Breaking News
Loading...
Jumat, 07 Desember 2012

Info Post

BAB I
Pendahuluan
Lingkungan internal maupun eksternal lembaga pendidikan selalu berkembang dan bersifat dinamis sehingga menimbulkan kesempatan atau hambatan bagi pertumbuhan lembaga pendidikan tersebut. Penyebab lainnya adalah keputusan yang dibuat oleh pihak manajemen.
Dalam menjalankan tugasnya pihak manajemen akan dihadapkan pada terbatasnya waktu, risiko yang mungkin mengancam stabilitas lembaga pendidikan dan keputusan yang diambil harus dapat dikomunikasikan pada pihak pelaksana (petugas operasional), seperti pendidik dan tenaga kependidikan.
Untuk menghadapi hambatan maupun tantangan lingkungan dan kemampuan dalam membuat keputusan, pihak manajemen pendidikan memerlukan strategi yang tepat agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara optimal.
Sebelum menentukan langkah-langkah strategi yang harus dipilih dalam manajemen pendidikan, akan dijelaskan terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan strategi.
Menurut Glueck (1998 : 6), strategi adalah satu kesatuan rencana yang komprehensif dan terpadu yang menghubungkan kekuatan strategi organisasi dengan lingkungan yang dihadapinya, kesemuanya menjamin agar tujuan organisasi tercapai.
Menurut Robson (1997 : 5), strategi meupakan pola keputusan dari alokasi sumber yang dibuat untuk mencapai tujuan organisasi.
Ada tiga tahapan yang harus dilalui dalam melaksanakan suatu strategi sebelum menetapkan strategi pendidikan yang akan dilakukan. Pimpinan sebuah lembaga pendidikan diharapkan mampu menganalisis terlebih dahulu strategi yang akan dilaksanakan dengan cara menganalisis lingkungan, baik internal maupun eksternal lembaga pendidikan, kemudian menganalisis budaya lingkungan dam mempertimbangkan sumber daya yang dimiliki, baik sumber daya alam, sumber daya manusia, maupun sumber daya lainnya. Setelah melakukan analisis strategi kemudian melakukan pemilhan strategi yang akan dilaksanakan dengan cara mengindetifikasi alternatif yag paling tepat. Tahap berikutnya adalah implementasi strategi yang telah dipilih dengan menetapkan sistem dan personel yang akan diberdayakan dalam lembaga tersebut. Selanjutnya, membuat struktur organisasi untuk kemudian merencanakan dan mengalokasikan sumber-sumber yang telah tersedia.


BAB II
Pembahasan
Kerancuan yang terjadi atas pendidikan nasional dimungkinkan oleh berbagai kebijakan dasar dan strategi implementasinya kurang didasarkan atas keutuhan konsep dan filosofi. Banyak pemikiran hanya dicurahkan pada permasalahan mikro, yakni yang terkait langsung dengan aktifitas pembelajaran. Pendidkan hanya diartikan sempit sebagai pengajaran bahkan lebih sempit lagi hanya sebuah sistem persekolahan.
Pendidikan dalam makan luas atau tatanan makro perlu dikembangkan dari sifat reaktif dan proaktif terhadap perkembangan masyarakat menjadi rekonstruksionistik sosial. Menjadi rekonstruksionistik sosial berarti pendidikan turut secara aktif memberikan corak dan arah terhadap perkembangan masyarakat yang dicita-citakan.
Strategi pendidikan perlu dirancang agar mampu menjangkau alternatif jangka panjang yang mampu menghasilkan perubahan yang signifikan bagi masa depan bangsa, memupuk watak yang mandiri, serta tekad peserta didik untuk memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif terhadap bangsa lain.
Dalam hal ini akan dikemukakan beberapa rumusan strategi mengenai substansi dan metodologi pendidikan serta beberapa rumusan strategi lainnya mengenai organisasi dan manajemen pendidikan nasional.
1.        Strategi Umum Pendidikan Nasional
Starategi umum pendidikan untuk menjawab isu pemberdayaan masyarakat dalam pendidikan dituangkan aspek penting yaitu pertama tentang demokratisasi pendidikan sebagai konsep, kedua ditampilkan kelompok sasaran khusus sebagai konsekuensi dari demokrasi.
a.      Demokratisasi Pendidikan
Demokratisasi pendidikan dilakukan melalui beberapa cara sebagai berikut.

1)        Perluasan dan Pemerataan Kesempatan untuk Memperoleh Pendidikan
2)        Pendidikan untuk Semua (Education For All)
3)        Pemberdayaan dan Pendayagunaan Berbagai Institusi Kemasyarakatan
4)        Pengakuan Hak-hak Masyarakat termasuk Hak Pendidikan
5)        Kerja Sama dengan Dunia Usaha dan Industri
b.      Kelompok-kelompok Sasaran Khusus
1)        Anak Usia Dini
2)        Keluarga
3)        Penyandang Cacat
4)        Anak Berkemampuan Luar Biasa (Gifted)
5)        Kelompok Anak-anak Kurang Beruntung
6)        Kaum Perempuan
7)        Masyarakat Terpencil
8)        Kelompok Usia Produktif
9)        Kelompok Usia Lanjut

2.      Strategi Pokok Pembangunan Pendidikan Nasional
Dalam merealisasikan strategi pokok pembangunan pendidikan, sedikitnya terdapat lima strategi pokok pembangunan pendidikan nasional, yaitu :
·           Mengatasi dampak krisis ekonomi terhadap bidang pendidikan
·           Melakukan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu dengan fokus program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun
·           Meningkatkan mutudan relevansi pendidikan yang mampu menghadapi tuntutan yang berkembang
·           Mengembangkan sistem dan manajemen pendidikan yang mendukung pelaksanaan otonomi daerah, manajemen berbasis sekolah, efisiensi, dan akuntabilitas
·           Memberdayakan kelembagaan pendidikan yang produktif dan kondusif sebagai pusat pembelajaran, pendidikan, dan pembudayaan

3.      Faktor-faktor yang Mendukung Pengembangan Strategi Pendidikan
Beberapa isu faktor-faktor strategis yang harus diperhitungkan dalam pengembangan strategi pendidikan masa depan yang meliputi pembenahan struktural serta peningkatan kualitas dan relevansi.
1.      Pembenahan Struktural
a.       Otonomi dan Akuntabilitas
Dalam dunia pendidikan tradisi untuk membentuk kualitas sebagai sesuatu yang dikeramatkan. Akan tetapi, dewasa ini paradigma sudah berubah. Ada kecenderungan bahwa pendidikan telah menjauh dari mistik sejalan dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat akan akuntabilitas. Salah satu prasyarat untuk keberhasilan fungsi dan maajemen endidikan terletak pada adanya hubungan yang baik antara birokrat dan masyarakat secara keseluruhan.
b.      Strategi Pendanaan
Dengan statusnya yang otonom, lembaga pendidikan harus diberikan dukungan untuk lebih inovatif dalm mengembangkan pendekatan baru dalam manajemen pendidikan dan proses belajar mengajar. Pimpinan lembaga pendidikan arus mampu mengelola dana yang diperolehnya dan menggunakannya sesuai dengan kebutuhan lembaga pendidikan yang bersangkutan, tanpa intervensi pemerintah.
c.       Sumber Daya Manusia
Sehat tidaknya kondisi lembaga pendidikan banyak tergantung kepada tenaga administratif, tenaga pengajar, dan profesional (peneliti). Kontribusi tenaga pengajar dan tenaga profesional (Pegawai Negeri Sipil/PNS) telah cukup menunjukkan tingkat profesionalisme dan pengabdian yang tinggi.
d.      Diferensiasi
Tatkala lembaga pendidikan telah menjadi sesuatu yang massal, banyak pemerintahan di dunia mengembangkan kebijakannya dengan menjadika lembaga pendidikan lebih beraneka ragam. Dalam hal ini telah terjadi diferensiasi maupun diversfikasi misi atau statifikasi yang harus dipandang sebagai cara lembaga pendidikan untuk merespons kekuatan pasar pengguna jasa pendidikan yang memengaruhi terjadinya diferensiasi fungsional institusi, program-program studi, dan kegiatan ekstrakurikuler.
2.      Peningkatan Kualitas dan Relevansi
Berkenaan dengan kualitas dan relevansi, isu-isu strategis yng perlu diperhitungkan dalam pengembangan strategi pendidikan nasional adalh sebagai berikut.
a.       Peningkatan dan Penjaminan Kualitas
Indikator yang sangat penting meliputi empat pertanyaan sebagai berikut.
1)      Apa yang diperlukan dan diharapkan oleh asyarakat dari sebuah lembaga pendidikan, baik negeri maupun swasta.
2)      Faktor-faktor apa (ekonomi, demografi, teknologi, atau lainnya) yang akan memengaruhi kebutuha dan harapan masyarakat serta pemerintah terhadap lembaga pendidikan di masa mendatang.
3)      Seberapa jauh kinerja lembaga pendidikan sekarang dapat memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat serta pemerintah dilihat dari program yang ditawarkan, aksesibilitas, maupun kualitas.
4)      Adakah kesenjangan antara kinerja lembaga pendidikan dengan kebutuhan masyarakat serta opsi-opsi kebijakan apa yang tersedia untuk memperbaiki keadaan tersebut.
b.      Keterampilan Menulis di Kalangan Tenaga Pengajar
Keterampilan tenaga pengajar selain melaksanakan tugas mengajar dituntut ula untuk membuat karya ilmiah sesuai dengan kapasitas tugasnya sebagai guru atau dosen agar dapat menciptakan kreativitas serta mengembangkan kompetensi yang dimilikinya sesuai dengan tuntutan dunia pendidikan yang identikdengan budaya menulis.
c.       Relevansi
Lembaga pendidikan dalam kaitannya dengan relevansi harus melihat peran dan tempat di lingkungan masyarakat, fungsi pembelajaran, serta kaitannya dengan dunia bisnis dalam pengeryian yang ebih luas. Kebutuhan aka relevansi telah mendapatkan dimesi baru dan semakin penting sejalan dengan tuntutan perekonomian modern terhadap tersedianya luluan yang mampu secara terus-menerus memperbarui pengetahua, mempelajari keterampilan baru, tidak hanya pencari kerja yang sukses, melainkan mampu menciptakan sendiri pekerjaan (wirausaha) di tengah-tengah pasar tenaga kerja yang terus-menerus berubah.

d.      Penyediaan dan Perluasan Akses ke Pendidikan Tinggi
Tersedianya akses yang luas ke jenjang pendidikan tinggi ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah mahasiswa dan adanya pemerataan akses antarkelompok masyarakat dan lokasi geografis. Kendala lain bagi pendidikan bahwa prioritas harus diberikan kepada jenjang pendidikan dasar yang sekarang dikenal dengan pendidikan dasar 9 tahun. Selam akses semua ank yang berusia 7 – 15 tahun pendidikan dasar belum tercapai, artinya program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun belum tuntas maka program pendidikan selanjutnya harus menerima kenyataan untuk tidak mendapatkan prioritas dana dari pemerintah.
3.      Pengembangan Kapabilitas Pendidikan Nasional
            Kapabilitas pendidikan nasional yang diharapkan di masa mendatang dapat memenuhi tuntutan pasar yang membutuhkan lulusan lembaga pendidika yang ada. Untuk mendukung kapabilitas tersebut, diperlukan faktor-faktor yang mendasarinya, yaitu sebagi berikut.
a.         Pengurangan Ketergantungan Pendidikan Terhadap Pemerintah Pusat
b.        Penyelenggaraan Pendidikan yang Demokratis, Akuntabel, dan Bermutu
c.         Kurikulum yang Mampu Membentuk Kepribadia dan Profesionalisme
d.        Penerapan Filsafat Kostruktivisme
e.         Penerapan Pendekatan Rekonstruksi Sosial
f.         Implikasi Konstruktivisme terhadap Proses Belajar

4.      Desentralisasi Pendidikan
Desentralisasi pendidikan sangat berpengaruh terhadap perkembangan lembaga pendidikan yang ada di Indonesia. Beberapa indikator yang mendasari desentralisasi pendidikan adalah sebagai berikut.
a.         Pengaturan Perimbangan Kewenangan Pusat Daerah
b.        Manajemen Partisipasi Masyarakat dalam Pendidikan
c.         Penguatan Kapasitas Manajemen Pemerintah Daerah
d.        Pendayagunaan Bersama Sumber Daya Pendidikan
e.         Hubungan Kemitraan antara Stakeholder Pendidikan
f.         Pengembangan Infrastruktur Sosial

5.      Akuntabilitas Pendidikan
Agar lembaga pendidikan memiliki keunggulan dan dapat diterima oleh pengguna jasa pendidikan, perlu menerapkan berbagai kriteria pendukungnya sebagai berikut.
a.         Penerapan Manajemen Mutu Terpadu (TQM) bidang pendidikan
b.        Penerapan profesionalisme manajemen pendidikan
c.         peningkatan kesejahteraan dan penerapan sistem pengembangan karier guru
d.        Pengakuan legalitas penyelenggaraan pendidikan
e.         Optimalisasi kinerja lemaga akreditasi pendidikan















4.      Masalah-masalah yang Dihadapi Pendidikan Nasional
Perkembangan dunia pendidikan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal.
1.      Faktor Internal
Faktor internal yang memengaruhi kondisi pendidikan meliputi hal-hal berikut.
a.       Dampak Manajemen yang Sentralistik
Meskipun banyak keberhasilan yang telah dicapai dunia pendidikan dalam membuka akses yang lebih luas, upaya untuk mengembangkan satu sistem pendidikan nasonal telah menimbulkan akibat-akibat yang negatif. Secara perlahan namun pasti, kecenderungan tentang terjadinya sentralisasi yang berlebihan (over centralization) pada pemerintah pusat telah dirasakan hampir pada semua aspek manajemen pendidikan.
b.      Mekanisme Pendanaan oleh Pemerintah
Dana pendidikan yang bersumber dari pemerintah disediakan melalui alokasi langsung dan mekanisme kompetitif untk proyek-proyek investasi, alokasi tambahan untuk anggaran rutin, dan usulan kegiatan yang didasarkan atas pendapatan lembaga pedidikan. Berdasarkan pengamatan, pemerintah hanya mmenyerahkan semua mekanisme ini kepada pasar dan sama aekali tdak ada proteksi untuk asyarakat yang kurang mampu. Jika ada sedikit keberpihakan pemerintah terhadap dunia pendidikan banyak strategi yang bisa dilakukan. Misalnya dalam bisnis properti, pemerintah memperbolehkan pengembang membangun rumah-rumah mewah tetapi mewajibkan membangun rumah sangat sederhana bagi masyarakat kelas bawah. Untuk bisnis pendidikan, pemerintah semestinya bisa melakukan kewaiban serupa, misalnya kewajiban menyediakan 20% fasilitas bagi masyarakat tidak mampu. Selain itu bisa juga dilakukan upaya pemerataan dengan jalan mewajibkan sebuah lembaga pendidikan mahal membagun sekolah murah di tempat lain dengan kualitas pembelajaran yang tidak berbeda.
c.       Manajemen dan Organisasi
Banyak tenaga pengajar/guru ramai-ramai mencari penghasilan tambahan di luar kegiatan utamanya karena kurangnya insentif yang diterima. Ketidakmampuan lembaga pendidikan dalam memberikan insentif tambahan yang berprestasi akibat kurangnya akuntabilitas dan sustainabilitas serta kecenderungan penetapan tujuan yang tidak realistis.


d.      Sumber Daya Manusia
Meskipun usaha untuk meningkatkan mutu tenaga pendidikan terus dilakukan, secara umum kulifikasi pendidikan para guru/dosen di Indonesia masih belum memadai. Di samping suasana akademik belum memuaskan dan mutu staf administrasi pendidikan masih jauh dari memadai untuk mendukung tuntutan tugas administrasi pendidikan di setiap lembaga pendidikan yang ada.

2.      Faktor Eksternal
Sedangkan faktor eksternal yang memengaruhi sistem pendidikan nasional adalah sebagai berikut.
a.       Globalisasi
Globalisasi telah membawa paradigma baru dalam lingkungan pendidikan nasional berkenaan dengan penyelenggaraan proses pendidikan nasional yang dewasa ini sedang mengalami transformasi menjadi lebih komprehensif dan multidisipliner.
b.      Perkembangan Ekonomi Nasional
Dalam periode pemulihan ekonomi pascakrisis, strategi perkembangan ekonomi nasional sangat kuat dikendalikan oleh Lembaga Moneter Internasional, yaitu IMF. Dunia pendidikan harus tampil cermat mengamati dan memantau perkembangan ekonomi nasional agar secara terus-menerus dapat menigkatkan relevansinya.
c.       Politik
Memulai suatu arah atau langkah baru, seperti memperkenalkan paradigma baru dari sistem pendidikan, memerlukan kemampuan untuk meyakinkan para elite strategis di lingkungan birokrat, kelompok-kelompok yang berkepentinan, dan masyarakat umum lainnya tentang pentingnya arah baru yang akan ditempuh.
d.      Sosial Budaya
Merton memperkenalkan suatu paradigma yang dikenal dengan paradigma Merton untuk komunitas pendidikan, yang terdiri atas universalisme, komunalisme, tanpa pamrih dan skeptisisme terorganisasi. Akan tetapi, denga terjadinya pergeseran dari ilmu-ilmu dasar ke ilmu-ilmu erapan atatu dari penekaan pada kegunaan ilmu ke aktivitas perekonomian nasional dewasa ini, paradigma Merton dianggap tidak lagi memadai. Norma lain yang baru ditambahkan kepada dunia pendidikan, yaitu spesifisitas, praktikalitas, dan kepatutan (Slaughter & Lislie, 1997).
Strategi pendidikan di Indonesa sudah sepatutnya mengdopsi dan mengadaptasi konsep tersebut. Akan tetapi, pada saat yang sama strategi pendidikan juga harus mampu menghindarkan diri dari semata-mata meniru budaya yang secara historis asing bagi dunia pendidikan di Indonesia.
e.       Teknologi
Saat ini kita menyaksikan era kemajuan teknologi yang sangat cepat yang belum pernah dialami sepanjang sejarah peradaban manusia. Misalnya siklus pendidikan tinggi adalah empat tahun untuk tingkat strata satu (S-1/undergraduate program). Hal ini sesuai dengan tuntutan dunia industri/dunia bisnis yang semakin berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi terutama teknologi informasi, yang membawa masyarakat Indonesia menembus wilayah geografis lokal, nasional, maupun internasiona lyang tidak mengenal batas.
Orang yang terlibat dalam dunia pendidikan harus mulai melirik teknologi untuk lebih meningkatkan kapasitas dan kapabilitas dalam mewujudkan dunia pendidikan yang diharapkan semakin memiliki arti dengan didukung oleh kualitas yang bisa diandalkan oleh masyarakat pengguna jasa pendidikan.

  1. Membangun Sistem Pendidikan yang Berbudaya di Era Globalisasi
1.      Pentingnya Strategi Budaya
Kemajuan teknologi dalam era globalisasi ini mengakibatkan interaksi budaya akan berjalan dengan semakin intensif dan terbuka sehingga berdampak pada terjadinya perubahan budaya yang sangat fundamental. Globalisasi budaya ini menyebabkan perubahan pola dan gaya hidup, ahkan nilai-nilai dan tatanan kehidupan mausia di dunia, tidak terkecuali di Indonesia.
Oleh karena itu, perlu disadari bahwa globalisasi tidak selalu membawa dampak positif bagi umat manusia, bahkan menjadi semacam tumbuhnya ideologi baru yang siap menerkam nilai-nilai dan tatanan kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara.
Dalam era globalisasi budaya ini ada tiga aspek kehidupan yang akan berubah dan cenderung terus berubah, yaitu budaya 3-F budaya makan (food), budaya berbusana (fashion), dan budaya memenuhi kesenangan hidup (fun). Buday makan kita sudah mulai terjajah oleh budaya makan dari luar. Apabila pola makan asing menjadi budaya makan masyarakat kita. Akibatnya, permintaan terhadap makanan asing akan meningkat. Jika permintaan terhadap makanan asing meningkat, penawaran otomatis meningkat. Karena produk makanan asing didatngkan secara impor, jumlah impor akan  meningkat. Budaya berpakaian dan budaya hura-hura perlu mendapatkan perhatian yang lebih sungguh-sungguh karena dampaknya akan sangat berat.
Dengan demikian, tantangan berat yang harus kita hadapi dalam abad ke-21 ini adalah memperkokoh moral dan budaya bangsa. Kita lebih paham dengan tantangan lain yang dianggap sama pentingnya terutama untuk menghadapi globalisasi ekonomi, yaitu meningkatkan daya saing dan meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2.      Masalah Utama Pendidikan
a.       Rendahnya pemerataan kesempatan belajar diserai banyaknya peserta didik yang putus sekolah
b.      Rendahnya mutu akademik terutama penguasaan ilmu pengetahuan alam, matematika, serta bahasa.
c.       Rendahnya efisiensi internal karena lamanya masa studi melampaui waktu standar yang telah ditetapkan.
d.      Rendahnya efisiensi eksternal sistem pendidikan ang disebut dengan relevansi pendidikan, yang menyebabkan terjadinya pengangguran tenaga terdidik yang cenderung terus meningkat.
e.       Terjadi kecenderungan menurunnya akhlak dan moral yang menyebabkan lunturnya taggung jawab dan kesetiakawanan sosial, seperti terjadinya tawuran pelajar dan kenakalan remaja.

3.      Membangun Sistem Pendidikan yang Tangguh
Sistem pendidikan yang tangguh dan berkualitas akan menghasilkan lulusan yang berkualitas pula, sebagaimana dirumuskan dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwakepada Tuhan Yang Maha Esa serta berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Langkah-langkah strategis sistem pendidikan, antara lain sebagai berikut.
1.      Meningkatkan efisiensi dan efektifitas manajemen pendidikan, baik pada tingkat mikro maupun tingkat makro.
2.      Menciptakan kelembagaan agar daerah mempunyai peranan dan keterlibatan yang lebih besar dalam penyelenggaraan pendidikan.
3.      Mendorong peran serta masyarakat termasuk lembaga sosial kemasyarakatan dan dunia usaha sebagai mitra pemerintah dalam pembangunan dan penyelenggaraan pendidikan.
4.      Ada sistem pendidikan nasional, terutama pendidikan keagamaan yang mengelola sekolah dasar Islam yang sebagian besar dikelola oleh lembaga sosial kemasyarakatan termasuk pendidikan pesantren.
5.      Menyediakan fasilitas yang memadai agar peserta didik tumbuh dan berkembang secara sehat, dinamis, kreatif, dan produktif.
6.      Menciptakan sistem pendidikan yang proaktif dan fleksibel.
7.      Menciptakan suasana dan proses belajar mengajar yang mampu membangkitkan dan mengembangkan kreativitas, inovasi, serta minat dan semangat belajar.
8.      Menanamkan kecintaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi sejak dini di tingkat sekolah dasar dalam rangka menumbuhkan budaya iptek.


4.      Meningkatkan Kualitas Guru

Menyimak berbagai permasalahan, visi dan misi pendidikan, kita yakin bahwa peran guru atau dosen sangat penting. Persyaratan kualitas yang ditetapkan adalah guru sekolah dasar minimal harus memiliki kualifikasi diploma dua (D-2), guru sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP) minimal diploma 3, dan guru sekolah lanjutan tingkat atas minimal sarjana strata satu (S-1).
Pola pembinaan karier guru yang berlaku saat ini, tampaknya belum dapat membedakan adanya penghargaan dalam promosi kenaikan pangkat antara yang profesional dan tidak profesional. Persoalan tersebut tampaknya sangat klasik tetapi sampai saat ini belum terpecahkan secara mendasar. Lembaga pendidikan seperti IKIP diharapkan dapat menemukan terobosan untuk mengatasi masalah yang sudah semakin kompleks, serta perlu keterlibatan pihak lain yang terkait.
SIMPULAN
Kerancuan yang terjadi atas pendidikan nasional dimungkinkan oleh berbagai kebijakan dasar dan strategi implementasinya kurang didasarkan atas keutuhan konsep dan filosofi.
Dari berbagai faktor-faktor yang mendukung pengembangan strategi pendidikan, juga tidak terlepas dari berbagai masalah pendidikan. Baik dari faktor internal maupun faktor eksternal. Lebih dari pada itu, kita tidak tinggal diam dalam menghadapi situasi dalam dunia pendidikan, justru ada strategi dalam membangun sistem pendidikan, khususnya dalam lingkungan global yang diantaranya
ü  Pentingnya strategi budaya
ü  Masalah utama pendidikan
ü  Membangun sistem pendidikan yang tangguh
ü  Meningkatkan kualitas guru
Adapun faktor-faktor yang mendukung pengembangan strategi pendidikan di antaranya
ü  Pembenahan Struktural
ü  Peningkatan kualitas dan relevansi
ü  Pengembangan kapabilitas pendidikan nasional
ü  Desentralisasi pendidikan
ü  Akuntabilitas pendidikan



DAFTAR PUSTAKA
Rochaety Eti, Pontjoroni Rahayuninsih & Prima Gusti Yanti. 2005. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
www.sistem informasi manajemen pendidikan.com

0 komentar: