Breaking News
Loading...
Jumat, 07 Desember 2012

Info Post

 KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT yang dengan Rahmat dan HidayahNya, proposal penelitian yang berjudul Pelaksanaan Supervisi Internal Dalam Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi Di Mts Swasta Yayasan Pondok Pesantren Modern Daar Al- Uluum Asahan Kisaran Sumatera Utara ini telah selesai saya susun dengan hasil yang semaksimal mungkin dan tepat waktu. Tiada kata paling indah melainkan shalawat bertangkaikan salam berbuahkan safa’at, marilah kita hadiahkan keharibaan junjungan kita Nabi Allah Muhammad Rasulullah SAW.
Terima kasih yang sebesar- besarnya pada bapak Muhammad Darwis Lubis selaku kepala sekolah di MTS Swasta Daar Al- Uluum Asahan Kisaran yang sudah sudi memberikan saya izin melakukan penelitian di sekolah tersebut, dan terima kasih saya pada para informan yaitu bapak pengawas sekolah serta para staf pendidik dan para santri yang berada di MTS Swasta Daar Al- Uluum Asahan Kisaran.
Dalam proposal penelitian ini, saya juga telah banyak mencantumkan perkataan, dan seluruh hal-hal yang memiliki kaitan dengan tugas ini dari pada cendikiawan dan tokoh-tokoh yang terdahulu. Oleh karena itu, kepada para cendikiawan yang bukunya saya jadikan sumber bacaan, saya mengucapkan beribu-ribu terima kasih dan saya berdo’a semoga beliau-beliau ini termasuk mereka yang disebut dalam hadits "....’Ilmun yuntafa’u bihi", yaitu para orang yang beilmu, yang ilmunya dimanfaatkan oleh orang lain.
Proposal Penelitian ini saya susun dengan maksud: “Li-ibtighaa-imardlaatillah” yakni untuk memperoleh keridhaan Allah SWT semata- mata, dan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah “Supervisi Pendidikan II”.
Kepada para pembaca, saya mohon maaf Apabila Proposal Penelitian ini belum memenuhi keinginan para pembaca sekalian, sebagaimana mestinya. Dan kepada Bapak Candiki Repantu selaku Dosen Pembimbing, saya mohon bimbingannya dalam penyempurnaan proposal penelitian saya ini.
Kepada Allah saya mohon taufik dan hidayahNya, semoga usaha ini senantiasa dalam keridhaanNya, dan semoga proposal penelitian ini dapat menambah Khazanah Keilmuan kita, khususnya saya selaku peneliti. Amiin.




Penulis
Al- Fakir Ilaa Rahmati rabbihi
Medan, 27  Juni  2011

BAB I
PENDAHULUAN
A.      LATAR BELAKANG MASALAH
Dalam kehidupan suatu negara pendidikan memegang peranan penting untuk mrenjamin kelangsungan hidup suatu negara dan bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Masyarkat Indonesia dengan laju pembangunannya masih menghadapi masalah pendidikan yang berat, terutama berkaitan dengan kualitas, relevansi dan efisiensi pendidikan.
Sekolah merupakan lembaga formal sesuai dengan misinya yaitu melaksanakan kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Kegiatan belajar mengajar ini akan berjalan lancar jika komponen-komponen dalam lembaga ini terpenuhi dan berfungsi sebagaimana mestinya. Komponen-komponen tersebut antara lain: sarana dan prasarana yang memadai, terpenuhinya tenaga pendidikan yang kualified, adanya struktur organisasi yang teratur, dan yang tak kalah pentingnya adalah peranan kepala sekolah sebagai supervisor internal dalam mengembangkan komponen-komponen tersebut agar berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Dengan demikian standar kompetensi pendidikan diperlukan agar tidak terjadi penyimpangan, dan kesalahan dalam menafsirkan dan mengimplementasikan kurikulum. Jika standar kompetensi dan standar mutu pendidikan telah dikembangkan sesuai dengan visi, misi dan tujuan pendidikan nasional dan kemudian dituangkan kedalam kurikulum (Kurikulum Berbasis Kompetensi), maka diharapkan Indonesia mampu memasuki Era Globalisasi.
E. Mulyasa mengartikan bahwa Kompetensi adalah .pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku yang afektif, kognitif dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya.[1]
Dlerik Castle mendefinisikan .Competency is the knowledge, skill, attitude, motive, beahvior, self image social role, traits or intellectual strategy that underlies  effective performance. Jadi, Kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan, sikap, motif, perilaku, citra diri, peran sosial, sifat atau strategi ientelektual yang mendasari performansi yang efektif.[2]
Pada dasarnya kompetensi adalah kewenangan ataupun penguasaan untuk menentukan dan memutuskan sesuatu.[3]
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) adalah seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai peserta didik, penilaian kegiatan belajar mengajar dan pemberdayaan sumberdaya pendidikan dalam pengembangan kurikulum disekolah.[4]
Rumusan kompetensi dalam KBK merupakan pernyataan apa yang diharapkan dapat diketahui, disikapi atau dilakukan peserta didik dalam setiap tingkatan kelas dan sekolah dan sekaligus menggambarkan kemajuan peserta didik yang dicapai secara bertahap dan berkelanjutan untuk menjadi kompeten. KBK merupakan inovasi kurikulum yang berbeda dari kurikulum yang sebelumnya. Kurikulum yang dulu lebih menekankan pada apa yang diajarkan oleh guru (teacher centered). Sedangkan Kurikulum Berbasis Kompetensi selain memberikan materi juga penekanan lebih pada apa yang harus dikerjakan oleh peserta didik (student centered).
Dengan demikian Kurikulum Berbasis Kompetensi memberikan keleluasaan kepada sekolah untuk menyusun dan mengembangkan silabus mata pelajaran sesuai dengan potensi sekolah, kebutuhan dan kemampuan peserta didik serta kebutuhan masyarakat disekitar sekolah.
Peran kepala sekolah dalam hal ini adalah sebagai supervisor seorang pemimpin dalam suatu lembaga pendidikan, harus mampu mengembangkan potensi yang ada pada staf atau guru disekolah agar dalam pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi berjalan secara efektif dan efektivitas pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah akan mempengaruhi kinerja guru dalam melaksanakan kurikulum.
Dalam ensiklopedi Indonesia, Efektivitas berarti menunjukan taraf tercapainya suatu tujuan, suatu usaha dikatakan efektif kalau usaha itu mencapai tujuannya.[5] Jadi, jika seseorang melakukan perbuatan dengan tujuan tertentu, maka orang tersebut dikatakan efektif apabila sasaran atau tujuannya dapat tercapai sesuai dengan direncanakan sebelumnya.
Berdasarkan hal tersebut diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian berkaitan dengan : EFEKTIVITAS SUPERVISI INTERNAL DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DI  MTS SWASTA YAYASAN PONDOK PESANTREN DAAR AL- ULUUM ASAHAN KISARAN SUMATERA UTARA.


B.       IDENTIFIKASI MASALAH
Beberapa masalah yang ada kaitannya dengan judul proposal penelitian ini adalah sebagai berikut:
(1)   Belum berperannya kepala sekolah sebagai supervisor internal
(2)   Belum adanya peningkatan kualitas pembelajaran
(3)   Belum diketahuinya tingkat efektivitas Kurikulum yang ada pada sekolah tersebut.
C.    PEMBATASAN MASALAH
Untuk memperjelas bahasan dalam penulisan proposal penelitian  ini maka penulis perlu membatasi tulisan ini pada Peranan Supervisor dalam Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi kepada staff pengajar di MTs Swasta Yayasan Pondok Pesantren Daar Al- Uluum Asahan Kisaran Sumatera Utara.
D.      PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas maka penulis mencoba merumuskan masalah sebagai berikut: “Bagaimanakah peranan supervisor dalam pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi di MTs Swasta Yayasan Pondok Pesantren Daar Al- Uluum Asahan Kisaran”
E.       TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1)Untuk mengetahui bagaimana peranan supervisor dalam pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (2) Untuk mengetahui apakah kepala sekolah selaku supervisor aktif dalam pengembangan dan penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi (3) Untuk mengetahui bagaimana Kurikulum Berbasis Kompetensi berperan dalam meningkatkan mutu pendidikan.


F.       SISTEMATIKA PENULISAN
Keseluruhan pembahasan dalam proposal penelitian ini terdiri dari 4 Bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan. Bab ini mengemukakan tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II : Kajian Teori. Bab ini terdiri dari 5 sub pokok bahasan yaitu pengertian supervisi, syarat-syarat sebagai supervisor, tugas dan fungsi supervisor, prinsip-prinsip pelaksanaan supervisi, dan teknik supervisi.
BAB III : Metodologi Penelitian. Bab ini menerangkan tentang langkahlangkah dan prosedur penelitian yang digunakan penulis meliputi: waktu dan tempat penelitian, tujuan penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.
BAB IV : Hasil Penelitian. Pada bab ini penulis menerangkan tentang hasil penelitian yang terdiri dari Gambaran Umum (Objek Penelitian, sejarah berdirinya, Visi, Misi, Keadaan Guru, Karyawan, Siswa, Keadaan Sarana dan Prasarana, struktur Organisasi Sekolah), Deskripsi Data, Analisis dan Intrepetasi Data.

BAB II
KAJIAN TEORI
A.      KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
1.        Pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi
Kompetensi berasal dari kata competency (bahasa inggris), berarti ability (kemampuan), capability (kesanggupan), proficiency (keahlian), qualification (kecakapan), eliqibility (memenuhi persyaratan), readiness (kesiapan), skill (kemahiran), dan adequency (kepadanan).[6]
Sedangkan menurut Drs. M. Uzer Usman, Kompetensi adalah suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik kualitatif maupun kuantitatif.[7] Kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak secara konsisten dan terus menerus, sehingga memungkinkan seseorang untuk menjadi kompeten, dalam arti memiliki pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar untuk melakukan sesuatu.[8]
Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai peserta didik, penilaian  kegiatan belajar mengajar dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum disekolah.
Kurikulum Berbasis Kompetensi diartikan suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu.
Ada beberapa unsur yang terkandung dalam kompetensi, Gordo menjelaskan beberapa ranah dalam konsep kompetensi : (a) Pengetahuan, kesadaran dalam kognitif; (b) Pemahaman, kedalaman kognitif dan afektif individu; (c) Kemampuan, sesuatu yang dimiliki peserta didik untuk melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya; (d) Nilai, standar perilaku yang telah diyakini dan secara psikologis telah menyatu dalam diri sesorang; (e) Sikap, perasaan atau reaksi terhadapsuatu rangsangan yang datang dari luar; (f) Minat, kecenderungan seseorang untuk melakukan perbuatan.[9]
2.        Karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi
Kurikulum berbasis kompetensi memiliki sejumlah kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik, penilaian dilakukan berdasarkan standar khusus sebagai hasil demonstrasi kompetensi yang ditunjukan oleh peserta didik. Karakteristik kurikulum berbasis kompetensi antara lain mencakup seleksi kompetensi yang sesuai, spesifikasi indikator-indikator evaluasi untuk menentukan kesuksesan pencapaian kompetensi dan pengembangan sistem pembelajaran.
Depdiknas (2002) mengemukakan bahwa Kurikulum berbasis kompetensi memiliki karakteristik sebagai berikut : (1) Menekankan kepada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal; (2) Berorientasi pada hasil belajar (Learning Outcome) dan keberagaman; (3) Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi; (4) Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif; (5) Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.
3.        Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi
Dalam memberikan penjelasan mengenai pengertian pengembangan kurikulum, maka akan dibahas mengenai pengertian kurikulum terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan dalam memahami pengertian pengembangan kurikulum itu sendiri. Kurikulum dalam arti sempit, ialah sejumlah mata pelajaran atau sejumlah pengetahuan yang harus dikuasai oleh anak didik untuk mencapai suatu tingkat atau ijazah pada suatu lembaga pendidikan.[10]
Berdasarkan pengertian yang demikian, seolah-olah memberi gambaran bahwa kurikulum itu hanya merupakan rencana pengajaran atau silabus dari beberapa mata pelajaran yang hendak diajarkan disuatu kelas pada suatu lembaga pendidikan. Terlihat bahwa proses kegiatan belajar mengajar murid dengan guru terbatas pada apa yang dicantumkan pada rencana pengajaran artinya segala kegiatan belajar mengajar yang ada hubungannya dengan pencapaian tujuan yang tercantum dalam rencana pengajaran tidak termasuk kurikulum.
Pengertian kurikulum secara luas, Drs. Nazhary mengemukakan bahwa kurikulum ialah semua pengalaman yang dialami dan dilakukan oleh anak didik di bawah tanggung jawab sekolah, baik didalam maupun diluar kelas dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan. Istilah pengembangan menunjukan pada suatu kegiatan yang menghasilkan suatu alat atau cara yang baru, dimana selama kegiatan tersebut penilaian dan penyempurnaan terhadap cara atau alat tersebut terus dilakukan. Bila telah mengalami penyempurnaan-penyempurnaan akhirnya alat atau cara tersebut dipandang cukup mantap untuk digunakan seterusnya, maka berakhirlah kegiatan pengembangan tersebut.[11]
B.       SUPERVISI PENDIDIKAN
1.        Pengertian Supervisi Pendidikan
Dilihat dari sudut etimologi supervisi berasal dari kata .super dan vision yang masing-masing kata itu berarti atas dan penglihatan. Jadi secara etimologis, Supervisi adalah penglihatan dari atas. Pengertian itu merupakan arti kiasan yang menggambarkan suatu posisi yang melihat berkedudukan lebih tinggi dari pada yang dilihat.[12]
Orang yang berfungsi memberi bantuan kepada guru-guru dalam menstimulir guru-guru kearah usaha mempertahankan suasana belajar mengajar yang lebih baik kita sebut Supervisor. Semua guru tetap pada statusnya sebagai guru, tetapi bila suatu saat ia  berfungsi membantu guru memecahkan persoalan belajar dan mengajar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan, maka pada saat itu ia berfungsi sebagai Supervisor.
Dalam bukunya Good Carter, Dictionary of Education, supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas-petugas lainnya, dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulir, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan bahan pengajaran dan metode mengajar dan evaluasi pengajaran.[13]
Menurut H. Burton dan Leo J. Bruckner, supervisi adalah .suatu teknik yang tujuan utamanya mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.[14] Sedangkan menurut Kimball Wiles, mendefinisikan .supervisi yaitu bantuan dalam perkembangan dari belajar mengajar yang baik.[15]
Menurut Ngalim Purwanto, .supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.[16]
Supervisi diartikan .sebagai pelayanan yang disediakan oleh pemimpin untuk membantu guru-guru, orang yang dipimpin agar menjadi guru (personil) yang cakap sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan pendidikan khususnya agar mampu meningkatkan efektivitas proses belajar mengajar disekolah.[17] Jadi, supervisi adalah sebagai suatu usaha layanan dan bantuan berupa bimbingan dari atasan (kepala sekolah) kepada personil sekolah (guru-guru) dan petugas sekolah lainnya.

2.        Tujuan Supervisi Pendidikan
Dalam melakukan suatu pekerjaan orang yang terlibat dalam pekerjaan itu harus mengetahui dengan jelas apakah tujuan pekerjaan itu, yaitu apa yang hendak dicapai. Dibidang pendidikan dan pengajaran seorang supervisor pendidikan harus mempunyai pengetahuan yang cukup jelas tentang apakah tujuan supervisi itu. Tujuan umum supervisi pendidikan adalah memperbaiki situasi belajar mengajar, baik belajar para siswa, maupun situasi mengajar guru.[18]
Wiles dan W.H. Burton sebagaimana dikutip oleh Burhanuddin mengungkapkan bahwa tujuan supervisi pendidikan adalah .membantu mengembangkan situasi belajar mengajar kearah yang lebih baik. Tujuan supervisi pendidikan tidak lain adalah untuk meningkatkan pertumbuhan siswa dan dari sini sekaligus menyiapkan bagi perkembangan masyarakat.[19]
3.        Fungsi Supervisi Pendidikan
Tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu proses kerjasama hanyalah merupakan cita-cita yang masih perlu diwujudkan melalui tindakan-tindakan yang nyata.
Begitu juga seorang supervisor dalam merealisasikan program supervisinya memiliki sejumlah tugas dan tanggungjawab yang harus dijalankan secara sistematis. Menurut W.H. Burton dan Leo. J. Bruckner sebagaimana dikutip oleh Piet A. Sahertian menjelaskan bahwa fungsi utama supervisi adalah menilai dan memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi hal belajar.[20]
Menurut Swearingen, terdapat 8 (delapan) hal yang menjadi fungsi supervisi pendidikan yakni: (a) Mengkoordinasikan semua usaha sekolah; (b) Memperlengkapi kepemimpinan sekolah; (c) Memperluas pengalaman guru-guru; (d) Menstimulasi usaha-usaha yang kreatif; (e) Memberi fasilitas dan penilaian yang terus menerus; (f) Menganalisis situasi belajar mengajar (g) Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada setiap anggota staf; (h) Mengintegrasikan tujuan pendidikan dan membantu meningkatkan mengajar guru-guru.[21]




BAB III
METODE PENELITIAN
A.      TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Swasta Yayasan Pondok Pesantren Modern Daar Al- Uluum Asahan- Kisaran Sumatera Utara, dikarenakan lokasi penelitian merupakan tempat menimba ilmu peneliti pada saat MTS, dan penelitian ini diadakan seminggu sebelum ujian Akhir Semester di IAIN-SU, tepatnya pada bulan Juni 2011.
B.       POPULASI DAN SAMPEL
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian, dimana seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian tersebut, dan penelitiannya disebut penelitian populasi.[22] Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh guru di MTs Swasta Yayasan Pondok Pesantren Modern Daar Al- Uluum Asahan- Kisaran Sumatera Utara yang berjumlah 19 orang yang terdiri dari 9 orang perempuan dan 10 orang laki-laki.
Sedangkan Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Penelitian ini mengambil sampel kepada sebagian guru di MTs Swasta Yayasan Pondok Pesantren Modern Daar Al- Uluum Asahan- Kisaran Sumatera Utara sebanyak 15 orang.

C.      TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Untuk mendapatkan data dan informasi ini penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu :
1.        Observasi; observasi dilakukan dengan dan mengamati keadaan sekolah, sarana dan prasarana serta data yang mendukung lainnya di MTs Swasta Yayasan Pondok Pesantren Modern Daar Al- Uluum Asahan- Kisaran Sumatera Utara.
2.        Angket; yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan disertai pilihan jawaban yang sudah disediakan. Bentuk angket yang digunakan adalah angket langsung yang bersifat tertutup dengan bentuk pilihan ganda, dan responden diminta untuk memilih salah satu jawaban yang telah tersedia. Yang menjadi responden adalah guru di MTs Swasta Yayasan Pondok Pesantren Modern Daar Al- Uluum Asahan- Kisaran Sumatera Utara berjumlah 15 0rang guru.
3.        Wawancara; yaitu teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab antara peneliti dengan kepala sekolah MTs Swasta Yayasan Pondok Pesantren Modern Daar Al- Uluum Asahan- Kisaran Sumatera Utara berkaitan dengan masalah yang dibahas dan diteliti.
D.      TEKNIK ANALISIS DATA
Teknik analisis data merupakan suatu cara yang digunakan untuk menguraikan keterangan-keterangan atau data yang diperoleh agar data tersebut dapat dipahami bukan saja oleh orang yang meneliti, akan tetapi juga oleh orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian ini.
Penggunaan teknik analisis data dalam penelitian ini disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai untuk mengetahui pelaksanaan tugas kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan dan peranannya dalam mengembangkan Kurikulum Berbasis Kompetensi di MTs Swasta Yayasan Pondok Pesantren Modern Daar Al- Uluum Asahan- Kisaran Sumatera Utara, maka data yang penulis peroleh dari angket yang disebarkan, diolah dengan menggunakan langkahlangkah sebagai berikut: (1) Pe-ngeditan Dalam pengolahan data, yang pertama kali yang dilakukan adalah Editing yaitu meneliti satu persatu kelengkapan pengisian dan kejelasan penulisannya, dalam tahap ini dilakukan pengecekkan terhadap kelengkapan dan kebenaran pengisian dan kejelasan penulisannya; (2) Pentabulasian Tabulasi ini bertujuan untuk mendapatkan frekuensi dalam tahap item yang penulis kemukakan. Untuk itu dibuatlah suatu tabel yang mempunyai kolom pada setiap bagian angket sehingga terlihat jawaban responden yang satu dengan yang lain. (3) Persentase Perhitungan ini digunakan untuk mengetahui besar kecilnya tingkat keberhasilan yang diperoleh kepala sekolah Madrasah Pondok Karya Pembangunan dalam mengembangkan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Angka persentase ini diperoleh dengan cara frekuensi jawaban dibagi jumlah responden dikalikan 100% dengan rumus statistik persentase sebagai berikut:
Keterangan : P = Persentase
f = Frekuensi jawaban responden
N = Jumlah data responden
Data yang didapat dari setiap item pertanyaan akan dibuat satu tabel yang di dalam langsung dibuat frekuensi dan prosentase.
E.       DEFINISI OPERASIONAL
Supervisi Internal yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kepala sekolah dalam menjalankan tugas-tugas kesupervisian yaitu memberikan bantuan dan bimbingan kepada guru-guru untuk meningkatkan profesinya. Pengembangan kurikulum berbasis kompetensi maksudnya ialah upaya dan inisiatif dari kepala sekolah untuk melakukan pengembangan kurikulum terhadap komponen kurikulum dan bersifat kelembagaan dalam upaya meningkatkan kualitas hasil lulusan.
F.       KISI-KISI INSTRUMEN
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket yang bertujuan untuk memperoleh data mengenai pelaksanaan supervisi internal yaitu kepala sekolah dalam mengembangkan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Angket ini terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang memiliki empat pilihan alternatif jawaban yaitu selalu (SL), sering (SR), Kadang-kadang (KK) dan tidak pernah (TP) Responden hanya memilih satu dari empat alternatif jawaban tersebut sesuai dengan pendapat atau keadaan sebenarnya. Angket yang digunakan terdiri dari 20 butir soal yang disebarkan kepada 15 orang guru.

BAB IV
HASIL PENGUMPULAN DATA
A.      GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
1.        Sejarah berdirinya MTs Swasta Yayasan Pondok Pesantren Modern Daar Al- Uluum Asahan- Kisaran (PMDU)
Awal mula berdirinya MTs Swasta Yayasan Pondok Pesantren Modern Daar Al- Uluum Asahan- Kisaran (PMDU) adalah pada tahun 1957 yang berlokasi di wilayah Mahoni simpang sibogat Kecamatan Kisaran Timur. Gagasan awal berdirinya PMDU berasal dari masyarakat mahoni yang kala itu dipimpin oleh Alm. Abdullah Simatupang, yaitu ayahanda dari pemilik yayasan PMDU sekarang, yaitu buya Taufan Gama Simatupang.
Nama Pondok Pesantren Modern Daar Al- Uluum Asahan Kisaran mengandung makna yang besar yaitu “Gudang Ilmu”. Oleh karena itu, PMDU terkenal akan budaya islami namun modern yang tidak mengesampingkan perkembangan dunia luar saat sekarang ini, dalam arti universalnya, PMDU bersifat islami namun tidak kolot.
2.        Keadaan Guru
Guru merupakan salah satu komponen kependidikan, karena dengan adanya gurulah proses pembelajaran dapat berjalan. Demikian juga dalam keberhasilan proses pembelajaran gurulah faktor pendidikan yang menentukan. Setiap guru mempunyai latar belakang pendidikan yang berbeda. Mengingat keberadaannya sangat penting dalam menunjang kegiatan belajar mengajar dan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan serta untuk menentukan maju mundurnya suatu lembaga pendidikan, maka peranan guru sangat penting dan sangat menentukan. Oleh karena itu guru yang berkompetensi dan berdedikasi sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.
3.        Sarana dan Prasarana
Sarana adalah suatu alat yang secara langsung mempengaruhi proses pencapaian tujuan, sedangkan prasarana yaitu semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik yang bergerak maupun tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efisien. Jadi sarana dan prasarana merupakan faktor penunjang keberhasilan dalam proses belajar mengajar.
B.       DESKRIPSI DATA
Seperti yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya bahwa salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket, untuk memperoleh data mengenai pelaksanaan supervisi internal dalam pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Angket disusun berdasarkan dimensi dan indikator dari variabel yang diteliti, angket ini terdiri dari 20 item. 10 pertanyaan mengenai supervisi internal dan 10 pertanyaan tentang Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Pembahasan mengenai hasil angket penulis awali dengan melakukan proses kualifikasi data (memberi nilai terhadap jawaban angket) dalam bentuk tabel, langkah penting selanjutnya adalah menganalisa dan menginterpretasikannya.


C.      ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA
Pembahasan mengenai hasil angket ini yaitu membuatkan tabulasi yang merupakan proses pengubah data dari instrumen pengumpulan data angket menjadi tabel-tabel sebagai berikut :
Tabel I : Memeriksa Satpel Sebelum Mengajar
No
Jawaban Alternatif
F
%
1
2
3
4
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
0
0
7
8
0
0
47
53
Jumlah
15
100

Pada tabel I tampak bahwa kepala sekolah tidak pernah memeriksa satpel guru sebelum mengajar. Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden yang menjawab selalu 0 %, sering 0 %, dan yang menjawab kadang-kadang 47 %, dan yang menjawab tidak pernah 53 %. Dari data yang dihimpun dapat disimpulkan kepala sekolah menyerahkan tanggung jawab sepenuhnya kepada masing-masing guru bidang studi.
Tabel II : Memeriksa Kehadiran Guru
No
Jawaban Alternatif
F
%
1
2
3
4
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
11
4
0
0
73
27
0
0
Jumlah
15
100

Pada tabel diatas terungkap bahwa kepala sekolah selalu memeriksa kehadiran guru dan menanyakan alasannya apabila bapak/ibu guru tidak hadir. Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden yang menjawab selalu 73 %, menjawab sering 27 %, yang menjawab kadang-kadang 0 %, dan yang menjawab tidak pernah 0 %. Dari data yang dihimpun dapat disimpulkan kepala sekolah bertanggung jawab terhadap kedisiplinan dan profesionalitas para staf pengajarnya.
Tabel III: Membuat Program Tahunan
No
Jawaban Alternatif
F
%
1
2
3
4
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
11
3
1
0
73
20
7
0
Jumlah
15
100

Pada tabel 3 tampak bahwa kepala sekolah selalu membuat program tahunan. Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden yang memberikan jawaban selalu 73 %, yang menjawab sering 20 %, menjawab kadang-kadang 7 %, dan menjawab tidak pernah 0 %. Dari data yang dihimpun dapat disimpulkan kepala sekolah memiliki program tahunan yang menjadi acuan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran disekolah.
Tabel IV: Melakukan Penilaian Secara Kontinyu Setiap Semester
No
Jawaban Alternatif
F
%
1
2
3
4
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
7
2
5
1
47
13
33
7
Jumlah
15
100

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa kepala sekolah selalu mengadakan penilaian terhadap guru secara kontinyu setiap semester . Hal ini dilihat dari jawaban responden yang menjawab selalu 47 %, menjawab sering 13 %, yang menjawab kadang-kadang 33 %, dan yang menjawab tidak pernah 7 %. Dari data yang dihimpun dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah selalu mengevaluasi kinerja para staf pengajarnya secara kontinyu sehingga kepala sekolah dapat mengetahui meningkat atau tidaknya hasil pembelajaran pada setiap semester.
Tabel V : Memberikan Pengarahan dan Bimbingan Kepada Guru Dalam Mengajar
No
Jawaban Alternatif
F
%
1
2
3
4
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
3
2
10
0
20
13
67
0
Jumlah
15
100

Pada tabel 5 tampak bahwa kepala sekolah kadang-kadang memberikan pengarahan dan bimbingan kepada guru dalam mengajar. Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden yang memberikan jawaban selalu 20 %, sering 13 %, yang menjawab kadang-kadang 67 %, dan menjawab tidak pernah 0 %. Dari data yang dihimpun dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah memberikan tanggung jawab sepenuhnya kepada guru dalam mengajar dan kepala sekolah berhak untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada guru.
Tabel VI Memperhatikan Kesejahteraan Guru
No
Jawaban Alternatif
F
%
1
2
3
4
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
6
0
7
2
40
0
47
13
Jumlah
15
100

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa kepala sekolah kadang-kadang memperhatikan kesejahteraan guru. Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden yang menjawab selalu 40 %, sering 0 %, yang menjawab kadang-kadang 47 %, dan yang menjawab tidak pernah 13 %.Dari data yang dihimpun dapat disimpulkan bahwa salah satu faktor penunjang kinerja seorang guru adalah dengan meningkatkan kesehjateraannya, untuk itu kepala sekolah harus memperhatikan kesejateraan para staf pengajarnya.
Tabel VII : Mengadakan Penilaian Terhadap Tugas Guru
No
Jawaban Alternatif
F
%
1
2
3
4
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
1
3
10
1
7
20
66
7
Jumlah
15
100

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa kepala sekolah kadang-kadang mengadakan penilaian terhadap tugas guru. Hal ini dilihat dari jawaban responden yang menjawab selalu 7 %, sering 20 %, yang menjawab kadang-kadang 66 %, dan yang menjawab tidak pernah 7 %. Dari data yang dihimpun dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah kurang memperhatikan tugas yang dilakukan seorang guru apakah sudah dilakukan dengan baik atau tidak.
Tabel VIII : Memberikan Kesempatan Kepada Guru Untuk Mengikuti Studi Banding
No
Jawaban Alternatif
F
%
1
2
3
4
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
1
0
10
4
7
0
66
27
Jumlah
15
100

Pada tabel diatas tampak bahwa kepala sekolah kadang-kadang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengikuti studi banding. Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden yang menjawab selalu 7 %, sering 0 %, yang menjawab kadangkadang 66 %, dan yang menjawab tidak pernah 27 %. Dari data yang dihimpun dapat disimpulkan bahwa studi banding salah satu cara untuk memperluas wawasan ilmu pengetahuan untuk itu, kepala sekolah harus selalu memberi kesempatan kepada guru untuk mengikuti studi banding.


DAFTAR PUSTAKA
Alex S Nitisemito, 1998, Manajemen Personalia (Manajemen Sumber Daya Manusia), Ghalia Indonesia Jakarta.
Departemen Agama RI, 2000, Pedoman Pelaksanaan Supervisi Pendidikan Agama, Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam.
Endang S Handayani, 2006, Pengaruh Disiplin Kerja dan Motivasi Kerja terhadap kinerja karyawan koperasi yang tergabung pada Pusat Koperasi Smpan Pinjam Artho Kuncoro Karananyar. Skripsi.
Fachruddin, 2006, Pengaruh Persepsi Kompensasi Finansial dan efektivitas Bimbingan Terhadap Kinerja Penghulu dan Pembantu Penghulu di Lingkungan kantor Departemen Agama Kabupaten Karanganyar.
Tesis Program Studi Magister Manajemen Program Pasca Sarjana Universitas Slamet Riyadi Surakarta ( Tidak dipublikasikan ).
Gibson James, Joko M Ivanecevich dan James H.Donnely Jr, 1996, Organisasi Perilaku Struktur, Proses.Bina Aksara Jilid I (Terjemahan Ninuk Hadiasni). Jakarta
Gujarati DN, 1995, Basic Econometric, 3rd ed. Mc Graw-Hill, Inc. New York.
Kotler, Philips, 2000, Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Terjemahan Ancella Anitawati Hermawan, Edisi 8, Salemba Empat, Jakarta.
L. Suyono, 2006. Pengaruh Lingkungan Kerja dan Gaya Kepemimpinan terhadap Motivasi kerja pegawai di Kantor Informasi dan Komunikasi Kabupaten Karanganyar. Skripsi.
Imam Ghozali, 2002, Aplikasi Analisis Multivariante SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Ibnu Syamsi, l988, Pokok-pokok Organisasi dan Menejemen 1988, Jakarta Bina Aksara.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2000, Jakarta Bina Aksara
Miner, John B, 1988, Organisasi Behavior Performance productivity. 5 Th Edition Random House.Inc, New York.
Moekiyat, 2002, Dasar-Dasar Motivasi, Pioner Jaya, Bandung.
Pedoman Penyusunan Tesis, 2006, Program Studi Magister Majemen Universitas Slamet Riyadi, Program Pasca Sarjana Universitas Slamet Riyadi, Surakarta
Republik Indonesia Keputusan Presiden Nomor 102 Tahun 2001, Tugas dan Fungsi Kewenangan Susunan Organisasi dan Tata Kerja tentang Kedudukan Departemen Agama.
Republik Indonesia, Departemen Agama, 2003, Pedoman Pegawai Pencatat Nikah (PPN ), Direktorat Jenderal Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji, Jakarta.
Robbin Stephen P, 2006, Perilaku Organisasi. Edisi Bahasa Indonesia, Jilid pertama, PT.Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta.
Santoso, Singgih, 2000, SPSS. Statistik Parametrik, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.
Suharsimi Arikunto, 1998, Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek, PT Rineka Cipta, Jakarta.
Sulaiman, 2002, SPSS. Statistik Parametrik, Jakarta : PT Elex Media Komputindo.
Sudarno, 2006, Pengaruh supervisi dan bimbingan terhadap prestasi kerja guru di lingkungan Kantor Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar.
Tesis Program Magister Manajemen Program Pasca Sarjana Universitas Slamet Riyadi Surakarta ( Tidak dipublikasikan )
Sudibyo Triatmojo, 2000, Sistim Pengawasan, LAN, Jakarta
Sugiyono, 2005, Methode Penelitian Administrasi, Alpabeta, Bandung
Suharti Fattah, 1998, Bimbingan dan Konseling, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak.
Sutarno, 2005, Modul Praktek Mata Kuliah Metode Kuantitatif Bisnis, Magister Manajemen Universitas Slamet Riyadi, Surakarta.
Suyadi Prawirosentono, 1999, Manajemen SDM Kebijakan Kinerja Karyawan, BPFE, Yogyakarta
T. Hani Handoko, 1997, Manajemen Personalia dan Sumber daya Manusia, BPFE, Yogyakarta.
Undang-undang No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Winardi, 1999, Perencanaan dan Pengawasan Dalam Bidang Manajemen,
Mandar Maju, Jakart
a.




[1] E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik, dan Implementasi, (Bandung : PT. Rosdakarya, 20020, h.23
[2] N.A Ametembun, Kepengawasan Dalam Penyelenggaraan Pendidikan Suatu Refleksi Bagi Para Penilik, Kepala Sekolah dan Guru-guru, (Bandung : Suri, 2000) h. 92
[3] Depdikbud, kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1990) Cet. Ke-3, h. 453, W.J.S Poerwadaminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1997), h. 518
[4] Balitbang Depdiknas, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta : Pusat Kurikulum, 2003) h. 1
[5] Hasan Syadily, Ensiklopedi Indonesia, (Jakarta : Ichtiar Baru-VanHoeve) Jilid 2, h.883
[6] 1 David Marshal, Dictionary of Synonym and Antonym, (Kuala Lumpur : Golden Books Center SDN BHD, 1994), h. 66
[7] Moh. Uzer Usman, menjadi Guru Profesional, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya), 1997, Cet. Ke-8, h.8
[8] Balitbang Depdiknas, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta : Pusat Kurikulum, 2003), h.1
[9] E. Mulyasa, Kurikulum, Konsep, Karakteristik, dan Implementasi, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2005), Cet. Ke-7, h. 38
[10] Nazhary, Pengorganisasian, pembinaan dan Pengembangan kurikulum, (Jakarta : Dermaga,1993), Cet. Ke-3, h.1
[11] Hendyat Soetopo dan Wasty Soemantoro, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum (Sebagai Substansi problem Administrasi), Jakarta : PT. Bumi Aksara, 1993), cet. Ke-4, h.45
[12] Subari, Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Perbaikan Situasi Belajar Mengajar, (Jakarta : Bumi Aksara, 1994) h. 1
[13] Piet. A. Sahertian dan Frans Mataheru, Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan, (Surabaya :
Usaha Nasional, 1981) Cet Ke-1. h. 18
[14] Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi, Pedoman penyelenggaraan Administrasi pendidikan, (Surabaya : Usaha Nasional, 1981) cet Ke-1. H. 18
[15] Piet A. Sahertian dan frans Mataheru, Op.cit. h. 21
[16] Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Jakarta : Remaja Rosdakarya, 2000), h. 76
[17]Hadari Nawawi, Administrasi pendidikan, (Jakarta : CV. Haji Masagung, 1989). Cet. Ke-1 h. 109
[18] Imam Soepandi, Dasar-dasar Administrasi Pendidikan, Universitas Jember Depdikbud Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, (Jakarta : 1998), h. 65
[19] Burhanuddin, Analisis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan pendidikan (Jakarta : Bumi Aksara, 1994), h. 29
[20] Piet A. Sahertian, Supervisi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta 2000), Cet. Ke-1. H.23
[21] Piet A. Sahertian dan frans Mataheru, Prinsip dan teknik Supervisi Pendidikan (Surabaya : Usaha Nasional, 1981), h. 25
[22] Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian Suatu Pendekatan praktek, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2002), Edisi Revisi V, h. 108

0 komentar: