Breaking News
Loading...
Jumat, 07 Desember 2012

Info Post






Chapter Report:
PEMBUATAN KEPUTUSAN DALAM KELOMPOK
(Bab VI dari buku Teori Pembuatan Keputusan)

Nama              : Shanti Waruwu
Nim                 : 39.09.27479
Mata Kuliah   : Manajemen Organisasi
Jur/ Sem         : Manajemen Pendidikan Islam/ IV
Data Buku
KASIM, Azhar
Teori pembuatan keputusan / Azhar Kasim. --- Jakarta :
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,
1995.
Xvi; 311 hlm.; 21 cm.
Bibliografi : hlm. 309
ISBN 979-8140-52-4
Hak Cipta © 1995
Pada Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia
KAJIAN TEORITIK
A.      PERTIMBANGAN DALAM MEMUTUSKAN PEMAKAIAN PEMBUATAN KEPUTUSAN SECARA KELOMPOK
Keterbatasan kemampuan mental manusia sebagai individu.Kemampuan seorang manajer secara individu sangat terbatas sebagai akibat keterbatasan kemampuan mentalnya, terbatasnya waktu dan informasi. Penggunaan yang tepat dari kelompok untuk membantu pembuatan keputusan dapt menambah sumber daya dengan meningkatkan jumlah informasi yang dapat dipergunakan dalam tugas pembuatan keputusan.
Efektivitas para pelaksana keputusan yang telah dibuat tergantung pada sampai berapa jauh mereka yang terkena dampak keputusan meu menerima keputusan tersebut.
Ada banyak situasi di mana satu atau kedua alasan tersebut di atas menyebabkan para manajer menggunakan kelompok sebagai pembantu dalam pembuatan keputusan. Umumnya tugas-tugas yang didelegasikan kepada kelompok pembantu pembuatan keputusan adalah sebagai berikut :
1.        Menganalisis masalah yaitu meliputi pengidentifikasian masalah serta mendiagnosi sebab-sebab timbulnya masalah tersebut
2.        Mengidentifikasikan komponen dari situasi keputusan. Tugas ini berhubungan dengan pengembangan tiga jenis utama dari informasi yang dipergunakan misalnya identifikasi alternatif, kriteria, dan situasi (kondisi) masa depan
3.        Memperkirakan komponen dari situasi keputusan. Salah satu tugas yang sering didelegasikan oleh pembuat keputusan adalah tugas memperkirakan atau membuat estimasi, misalnya kelompok ditugaskan untuk membuat estimasi berbagai “outcome”, “payoff” dari “outcome” tersebut atau pengukuran tentang kendala-kendala dari masalah yang dihadapi, misalnya batas waktu penyelesaian suatu proyek dan sebagainya.
4.        Mencari dan mendesain alternatif. Tugas ini pada umumnya menyangkut interaksi tingkat tinggi di antara anggota-anggota kelompok. Tujuannya adalah  untuk membuat alternatif baru yang lebih baik daripada yang lain.
5.        Memilih alternatif. Dalam kondisi tertentu mungkin manajer memberi wewenang kepada kelompok untuk membuat keputusan akhir, dalam kondisi lain kelompok hanya berfungsi membantu pemimpin pada tahap awal pembuatan keputusan.
B.       KEUNTUNGAN-KEUNTUNGAN PENGGUNAAN KELOMPOK KEPUTUSAN
Penggunaan kelompok keputusan mempunyai tiga manfaat bagi manajer :
1.        Kelompok mungkin membuat keputusan yang lebih baik daripada individu termasuk manajer
2.        Kelompok mungkin lebih efektif dalam pelaksanaan keputusan apabila anggota-anggotanya berpartisipasi dalam pembuatan keputusan
3.        Partisipasi dalam proses keputusn merupakan teknik yang bermanfaat untuk latihan dan pengembangan bawahan.
Dalam keseluruhannya, kelompok sering lebih banyak pengalaman yang relevan dengan permasalaha yang mau dipecahkan. Di samping itu kelompok dapat membuat keputusan yang lebih baik karena kelompok membuat lebih sedikit kesalahan dalam menggunakan informasi daripada individu.
Karena anggota kelompok mempunyai pandangan dan latar belakang yang berbeda-beda maka keci kemungkinan suatu kesalahan dalam memproses informasi tidak diketahui oleh kelompok bila dibandingkan dengan bekerja seorang diri. Kesalahan dalam memproses informasi ini antara lain kesalahan dalam menghitung, memahami pendapat politik seseorang dan sebagainya.
Kesalahan yang umum dibuat oleh para pembuat keputusan tunggal (individual) adalah karena mereka sudah terbiasa dengan cara pembuatan keputusan yang mereka lakukan sebelumnya, apa lagi jika dalam pembuatan keputusan tersebut selama ini berjalan lancar atau memuaskan.hal seperti ini dapat terjadi karena mereka belajar dari pengalaman dan tidak mengetahui adanya cara lain.
C.      KERUGIAN-KERUGIAN PENGGUNAAN KELOMPOK KEPUTUSAN
Penggunaan kelompok keputusan oleh seorang manajer dalam proses pembuatan keputusan mempunyai empat macam kerugian :
1.        Kelompok cenderung memakan banyak waktu (personal time) daripada pembuatan keputusan oleh perseorangan.
2.        Kelompok kadang-kadang membuat keputusan yang tidak searah dengan tujuan-tujuan unit organisasi yang lebih tinggi
3.        Anggota-anggota organisasi mungkin berkesimpulan bahwa mereka akan diikutsertaka dalam semua keputusan. Mereka mungkin menolak keputusan-keputusan selanjutnya yang mungkin pantas tetapi secara sepihak dibuat oleh pejabat organisasi di tingkat yang lebih tinggi.
4.        Ketidakpastian di antara anggota-anggota kelompok dapat menyebabkan kelompok tersebut tidak mau membuat keputusan sehingga menunda penyelesaian masalah dan dapat menimbulkan perasaan tidak enak terhadap sesama anggota.
Kenapa kelompok membutuhkan lebih banyak waktu untuk membuat keputusan daripada individu? Di samping memerlukan lebih banyak waktu untuk bertukar pendapat, anggota kelompok juga memerlukan waktu untuk pergi ke dan dari tempat rapat. Bahkan mencari waktu rapat yang cocok untuk setiap anggota kelompok juga merupakan suatu masalah rumit.
D.      BEBERAPA PEDOMAN DALAM MENENTUKAN APAKAH PERLU MENGGUNAKAN KELOMPOK KEPUTUSAN ATAU TIDAK
Berikut ini akan dibahas beberapa pedoman yang dapat membantu menjawab pertanyaan berikut :
1.        Kapan dibutuhkan keterlibatan orang lain dalam pembuataan keputusan?
Pertanyaan ini dapat dijawab dengan menggunakan pengetahuan tentang keuntungan dan kerugian menggunakan kelompok keputusan untuk menilai keputusan yang dihadapi. Sebenanya keterlibatan orang lain dalam pembutatan keputusan mungkin berupa keanggotaan dalam kelompok keputusan atau sebagai penashat untuk seorang administrator.
Dari uraian tentang keuntungan dan kerugian pemakaian kelompok keputusan tersebut dahulu, dapat disimpulkan pedoman sebagai berikut :
a.       Apabila keterlibatan kelompok akan meningkatkan pengolahan dan tersedianya informasi untuk peningktan mutu keputusan, maka keterlibatan kelompok atau orang lain dalam pembuatan keputusan dapat dilakukan
b.      Selanjutnya bilamana kesediaan menerima keputusan merupakan suatu hal yang utama, maka pengikutsertaan mereka yang diharapkan mengerti dan menerima keputusan tersebut nantinya merupakan sesuatu yang perlu dilakukan.
c.       Demikian pula apabila dalam proses pembuatan keputusan dapat dihasilkan peningkatan keahlian dan informasi yang bermanfaat, maka pengikutsertaan tenaga ahli dan mereka yang dapat memperoleh manfaat dari proses ini perlu diikutsertaka dalam pembuatan keputusan
d.      Sebaliknya apabila pengikutsertaan kelompok atau orang lain dalam proses pembuatan keputusan tidak memberi keuntungan bagi peningkatan mutu keputusan, atau keikutsrtaan mereka akan menimbulkan kerugian bagi kegiatan organisasi karena tenaga mereka juga sangat dibutuhkan di tempat lain, maka mereka sebaiknya tidak diikutsertakan dalam kegiatan pembuatan keputusan tersebut.
e.       Apabila suatu keputusan akan merupakan sesuatu yang tidak populer maka keterlibatan seorang bawahan dalam proses pembuatan keputusan ini dapat menyebabkan rusaknya hubungan ia dengan teman-teman sejawatnya.
2.        Kapan para penasihat diikutsertakan dalam pembuatan keputusan ini diminta bekerja sebagai suatu kelompok?
Apabila seorang manajer atau administratoe memutuskan untuk mengikutsertakan orang lain dalam pembuatan keputusan, maka langkah selanjutnya yang harus dilakukannya adalah menentukan apakah orang tersebut diperlukan sebagai staf atau diminta ikut dalam suatu kelompok keputusan yang harus membuat keputusan secaraa kolektif.
E.       KAPAN MANAJER HARUS MELIBATKAN DIRI DALAM KELOMPOK
Seorang manajer yang menciptakan kelompok untuk membantunya membuat keputusan-keputusan, mempunyai tanggung jawab akhir untuk melaksanakan fungsi manajemen bagi kelompok tersebut. Manajer harus melaksanakan perencanaan awal, mengorganisir, “staffing”, pengarahan (directing), dan pengawasan.
Jadi kapan manajer harus melibatkan diri dalam kelompok/
a.         Kalau tidak ada orang lain yang mampu memberikan kepemimpinan yang kuat bagi kelompok. Misalnya, situasi di mana terdapat banyak konflik dan bertentangan dan tidak ada yang dapat mengatasinya.
b.        Bilamana kelompok selalu memerlukan informasi yang hanya dapat dipenuhi oleh manajer sendiri.
c.         Apabila kehadiran manajer akan menghalangi munculnya hal-hal yang sensitif dan informasi yang penting, maka hendaknya kita jangan ikut kelompok tersebut.
Kapan manajer harus mendelegasikan keputusan yang terakhir kepada kelompok?
a.       Kalau pendelegasian tersebut dapat menghemat waktu dan hasil keputusannya tidak aka berbeda banyak atau kalau pun isi keputusan akan sama akibatnya
b.      Apabila pendelegasian tersebut akan meningkatkan motivasi para anggota kelompok maka menajer harus mendelegasikan wewenang pembuat keputusan terakhir tersebut kepada kelompok.

KAJIAN ANALISA
Kajian teori yang telah saya paparkan di atas, sudah sangat memadai apabila mampu diaplikasikan ke dunia nyata. Akan tetapi, bila teori dari siapa pun itu, sebagus dan seindah apapun itu, jikalau tidak diimplementasikan bagaimana seharusnya, maka akan sia- sia belaka.
Buku yang saya jadikan sumber untuk pembuatan chapter report ini, memang sudah selayaknyalah dapat diberi predikat berkwalitas, baik itu dari tatanan bahasa, penyajian bahkan kontribusi pelengkap yang diberikan oleh penulis buku tersebut.
Dalam pemaparan chapter report saya ini, yaitu dari satu bab yang terdiri dari 5 SUBBAB, yaitu:
1.        Pertimbangan dalam memutuskan pemakaian pembuatan keputusan secara kelompok.
2.        Keuntungan-keuntungan penggunaan kelompok keputusan.
3.        Kerugian-kerugian penggunaan kelompok keputusan.
4.        Beberapa pedoman dalam menentukan apakah perlu menggunakan kelompok keputusan atau tidak.
5.        Kapan manajer harus melibatkan diri dalam kelompok.
Kelima SUBBAB tersebut bersifat sistematik dan berkesinambungan antara satu hingga akhir. Hal inilah yang dapat dikatakan letak bermutunya buku tersebut. bertolak dari pada kata menganalisa, sebagai hamba yang dho`if, hanya inilah perspektif saya guna menganalisa dan memandang serta menginterpretasikan segala sesuatu yang saya baca.

0 komentar: