta pemerintah dilihat dari program yang ditawarkan, aksesibilitas,
maupun kualitas.
4)
Adakah
kesenjangan antara kinerja lembaga pendidikan dengan kebutuhan masyarakat serta
opsi-opsi kebijakan apa yang tersedia untuk memperbaiki keadaan tersebut.
b.
Keterampilan
Menulis di Kalangan Tenaga Pengajar
Keterampilan tenaga pengajar selain
melaksanakan tugas mengajar dituntut ula untuk membuat karya ilmiah sesuai
dengan kapasitas tugasnya sebagai guru atau dosen agar dapat menciptakan
kreativitas serta mengembangkan kompetensi yang dimilikinya sesuai dengan
tuntutan dunia pendidikan yang identikdengan budaya menulis.
c.
Relevansi
Lembaga pendidikan dalam kaitannya dengan relevansi
harus melihat peran dan tempat di lingkungan masyarakat, fungsi pembelajaran,
serta kaitannya dengan dunia bisnis dalam pengeryian yang ebih luas. Kebutuhan
aka relevansi telah mendapatkan dimesi baru dan semakin penting sejalan dengan
tuntutan perekonomian modern terhadap tersedianya luluan yang mampu secara
terus-menerus memperbarui pengetahua, mempelajari keterampilan baru, tidak
hanya pencari kerja yang sukses, melainkan mampu menciptakan sendiri pekerjaan
(wirausaha) di tengah-tengah pasar tenaga kerja yang terus-menerus berubah.
d.
Penyediaan
dan Perluasan Akses ke Pendidikan Tinggi
Tersedianya akses yang luas ke jenjang
pendidikan tinggi ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah mahasiswa dan adanya
pemerataan akses antarkelompok masyarakat dan lokasi geografis. Kendala lain
bagi pendidikan bahwa prioritas harus diberikan kepada jenjang pendidikan dasar
yang sekarang dikenal dengan pendidikan dasar 9 tahun. Selam akses semua ank
yang berusia 7 – 15 tahun pendidikan dasar belum tercapai, artinya program
wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun belum tuntas maka program pendidikan
selanjutnya harus menerima kenyataan untuk tidak mendapatkan prioritas dana
dari pemerintah.
3.
Pengembangan Kapabilitas Pendidikan
Nasional
Kapabilitas pendidikan nasional yang
diharapkan di masa mendatang dapat memenuhi tuntutan pasar yang membutuhkan
lulusan lembaga pendidika yang ada. Untuk mendukung kapabilitas tersebut,
diperlukan faktor-faktor yang mendasarinya, yaitu sebagi berikut.
a.
Pengurangan
Ketergantungan Pendidikan Terhadap Pemerintah Pusat
b.
Penyelenggaraan
Pendidikan yang Demokratis, Akuntabel, dan Bermutu
c.
Kurikulum
yang Mampu Membentuk Kepribadia dan Profesionalisme
d.
Penerapan
Filsafat Kostruktivisme
e.
Penerapan
Pendekatan Rekonstruksi Sosial
f.
Implikasi
Konstruktivisme terhadap Proses Belajar
4.
Desentralisasi Pendidikan
Desentralisasi pendidikan sangat
berpengaruh terhadap perkembangan lembaga pendidikan yang ada di Indonesia.
Beberapa indikator yang mendasari desentralisasi pendidikan adalah sebagai
berikut.
a.
Pengaturan
Perimbangan Kewenangan Pusat Daerah
b.
Manajemen
Partisipasi Masyarakat dalam Pendidikan
c.
Penguatan
Kapasitas Manajemen Pemerintah Daerah
d.
Pendayagunaan
Bersama Sumber Daya Pendidikan
e.
Hubungan
Kemitraan antara Stakeholder Pendidikan
f.
Pengembangan
Infrastruktur Sosial
5.
Akuntabilitas Pendidikan
Agar lembaga pendidikan memiliki
keunggulan dan dapat diterima oleh pengguna jasa pendidikan, perlu menerapkan
berbagai kriteria pendukungnya sebagai berikut.
a.
Penerapan
Manajemen Mutu Terpadu (TQM) bidang pendidikan
b.
Penerapan
profesionalisme manajemen pendidikan
c.
peningkatan
kesejahteraan dan penerapan sistem pengembangan karier guru
d.
Pengakuan
legalitas penyelenggaraan pendidikan
e.
Optimalisasi
kinerja lemaga akreditasi pendidikan
4.
Masalah-masalah yang Dihadapi Pendidikan
Nasional
Perkembangan
dunia pendidikan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor internal
maupun faktor eksternal.
1. Faktor Internal
Faktor
internal yang memengaruhi kondisi pendidikan meliputi hal-hal berikut.
a.
Dampak Manajemen yang Sentralistik
Meskipun
banyak keberhasilan yang telah dicapai dunia pendidikan dalam membuka akses
yang lebih luas, upaya untuk mengembangkan satu sistem pendidikan nasonal telah
menimbulkan akibat-akibat yang negatif. Secara perlahan namun pasti,
kecenderungan tentang terjadinya sentralisasi yang berlebihan (over centralization) pada pemerintah
pusat telah dirasakan hampir pada semua aspek manajemen pendidikan.
b.
Mekanisme Pendanaan oleh Pemerintah
Dana
pendidikan yang bersumber dari pemerintah disediakan melalui alokasi langsung
dan mekanisme kompetitif untk proyek-proyek investasi, alokasi tambahan untuk
anggaran rutin, dan usulan kegiatan yang didasarkan atas pendapatan lembaga
pedidikan. Berdasarkan pengamatan, pemerintah hanya mmenyerahkan semua
mekanisme ini kepada pasar dan sama aekali tdak ada proteksi untuk asyarakat
yang kurang mampu. Jika ada sedikit keberpihakan pemerintah terhadap dunia
pendidikan banyak strategi yang bisa dilakukan. Misalnya dalam bisnis properti,
pemerintah memperbolehkan pengembang membangun rumah-rumah mewah tetapi
mewajibkan membangun rumah sangat sederhana bagi masyarakat kelas bawah. Untuk
bisnis pendidikan, pemerintah semestinya bisa melakukan kewaiban serupa,
misalnya kewajiban menyediakan 20% fasilitas bagi masyarakat tidak mampu.
Selain itu bisa juga dilakukan upaya pemerataan dengan jalan mewajibkan sebuah
lembaga pendidikan mahal membagun sekolah murah di tempat lain dengan kualitas
pembelajaran yang tidak berbeda.
c.
Manajemen dan Organisasi
Banyak
tenaga pengajar/guru ramai-ramai mencari penghasilan tambahan di luar kegiatan
utamanya karena kurangnya insentif yang diterima. Ketidakmampuan lembaga
pendidikan dalam memberikan insentif tambahan yang berprestasi akibat kurangnya
akuntabilitas dan sustainabilitas serta kecenderungan penetapan tujuan yang
tidak realistis.
d.
Sumber Daya Manusia
Meskipun
usaha untuk meningkatkan mutu tenaga pendidikan terus dilakukan, secara umum
kulifikasi pendidikan para guru/dosen di Indonesia masih belum memadai. Di
samping suasana akademik belum memuaskan dan mutu staf administrasi pendidikan
masih jauh dari memadai untuk mendukung tuntutan tugas administrasi pendidikan
di setiap lembaga pendidikan yang ada.
2. Faktor Eksternal
Sedangkan
faktor eksternal yang memengaruhi sistem pendidikan nasional adalah sebagai
berikut.
a.
Globalisasi
Globalisasi
telah membawa paradigma baru dalam lingkungan pendidikan nasional berkenaan
dengan penyelenggaraan proses pendidikan nasional yang dewasa ini sedang
mengalami transformasi menjadi lebih komprehensif dan multidisipliner.
b.
Perkembangan Ekonomi Nasional
Dalam
periode pemulihan ekonomi pascakrisis, strategi perkembangan ekonomi nasional
sangat kuat dikendalikan oleh Lembaga Moneter Internasional, yaitu IMF. Dunia
pendidikan harus tampil cermat mengamati dan memantau perkembangan ekonomi
nasional agar secara terus-menerus dapat menigkatkan relevansinya.
c.
Politik
Memulai
suatu arah atau langkah baru, seperti memperkenalkan paradigma baru dari sistem
pendidikan, memerlukan kemampuan untuk meyakinkan para elite strategis di
lingkungan birokrat, kelompok-kelompok yang berkepentinan, dan masyarakat umum
lainnya tentang pentingnya arah baru yang akan ditempuh.
d.
Sosial Budaya
Merton
memperkenalkan suatu paradigma yang dikenal dengan paradigma Merton untuk
komunitas pendidikan, yang terdiri atas universalisme, komunalisme, tanpa
pamrih dan skeptisisme terorganisasi. Akan tetapi, denga terjadinya pergeseran
dari ilmu-ilmu dasar ke ilmu-ilmu erapan atatu dari penekaan pada kegunaan ilmu
ke aktivitas perekonomian nasional dewasa ini, paradigma Merton dianggap tidak
lagi memadai. Norma lain yang baru ditambahkan kepada dunia pendidikan, yaitu
spesifisitas, praktikalitas, dan kepatutan (Slaughter & Lislie, 1997).
Strategi
pendidikan di Indonesa sudah sepatutnya mengdopsi dan mengadaptasi konsep
tersebut. Akan tetapi, pada saat yang sama strategi pendidikan juga harus mampu
menghindarkan diri dari semata-mata meniru budaya yang secara historis asing bagi
dunia pendidikan di Indonesia.
e.
Teknologi
Saat ini
kita menyaksikan era kemajuan teknologi yang sangat cepat yang belum pernah
dialami sepanjang sejarah peradaban manusia. Misalnya siklus pendidikan tinggi
adalah empat tahun untuk tingkat strata satu (S-1/undergraduate program). Hal ini sesuai dengan tuntutan dunia
industri/dunia bisnis yang semakin berkembang sesuai dengan perkembangan
teknologi terutama teknologi informasi, yang membawa masyarakat Indonesia
menembus wilayah geografis lokal, nasional, maupun internasiona lyang tidak
mengenal batas.
Orang yang
terlibat dalam dunia pendidikan harus mulai melirik teknologi untuk lebih
meningkatkan kapasitas dan kapabilitas dalam mewujudkan dunia pendidikan yang
diharapkan semakin memiliki arti dengan didukung oleh kualitas yang bisa
diandalkan oleh masyarakat pengguna jasa pendidikan.
- Membangun Sistem Pendidikan yang Berbudaya di Era Globalisasi
1. Pentingnya Strategi Budaya
Kemajuan
teknologi dalam era globalisasi ini mengakibatkan interaksi budaya akan berjalan
dengan semakin intensif dan terbuka sehingga berdampak pada terjadinya
perubahan budaya yang sangat fundamental. Globalisasi budaya ini menyebabkan
perubahan pola dan gaya hidup, ahkan nilai-nilai dan tatanan kehidupan mausia
di dunia, tidak terkecuali di Indonesia.
Oleh karena
itu, perlu disadari bahwa globalisasi tidak selalu membawa dampak positif bagi
umat manusia, bahkan menjadi semacam tumbuhnya ideologi baru yang siap menerkam
nilai-nilai dan tatanan kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara.
Dalam era
globalisasi budaya ini ada tiga aspek kehidupan yang akan berubah dan cenderung
terus berubah, yaitu budaya 3-F budaya
makan (food), budaya berbusana (fashion), dan budaya memenuhi kesenangan hidup
(fun). Buday makan kita sudah mulai terjajah oleh budaya makan dari luar.
Apabila pola makan asing menjadi budaya makan masyarakat kita. Akibatnya,
permintaan terhadap makanan asing akan meningkat. Jika permintaan terhadap
makanan asing meningkat, penawaran otomatis meningkat. Karena produk makanan asing
didatngkan secara impor, jumlah impor akan
meningkat. Budaya berpakaian dan budaya hura-hura perlu mendapatkan
perhatian yang lebih sungguh-sungguh karena dampaknya akan sangat berat.
Dengan
demikian, tantangan berat yang harus kita hadapi dalam abad ke-21 ini adalah
memperkokoh moral dan budaya bangsa. Kita lebih paham dengan tantangan lain
yang dianggap sama pentingnya terutama untuk menghadapi globalisasi ekonomi,
yaitu meningkatkan daya saing dan meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
2. Masalah Utama Pendidikan
a.
Rendahnya pemerataan kesempatan belajar diserai
banyaknya peserta didik yang putus sekolah
b.
Rendahnya mutu akademik terutama penguasaan ilmu
pengetahuan alam, matematika, serta bahasa.
c.
Rendahnya efisiensi internal karena lamanya masa studi
melampaui waktu standar yang telah ditetapkan.
d.
Rendahnya efisiensi eksternal sistem pendidikan ang
disebut dengan relevansi pendidikan, yang menyebabkan terjadinya pengangguran
tenaga terdidik yang cenderung terus meningkat.
e.
Terjadi kecenderungan menurunnya akhlak dan moral yang
menyebabkan lunturnya taggung jawab dan kesetiakawanan sosial, seperti
terjadinya tawuran pelajar dan kenakalan remaja.
3. Membangun Sistem Pendidikan yang Tangguh
Sistem
pendidikan yang tangguh dan berkualitas akan menghasilkan lulusan yang
berkualitas pula, sebagaimana dirumuskan dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwakepada
Tuhan Yang Maha Esa serta berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan
mandiri, serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Langkah-langkah
strategis sistem pendidikan, antara lain sebagai berikut.
1.
Meningkatkan efisiensi dan efektifitas manajemen
pendidikan, baik pada tingkat mikro maupun tingkat makro.
2.
Menciptakan kelembagaan agar daerah mempunyai peranan
dan keterlibatan yang lebih besar dalam penyelenggaraan pendidikan.
3.
Mendorong peran serta masyarakat termasuk lembaga
sosial kemasyarakatan dan dunia usaha sebagai mitra pemerintah dalam
pembangunan dan penyelenggaraan pendidikan.
4.
Ada sistem pendidikan nasional, terutama pendidikan
keagamaan yang mengelola sekolah dasar Islam yang sebagian besar dikelola oleh
lembaga sosial kemasyarakatan termasuk pendidikan pesantren.
5.
Menyediakan fasilitas yang memadai agar peserta didik
tumbuh dan berkembang secara sehat, dinamis, kreatif, dan produktif.
6.
Menciptakan sistem pendidikan yang proaktif dan fleksibel.
7.
Menciptakan suasana dan proses belajar mengajar yang
mampu membangkitkan dan mengembangkan kreativitas, inovasi, serta minat dan
semangat belajar.
8.
Menanamkan kecintaan terhadap ilmu pengetahuan dan
teknologi sejak dini di tingkat sekolah dasar dalam rangka menumbuhkan budaya
iptek.
4. Meningkatkan Kualitas Guru
Menyimak berbagai permasalahan, visi dan misi
pendidikan, kita yakin bahwa peran guru atau dosen sangat penting. Persyaratan
kualitas yang ditetapkan adalah guru sekolah dasar minimal harus memiliki
kualifikasi diploma dua (D-2), guru sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP)
minimal diploma 3, dan guru sekolah lanjutan tingkat atas minimal sarjana
strata satu (S-1).
Pola pembinaan karier guru yang berlaku saat ini,
tampaknya belum dapat membedakan adanya penghargaan dalam promosi kenaikan
pangkat antara yang profesional dan tidak profesional. Persoalan tersebut
tampaknya sangat klasik tetapi sampai saat ini belum terpecahkan secara
mendasar. Lembaga pendidikan seperti IKIP diharapkan dapat menemukan terobosan
untuk mengatasi masalah yang sudah semakin kompleks, serta perlu keterlibatan
pihak lain yang terkait.
SIMPULAN
Kerancuan
yang terjadi atas pendidikan nasional dimungkinkan oleh berbagai kebijakan
dasar dan strategi implementasinya kurang didasarkan atas keutuhan konsep dan
filosofi.
Dari
berbagai faktor-faktor yang mendukung pengembangan strategi pendidikan, juga
tidak terlepas dari berbagai masalah pendidikan. Baik dari faktor internal
maupun faktor eksternal. Lebih dari pada itu, kita tidak tinggal diam dalam
menghadapi situasi dalam dunia pendidikan, justru ada strategi dalam membangun
sistem pendidikan, khususnya dalam lingkungan global yang diantaranya
ü Pentingnya
strategi budaya
ü Masalah
utama pendidikan
ü Membangun
sistem pendidikan yang tangguh
ü Meningkatkan
kualitas guru
Adapun
faktor-faktor yang mendukung pengembangan strategi pendidikan di antaranya
ü Pembenahan
Struktural
ü Peningkatan
kualitas dan relevansi
ü Pengembangan
kapabilitas pendidikan nasional
ü Desentralisasi
pendidikan
ü Akuntabilitas
pendidikan
DAFTAR PUSTAKA
Rochaety Eti, Pontjoroni
Rahayuninsih & Prima Gusti Yanti. 2005. Sistem
Informasi Manajemen Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
www.sistem informasi manajemen pendidikan.com
0 komentar:
Posting Komentar