KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur penulis persembahkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa
menganugerahkan nikmat, taufik dan hidayahnya sehingga Proposal Penelitian yang
berjudul “Pengaruh
Supervisi,
Motivasi Dan Bimbingan Terhadap
Kinerja Guru Madrasah Aliyah Swasta Al- Wasliyah Serbalawan” ini dapat diselesaikan
tepat waktu, tepat guna, dan tepat sasaranlah kiranya.
Sembari
dari itu, salawat bertangkaikan salam marilah kita hadiahkan ke-haribaan
junjungan kita, Nabi Allah, puteranya Abdullah, buah hatinya Aminah, siapa lagi
kalau bukan Baginda muhammad Rasulullah SAW.
Tujuan
Pembuatan Proposal Penelitian ini adalah untuk memenuhi bagian dari tugas
Smester Genap pada Mata Kuliah “Supervisi
Pendidikan II”. Penulisan proposal penelitian ini banyak menerima
kontribusi pemikiran dari pada pakar- pakar atau ahli dalam bidang yang sesuai
dengan judul proposal penelitian ini, sehingga proposal penelitian ini dapat
terselesaikan, untuk itu penulis ucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya.
Ucapan
terima kasih saya kepada bapak M. Rafi`i
Lubis yang sudah sudi kiranya menjadi narasumber guna melengkapi isi
proposal penelitian saya ini, selain itu juga, ucapan terima kasih saya kepada
bapak Sukiman selaku pengawas dan
seluruh staf pendidik dan kependidikan MAS
AL- WASLIYAH SERBALAWAN yang tak bisa saya tuliskan nama para beliau satu
persatu di laporan proposal penelitian saya ini.
Mohon
maaf saya yang sebesar- besarnya pada Bapak Dosen Pembimbing “Candiki Repantu” jikalau di sana sini
masih dijumpai kesalahan penulisan, tata bahasa, maupun kesalahan lainnya,
karena hal tersebut terjadi tanpa unsur kesengajaan serta karena saya juga
masih dalam tahap belajar.
Akhirnya,
kepada Allah saya mohon taufik dan hidayahNya, semoga usaha ini senantiasa
dalam keridhaanNya, dan semoga proposal penelitian ini dapat menambah Khazanah
Keilmuan saya selaku penulis. Amiin.
Medan,
30 Juni 2011
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG MASALAH
Peningkatan mutu pendidikan dari tahun ke tahun selalu
diupayakan
baik pada pendidikan di tingkat dasar, menengah maupun pendidikan di
perguruan tinggi. Pembenahan itu dilaksanakan di segala bidang antara
lain sarana/fasilitas, kurikulum, pendidik/guru. Perubahan Undang-undang yang mengatur tentang pendidikan sudah mengalami perubahan Undang-undang pada tahun 2003 merupakan perubahan dari Undang-undang Tahun 1989. Pemerintah dalam hal ini telah mengatur dan mengarahkan pendidikan nasional seperti yang tertuang dalam
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Dalam Pasal 3 menyebutkan tujuan dari pedidikan nasional yang berbunyi :
baik pada pendidikan di tingkat dasar, menengah maupun pendidikan di
perguruan tinggi. Pembenahan itu dilaksanakan di segala bidang antara
lain sarana/fasilitas, kurikulum, pendidik/guru. Perubahan Undang-undang yang mengatur tentang pendidikan sudah mengalami perubahan Undang-undang pada tahun 2003 merupakan perubahan dari Undang-undang Tahun 1989. Pemerintah dalam hal ini telah mengatur dan mengarahkan pendidikan nasional seperti yang tertuang dalam
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Dalam Pasal 3 menyebutkan tujuan dari pedidikan nasional yang berbunyi :
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Apabila kita perhatikan tujuan
pendidikan dalam Sistim Pendidikan Nasional, yaitu membentuk manusia Indonesia seutuhnya
dalam arti
tersedianya
sumber daya manusia yang berkualitas, maka harus didukung oleh tenaga
pendidik yang berkinerja baik. Kinerja tenaga pendidik akan bisa
ditingkatkan bila didukung dengan adanya supervisi, motivasi dan
pemberian bimbingan yang baik.
Menurut Miner (1988 : 14) kinerja
adalah tingkat keberhasilan seorang karyawan di dalam melaksanakan pekerjaan. Adapun beberapa
variabel
yang digunakan untuk penilaian
perilaku, yaitu : kwalitas pekerjaan, kwantitas pekerjaan, ketepatan waktu, dan
kerjasama dengan rekan
kerja. Jika
kinerja diartikan sebagai hasil kerja, maka kinerja dapat pula diartikan
sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh seseorang
atau kelompok, dengan demikian kinerja guru adalah merupakan prestasi
kerja guru.
atau kelompok, dengan demikian kinerja guru adalah merupakan prestasi
kerja guru.
Supervisi merupakan suatu aktivitas
pembinaan yang direncanakan untuk membantu guru dalam melakukan pekerjaan mereka secara
efektif. Agar
supervisi dapat dilaksanakan
secara efektif, maka harus terdapat azas keyakinan dan prinsip supervisi. Jika azas dan
prinsip-prinsip
tersebut
diperhatikan dan benar-benar dilaksanakan oleh supervisor, maka diharapkan
guru dalam melaksanakan tugas cenderung dapat
mencapai tujuan yang diharapkan.
mencapai tujuan yang diharapkan.
Motivasi adalah keinginan di dalam
seseorang individu yang mendorong ia untuk bertindak (Moekiyat, 2002 : 5). Di dalam
organisasi
pemerintah
termasuk di
lingkungan
sekolah, motivasi sangat diperlukan guna mendorong pegawai dalam menjalankan
tugasnya, sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Pemberian motivasi merupakan
salah satu tugas
pimpinan dalam rangka mengarahkan potensi dan sumber daya manusia untuk
pencapaian tujuan organisasi.
Untuk meningkatkan kinerja pegawai
perlu adanya bimbingan. Bimbingan dapat dilakukan oleh siapa saja yang dipandang mampu
untuk memberikan
bimbingan. Bimbingan
merupakan bantuan yang dapat diberikan kepada setiap individu
untuk dapat menjalani kegiatan hidup, mengembangkan sudut pandangnya, mengambil
keputusan
sendiri dan
menanggung beban
sendiri.
Bimbingan dan penyuluhan adalah pembahasan suatu masalah dengan seorang
karyawan, dengan maksud pokok untuk membantu karyawan tersebut agar
dapat menangani masalah secara lebih baik. (T. Hani Handoko 1997:
204).
Pemimpin (leader/head) adalah seseorang yang
mempergunakan wewenang dan kepemimpinannya, mengarahkan bawahan untuk
mengerjakan sebagian pekerjaannya dalam mencapai tujuan organisasi. (Khotler,
2009:123). Pelaksanaan kepemimpinannya cenderung menumbuhkan kepercayaan,
partisipasi, loyalitas, dan internal motivasi para bawahan dengan cara
persuasive. Hal ini semua akan diperoleh karena kecakapan, kemampuan, dan perilakunya.
Fenomena yang berkembang seorang
pemimpin yang dalam melaksanakan kepemimpinannya hanya atas kekuasaan (power) yang
dimilikinya.
Pelaksanaan kepemimpinannya
dengan memberikan
instruksi/perintah-perintah,
ancaman hukuman,
dan pengawasan
yang ketat.
Dari fenomena kepemimpinan diatas tidak
perlu diterapkan sekolah, karena pemimpin perlu mengetahui persoalan yang
sebenarnya pada
proses belajar
mengajar yang dilakukan oleh guru, dengan demikian perlu diketahui
pentingnya supervisi, motivasi dan bimbingan kepada guru untuk
meningkatkan kinerja yang ada pada dirinya.
B.
RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan pada latar belakang masalah
tersebut di atas, maka
perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Apakah supervisi secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap
kinerja guru di MAS AL- WASLIYAH SERBALAWAN?
kinerja guru di MAS AL- WASLIYAH SERBALAWAN?
2. Apakah motivasi
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru di
MAS AL- WASLIYAH SERBALAWAN ?
3. Apakah
bimbingan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru di
MAS AL- WASLIYAH SERBALAWAN ?
4. Apakah
supervisi, motivasi, dan bimbingan secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap kinerja guru di MAS AL-
WASLIYAH SERBALAWAN ?
5. Manakah diantara
variabel supervisi, motivasi, atau bimbingan yang dominan
berpengaruh terhadap kinerja guru di MAS AL-
WASLIYAH SERBALAWAN?
C.
TUJUAN
PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah :
1.
Untuk menganalisis signifikansi
pengaruh supervisi secara parsial terhadap kinerja guru MAS AL- WASLIYAH SERBALAWAN.
2.
Untuk menganalisis signifikansi
pengaruh motivasi secara parsial terhadap kinerja guru MAS AL- WASLIYAH SERBALAWAN.
3.
Untuk menganalisis signifikansi
pengaruh bimbingan secara parsial terhadap kinerja guru MAS AL- WASLIYAH SERBALAWAN.
4.
Untuk menganalisis signifikansi
pengaruh supervisi, motivasi, dan bimbingan secara simultan terhadap kinerja guru MAS AL- WASLIYAH SERBALAWAN.
5.
Untuk menganalisis variabel yang
berpengaruh
dominan
terhadap kinerja guru
MAS AL- WASLIYAH SERBALAWAN.
D.
MANFAAT
PENELITIAN
Manfaat penelitian antara lain :
1. Bagi MAS AL- WASLIYAH SERBALAWAN. Hasil
penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan masukan bagi pimpinan MAS AL- WASLIYAH SERBALAWAN dalam
melakukan pembinaan terhadap guru dan sebagai bahan pertimbangan dalam
mengambil kebijaksanaan khususnya dalam rangka meningkatkan kinerja guru.
2. Bagi peneliti. Sebagai bahan
referensi bagi peneliti berikutnya, khususnya penelitian yang relevan dengan
obyek penelitian yang sejenis.
BAB
II
KAJIAN TEORI
A.
SUPERVISI
1.
Pengertian Supervisi
Supervisi menurut Buku Pedoman
Pelaksanaan Supervisi Pendidikan oleh Departemen Agama RI (2000: 3) Supervisi
merupakan suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu pegawai
dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif. Kalau dikembangkan lebih
lanjut, maka akan terlihat penjabarannya sebagai berikut : supervisi berasal
dari kata super vision, super artinya luar biasa, istimewa atau lebih dari yang
lain vision, artinya kemampuan untuk melihat ( pada inti
persoalan).
persoalan).
2.
Azas supervisi dan prinsip supervisi
Agar supervisi dapat dilaksanakan
secara efektif, maka harus terdapat azas keyakinan dan prinsip supervisi.
Jika azas dan prinsip-prinsip di
atas diperhatikan dan benar-benar dilaksanakan oleh supervisor, maka diharapkan
pegawai dalam melaksanakan tugas cenderung dapat mencapai tujuan yang
diharapkan.
3.
Tujuan Supervisi
Supervisi harus
mempunyai tujuan yang jelas. Tujuan supervisi menurut
Ibnu Syamsi (1988: 110), yaitu untuk mengetahui: (1) Apakah suatu pelaksanaan itu berjalan sesuai dengan rencana yang telah digariskan? (2) Apakah segala sesuatu dijalankan sesuai dengan instruksinya ? (3) Kelemahan dan kesulitan dalam bekerja ? (4) Mencari jalan keluar, bilamana terdapat kesulitan-kesulitan dan diusahakan pemecahannya
Ibnu Syamsi (1988: 110), yaitu untuk mengetahui: (1) Apakah suatu pelaksanaan itu berjalan sesuai dengan rencana yang telah digariskan? (2) Apakah segala sesuatu dijalankan sesuai dengan instruksinya ? (3) Kelemahan dan kesulitan dalam bekerja ? (4) Mencari jalan keluar, bilamana terdapat kesulitan-kesulitan dan diusahakan pemecahannya
4.
Tahap-tahap supervisi
T. Hani Handoko
(1997 : 363) mengemukakan bahwa ada lima tahap kegiatan
supervisi, yaitu : (1) Pencapaian standar pelaksanaan.
(2) Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan. Pengukuran pelaksanaan kegiatan.
(3) Pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standar.
(4) Pengambilan
koreksi bila perlu. (5) Tahap – tahap supervisi di atas
dapat digambarkan.
B.
MOTIVASI
Menurut Gibson (1996 : 94),
“Motivasi ialah konsep yang menguraikan tentang kekuatan-kekuatan yang ada
dalam diri siswa yang memulai dan mengarahkan perilaku”. Menurut George R Terry
dalam Moekiyat (2002: 5): Motivasi adalah keinginan di dalam seseorang individu
yang mendorong ia untuk bertindak. Sedangkan Moekiyat (2002:5) mengatakan bahwa
motivasi mempunyai arti yang sama dengan motif, yakni suatu daya pendorong atau
perangsang untuk melakukan sesuatu.
Motivasi dapat dipandang sebagai bagian
integral dari administrasi kepegawaian dalam rangka proses pembinaan,
pengembangan dan pengarahan tenaga kerja dalam suatu organisasi. Motivasi
sebagai suatu usaha positif dalam menggerakkan, mengerahkan dan mengarahkan daya
dan potensi tenaga kerja agar secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan sebagai kebutuhan sekaligus sebagai
perangsang untuk dapat menggerakkan,
mengerahkan dan mengarahkan potensi serta daya kerja manusia tersebut ke arah yang diinginkan. Menurut Gibson (1996 : 174), “Motivasimerupakan proses psikologi yang terjadi pada diri seseorang yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang”.
mengerahkan dan mengarahkan potensi serta daya kerja manusia tersebut ke arah yang diinginkan. Menurut Gibson (1996 : 174), “Motivasimerupakan proses psikologi yang terjadi pada diri seseorang yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang”.
C.
BIMBINGAN
Untuk meningkatkan kinerja pegawai
perlu adanya bimbingan. Bimbingan dapat dilakukan oleh siapa saja yang dipandang
mampu untuk memberikan bimbingan, baik bimbingan yang berhubungan dengan
masalah ilmu pengetahuan maupun ilmu keagamaan serta dalam rangka pelaksanaan tugas.
Bimbingan merupakan bantuan yang dapat diberikan kepada setiap individu untuk
dapat menjalani kegiatan hidup, mengembangkan sudut pandangnya, mengambil
keputusan sendiri dan menanggung beban sendiri.
Definisi bimbingan
dapat disimpulkan sebagai berikut : (1) Bimbingan me-rupakan suatu
proses yang berkelanjutan. (2) Bimbingan merupakan suatu proses
membantu individu. (3) Bantuan yang diberikan ialah individu
yang memerlukan dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.
(4) Bantuan
yang diberikan ialah agar individu dapat mengembangkan dirinya secara maksimal
sesuai dengan potensi atau kemampuannya. (5) Yang menjadi tujuan bimbingan ialah
agar individu dapat menyesuaikan diri kepada lingkungannya sesuai dengan
potensi yang ada pada dirinya. (6) Untuk pelaksanaan bimbingan
diperlukan adanya personil (petugas) yang memiliki keahlian-keahlian dan
pengalaman khusus dalam bidang bimbingan dan penyuluhan.(Djumhur dan Muh Surya
dalam Suharti Fattah,1998: 26-28)
Pembimbingan dan penyuluhan adalah pembahasan
suatu masalah dengan seorang karyawan, dengan maksud pokok untuk membantu
karyawan tersebut agar dapat menangani masalah secara lebih baik. (T. Hani Handoko
1997: 204).
Sehubungan dengan pengertian
bimbingan di atas, maka dapat dikatakan bahwa tujuan pemberian bimbingan adalah
agar orang-orang yang menerima bimbingan dapat mengetahui secara jelas tentang kekurangan-kekurangan
atau hal-hal yang belum dipahami sehingga dapat memperbaiki kinerja secara
efektif.
D.
KINERJA
Kinerja adalah suatu yang dicapai,
prestasi yang diperlihatkan, kemampuan kerja. Istilah kinerja sering disamakan
dengan istilah Job Performance atau prestasi kerja ( Kamus Besar Bahasa
Indonesia 2000).
Adapun Gibson (1996 : 355) mengatakan
kinerja adalah hasil yang dicapai menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan
yang bersangkutan. Suyadi Prawirosentono (1999 : 2) menyatakan kinerja adalah
hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu
organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam
rangka mencapai kegunaan organisasi yang
bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum sesuai moral maupun etika.
bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum sesuai moral maupun etika.
Menurut Miner (1988: 14) kinerja
adalah tingkat keberhasilan seorang karyawan di dalam melaksanakan pekerjaan.
Adapun beberapa variabel yang digunakan untuk penilaian perilaku yang ditujukan
dengan skor total, yaitu : kwalitas pekerjaan, kwantitas pekerjaan, ketepatan waktu,
dan kerjasama dengan rekan kerja.
Dari beberapa pengertian kinerja di
atas, maka dapat dikatakan bahwa kinerja adalah hasil kerja karyawan atau
pegawai baik dari segi kuantitas maupun kualitas sesuai dengan tugas dan
wewenang yang menjadi tanggungjawabnya.
Jika kinerja diartikan sebagai hasil
kerja, maka kinerja dapat pula diartikan sebagai prestasi kerja yang dihasilkan
oleh seseorang atau kelompok. Dengan demikian kinerja guru adalah merupakan
prestasi kerja guru.
E.
PERUMUSAN HIPOTESIS
Berdasarkan teori yang telah
dikemukakan, maka hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1.
Supervisi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
kinerja guru MAS AL-
WASLIYAH SERBALAWAN.
2.
Motivasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
kinerja guru di MAS AL-
WASLIYAH SERBALAWAN.
3.
Bimbingan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
kinerja guru di MAS AL-
WASLIYAH SERBALAWAN.
4.
Supervisi, motivasi, dan bimbingan secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru di MAS AL- WASLIYAH SERBALAWAN.
5.
Supervisi merupakan variabel yang
dominan berpengaruh terhadap
kinerja guru MAS AL- WASLIYAH SERBALAWAN.
kinerja guru MAS AL- WASLIYAH SERBALAWAN.
BAB III
METODE
PENELITIAN
A.
LOKASI PENELITIAN
Lokasi
penelitian, yaitu MAS AL- WASLIYAH SERBALAWAN, dengan alasan peneliti adalah alumni dari MAS AL- WASLIYAH SERBALAWAN, sehingga dapat memberikan
kemudahan dalam pengambilan data yang diperlukan pada penelitian ini,
selain itu penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk kemajuan
sekolah.
B.
POPULASI DAN PROSEDUR PENENTUAN
SAMPEL
1.
Populasi.
Pengertian dari
populasi adalah seluruh individu yang dimaksudkan untuk
diselidiki (Suharsimi Arikunto, 1998, 110). Jumlah populasi dalam
penelitian ini, yaitu semua guru di MAS AL-
WASLIYAH SERBALAWAN sebanyak 52 orang.
2.
Sampel.
Sehubungan dengan jumlah populasinya
kecil, maka seluruh populasi dijadikan obyek penelitian, atau seluruh populasi
dijadikan sampel. Ha1 ini sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (1998: 120)
yang menyebutkan apabila jumlah populasi kurang dari 100 orang, maka seluruh
populasi dijadikan obyek penelitian ( total sampling).
C.
IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN
Dalam penelitian ini kinerja guru
sebagai variabel terikat (Y),
sedangkan supervisi (X1), motivasi (X2), dan bimbingan (X3) sebagai variabel bebas.
sedangkan supervisi (X1), motivasi (X2), dan bimbingan (X3) sebagai variabel bebas.
D.
METODE PENGUMPULAN DATA (SUMBER DATA DAN JENIS DATA)
1.
Sumber Data
a)
Data Primer. Data primer yaitu data yang
diperoleh dari obyek penelitian secara langsung dari responden, yaitu jawaban
kuisoner angket tentang supervisi, motivasi dan bimbingan. Di samping itu
dengan cara observasi, yaitu dengan pengamatan langsung terhadap obyek penelitian
dan interview, yaitu wawancara langsung dengan responden guna mendapatkan
keterangan yang lebih terperinci dan mendalam.
b)
Data sekunder. Data yang diperoleh dari penelitian
pustaka maupun dokumen yang mendukung terhadap penjelasan yang lengkap mengenai
pokok-pokok permasalahan pada penelitian ini. Data sekunder ini diantaranya :
Absensi guru, data hasil pengamatan guru, dan lain-lain.
2.
Jenis Data
a)
Data Kualitatif. Yaitu menganalisa data yang sifatnya
umum menjadi masalah yang sifatnya khusus ( kualitatif deduktif ) atau
menganalisa data yang sifatnya khusus menjadi masalah yang sifatnya umum (
kualitatif induktif ) berdasar tanggapan responden dari angket atau kuisioner.
b)
Data Kuantitatif. Data Kuantitatif cara penyelidikan
yang dipergunakan dengan meneliti informasi atau keterangan-keterangan yang
diperoleh selama penelitian di lapangan sehingga dapat diperoleh hasil
penelitian yang dapat dipertanggung jawabkan.
Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif, di mana yang diperlukan adalah hasil data primer berupa hasil skor
angket tentang supervisi motivasi dan bimbingan yang dilakukan oleh atasan
karyawan.
E.
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data yang dipakai
dalam penelitian ini adalah:
1.
Observasi: Yaitu teknik pengumpulan data
melalui pengamatan dan pencatatan data dari obyek penelitian.
2.
Dokumentasi: Yaitu teknik pengumpulan data dengan
mencatat antara lain dari catatan – catatan organisasi, bagan, grafik yang
berhubungan dengan materi penelitian, yaitu tentang pengaruh supervisi,
motivasi dan bimbingan di MAS AL- WASLIYAH SERBALAWAN.
3.
Kuesioner: Yaitu teknik pengumpulan data dengan
menggunakan seperangkat daftar pertanyaan yang diajukan kepada responden,
dengan cara mengajukan pertanyaan model tertutup. Jawaban sudah tersedia,
responden tinggal memilih alternatif jawaban yang dianggap paling sesuai
BAB IV
HASIL PENGUMPULAN DATA
A. PROFIL RESPONDEN
Berdasarkan
hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 40 reponden, maka dapat
diidentifikasikan mengenai karakteristik responden sebagai berikut :
1.
Pangkat/Golongan
Berdasarkan
golongan, maka responden dalam penelitian ini diklasifikasikan bahwa responden
dalam penelitian ini dapat didiskripsikan berdasarkan golongan adalah golongan
IV sebanyak 13 guru atau 25 %, golongan III sebanyak 31 guru atau 60%, golongan
II sebanyak 8 guru atau 15 %, dan golongan I sebanyak 0 guru atau 0 %.
2.
Umur
Berdasarkan
umur maka responden dalam penelitian ini diklasifikasikan bahwa responden dalam
penelitian ini dapat didiskripsikan berdasarkan umur adalah umur > 50 tahun
sebanyak 8 guru atau 15%, umur 40 – 49 tahun sebanyak 21 guru atau 40 %, umur
30-39 tahun sebanyak 18 guru atau 35%, dan umur sebanyak 5 guru atau 10 %.
3.
Pendidikan Terakhir
Berdasarkan
lama melakukan pendidikan terakhir, maka responden dalam penelitian ini bahwa
responden dalam penelitian ini adalah sebagian besar berpendidikan terakhir S1
dengan jumlah 46 guru atau 88 % dan S3/S2 sebanyak 6 orang atau 12 %.
4.
Jenis Kelamin
Berdasarkan
lama melakukan jenis kelamin, maka responden dalam penelitian ini bahwa responden
dalam penelitian ini adalah sebagian besar laki-laki sebanyak 22 guru atau 55%
dan perempuan sebanyak 18 orang atau 45 %.
5.
Status
Berdasarkan
lama melakukan status, maka responden dalam penelitian ini bahwa responden
dalam penelitian ini adalah sebagian besar berstatus kawin sebanyak 46 guru
atau 88% dan belum kawin sebanyak 6 orang atau 12 %.
B. VALIDITAS DAN RELIABELITAS
Uji validitas adalah ketepatan atau kecermatan dalam
mengukur instrumen suatu penelitian. Uji validitas digunakan untuk
mengukur valid dan tidaknya suatu kuisener. Uji validitas dilakukan dengan
menghitung korelasi antara skor masing-masing butir pernyataan dengan total
skor sehingga didapat nilai Pearson Correlation.
Disamping
itu mengukur validitas butir bisa dengan membandingkan antara r hitung dengan r
tabel, jika r hitung lebih besar dari pada r tabel naka butir pertanyaan
tersebut valid. Dari pengolahan data yang telah dilakukan diperoleh hasil
tampilan output SPSS sebagai berikut:
1.
Uji Validitas
a)
Uji Validitas butir pertanyaan dari variabel Supervisi
Variabel
supervisi terdiri dari 13 item pertanyaan dengan hasil pengujian dapat
dijelaskan bahwa r hitung > r tabel (0,272) untuk butir pertanyaan S1, S2,
S3, S4, S5, S6, S7, S8, S9, S10, S11 dan S12, maka butir pertanyaan tersebut adalah
valid, sehingga butir item tersebut mampu menjelaskan variabel supervisi atau
valid.
b)
Uji Validitas butir pertanyaan dari variabel Motivasi
Variabel
supervisi terdiri dari 10 item pertanyaan dengan hasil pengujian dapat
dijelaskan bahwa r hitung > r tabel (0,272) untuk butir pertanyaan M1, M2,
M3, M4, M5, M6, M7, M8, M9, dan M10, maka butir pertanyaan tersebut adalah valid,
sehingga butir item tersebut mampu menjelaskan variabel supervisi atau valid.
c)
Uji Validitas butir pertanyaan dari variabel Bimbingan
Variabel
supervisi terdiri dari 10 item pertanyaan dengan hasil pengujian dapat
dijelaskan bahwa r hitung > r tabel (0,272) untuk butir pertanyaan B1, B2,
B3, B4, B5, B6, B7 dan B8, maka butir pertanyaan tersebut adalah valid, sehingga
butir item tersebut mampu menjelaskan variabel supervisi atau valid.
d) Uji Validitas butir pertanyaan dari
variabel Kinerja
Variabel
supervisi terdiri dari 8 item pertanyaan dengan hasil pengujian dapat
dijelaskan bahwa r hitung > r tabel (0,272) untuk butir pertanyaan K1, K2, K3,
K4, K5, K6, dan K7, maka butir pertanyaan tersebut adalah valid, sehingga butir
item tersebut mampu menjelaskan variabel supervisi atau valid.
2.
Reliabilitas
Reliabilitas
merupakan alat untuk mengukur suatu kuisener yang merupakan indicator dari
variabel. Suatu kuisener dikatakan handal atau reliabel jika jawaban seseorang
terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji
reliabilitas dilakukan dengan menggunakan uji statistic Cronbach Alpha,
dimana suatu
variabel dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha >0,6. (Nunnaly, 1967).Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa bahwa nilai Cronbach Alpha dari masing-masing variabel di atas 0,60 sehingga variabel-variabel yang digunakan adalah reliabel.
variabel dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha >0,6. (Nunnaly, 1967).Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa bahwa nilai Cronbach Alpha dari masing-masing variabel di atas 0,60 sehingga variabel-variabel yang digunakan adalah reliabel.
C.
ANALISIS DATA
1.
Uji Persyaratan Regresi atau Uji
Asumsi Klasik
a)
Normalitas
Pengujian normalitas dapat dilakukan dengan menguji unstandardized residual dari model
regresi yang dihasilkan dengan menggunakan SPSS versi
10.00 dapat diperoleh hasil menunjukkan bahwa normalisasi
data dengan nilai normality untuk X1 sebesar 1,242 >0,05 menunjukkan bahwa data X1 berdistribusi
normal. Hal ini juga
berlaku untuk semua data yang ada berdistribusi normal, angka statistik
menunjukkan nilai data lebih besar dari 0,05.
b)
Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada
atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas, yaitu adanya hubungan
linnear antar variabel independen dalam model regresi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Pendeteksian adanya multikoliniaritas menggunakan collinearity diagnostics hasil perhitungan nilai VIF lebih kecil dari 10,0 menunjukkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel
independen dalam model regresi. Pengolahan data penelitian ini diperoleh hasil bahwa nilai VIF supervisi sebesar 1,830, nilai VIF motivasi sebesar 1,026, dan nilai VIF bimbingan sebesar 1,813, sehingga tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam penelitian ini.
linnear antar variabel independen dalam model regresi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Pendeteksian adanya multikoliniaritas menggunakan collinearity diagnostics hasil perhitungan nilai VIF lebih kecil dari 10,0 menunjukkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel
independen dalam model regresi. Pengolahan data penelitian ini diperoleh hasil bahwa nilai VIF supervisi sebesar 1,830, nilai VIF motivasi sebesar 1,026, dan nilai VIF bimbingan sebesar 1,813, sehingga tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam penelitian ini.
c)
Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas digunakan untuk mengetahui ada
atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik heterokedastisitas, yaitu adanya ketidaksamaan
varian dari residual untuk semua pengamatan model regresi.
Nilai semua t hitung adalah berturut-turut sebagai berikut 14,326,
0,912 dan 0,844, sedangkan nilai t tabel adalah 2,007. Karena nilai t
hitung berada pada – t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel,
sehingga – 2,024 ≤ t hitung ≤ 2,024 maka Ho diterima
artinya pengujian residual pada penelitian ini tidak ada gejala
heterokedastisitas pada model regresi.
d) Uji
Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya
penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi antara
residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lainnya pada model
regresi. Presyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi
dalam model regresi. Faktor penyebab autokorelasi antara lain adanya
kesalahan dalam pembentukan model dan tidak memasukkan variabel
yang penting. Akibatnya adanya autokorelasi adalah parameter yang diestimasi
menjadi bias sehingga tidak efisien.
Uji
autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi linear
ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada
periode t-1. Hasil yang diperoleh dari hasil pengolahan data seringkali
mengalami bias atau tidak efisien. Salah satu penyebabnya karena data tersebut
mengandung autokorelasi.
Hal
ini menunjukkan error pada periode sekarang dipengaruhi oleh error pada
periode sebelumnya. Dimana keputusan dapat diambil pada kondisi tertentu. Dari hasil
uji autokorelasi
diatas diketahui obs*R-square
= 0,569> 0,05. Hal ini dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi
pada
model regresi.
2.
Uji Hipotesis
a)
Model
Persamaan Regresi Berganda
Analisis
regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh supervisi,
motivasi, dan bimbingan terhadap kinerja guru. Berdasarkan hasil perhitungan
dengan menggunakan program statistik komputer SPSS for Windows diperoleh
hasil persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :
Y
= 0,224 +
0,545 X1
+ 0,036
X2
+ 0,052
X3
0,545 X1
+ 0,036
X2
+ 0,052
X3
Dari
hasil model persamaan regresi berganda diatas maka dapat diinterprestasikan
sebagai berikut :
Ø b0 = 0,224
Artinya apabila supervisi (X1), motivasi (X2), dan
bimbingan (X3),
sama dengan nol, maka kenerja guru (Y) MAS AL- WASLIYAH SERBALAWAN bernilai positif dengan asumsi variabel lain adalah konstan (cateris paribus).
sama dengan nol, maka kenerja guru (Y) MAS AL- WASLIYAH SERBALAWAN bernilai positif dengan asumsi variabel lain adalah konstan (cateris paribus).
Ø b1 = 0,545
Koefisien regresi untuk variabel
supervisi
(X1) sebesar 0,545 (searah positif)
artinya jika
supervisi(X1) meningkat, maka kinerja guru (Y) MAS AL- WASLIYAH SERBALAWAN akan
meningkat.
Ø b2 =0,036
Koefisien regresi untuk variabel
motivasi (X2) sebesar 0,036 (searah
positif) artinya jika motivasi (X2) meningkat, maka kinerja guru (Y) MAS AL- WASLIYAH SERBALAWAN akan meningkat.
positif) artinya jika motivasi (X2) meningkat, maka kinerja guru (Y) MAS AL- WASLIYAH SERBALAWAN akan meningkat.
Ø b3 = 0,052
Koefisien regresi untuk variabel
bimbingan (X3) sebesar 0,052 (searah positif)
artinya jika
bimbingan (X3) meningkat, maka kinerja guru (Y) MAS AL- WASLIYAH SERBALAWAN akan
meningkat.
b)
Uji t
1.
Pengujian pengaruh variabel supervisi (X1) terhadap
variabel kinerja guru (Y) MAS AL- WASLIYAH SERBALAWAN.
Berdasarkan
hasil olah data diperoleh nilai t-statistik = 14,326 > t-tabel 1,675, maka disimpulkan
bahwa ada pengaruh negatif antara supervisi (X1) terhadap kinerja
guru (Y) MAS AL-
WASLIYAH SERBALAWAN. Variabel supervisi mempunyai nilai signifikansi sebesar
0,000 < 0,05 sehingga variabel ini berpengaruh signifikan terhadap kinerja
guru, sehingga semakin tinggi nilai supervisi maka akan menaikkan kinerja guru.
2.
Pengujian pengaruh variabel motivasi (X2) terhadap
variabel kinerja guru (Y) MAS AL- WASLIYAH SERBALAWAN.
Berdasarkan
hasil olah data diperoleh nilai t-statistik = 0,912 < t-tabel
1,675, maka disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh positif dan signifikan antara motivasi (X2) terhadap kinerja guru (Y) MAS AL- WASLIYAH SERBALAWAN. Variabel motivasi (X2) mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,366 > 0,05
sehingga variabel ini tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru.
1,675, maka disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh positif dan signifikan antara motivasi (X2) terhadap kinerja guru (Y) MAS AL- WASLIYAH SERBALAWAN. Variabel motivasi (X2) mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,366 > 0,05
sehingga variabel ini tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru.
3.
Pengujian pengaruh variabel bimbingan (X3) terhadap
variabel kinerja guru (Y) MAS AL- WASLIYAH SERBALAWAN.
Berdasarkan
hasil olah data diperoleh nilai t-statistik = 0,844 < t-tabel
1,675, maka disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh positif dan signifikan antara bimbingan (X3) terhadap kinerja guru (Y) MAS AL- WASLIYAH SERBALAWAN KISARAN. Variabel bimbingan (X3) mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,403 > 0,05
sehingga variabel ini tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru.
1,675, maka disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh positif dan signifikan antara bimbingan (X3) terhadap kinerja guru (Y) MAS AL- WASLIYAH SERBALAWAN KISARAN. Variabel bimbingan (X3) mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,403 > 0,05
sehingga variabel ini tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru.
c)
Uji F test
Untuk
menentukan tingkat signifikansi pengaruh variabel independen bersama-sama
(simultan) terhadap variabel dependennya, maka digunakan Uji F (F-test).
Adapun hasil uji-F masing-masing tahun penelitian adalah sebagai berikut :
1.
Tingkat Signifikansi Pengaruh secara simultan Supervisi,
motivasi
dan bimbingan terhadap kinerja guru .
dan bimbingan terhadap kinerja guru .
2.
Level of significant () = 0,05 Dengan derajat kebebasan df1
= n-1 = 3, df2 = (n-k-1) = 52-3-1 = 48 Ftabel = 2,798.
3.
Hasil uji-F menunjukkan bahwa nilai Fhitung
sebesar 133,764 dengan signifikansi F sebesar 0,000 atau lebih kecil dari 0,05.
Fhitung tersebut mengindikasikan bahwa kontribusi pengaruh secara
simultan dari variabel supervisi, motivasi, dan
bimbingan terhadap kinerja guru adalah signifikan.
bimbingan terhadap kinerja guru adalah signifikan.
d) Pengujian
R2 (Koefisien Determinasi)
Hasil
dari regresi dengan metode OLS diperoleh adjusted R2 (Koefisien
Determinasi) sebesar 0,886 artinya variasi lain variabel
dependen (Y) dalam model kinerja guru (Y) MAS AL- WASLIYAH SERBALAWAN dijelaskan oleh variabel independen (X) yaitu supervisi
(X1), motivasi (X2), dan bimbingan (X3)
sebesar 88,6 %, sedangkan sisanya sebesar 11,4 % dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dihipotesiskan atau variabel lain yang tidak dimasukkan di dalam model.
sebesar 88,6 %, sedangkan sisanya sebesar 11,4 % dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dihipotesiskan atau variabel lain yang tidak dimasukkan di dalam model.
e)
Pengujian Variabel Dominan
Berpengaruh
Berdasarkan hasil olah data nilai koefisien regresi variabel supervisi
(X1) = 14,326, motivasi (X2) = 0,912, bimbingan (X3) = 0,844. Nilai
koefisien regresi variabel supervisi yang paling besar dibandingkan nilai koefisien regresi variabel lainnya, sehingga supervisi merupakan variabel paling dominan dalam mempengaruhi kinerja guru (Y) MAS AL- WASLIYAH SERBALAWAN.
(X1) = 14,326, motivasi (X2) = 0,912, bimbingan (X3) = 0,844. Nilai
koefisien regresi variabel supervisi yang paling besar dibandingkan nilai koefisien regresi variabel lainnya, sehingga supervisi merupakan variabel paling dominan dalam mempengaruhi kinerja guru (Y) MAS AL- WASLIYAH SERBALAWAN.
D.
IMPLIKASI DAN KEBIJAKAN
Masalah
hubungan atasan dan bawahan yang digambarkan dalam kegiatan supervisi, motivasi
dan bimbingan dalam suatu organisasi merupakan salah satu faktor yang
menentukan atas berhasil tidaknya suatu tujuan organisasi tercapai, Kepemimpinan
yang sukses, menunjukkan bahwa pengelolaan suatu organisasi berhasil dengan
sukses pula. Pimpinan yang berhasil menurut Kartono (1993 : 124), mempunyai 3
hal yaitu : mampu mengantisipasi perubahan yang tiba-tiba dalam proses
pengelolaan organisasi, berhasil mengoreksi kelemahan-kelemahan yang timbul dan sanggup membawa organisasi kepada sasaran dalam jangka panjang yang sudah ditetapkan.
pengelolaan organisasi, berhasil mengoreksi kelemahan-kelemahan yang timbul dan sanggup membawa organisasi kepada sasaran dalam jangka panjang yang sudah ditetapkan.
Untuk
masalah motivasi dalam suatu organisasi ternyata mempunyai arti penting bagi
manusia yang melakukan aktivitas didalamnya, karena motivasi akan berhubungan
secara langsung maupun tidak langsung dengan manusia didalamnya. Motivasi dalam organisasi
merupakan factor pokok yang menentukan tingkah laku dalam aktivitas.
Agar
proses belajar mengajar dapat dilaksnakan secara efektif dan efisien, serta mencapai
hasil yang diharapkan, diperlukan kegiatan manajemen program pengajaran. Hal
ini bertujuan untuk membangun keseluruhan proses penyelenggaraan kegiatan di
bidang pengajaran yang bertujuan agar keseluruhan kegiatan pengajaran terlaksana
secara efektif dan efisien.
Kepala
sekolah merupakan seorang manajer di sekolah. Ia harus bertanggungjawab
terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian perubahan atau perbaikan program
pengajaran disekolah. Untuk kepentingan tersebut, sedikitnya terdapat empat
langkah yang harus dilakukan, yaitu : (1) Menilai kesesuaian program dengan
tuntutan kebudayaan dan kebutuhan murid. (2) Meningkatkan perencanaan program
(3) Memilih
dan melaksanakan program dan (4) Menilai perubahan program
Untuk
menjamin efektifitas pengembangan kurikulum dan program pengajaran dalam
menajemen berbasis sekolah, kepala sekolah sebagai pengelola program pengajaran
bersama dengan guru-guru harus menjabarkan isi kurikulum secara lebih rinci dan
operasional ke dalam program tahunan, catur wulan, dan bulanan. Adapun program
mingguan atau program satuan pelajaran, wajib dikembangkan sebelum melakukan kegiatan
belajar mengajar. Berikut diperinci beberapa prinsip yang harus diperhatikan : (1)
Tujuan yang harus dikehendaki harus
jelas, makin operasional tujuan,
makin mudah terlihat dan makin tepat program-program yang dikembangkan untuk mencapai tujuan. (2) Program itu harus disederhanakan dan fleksibel (3) Program-program yang disusun dan dikembangkan harus sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. (4) Program yang dikembangkan harus menyeluruh dan harus jelas pencapaiannya. (5) Harus ada koordinasi antar komponen pelaksana program di sekolah.
makin mudah terlihat dan makin tepat program-program yang dikembangkan untuk mencapai tujuan. (2) Program itu harus disederhanakan dan fleksibel (3) Program-program yang disusun dan dikembangkan harus sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. (4) Program yang dikembangkan harus menyeluruh dan harus jelas pencapaiannya. (5) Harus ada koordinasi antar komponen pelaksana program di sekolah.
Kegiatan
ini akan tercapai dengan maksimal jika dilakukan supervisi, motivasi dan bimbingan
oleh atasannya. Dengan kegiatan ini maka guru akan terkontrol terutama melakukan
proses belajar mengajar. Disamping itu kegiatan supervisi, pemberian motivasi,
dan bimbingan adalah sesuatu yang penting bagi guru, kegiatan ini dapat
dilakukan sebagai kewenangan Kepala Sekolah sebagai atasan langsung dari
guru-guru. Hal ini perlu sebagai wujud kepedulian atasan kepada bawahannya.
guru-guru. Hal ini perlu sebagai wujud kepedulian atasan kepada bawahannya.
Karena
banyaknya program yang harus dikerjakan oleh guru baik sebagai tenaga pengajar,
namun tidak lepas dari tugas-tugas administrasi dan menyiapkan materi pelajaran
atau media yang akan digunakan pada saat mengajar. Hal inilah yang harus sering
diinggatkan kepada guru agar tidak terlupakan. Kegiatan supervisi, motivasi dan
bimbingan mengacu agar tugas-tugas itu dapat dilaksanakan dengan baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Alex
S Nitisemito, 1998, Manajemen Personalia (Manajemen Sumber Daya Manusia),
Ghalia Indonesia Jakarta.
Departemen Agama RI, 2000, Pedoman Pelaksanaan
Supervisi
Pendidikan Agama, Direktorat
Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam.
Endang S Handayani, 2006, Pengaruh Disiplin Kerja dan
Motivasi
Kerja terhadap kinerja karyawan koperasi yang tergabung
pada Pusat
Koperasi Smpan Pinjam Artho Kuncoro Karananyar. Skripsi.
Fachruddin, 2006, Pengaruh Persepsi Kompensasi
Finansial dan
efektivitas Bimbingan Terhadap Kinerja Penghulu dan
Pembantu Penghulu di Lingkungan kantor Departemen Agama
Kabupaten Karanganyar.
Tesis Program Studi Magister Manajemen Program Pasca
Sarjana
Universitas
Slamet Riyadi Surakarta ( Tidak dipublikasikan ).
Gibson James, Joko M Ivanecevich dan James H.Donnely Jr,
1996, Organisasi
Perilaku Struktur, Proses.Bina Aksara Jilid I (Terjemahan
Ninuk Hadiasni). Jakarta
Gujarati
DN, 1995, Basic Econometric, 3rd ed. Mc Graw-Hill, Inc. New
York.
Kotler,
Philips, 2000, Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan, Implementasi dan
Pengendalian. Terjemahan Ancella Anitawati Hermawan, Edisi 8, Salemba
Empat, Jakarta.
L. Suyono, 2006. Pengaruh Lingkungan
Kerja dan Gaya Kepemimpinan terhadap Motivasi kerja pegawai di
Kantor Informasi dan Komunikasi Kabupaten Karanganyar. Skripsi.
Imam Ghozali, 2002, Aplikasi Analisis
Multivariante SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Ibnu Syamsi, l988, Pokok-pokok Organisasi dan
Menejemen 1988,
Jakarta Bina
Aksara.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2000, Jakarta Bina Aksara
Miner,
John B, 1988, Organisasi Behavior Performance productivity. 5 Th
Edition Random House.Inc, New York.
Moekiyat, 2002, Dasar-Dasar Motivasi, Pioner Jaya,
Bandung.
Pedoman Penyusunan Tesis, 2006, Program
Studi Magister Majemen
Universitas
Slamet Riyadi, Program Pasca Sarjana Universitas Slamet Riyadi,
Surakarta
Republik Indonesia Keputusan Presiden Nomor 102 Tahun
2001, Tugas
dan Fungsi Kewenangan Susunan Organisasi dan Tata Kerja
tentang
Kedudukan Departemen Agama.
Republik Indonesia, Departemen Agama, 2003, Pedoman
Pegawai
Pencatat Nikah (PPN ), Direktorat
Jenderal Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji, Jakarta.
Robbin Stephen P, 2006, Perilaku Organisasi. Edisi
Bahasa Indonesia,
Jilid pertama, PT.Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta.
Santoso,
Singgih, 2000, SPSS. Statistik Parametrik, PT Elex Media Komputindo,
Jakarta.
Suharsimi Arikunto, 1998, Prosedur Penelitian
suatu pendekatan praktek, PT Rineka Cipta,
Jakarta.
Sulaiman, 2002, SPSS. Statistik Parametrik, Jakarta : PT Elex Media
Komputindo.
Sudarno, 2006, Pengaruh supervisi dan
bimbingan terhadap prestasi kerja guru di lingkungan Kantor Cabang
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten
Karanganyar.
Tesis Program Magister Manajemen Program Pasca Sarjana
Universitas Slamet
Riyadi
Surakarta ( Tidak dipublikasikan )
Sudibyo Triatmojo, 2000, Sistim Pengawasan, LAN,
Jakarta
Sugiyono, 2005, Methode Penelitian Administrasi,
Alpabeta,
Bandung
Suharti Fattah, 1998, Bimbingan dan Konseling,
FKIP Universitas
Tanjungpura, Pontianak.
Sutarno, 2005, Modul Praktek Mata Kuliah Metode
Kuantitatif
Bisnis, Magister Manajemen Universitas Slamet
Riyadi, Surakarta.
Suyadi Prawirosentono, 1999, Manajemen SDM Kebijakan
Kinerja
Karyawan, BPFE, Yogyakarta
T. Hani Handoko, 1997, Manajemen Personalia dan Sumber
daya
Manusia, BPFE, Yogyakarta.
Undang-undang No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Winardi, 1999, Perencanaan dan Pengawasan Dalam Bidang
Manajemen,
Mandar Maju, Jakarta.
Mandar Maju, Jakarta.
0 komentar:
Posting Komentar