Analisa
Bab 3 (Konsep Pengambilan Keputusan di dalam Sistem Informasi Manajemen) pada
buku Sistem Informasi Manajemen
Nama : Lisna F Ritonga
Nim : 39.09.27462
Mata
Kuliah : Manajemen Organisasi
Jur/
Sem : Manajemen Pendidikan Islam/
IV
Data Buku
SISTEM
INFORMASI MANAJEMEN
Oleh
: Tata Sutabri, S. Kom, MM
Hak Cipta © 2005 pada penulis.
Penerbit :
ANDI
Jl. Beo 38-40
Telp. (0274) 561881 (Hunting),
Fax (0274) 588282 Yogyakarta 55281
Percetakan :
ANDI OFFSET
Jl. Beo 38-40
Telp. (0274) 561881 (Hunting),
Fax (0274) 588282 Yogyakarta 55281
Perpustakaan
Nasional : Katalog dalam Terbitan
Sutabri, Tata
Sistem
Informasi Manajemen/Tata Sutabri ;
- Ed. I. – Yogyakrta:
Andi,
09
- 08 – 07
Viii + 304 hlm ; 16 x 23 Cm
10
9 8
7 6 5 4 3
ISBN : 979 – 731 – 587 – 8
I. Judul
I. Management Informations Systems
Kajian Teori &
Analisa
Pada
hakikatnya kegiatan pembuatan keputusan di latar belakangi oleh adanya suatu
masalah atau problem dalam usaha mencapai suatu tujuan tertentu. Pembuatan
keputusan ini bertujuan mengatasi atau memecahkan masalah yang bersangkutan
sehingga usaha pencapaian tujuan yang dimaksud dapat dilaksanakan secara baik
dan efektif. Selain itu, pembuatan keputusan dipandang sebagai usaha untuk
mencari jalan keluar dari suatu masalah yang terjadi. Di lain pihak, masalah
atau problem yang dimaksud dapat dibagi dalam tiga golongan besar, yaitu
masalah korektif, masalah progresif, dan masalah kreatif.
Efesiensi
dan efektifitas suatu perusahaan biasanya dapat diduga dari jenis atau macam
masalah yang sering dihadapi. Sebuah perusahaan yang terlalu sering menghadapi
masalah korektif, menggambarkan cara kerja yang kurang efesien dan kurang
efektif. Di lain pihak, perusahaan yang lebih sering progresif dan kreatif
menggambarkan perusahaan yang relatif sukses dan inovatif.
Pembuatan
keputusan dapat didefenisikan sebagai penentuan serangkaian kegiatan untuk
mencapai hasil yang diinginkan. Pembuatan keputusan ini tidak hanya dilakukan
oleh para manajer puncak, tetapi juga para menajer tengah dan lini pertama.
Setiap jabatan orang dalam organisasi menyangkut berbagai derajat pembuatan
keputusan, bahkan untuk pekerjaan rutin sekalipun dan dalam macam organisasi
apapun.
Tabel
3.3 teknik- teknik pembuatan keputusan tradisional dan modern
Tipe-
tipe keputusan
|
Teknik-
teknik pembuatan keputusan
|
|
Tradisional
|
Modern
|
|
Diprogram:
Keputusan rutin dan
berulang- ulang organisasi mengembangkan proses khusus bagi penanganannya.
|
1. Kebiasaan
2. Kegiatan
rutin:
Prosedur pengoperasian standard.
3. Struktur
organisasi pengharapan umum Sistem Tujuan Saluran informasi yang disusun
dengan baik.
|
1. Teknik-2
Riset operasi:
Analisa matematik model- model
simuasi komputer
2. Pengolahan
data Elektronik.
|
Tidak Diprogram:
Keputusan sekali
pakai, disusun tidak sehat dan kebijaksanaan, ditangani dengan proses pemecahan
masalah umum.
|
1. Kebijakan
intuisi dan kreatifitas
2. Coba-
coba
3. Seleksi
dan pelatihan para pelaksana
|
Teknik pemecahan
masalah yang diterapkan pada:
a. Latihan
membuat keputusan
b. Penyusun
program komputer “Heuristic”.
|
Banyak
manajer yang harus membuat suatu keputusan dengan metode pembuatan keputusan
informal untuk memberi pedoman bagi para manajer. Mereka juga dapat menarik
wewenang dan membuat keputusan berdasarkan nasihat dari seorang ahli atau
manajer atasannya. Tidak ada pendekatan pembuatan pembuatan keputusan yang
dapat menjamin bahwa manajer akan selalu membuat keputusan yang benar.
Gambar
tahap- tahap proses pengambilan keputusan
Kriteria
untuk memilih alternatif dalam model normatif adalah pemaksimalan (laba,
kegunaan, nilai yang diharapkan, dan sebagainya). Tujuan ini apabila dinyatakan
dalam bentuk kwantitatif disebut fungsi objektif untuk suatu keputusan. Dalam
model ekonomi klasik, manusia rasional dianggap memaksimalkan kegunaan.
Kegunaan ini dirumuskan sebagai sifat hasil yang memberikan kesenangan atau
menghindarkan kesusahan. Bagi suatu perusahaan, kegunaannya biasa dipandang
sebagai laba, tetapi hal ini dapat juga berupa penjualan, bagian pasar, dan
lain sebagainya. Pandangan menurut kebiasaan mengenai kriteria untuk
pengambilan keputusan yang mengandung risiko adalah memaksimalkan niali yan
diharapkan. Ada bukti yang memberi kesan pembatasan atas kriteria ini.
Para
manajer kadang menghadapi berbagai masalah kompleks dengan hasil yang mungkin
dari setiap alternatif penyelesaian sukar diperkirakan. Dalam kasus seperti
ini, yang setiap keputusan atau alternatif biasanya melibatkan sejumlah sumber
daya tertentu, manajer perlu menggunaka berbagai cara untuk mengurangi unsur
keraguan dan ketidak pastian dalam setiap keputusan. Pohon keputusan (decision
rule) dikembangka untuk membantu para manajer membuat serangkaian keputusan
yang melibatkan peristiwa ketidakpastian. Pohon keputusan adalah suatu
peralatan yang menggambarkan secara
grafik berbagai kegiatan yang dapat diambil dan dihubungkan kegiatan ini dengan
berbagai peristiwa di waktu mendatang yang dapat terjadi. Seperti teknik riset
operasi lainnya, pohon keputusan tidak akan membuat keputusan bagi manajer,
kebijakan masih akan diperlukan. Bagaimana pun dalam berbagai situasi yang tepat
penggunaan pohon keputusan akan menguragi kekacauan potensial dalam suatu
masalah kompleks dan memungkinka manajer menganalisis masalah secara rasional.
Dengan
demikian, jelas diperlukan suatu skala pengukuran yang akan mempermudah atau
yang memperlihatkan dengan jelas perbandingan antara keefektifan beraneka
alternatif yang dikembangkan sehingga dapat dengan tegas dan tanpa keraguan
dipilih salah satu alternatif yang terbaik. Dalam hubungan ini, terdapat teori
skala pengukuran yang dapat dibedakan menurut batasan-batasan yang berlaku
terhadap proses pengukuran. Skala pengukuran ini disusun menurut urutan
bertambah batasan yang diadakannya. Skala pengukuran yang dimaksud dapat
dirinci dan dijelaskan di bawah ini.
1.
Skala Nominal
Skala
nominal adalah pengukuran dengan taraf yang paling rendah. Di sini suatu objek
digolong-golongka dengan simbol-simbol atau angka-angka yang bersifat
kualitatif atau kuantitatif.
2.
Skala Ordinal
Skala
ordinal adalah suatu skala pengukuran yang sifatnya kualitatif yang menunjukkan
adanya suatu jenjang urutan preferensi yang dikaitkan pada suatu tujuan atau
kondisi yang ditentukan atau dapat dikatakan bahwa skala ordinal adalah
objek-objek dalam suatu kategori yang mungkin tidak berbeda dengan objek
lainnya.
3.
Skala Interval
Skala
interval adalah suatu skala yang mempunyai ciri-ciri skala ordinal, yang
selisih dari tiap-tiap angka atau jenjang preferensi dalam skala tersebut
diketahui besarnya dan kemudian pengukurannya dilakukan lebih teliti. Hal ini
dapat dilakukan dalam pengukuran suhu, yang dikenal dua macam skala yang umum
dipakai, yaitu skala celcius dan skala fahrenheit
4.
Skala Ratio
Skala
ratio adalah suatu skala interval yang mempunyai titik nol yang nyata. Dalam
skala ratio, perbandingan dari setiap titik pada unit pengukuran adalah bebas.
Skala ini merupakan perbandingan/ratio yang menunjukkan bahwa ukuran sesuatu
adalah sekian kali ukuran lainnya. Pada skala ini, perbandingan dari setiap
titik pada unit pengukuran biasanya banyak ditmui dalam ilmu alam atau fisika,
yaitu benda-benda atau simbol-simbol tertentu seperti “=”. “>”, Y=kX, X/Y
dan lain sebagainya.
5.
Skala Absolut
Skala
absolut merupakan ukuran kuantitatif yang jelas dan nyata, yang dapat
diperbandingan secara langsung. Ukuran ini mempunyai titik nol langsung yang
jelas. Pada hakekatnya, skala ini tidak berbeda dengan skala ratio. Demikian
juga contoh pemakaiannya adalah relatif sama dengan skala ratio sebagaimana
yang telah dibicarakan di atas.
0 komentar:
Posting Komentar