Breaking News
Loading...
Jumat, 07 Desember 2012

Info Post

Analisa Bab 3 (Konsep Pengambilan Keputusan di dalam Sistem Informasi Manajemen) pada buku Sistem Informasi Manajemen
Nama              : Lisna F Ritonga
Nim                 : 39.09.27462
Mata Kuliah   : Manajemen Organisasi
Jur/ Sem         : Manajemen Pendidikan Islam/ IV
Data Buku
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Oleh : Tata Sutabri, S. Kom, MM
Hak Cipta © 2005 pada penulis.

Penerbit :
ANDI
Jl. Beo 38-40
Telp. (0274) 561881 (Hunting), Fax (0274) 588282 Yogyakarta 55281

Percetakan :
ANDI OFFSET
 Jl. Beo 38-40
Telp. (0274) 561881 (Hunting), Fax (0274) 588282 Yogyakarta 55281
Perpustakaan Nasional : Katalog dalam Terbitan
Sutabri, Tata
Sistem Informasi Manajemen/Tata Sutabri ;
-       Ed. I. – Yogyakrta: Andi,
09 - 08 – 07
Viii + 304 hlm ; 16 x 23 Cm
10        9          8          7          6          5          4          3
ISBN : 979 – 731 – 587 – 8
I. Judul
I. Management Informations Systems



Kajian Teori & Analisa
Pada hakikatnya kegiatan pembuatan keputusan di latar belakangi oleh adanya suatu masalah atau problem dalam usaha mencapai suatu tujuan tertentu. Pembuatan keputusan ini bertujuan mengatasi atau memecahkan masalah yang bersangkutan sehingga usaha pencapaian tujuan yang dimaksud dapat dilaksanakan secara baik dan efektif. Selain itu, pembuatan keputusan dipandang sebagai usaha untuk mencari jalan keluar dari suatu masalah yang terjadi. Di lain pihak, masalah atau problem yang dimaksud dapat dibagi dalam tiga golongan besar, yaitu masalah korektif, masalah progresif, dan masalah kreatif.
Efesiensi dan efektifitas suatu perusahaan biasanya dapat diduga dari jenis atau macam masalah yang sering dihadapi. Sebuah perusahaan yang terlalu sering menghadapi masalah korektif, menggambarkan cara kerja yang kurang efesien dan kurang efektif. Di lain pihak, perusahaan yang lebih sering progresif dan kreatif menggambarkan perusahaan yang relatif sukses dan inovatif.
Pembuatan keputusan dapat didefenisikan sebagai penentuan serangkaian kegiatan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Pembuatan keputusan ini tidak hanya dilakukan oleh para manajer puncak, tetapi juga para menajer tengah dan lini pertama. Setiap jabatan orang dalam organisasi menyangkut berbagai derajat pembuatan keputusan, bahkan untuk pekerjaan rutin sekalipun dan dalam macam organisasi apapun.
Tabel 3.3 teknik- teknik pembuatan keputusan tradisional dan modern
Tipe- tipe keputusan
Teknik- teknik pembuatan keputusan
Tradisional
Modern
Diprogram:
Keputusan rutin dan berulang- ulang organisasi mengembangkan proses khusus bagi penanganannya.
1.      Kebiasaan
2.      Kegiatan rutin:
Prosedur pengoperasian standard.
3.      Struktur organisasi pengharapan umum Sistem Tujuan Saluran informasi yang disusun dengan baik.
1.      Teknik-2 Riset operasi:
Analisa matematik model- model simuasi komputer
2.      Pengolahan data Elektronik.
Tidak Diprogram:
Keputusan sekali pakai, disusun tidak sehat dan kebijaksanaan, ditangani dengan proses pemecahan masalah umum.
1.      Kebijakan intuisi dan kreatifitas
2.      Coba- coba
3.      Seleksi dan pelatihan para pelaksana
Teknik pemecahan masalah yang diterapkan pada:
a.       Latihan membuat keputusan
b.      Penyusun program komputer “Heuristic”.

Banyak manajer yang harus membuat suatu keputusan dengan metode pembuatan keputusan informal untuk memberi pedoman bagi para manajer. Mereka juga dapat menarik wewenang dan membuat keputusan berdasarkan nasihat dari seorang ahli atau manajer atasannya. Tidak ada pendekatan pembuatan pembuatan keputusan yang dapat menjamin bahwa manajer akan selalu membuat keputusan yang benar.
Gambar tahap- tahap proses pengambilan keputusan






Kriteria untuk memilih alternatif dalam model normatif adalah pemaksimalan (laba, kegunaan, nilai yang diharapkan, dan sebagainya). Tujuan ini apabila dinyatakan dalam bentuk kwantitatif disebut fungsi objektif untuk suatu keputusan. Dalam model ekonomi klasik, manusia rasional dianggap memaksimalkan kegunaan. Kegunaan ini dirumuskan sebagai sifat hasil yang memberikan kesenangan atau menghindarkan kesusahan. Bagi suatu perusahaan, kegunaannya biasa dipandang sebagai laba, tetapi hal ini dapat juga berupa penjualan, bagian pasar, dan lain sebagainya. Pandangan menurut kebiasaan mengenai kriteria untuk pengambilan keputusan yang mengandung risiko adalah memaksimalkan niali yan diharapkan. Ada bukti yang memberi kesan pembatasan atas kriteria ini.
Para manajer kadang menghadapi berbagai masalah kompleks dengan hasil yang mungkin dari setiap alternatif penyelesaian sukar diperkirakan. Dalam kasus seperti ini, yang setiap keputusan atau alternatif biasanya melibatkan sejumlah sumber daya tertentu, manajer perlu menggunaka berbagai cara untuk mengurangi unsur keraguan dan ketidak pastian dalam setiap keputusan. Pohon keputusan (decision rule) dikembangka untuk membantu para manajer membuat serangkaian keputusan yang melibatkan peristiwa ketidakpastian. Pohon keputusan adalah suatu peralatan yang menggambarkan  secara grafik berbagai kegiatan yang dapat diambil dan dihubungkan kegiatan ini dengan berbagai peristiwa di waktu mendatang yang dapat terjadi. Seperti teknik riset operasi lainnya, pohon keputusan tidak akan membuat keputusan bagi manajer, kebijakan masih akan diperlukan. Bagaimana pun dalam berbagai situasi yang tepat penggunaan pohon keputusan akan menguragi kekacauan potensial dalam suatu masalah kompleks dan memungkinka manajer menganalisis masalah secara rasional.
Dengan demikian, jelas diperlukan suatu skala pengukuran yang akan mempermudah atau yang memperlihatkan dengan jelas perbandingan antara keefektifan beraneka alternatif yang dikembangkan sehingga dapat dengan tegas dan tanpa keraguan dipilih salah satu alternatif yang terbaik. Dalam hubungan ini, terdapat teori skala pengukuran yang dapat dibedakan menurut batasan-batasan yang berlaku terhadap proses pengukuran. Skala pengukuran ini disusun menurut urutan bertambah batasan yang diadakannya. Skala pengukuran yang dimaksud dapat dirinci dan dijelaskan di bawah ini.
1.        Skala Nominal
Skala nominal adalah pengukuran dengan taraf yang paling rendah. Di sini suatu objek digolong-golongka dengan simbol-simbol atau angka-angka yang bersifat kualitatif atau kuantitatif.
2.        Skala Ordinal
Skala ordinal adalah suatu skala pengukuran yang sifatnya kualitatif yang menunjukkan adanya suatu jenjang urutan preferensi yang dikaitkan pada suatu tujuan atau kondisi yang ditentukan atau dapat dikatakan bahwa skala ordinal adalah objek-objek dalam suatu kategori yang mungkin tidak berbeda dengan objek lainnya.
3.        Skala Interval
Skala interval adalah suatu skala yang mempunyai ciri-ciri skala ordinal, yang selisih dari tiap-tiap angka atau jenjang preferensi dalam skala tersebut diketahui besarnya dan kemudian pengukurannya dilakukan lebih teliti. Hal ini dapat dilakukan dalam pengukuran suhu, yang dikenal dua macam skala yang umum dipakai, yaitu skala celcius dan skala fahrenheit
4.        Skala Ratio
Skala ratio adalah suatu skala interval yang mempunyai titik nol yang nyata. Dalam skala ratio, perbandingan dari setiap titik pada unit pengukuran adalah bebas. Skala ini merupakan perbandingan/ratio yang menunjukkan bahwa ukuran sesuatu adalah sekian kali ukuran lainnya. Pada skala ini, perbandingan dari setiap titik pada unit pengukuran biasanya banyak ditmui dalam ilmu alam atau fisika, yaitu benda-benda atau simbol-simbol tertentu seperti “=”. “>”, Y=kX, X/Y dan lain sebagainya.
5.        Skala Absolut
Skala absolut merupakan ukuran kuantitatif yang jelas dan nyata, yang dapat diperbandingan secara langsung. Ukuran ini mempunyai titik nol langsung yang jelas. Pada hakekatnya, skala ini tidak berbeda dengan skala ratio. Demikian juga contoh pemakaiannya adalah relatif sama dengan skala ratio sebagaimana yang telah dibicarakan di atas.

0 komentar: