Breaking News
Loading...
Jumat, 07 Desember 2012

Info Post

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis persembahkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa menganugerahkan nikmat, taufik dan hidayahnya sehingga Proposal Penelitian yang berjudul Pengaruh Supervisi, Motivasi Dan Bimbingan Terhadap Kinerja Guru Madrasah Aliyah Swasta Al- Wasliyah Serbalawan ini dapat diselesaikan tepat waktu, tepat guna, dan tepat sasaranlah kiranya.
Sembari dari itu, salawat bertangkaikan salam marilah kita hadiahkan ke-haribaan junjungan kita, Nabi Allah, puteranya Abdullah, buah hatinya Aminah, siapa lagi kalau bukan Baginda muhammad Rasulullah SAW.
Tujuan Pembuatan Proposal Penelitian ini adalah untuk memenuhi bagian dari tugas Smester Genap pada Mata Kuliah “Supervisi Pendidikan II”. Penulisan proposal penelitian ini banyak menerima kontribusi pemikiran dari pada pakar- pakar atau ahli dalam bidang yang sesuai dengan judul proposal penelitian ini, sehingga proposal penelitian ini dapat terselesaikan, untuk itu penulis ucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya.
Ucapan terima kasih saya kepada bapak M. Rafi`i Lubis yang sudah sudi kiranya menjadi narasumber guna melengkapi isi proposal penelitian saya ini, selain itu juga, ucapan terima kasih saya kepada bapak Sukiman selaku pengawas dan seluruh staf pendidik dan kependidikan MAS AL- WASLIYAH SERBALAWAN yang tak bisa saya tuliskan nama para beliau satu persatu di laporan proposal penelitian saya ini.
Mohon maaf saya yang sebesar- besarnya pada Bapak Dosen Pembimbing “Candiki Repantu” jikalau di sana sini masih dijumpai kesalahan penulisan, tata bahasa, maupun kesalahan lainnya, karena hal tersebut terjadi tanpa unsur kesengajaan serta karena saya juga masih dalam tahap belajar.
Akhirnya, kepada Allah saya mohon taufik dan hidayahNya, semoga usaha ini senantiasa dalam keridhaanNya, dan semoga proposal penelitian ini dapat menambah Khazanah Keilmuan saya selaku penulis. Amiin.


Medan, 30 Juni 2011
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.      LATAR BELAKANG MASALAH
Peningkatan mutu pendidikan dari tahun ke tahun selalu diupayakan
baik pada pendidikan di tingkat dasar, menengah maupun pendidikan di
perguruan tinggi. Pembenahan itu dilaksanakan di segala bidang antara
lain sarana/fasilitas, kurikulum, pendidik/guru. Perubahan Undang-undang yang mengatur tentang pendidikan sudah mengalami perubahan Undang-undang pada tahun 2003 merupakan perubahan dari Undang-undang Tahun 1989. Pemerintah dalam hal ini telah mengatur dan mengarahkan pendidikan nasional seperti yang tertuang dalam
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Dalam Pasal 3 menyebutkan tujuan dari pedidikan nasional yang berbunyi :
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Apabila kita perhatikan tujuan pendidikan dalam Sistim Pendidikan Nasional, yaitu membentuk manusia Indonesia seutuhnya dalam arti tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas, maka harus didukung oleh tenaga pendidik yang berkinerja baik. Kinerja tenaga pendidik akan bisa ditingkatkan bila didukung dengan adanya supervisi, motivasi dan pemberian bimbingan yang baik.
Menurut Miner (1988 : 14) kinerja adalah tingkat keberhasilan seorang karyawan di dalam melaksanakan pekerjaan. Adapun beberapa variabel yang digunakan untuk penilaian perilaku, yaitu : kwalitas pekerjaan, kwantitas pekerjaan, ketepatan waktu, dan kerjasama dengan rekan kerja. Jika kinerja diartikan sebagai hasil kerja, maka kinerja dapat pula diartikan sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh seseorang
atau kelompok, dengan demikian kinerja guru adalah merupakan prestasi
kerja guru.
Supervisi merupakan suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu guru dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif. Agar supervisi dapat dilaksanakan secara efektif, maka harus terdapat azas keyakinan dan prinsip supervisi. Jika azas dan prinsip-prinsip tersebut diperhatikan dan benar-benar dilaksanakan oleh supervisor, maka diharapkan guru dalam melaksanakan tugas cenderung dapat
mencapai tujuan yang diharapkan.
Motivasi adalah keinginan di dalam seseorang individu yang mendorong ia untuk bertindak (Moekiyat, 2002 : 5). Di dalam organisasi pemerintah termasuk di lingkungan sekolah, motivasi sangat diperlukan guna mendorong pegawai dalam menjalankan tugasnya, sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Pemberian motivasi merupakan salah satu tugas pimpinan dalam rangka mengarahkan potensi dan sumber daya manusia untuk pencapaian tujuan organisasi.
Untuk meningkatkan kinerja pegawai perlu adanya bimbingan. Bimbingan dapat dilakukan oleh siapa saja yang dipandang mampu untuk memberikan bimbingan. Bimbingan merupakan bantuan yang dapat diberikan kepada setiap individu untuk dapat menjalani kegiatan hidup, mengembangkan sudut pandangnya, mengambil keputusan sendiri dan menanggung beban sendiri. Bimbingan dan penyuluhan adalah pembahasan suatu masalah dengan seorang karyawan, dengan maksud pokok untuk membantu karyawan tersebut agar dapat menangani masalah secara lebih baik. (T. Hani Handoko 1997: 204).
Pemimpin (leader/head) adalah seseorang yang mempergunakan wewenang dan kepemimpinannya, mengarahkan bawahan untuk mengerjakan sebagian pekerjaannya dalam mencapai tujuan organisasi. (Khotler, 2009:123). Pelaksanaan kepemimpinannya cenderung menumbuhkan kepercayaan, partisipasi, loyalitas, dan internal motivasi para bawahan dengan cara persuasive. Hal ini semua akan diperoleh karena kecakapan, kemampuan, dan perilakunya.
Fenomena yang berkembang seorang pemimpin yang dalam melaksanakan kepemimpinannya hanya atas kekuasaan (power) yang dimilikinya. Pelaksanaan kepemimpinannya dengan memberikan instruksi/perintah-perintah, ancaman hukuman, dan pengawasan yang ketat.
Dari fenomena kepemimpinan diatas tidak perlu diterapkan sekolah, karena pemimpin perlu mengetahui persoalan yang sebenarnya pada proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru, dengan demikian perlu diketahui pentingnya supervisi, motivasi dan bimbingan kepada guru untuk meningkatkan kinerja yang ada pada dirinya.
B.       RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pada latar belakang masalah tersebut di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Apakah supervisi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
kinerja guru di
MAS AL- WASLIYAH SERBALAWAN?
2.      Apakah motivasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru di MAS AL- WASLIYAH SERBALAWAN ?
3.      Apakah bimbingan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru di MAS AL- WASLIYAH SERBALAWAN ?
4.      Apakah supervisi, motivasi, dan bimbingan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru di MAS AL- WASLIYAH SERBALAWAN ?
5.      Manakah diantara variabel supervisi, motivasi, atau bimbingan yang dominan berpengaruh terhadap kinerja guru di MAS AL- WASLIYAH SERBALAWAN?
C.    TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah :
1.        Untuk menganalisis signifikansi pengaruh supervisi secara parsial terhadap kinerja guru MAS AL- WASLIYAH SERBALAWAN.
2.        Untuk menganalisis signifikansi pengaruh motivasi secara parsial terhadap kinerja guru MAS AL- WASLIYAH SERBALAWAN.
3.        Untuk menganalisis signifikansi pengaruh bimbingan secara parsial terhadap kinerja guru MAS AL- WASLIYAH SERBALAWAN.
4.        Untuk menganalisis signifikansi pengaruh supervisi, motivasi, dan bimbingan secara simultan terhadap kinerja guru MAS AL- WASLIYAH SERBALAWAN.
5.        Untuk menganalisis variabel yang berpengaruh dominan terhadap kinerja guru MAS AL- WASLIYAH SERBALAWAN.




D.      MANFAAT PENELITIAN
Manfaat penelitian antara lain :
1.      Bagi MAS AL- WASLIYAH SERBALAWAN. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan masukan bagi pimpinan MAS AL- WASLIYAH SERBALAWAN dalam melakukan pembinaan terhadap guru dan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijaksanaan khususnya dalam rangka meningkatkan kinerja guru.
2.      Bagi peneliti. Sebagai bahan referensi bagi peneliti berikutnya, khususnya penelitian yang relevan dengan obyek penelitian yang sejenis.


BAB II
KAJIAN TEORI
A.      SUPERVISI
1.        Pengertian Supervisi
Supervisi menurut Buku Pedoman Pelaksanaan Supervisi Pendidikan oleh Departemen Agama RI (2000: 3) Supervisi merupakan suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu pegawai dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif. Kalau dikembangkan lebih lanjut, maka akan terlihat penjabarannya sebagai berikut : supervisi berasal dari kata super vision, super artinya luar biasa, istimewa atau lebih dari yang lain vision, artinya kemampuan untuk melihat ( pada inti
persoalan).
2.        Azas supervisi dan prinsip supervisi
Agar supervisi dapat dilaksanakan secara efektif, maka harus terdapat azas keyakinan dan prinsip supervisi. Jika azas dan prinsip-prinsip di atas diperhatikan dan benar-benar dilaksanakan oleh supervisor, maka diharapkan pegawai dalam melaksanakan tugas cenderung dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
3.        Tujuan Supervisi
Supervisi harus mempunyai tujuan yang jelas. Tujuan supervisi menurut
Ibnu Syamsi (1988: 110), yaitu untuk mengetahui:
(1) Apakah suatu pelaksanaan itu berjalan sesuai dengan rencana yang telah digariskan? (2) Apakah segala sesuatu dijalankan sesuai dengan instruksinya ? (3) Kelemahan dan kesulitan dalam bekerja ? (4) Mencari jalan keluar, bilamana terdapat kesulitan-kesulitan dan diusahakan pemecahannya
4.        Tahap-tahap supervisi
T. Hani Handoko (1997 : 363) mengemukakan bahwa ada lima tahap kegiatan supervisi, yaitu : (1) Pencapaian standar pelaksanaan. (2) Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan. Pengukuran pelaksanaan kegiatan. (3) Pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standar. (4) Pengambilan koreksi bila perlu. (5) Tahap – tahap supervisi di atas dapat digambarkan.
B.       MOTIVASI
Menurut Gibson (1996 : 94), “Motivasi ialah konsep yang menguraikan tentang kekuatan-kekuatan yang ada dalam diri siswa yang memulai dan mengarahkan perilaku”. Menurut George R Terry dalam Moekiyat (2002: 5): Motivasi adalah keinginan di dalam seseorang individu yang mendorong ia untuk bertindak. Sedangkan Moekiyat (2002:5) mengatakan bahwa motivasi mempunyai arti yang sama dengan motif, yakni suatu daya pendorong atau perangsang untuk melakukan sesuatu.
Motivasi dapat dipandang sebagai bagian integral dari administrasi kepegawaian dalam rangka proses pembinaan, pengembangan dan pengarahan tenaga kerja dalam suatu organisasi. Motivasi sebagai suatu usaha positif dalam menggerakkan, mengerahkan dan mengarahkan daya dan potensi tenaga kerja agar secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan sebagai kebutuhan sekaligus sebagai perangsang untuk dapat menggerakkan,
mengerahkan dan mengarahkan potensi serta daya kerja manusia tersebut ke arah yang diinginkan. Menurut Gibson (1996 : 174), “Motivasimerupakan proses psikologi yang terjadi pada diri seseorang yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang”.

C.      BIMBINGAN
Untuk meningkatkan kinerja pegawai perlu adanya bimbingan. Bimbingan dapat dilakukan oleh siapa saja yang dipandang mampu untuk memberikan bimbingan, baik bimbingan yang berhubungan dengan masalah ilmu pengetahuan maupun ilmu keagamaan serta dalam rangka pelaksanaan tugas. Bimbingan merupakan bantuan yang dapat diberikan kepada setiap individu untuk dapat menjalani kegiatan hidup, mengembangkan sudut pandangnya, mengambil keputusan sendiri dan menanggung beban sendiri.
Definisi bimbingan dapat disimpulkan sebagai berikut : (1) Bimbingan me-rupakan suatu proses yang berkelanjutan. (2) Bimbingan merupakan suatu proses membantu individu. (3) Bantuan yang diberikan ialah individu yang memerlukan dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi. (4) Bantuan yang diberikan ialah agar individu dapat mengembangkan dirinya secara maksimal sesuai dengan potensi atau kemampuannya. (5) Yang menjadi tujuan bimbingan ialah agar individu dapat menyesuaikan diri kepada lingkungannya sesuai dengan potensi yang ada pada dirinya. (6) Untuk pelaksanaan bimbingan diperlukan adanya personil (petugas) yang memiliki keahlian-keahlian dan pengalaman khusus dalam bidang bimbingan dan penyuluhan.(Djumhur dan Muh Surya dalam Suharti Fattah,1998: 26-28)
Pembimbingan dan penyuluhan adalah pembahasan suatu masalah dengan seorang karyawan, dengan maksud pokok untuk membantu karyawan tersebut agar dapat menangani masalah secara lebih baik. (T. Hani Handoko 1997: 204).
Sehubungan dengan pengertian bimbingan di atas, maka dapat dikatakan bahwa tujuan pemberian bimbingan adalah agar orang-orang yang menerima bimbingan dapat mengetahui secara jelas tentang kekurangan-kekurangan atau hal-hal yang belum dipahami sehingga dapat memperbaiki kinerja secara efektif.
D.      KINERJA
Kinerja adalah suatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, kemampuan kerja. Istilah kinerja sering disamakan dengan istilah Job Performance atau prestasi kerja ( Kamus Besar Bahasa Indonesia 2000).
Adapun Gibson (1996 : 355) mengatakan kinerja adalah hasil yang dicapai menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan. Suyadi Prawirosentono (1999 : 2) menyatakan kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai kegunaan organisasi yang
bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum sesuai moral maupun etika.
Menurut Miner (1988: 14) kinerja adalah tingkat keberhasilan seorang karyawan di dalam melaksanakan pekerjaan. Adapun beberapa variabel yang digunakan untuk penilaian perilaku yang ditujukan dengan skor total, yaitu : kwalitas pekerjaan, kwantitas pekerjaan, ketepatan waktu, dan kerjasama dengan rekan kerja.
Dari beberapa pengertian kinerja di atas, maka dapat dikatakan bahwa kinerja adalah hasil kerja karyawan atau pegawai baik dari segi kuantitas maupun kualitas sesuai dengan tugas dan wewenang yang menjadi tanggungjawabnya.
Jika kinerja diartikan sebagai hasil kerja, maka kinerja dapat pula diartikan sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh seseorang atau kelompok. Dengan demikian kinerja guru adalah merupakan prestasi kerja guru.


E.       PERUMUSAN HIPOTESIS
Berdasarkan teori yang telah dikemukakan, maka hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1.        Supervisi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru MAS AL- WASLIYAH SERBALAWAN.
2.        Motivasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru di MAS AL- WASLIYAH SERBALAWAN.
3.        Bimbingan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru di MAS AL- WASLIYAH SERBALAWAN.
4.        Supervisi, motivasi, dan bimbingan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru di MAS AL- WASLIYAH SERBALAWAN.
5.        Supervisi merupakan variabel yang dominan berpengaruh terhadap
kinerja guru
MAS AL- WASLIYAH SERBALAWAN.



BAB III
METODE PENELITIAN
A.      LOKASI PENELITIAN
Lokasi penelitian, yaitu MAS AL- WASLIYAH SERBALAWAN, dengan alasan peneliti adalah alumni dari MAS AL- WASLIYAH SERBALAWAN, sehingga dapat memberikan kemudahan dalam pengambilan data yang diperlukan pada penelitian ini, selain itu penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk kemajuan sekolah.
B.       POPULASI DAN PROSEDUR PENENTUAN SAMPEL
1.        Populasi. Pengertian dari populasi adalah seluruh individu yang dimaksudkan untuk diselidiki (Suharsimi Arikunto, 1998, 110). Jumlah populasi dalam penelitian ini, yaitu semua guru di MAS AL- WASLIYAH SERBALAWAN sebanyak 52 orang.
2.        Sampel. Sehubungan dengan jumlah populasinya kecil, maka seluruh populasi dijadikan obyek penelitian, atau seluruh populasi dijadikan sampel. Ha1 ini sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (1998: 120) yang menyebutkan apabila jumlah populasi kurang dari 100 orang, maka seluruh populasi dijadikan obyek penelitian ( total sampling).
C.      IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN
Dalam penelitian ini kinerja guru sebagai variabel terikat (Y),
sedangkan supervisi (X1), motivasi (X2), dan bimbingan (X3) sebagai variabel bebas.

D.      METODE PENGUMPULAN DATA (SUMBER DATA DAN JENIS DATA)
1.        Sumber Data
a)        Data Primer. Data primer yaitu data yang diperoleh dari obyek penelitian secara langsung dari responden, yaitu jawaban kuisoner angket tentang supervisi, motivasi dan bimbingan. Di samping itu dengan cara observasi, yaitu dengan pengamatan langsung terhadap obyek penelitian dan interview, yaitu wawancara langsung dengan responden guna mendapatkan keterangan yang lebih terperinci dan mendalam.
b)        Data sekunder. Data yang diperoleh dari penelitian pustaka maupun dokumen yang mendukung terhadap penjelasan yang lengkap mengenai pokok-pokok permasalahan pada penelitian ini. Data sekunder ini diantaranya : Absensi guru, data hasil pengamatan guru, dan lain-lain.
2.        Jenis Data
a)        Data Kualitatif. Yaitu menganalisa data yang sifatnya umum menjadi masalah yang sifatnya khusus ( kualitatif deduktif ) atau menganalisa data yang sifatnya khusus menjadi masalah yang sifatnya umum ( kualitatif induktif ) berdasar tanggapan responden dari angket atau kuisioner.
b)        Data Kuantitatif. Data Kuantitatif cara penyelidikan yang dipergunakan dengan meneliti informasi atau keterangan-keterangan yang diperoleh selama penelitian di lapangan sehingga dapat diperoleh hasil penelitian yang dapat dipertanggung jawabkan.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, di mana yang diperlukan adalah hasil data primer berupa hasil skor angket tentang supervisi motivasi dan bimbingan yang dilakukan oleh atasan karyawan.
E.       TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah:
1.        Observasi: Yaitu teknik pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan data dari obyek penelitian.
2.        Dokumentasi: Yaitu teknik pengumpulan data dengan mencatat antara lain dari catatan – catatan organisasi, bagan, grafik yang berhubungan dengan materi penelitian, yaitu tentang pengaruh supervisi, motivasi dan bimbingan di MAS AL- WASLIYAH SERBALAWAN.
3.        Kuesioner: Yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan seperangkat daftar pertanyaan yang diajukan kepada responden, dengan cara mengajukan pertanyaan model tertutup. Jawaban sudah tersedia, responden tinggal memilih alternatif jawaban yang dianggap paling sesuai

BAB IV
HASIL PENGUMPULAN DATA
A.      PROFIL RESPONDEN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 40 reponden, maka dapat diidentifikasikan mengenai karakteristik responden sebagai berikut :
1.        Pangkat/Golongan
Berdasarkan golongan, maka responden dalam penelitian ini diklasifikasikan bahwa responden dalam penelitian ini dapat didiskripsikan berdasarkan golongan adalah golongan IV sebanyak 13 guru atau 25 %, golongan III sebanyak 31 guru atau 60%, golongan II sebanyak 8 guru atau 15 %, dan golongan I sebanyak 0 guru atau 0 %.
2.        Umur
Berdasarkan umur maka responden dalam penelitian ini diklasifikasikan bahwa responden dalam penelitian ini dapat didiskripsikan berdasarkan umur adalah umur > 50 tahun sebanyak 8 guru atau 15%, umur 40 – 49 tahun sebanyak 21 guru atau 40 %, umur 30-39 tahun sebanyak 18 guru atau 35%, dan umur sebanyak 5 guru atau 10 %.
3.        Pendidikan Terakhir
Berdasarkan lama melakukan pendidikan terakhir, maka responden dalam penelitian ini bahwa responden dalam penelitian ini adalah sebagian besar berpendidikan terakhir S1 dengan jumlah 46 guru atau 88 % dan S3/S2 sebanyak 6 orang atau 12 %.



4.        Jenis Kelamin
Berdasarkan lama melakukan jenis kelamin, maka responden dalam penelitian ini bahwa responden dalam penelitian ini adalah sebagian besar laki-laki sebanyak 22 guru atau 55% dan perempuan sebanyak 18 orang atau 45 %.
5.        Status
Berdasarkan lama melakukan status, maka responden dalam penelitian ini bahwa responden dalam penelitian ini adalah sebagian besar berstatus kawin sebanyak 46 guru atau 88% dan belum kawin sebanyak 6 orang atau 12 %.
B.       VALIDITAS DAN RELIABELITAS
Uji validitas adalah ketepatan atau kecermatan dalam mengukur instrumen suatu penelitian. Uji validitas digunakan untuk mengukur valid dan tidaknya suatu kuisener. Uji validitas dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor masing-masing butir pernyataan dengan total skor sehingga didapat nilai Pearson Correlation.
Disamping itu mengukur validitas butir bisa dengan membandingkan antara r hitung dengan r tabel, jika r hitung lebih besar dari pada r tabel naka butir pertanyaan tersebut valid. Dari pengolahan data yang telah dilakukan diperoleh hasil tampilan output SPSS sebagai berikut:
1.        Uji Validitas
a)        Uji Validitas butir pertanyaan dari variabel Supervisi
Variabel supervisi terdiri dari 13 item pertanyaan dengan hasil pengujian dapat dijelaskan bahwa r hitung > r tabel (0,272) untuk butir pertanyaan S1, S2, S3, S4, S5, S6, S7, S8, S9, S10, S11 dan S12, maka butir pertanyaan tersebut adalah valid, sehingga butir item tersebut mampu menjelaskan variabel supervisi atau valid.
b)        Uji Validitas butir pertanyaan dari variabel Motivasi
Variabel supervisi terdiri dari 10 item pertanyaan dengan hasil pengujian dapat dijelaskan bahwa r hitung > r tabel (0,272) untuk butir pertanyaan M1, M2, M3, M4, M5, M6, M7, M8, M9, dan M10, maka butir pertanyaan tersebut adalah valid, sehingga butir item tersebut mampu menjelaskan variabel supervisi atau valid.
c)        Uji Validitas butir pertanyaan dari variabel Bimbingan
Variabel supervisi terdiri dari 10 item pertanyaan dengan hasil pengujian dapat dijelaskan bahwa r hitung > r tabel (0,272) untuk butir pertanyaan B1, B2, B3, B4, B5, B6, B7 dan B8, maka butir pertanyaan tersebut adalah valid, sehingga butir item tersebut mampu menjelaskan variabel supervisi atau valid.
d)       Uji Validitas butir pertanyaan dari variabel Kinerja
Variabel supervisi terdiri dari 8 item pertanyaan dengan hasil pengujian dapat dijelaskan bahwa r hitung > r tabel (0,272) untuk butir pertanyaan K1, K2, K3, K4, K5, K6, dan K7, maka butir pertanyaan tersebut adalah valid, sehingga butir item tersebut mampu menjelaskan variabel supervisi atau valid.
2.        Reliabilitas
Reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuisener yang merupakan indicator dari variabel. Suatu kuisener dikatakan handal atau reliabel jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan uji statistic Cronbach Alpha, dimana suatu
variabel dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha >0,6. (Nunnaly, 1967).Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa bahwa nilai Cronbach Alpha dari masing-masing variabel di atas 0,60 sehingga variabel-variabel yang digunakan adalah reliabel.


C.      ANALISIS DATA
1.        Uji Persyaratan Regresi atau Uji Asumsi Klasik
a)        Normalitas
Pengujian normalitas dapat dilakukan dengan menguji unstandardized residual dari model regresi yang dihasilkan dengan menggunakan SPSS versi 10.00 dapat diperoleh hasil menunjukkan bahwa normalisasi data dengan nilai normality untuk X1 sebesar 1,242 >0,05 menunjukkan bahwa data X1 berdistribusi normal. Hal ini juga berlaku untuk semua data yang ada berdistribusi normal, angka statistik menunjukkan nilai data lebih besar dari 0,05.
b)        Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas, yaitu adanya hubungan
linnear antar variabel independen dalam model regresi. Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Pendeteksian adanya multikoliniaritas menggunakan collinearity diagnostics hasil perhitungan nilai VIF lebih kecil dari 10,0 menunjukkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel
independen dalam model regresi. Pengolahan data penelitian ini
diperoleh hasil bahwa nilai VIF supervisi sebesar 1,830, nilai VIF motivasi sebesar 1,026, dan nilai VIF bimbingan sebesar 1,813, sehingga tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam penelitian ini.
c)        Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heterokedastisitas, yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan model regresi. Nilai semua t hitung adalah berturut-turut sebagai berikut 14,326, 0,912 dan 0,844, sedangkan nilai t tabel adalah 2,007. Karena nilai t hitung berada pada – t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel, sehingga – 2,024 ≤ t hitung ≤ 2,024 maka Ho diterima artinya pengujian residual pada penelitian ini tidak ada gejala heterokedastisitas pada model regresi.
d)       Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lainnya pada model regresi. Presyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi dalam model regresi. Faktor penyebab autokorelasi antara lain adanya kesalahan dalam pembentukan model dan tidak memasukkan variabel yang penting. Akibatnya adanya autokorelasi adalah parameter yang diestimasi menjadi bias sehingga tidak efisien.
Uji autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Hasil yang diperoleh dari hasil pengolahan data seringkali mengalami bias atau tidak efisien. Salah satu penyebabnya karena data tersebut mengandung autokorelasi.
Hal ini menunjukkan error pada periode sekarang dipengaruhi oleh error pada periode sebelumnya. Dimana keputusan dapat diambil pada kondisi tertentu. Dari hasil uji autokorelasi diatas diketahui obs*R-square = 0,569> 0,05. Hal ini dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi pada model regresi.



2.        Uji Hipotesis
a)        Model Persamaan Regresi Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh supervisi, motivasi, dan bimbingan terhadap kinerja guru. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program statistik komputer SPSS for Windows diperoleh hasil persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :

Y = 0,224 +
0,545 X1
+ 0,036
X2
+ 0,052
X3
Dari hasil model persamaan regresi berganda diatas maka dapat diinterprestasikan sebagai berikut :
Ø  b0 = 0,224
Artinya apabila supervisi (X1), motivasi (X2), dan bimbingan (X3),
sama dengan nol, maka kenerja guru (Y) MAS
AL- WASLIYAH SERBALAWAN bernilai positif dengan asumsi variabel lain adalah konstan (cateris paribus).
Ø  b1 = 0,545
Koefisien regresi untuk variabel supervisi (X1) sebesar 0,545 (searah positif) artinya jika supervisi(X1) meningkat, maka kinerja guru (Y) MAS AL- WASLIYAH SERBALAWAN akan meningkat.
Ø  b2 =0,036
Koefisien regresi untuk variabel motivasi (X2) sebesar 0,036 (searah
positif) artinya jika
motivasi (X2) meningkat, maka kinerja guru (Y) MAS AL- WASLIYAH SERBALAWAN akan meningkat.
Ø  b3 = 0,052
Koefisien regresi untuk variabel bimbingan (X3) sebesar 0,052 (searah positif) artinya jika bimbingan (X3) meningkat, maka kinerja guru (Y) MAS AL- WASLIYAH SERBALAWAN akan meningkat.
b)        Uji t
1.        Pengujian pengaruh variabel supervisi (X1) terhadap variabel kinerja guru (Y) MAS AL- WASLIYAH SERBALAWAN.
Berdasarkan hasil olah data diperoleh nilai t-statistik = 14,326 > t-tabel 1,675, maka disimpulkan bahwa ada pengaruh negatif antara supervisi (X1) terhadap kinerja guru (Y) MAS AL- WASLIYAH SERBALAWAN. Variabel supervisi mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 sehingga variabel ini berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru, sehingga semakin tinggi nilai supervisi maka akan menaikkan kinerja guru.
2.        Pengujian pengaruh variabel motivasi (X2) terhadap variabel kinerja guru (Y) MAS AL- WASLIYAH SERBALAWAN.
Berdasarkan hasil olah data diperoleh nilai t-statistik = 0,912 < t-tabel
1,675, maka disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh positif dan signifikan antara motivasi (X2) terhadap kinerja guru (Y) MAS
AL- WASLIYAH SERBALAWAN. Variabel motivasi (X2) mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,366 > 0,05
sehingga variabel ini tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru.
3.        Pengujian pengaruh variabel bimbingan (X3) terhadap variabel kinerja guru (Y) MAS AL- WASLIYAH SERBALAWAN.
Berdasarkan hasil olah data diperoleh nilai t-statistik = 0,844 < t-tabel
1,675, maka disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh positif dan signifikan antara bimbingan (X3) terhadap kinerja guru (Y) MAS
AL- WASLIYAH SERBALAWAN KISARAN. Variabel bimbingan (X3) mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,403 > 0,05
sehingga variabel ini tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru.
c)        Uji F test
Untuk menentukan tingkat signifikansi pengaruh variabel independen bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependennya, maka digunakan Uji F (F-test). Adapun hasil uji-F masing-masing tahun penelitian adalah sebagai berikut :
1.        Tingkat Signifikansi Pengaruh secara simultan Supervisi, motivasi
dan bimbingan terhadap kinerja guru
.
2.        Level of significant () = 0,05 Dengan derajat kebebasan df1 = n-1 = 3, df2 = (n-k-1) = 52-3-1 = 48 Ftabel = 2,798.
3.        Hasil uji-F menunjukkan bahwa nilai Fhitung sebesar 133,764 dengan signifikansi F sebesar 0,000 atau lebih kecil dari 0,05. Fhitung tersebut mengindikasikan bahwa kontribusi pengaruh secara simultan dari variabel supervisi, motivasi, dan
bimbingan
terhadap kinerja guru adalah signifikan.
d)       Pengujian R2 (Koefisien Determinasi)
Hasil dari regresi dengan metode OLS diperoleh adjusted R2 (Koefisien Determinasi) sebesar 0,886 artinya variasi lain variabel dependen (Y) dalam model kinerja guru (Y) MAS AL- WASLIYAH SERBALAWAN dijelaskan oleh variabel independen (X) yaitu supervisi (X1), motivasi (X2), dan bimbingan (X3)
sebesar 88,6 %, sedangkan sisanya sebesar 11,4 % dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dihipotesiskan atau variabel lain yang tidak dimasukkan di dalam model.
e)        Pengujian Variabel Dominan Berpengaruh
Berdasarkan hasil olah data nilai koefisien regresi variabel supervisi
(X1) = 14,326, motivasi (X2) = 0,912, bimbingan (X3) = 0,844. Nilai
koefisien regresi variabel supervisi
yang paling besar dibandingkan nilai koefisien regresi variabel lainnya, sehingga supervisi merupakan variabel paling dominan dalam mempengaruhi kinerja guru (Y) MAS
AL- WASLIYAH SERBALAWAN.
D.      IMPLIKASI DAN KEBIJAKAN
Masalah hubungan atasan dan bawahan yang digambarkan dalam kegiatan supervisi, motivasi dan bimbingan dalam suatu organisasi merupakan salah satu faktor yang menentukan atas berhasil tidaknya suatu tujuan organisasi tercapai, Kepemimpinan yang sukses, menunjukkan bahwa pengelolaan suatu organisasi berhasil dengan sukses pula. Pimpinan yang berhasil menurut Kartono (1993 : 124), mempunyai 3 hal yaitu : mampu mengantisipasi perubahan yang tiba-tiba dalam proses
pengelolaan organisasi, berhasil mengoreksi kelemahan-kelemahan yang timbul dan sanggup membawa organisasi kepada sasaran dalam jangka panjang yang sudah ditetapkan.
Untuk masalah motivasi dalam suatu organisasi ternyata mempunyai arti penting bagi manusia yang melakukan aktivitas didalamnya, karena motivasi akan berhubungan secara langsung maupun tidak langsung dengan manusia didalamnya. Motivasi dalam organisasi merupakan factor pokok yang menentukan tingkah laku dalam aktivitas.
Agar proses belajar mengajar dapat dilaksnakan secara efektif dan efisien, serta mencapai hasil yang diharapkan, diperlukan kegiatan manajemen program pengajaran. Hal ini bertujuan untuk membangun keseluruhan proses penyelenggaraan kegiatan di bidang pengajaran yang bertujuan agar keseluruhan kegiatan pengajaran terlaksana secara efektif dan efisien.
Kepala sekolah merupakan seorang manajer di sekolah. Ia harus bertanggungjawab terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian perubahan atau perbaikan program pengajaran disekolah. Untuk kepentingan tersebut, sedikitnya terdapat empat langkah yang harus dilakukan, yaitu : (1) Menilai kesesuaian program dengan tuntutan kebudayaan dan kebutuhan murid. (2) Meningkatkan  perencanaan program (3) Memilih dan melaksanakan program dan (4) Menilai perubahan program 
Untuk menjamin efektifitas pengembangan kurikulum dan program pengajaran dalam menajemen berbasis sekolah, kepala sekolah sebagai pengelola program pengajaran bersama dengan guru-guru harus menjabarkan isi kurikulum secara lebih rinci dan operasional ke dalam program tahunan, catur wulan, dan bulanan. Adapun program mingguan atau program satuan pelajaran, wajib dikembangkan sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar. Berikut diperinci beberapa prinsip yang harus diperhatikan : (1) Tujuan yang harus dikehendaki harus jelas, makin operasional tujuan,
makin mudah terlihat dan makin tepat program-program yang dikembangkan untuk mencapai tujuan.
(2) Program itu harus disederhanakan dan fleksibel (3) Program-program yang disusun dan dikembangkan harus sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. (4) Program yang dikembangkan harus menyeluruh dan harus jelas pencapaiannya. (5) Harus ada koordinasi antar komponen pelaksana program di sekolah.
Kegiatan ini akan tercapai dengan maksimal jika dilakukan supervisi, motivasi dan bimbingan oleh atasannya. Dengan kegiatan ini maka guru akan terkontrol terutama melakukan proses belajar mengajar. Disamping itu kegiatan supervisi, pemberian motivasi, dan bimbingan adalah sesuatu yang penting bagi guru, kegiatan ini dapat dilakukan sebagai kewenangan Kepala Sekolah sebagai atasan langsung dari
guru-guru. Hal ini perlu sebagai wujud kepedulian atasan kepada bawahannya.
Karena banyaknya program yang harus dikerjakan oleh guru baik sebagai tenaga pengajar, namun tidak lepas dari tugas-tugas administrasi dan menyiapkan materi pelajaran atau media yang akan digunakan pada saat mengajar. Hal inilah yang harus sering diinggatkan kepada guru agar tidak terlupakan. Kegiatan supervisi, motivasi dan bimbingan mengacu agar tugas-tugas itu dapat dilaksanakan dengan baik.



DAFTAR PUSTAKA
Alex S Nitisemito, 1998, Manajemen Personalia (Manajemen Sumber Daya Manusia), Ghalia Indonesia Jakarta.
Departemen Agama RI, 2000, Pedoman Pelaksanaan Supervisi Pendidikan Agama, Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam.
Endang S Handayani, 2006, Pengaruh Disiplin Kerja dan Motivasi Kerja terhadap kinerja karyawan koperasi yang tergabung pada Pusat Koperasi Smpan Pinjam Artho Kuncoro Karananyar. Skripsi.
Fachruddin, 2006, Pengaruh Persepsi Kompensasi Finansial dan efektivitas Bimbingan Terhadap Kinerja Penghulu dan Pembantu Penghulu di Lingkungan kantor Departemen Agama Kabupaten Karanganyar.
Tesis Program Studi Magister Manajemen Program Pasca Sarjana Universitas Slamet Riyadi Surakarta ( Tidak dipublikasikan ).
Gibson James, Joko M Ivanecevich dan James H.Donnely Jr, 1996, Organisasi Perilaku Struktur, Proses.Bina Aksara Jilid I (Terjemahan Ninuk Hadiasni). Jakarta
Gujarati DN, 1995, Basic Econometric, 3rd ed. Mc Graw-Hill, Inc. New York.
Kotler, Philips, 2000, Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Terjemahan Ancella Anitawati Hermawan, Edisi 8, Salemba Empat, Jakarta.
L. Suyono, 2006. Pengaruh Lingkungan Kerja dan Gaya Kepemimpinan terhadap Motivasi kerja pegawai di Kantor Informasi dan Komunikasi Kabupaten Karanganyar. Skripsi.
Imam Ghozali, 2002, Aplikasi Analisis Multivariante SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Ibnu Syamsi, l988, Pokok-pokok Organisasi dan Menejemen 1988, Jakarta Bina Aksara.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2000, Jakarta Bina Aksara
Miner, John B, 1988, Organisasi Behavior Performance productivity. 5 Th Edition Random House.Inc, New York.
Moekiyat, 2002, Dasar-Dasar Motivasi, Pioner Jaya, Bandung.
Pedoman Penyusunan Tesis, 2006, Program Studi Magister Majemen Universitas Slamet Riyadi, Program Pasca Sarjana Universitas Slamet Riyadi, Surakarta
Republik Indonesia Keputusan Presiden Nomor 102 Tahun 2001, Tugas dan Fungsi Kewenangan Susunan Organisasi dan Tata Kerja tentang Kedudukan Departemen Agama.
Republik Indonesia, Departemen Agama, 2003, Pedoman Pegawai Pencatat Nikah (PPN ), Direktorat Jenderal Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji, Jakarta.
Robbin Stephen P, 2006, Perilaku Organisasi. Edisi Bahasa Indonesia, Jilid pertama, PT.Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta.
Santoso, Singgih, 2000, SPSS. Statistik Parametrik, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.
Suharsimi Arikunto, 1998, Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek, PT Rineka Cipta, Jakarta.
Sulaiman, 2002, SPSS. Statistik Parametrik, Jakarta : PT Elex Media Komputindo.
Sudarno, 2006, Pengaruh supervisi dan bimbingan terhadap prestasi kerja guru di lingkungan Kantor Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar.
Tesis Program Magister Manajemen Program Pasca Sarjana Universitas Slamet Riyadi Surakarta ( Tidak dipublikasikan )
Sudibyo Triatmojo, 2000, Sistim Pengawasan, LAN, Jakarta
Sugiyono, 2005, Methode Penelitian Administrasi, Alpabeta, Bandung
Suharti Fattah, 1998, Bimbingan dan Konseling, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak.
Sutarno, 2005, Modul Praktek Mata Kuliah Metode Kuantitatif Bisnis, Magister Manajemen Universitas Slamet Riyadi, Surakarta.
Suyadi Prawirosentono, 1999, Manajemen SDM Kebijakan Kinerja Karyawan, BPFE, Yogyakarta
T. Hani Handoko, 1997, Manajemen Personalia dan Sumber daya Manusia, BPFE, Yogyakarta.
Undang-undang No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Winardi, 1999, Perencanaan dan Pengawasan Dalam Bidang Manajemen,
Mandar Maju, Jakart
a.

0 komentar: