KATA PENGANTAR
Alhamdulillah,
dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT yang dengan Rahmat dan HidayahNya, proposal
penelitian yang berjudul “Pelaksanaan Supervisi Internal Dalam Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi Di Mts Swasta Yayasan
Pondok Pesantren Modern Daar Al- Uluum
Asahan Kisaran Sumatera Utara” ini telah selesai saya susun dengan
hasil yang semaksimal mungkin dan tepat waktu. Tiada kata paling indah
melainkan shalawat bertangkaikan salam berbuahkan safa’at, marilah kita
hadiahkan keharibaan junjungan kita Nabi Allah Muhammad Rasulullah SAW.
Terima
kasih yang sebesar- besarnya pada bapak Muhammad
Darwis Lubis selaku kepala sekolah di MTS
Swasta Daar Al- Uluum Asahan Kisaran yang sudah sudi memberikan saya izin
melakukan penelitian di sekolah tersebut, dan terima kasih saya pada para
informan yaitu bapak pengawas sekolah serta para staf pendidik dan para santri
yang berada di MTS Swasta Daar Al- Uluum
Asahan Kisaran.
Dalam
proposal penelitian ini, saya juga telah banyak mencantumkan perkataan, dan
seluruh hal-hal yang memiliki kaitan dengan tugas ini dari pada cendikiawan dan
tokoh-tokoh yang terdahulu. Oleh karena itu, kepada para cendikiawan yang
bukunya saya jadikan sumber bacaan, saya mengucapkan beribu-ribu terima kasih
dan saya berdo’a semoga beliau-beliau ini termasuk mereka yang disebut dalam
hadits "....’Ilmun yuntafa’u
bihi", yaitu para orang yang beilmu, yang ilmunya dimanfaatkan oleh
orang lain.
Proposal
Penelitian ini saya susun dengan maksud: “Li-ibtighaa-imardlaatillah”
yakni untuk memperoleh keridhaan Allah SWT semata- mata, dan untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah “Supervisi
Pendidikan II”.
Kepada
para pembaca, saya mohon maaf Apabila Proposal Penelitian ini belum memenuhi
keinginan para pembaca sekalian, sebagaimana mestinya. Dan kepada Bapak Candiki Repantu selaku Dosen
Pembimbing, saya mohon bimbingannya dalam penyempurnaan proposal penelitian
saya ini.
Kepada
Allah saya mohon taufik dan hidayahNya, semoga usaha ini senantiasa dalam
keridhaanNya, dan semoga proposal penelitian ini dapat menambah Khazanah
Keilmuan kita, khususnya saya selaku peneliti. Amiin.
Penulis
Al- Fakir Ilaa Rahmati
rabbihi
Medan,
27 Juni 2011
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG MASALAH
Dalam kehidupan suatu
negara pendidikan memegang peranan penting untuk mrenjamin
kelangsungan hidup suatu negara dan bangsa, karena pendidikan merupakan
wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.
Masyarkat Indonesia dengan laju pembangunannya masih menghadapi masalah
pendidikan yang berat, terutama berkaitan dengan kualitas, relevansi dan efisiensi
pendidikan.
Sekolah merupakan
lembaga formal sesuai dengan misinya yaitu melaksanakan
kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Kegiatan
belajar mengajar ini akan berjalan lancar jika komponen-komponen dalam lembaga
ini terpenuhi dan berfungsi sebagaimana mestinya. Komponen-komponen tersebut
antara lain: sarana dan prasarana yang memadai, terpenuhinya tenaga pendidikan
yang kualified, adanya struktur organisasi yang teratur, dan yang tak kalah pentingnya
adalah peranan kepala sekolah sebagai supervisor internal dalam mengembangkan
komponen-komponen tersebut agar berjalan sesuai dengan tujuan yang
diharapkan.
Dengan demikian standar
kompetensi pendidikan diperlukan agar tidak terjadi penyimpangan,
dan kesalahan dalam menafsirkan dan mengimplementasikan kurikulum.
Jika standar kompetensi dan standar mutu pendidikan telah dikembangkan sesuai
dengan visi, misi dan tujuan pendidikan nasional dan kemudian dituangkan kedalam
kurikulum (Kurikulum Berbasis Kompetensi), maka diharapkan Indonesia mampu
memasuki Era Globalisasi.
E. Mulyasa mengartikan
bahwa Kompetensi adalah .pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dikuasai
oleh seorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat
melakukan perilaku-perilaku yang afektif, kognitif dan psikomotorik dengan
sebaik-baiknya.[1]
Dlerik Castle
mendefinisikan .Competency is the knowledge, skill, attitude, motive, beahvior,
self image social role, traits or intellectual strategy that underlies effective performance. Jadi, Kompetensi
adalah pengetahuan, keterampilan, sikap, motif, perilaku, citra diri, peran
sosial, sifat atau strategi ientelektual yang mendasari performansi yang
efektif.[2]
Pada dasarnya
kompetensi adalah kewenangan ataupun penguasaan untuk menentukan dan memutuskan
sesuatu.[3]
Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) adalah seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi
dan hasil belajar yang harus dicapai peserta didik, penilaian kegiatan belajar
mengajar dan pemberdayaan sumberdaya pendidikan dalam pengembangan kurikulum
disekolah.[4]
Rumusan kompetensi
dalam KBK merupakan pernyataan apa yang diharapkan dapat diketahui, disikapi
atau dilakukan peserta didik dalam setiap tingkatan kelas dan sekolah dan
sekaligus menggambarkan kemajuan peserta didik yang dicapai secara bertahap dan
berkelanjutan untuk menjadi kompeten. KBK merupakan inovasi kurikulum yang
berbeda dari kurikulum yang sebelumnya. Kurikulum yang dulu lebih menekankan
pada apa yang diajarkan oleh guru (teacher centered). Sedangkan
Kurikulum Berbasis Kompetensi selain memberikan materi juga penekanan lebih
pada apa yang harus dikerjakan oleh peserta didik (student centered).
Dengan demikian
Kurikulum Berbasis Kompetensi memberikan keleluasaan kepada sekolah untuk
menyusun dan mengembangkan silabus mata pelajaran sesuai dengan potensi
sekolah, kebutuhan dan kemampuan peserta didik serta kebutuhan masyarakat
disekitar sekolah.
Peran kepala sekolah
dalam hal ini adalah sebagai supervisor seorang pemimpin dalam suatu lembaga
pendidikan, harus mampu mengembangkan potensi yang ada pada staf atau guru
disekolah agar dalam pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi berjalan secara
efektif dan efektivitas pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah akan
mempengaruhi kinerja guru dalam melaksanakan kurikulum.
Dalam ensiklopedi
Indonesia, Efektivitas berarti menunjukan taraf tercapainya suatu tujuan, suatu
usaha dikatakan efektif kalau usaha itu mencapai tujuannya.[5]
Jadi, jika seseorang melakukan perbuatan dengan tujuan tertentu, maka orang
tersebut dikatakan efektif apabila sasaran atau tujuannya dapat tercapai sesuai
dengan direncanakan sebelumnya.
Berdasarkan hal
tersebut diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian berkaitan dengan :
EFEKTIVITAS SUPERVISI INTERNAL DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM BERBASIS
KOMPETENSI DI MTS SWASTA YAYASAN PONDOK PESANTREN
DAAR AL- ULUUM ASAHAN KISARAN SUMATERA UTARA.
B.
IDENTIFIKASI MASALAH
Beberapa masalah yang
ada kaitannya dengan judul proposal penelitian ini adalah sebagai berikut:
(1) Belum
berperannya kepala sekolah sebagai supervisor internal
(2) Belum
adanya peningkatan kualitas pembelajaran
(3) Belum
diketahuinya tingkat efektivitas Kurikulum yang ada pada sekolah tersebut.
C.
PEMBATASAN
MASALAH
Untuk memperjelas
bahasan dalam penulisan proposal penelitian
ini maka penulis perlu membatasi
tulisan ini pada Peranan Supervisor dalam Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi kepada staff
pengajar di MTs Swasta Yayasan Pondok Pesantren Daar Al- Uluum Asahan Kisaran
Sumatera Utara.
D.
PERUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan latar
belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas maka penulis mencoba merumuskan masalah sebagai berikut: “Bagaimanakah peranan supervisor dalam
pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi
di MTs Swasta Yayasan Pondok Pesantren Daar Al- Uluum Asahan Kisaran”
E.
TUJUAN
PENELITIAN
Tujuan dari penelitian
ini adalah sebagai berikut:
(1)Untuk mengetahui bagaimana peranan supervisor dalam
pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi (2)
Untuk mengetahui apakah kepala sekolah selaku supervisor aktif dalam pengembangan
dan penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi (3) Untuk mengetahui
bagaimana Kurikulum Berbasis Kompetensi berperan dalam meningkatkan mutu
pendidikan.
F.
SISTEMATIKA PENULISAN
Keseluruhan pembahasan
dalam proposal penelitian ini terdiri dari 4 Bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan.
Bab ini mengemukakan tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian dan
sistematika penulisan.
BAB II : Kajian Teori.
Bab ini terdiri dari 5 sub pokok bahasan yaitu pengertian supervisi, syarat-syarat sebagai supervisor, tugas dan
fungsi supervisor, prinsip-prinsip
pelaksanaan supervisi, dan teknik supervisi.
BAB III : Metodologi
Penelitian. Bab ini menerangkan tentang langkahlangkah dan prosedur penelitian yang digunakan penulis meliputi: waktu dan tempat penelitian, tujuan penelitian,
populasi dan sampel, teknik pengumpulan data
dan teknik analisis data.
BAB IV : Hasil
Penelitian. Pada bab ini penulis menerangkan tentang hasil penelitian yang terdiri dari Gambaran Umum (Objek Penelitian,
sejarah berdirinya, Visi, Misi,
Keadaan Guru, Karyawan, Siswa, Keadaan Sarana dan Prasarana, struktur Organisasi Sekolah), Deskripsi Data, Analisis
dan Intrepetasi Data.
BAB
II
KAJIAN TEORI
A.
KURIKULUM BERBASIS
KOMPETENSI
1.
Pengertian Kurikulum
Berbasis Kompetensi
Kompetensi
berasal dari kata competency (bahasa inggris), berarti ability (kemampuan), capability (kesanggupan),
proficiency (keahlian), qualification (kecakapan), eliqibility (memenuhi persyaratan), readiness
(kesiapan), skill (kemahiran),
dan adequency (kepadanan).[6]
Sedangkan
menurut Drs. M. Uzer Usman, Kompetensi adalah suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau
kemampuan seseorang, baik kualitatif maupun
kuantitatif.[7]
Kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir
dan bertindak secara konsisten dan terus
menerus, sehingga memungkinkan seseorang untuk menjadi kompeten, dalam arti memiliki pengetahuan, keterampilan dan
nilai-nilai dasar untuk melakukan sesuatu.[8]
Kurikulum
Berbasis Kompetensi adalah seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar
yang harus dicapai peserta didik, penilaian
kegiatan belajar mengajar dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam
pengembangan kurikulum disekolah.
Kurikulum
Berbasis Kompetensi diartikan suatu konsep kurikulum yang menekankan pada
pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar
performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik,
berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu.
Ada
beberapa unsur yang terkandung dalam kompetensi, Gordo menjelaskan beberapa
ranah dalam konsep kompetensi : (a) Pengetahuan, kesadaran dalam kognitif; (b)
Pemahaman, kedalaman kognitif dan afektif individu; (c) Kemampuan, sesuatu yang
dimiliki peserta didik untuk melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya; (d)
Nilai, standar perilaku yang telah diyakini dan secara psikologis telah menyatu
dalam diri sesorang; (e) Sikap, perasaan atau reaksi terhadapsuatu rangsangan
yang datang dari luar; (f) Minat, kecenderungan seseorang untuk melakukan
perbuatan.[9]
2.
Karakteristik Kurikulum
Berbasis Kompetensi
Kurikulum
berbasis kompetensi memiliki sejumlah kompetensi yang harus dikuasai oleh
peserta didik, penilaian dilakukan berdasarkan standar khusus sebagai hasil
demonstrasi kompetensi yang ditunjukan oleh peserta didik. Karakteristik kurikulum
berbasis kompetensi antara lain mencakup seleksi kompetensi yang sesuai,
spesifikasi indikator-indikator evaluasi untuk menentukan kesuksesan pencapaian
kompetensi dan pengembangan sistem pembelajaran.
Depdiknas
(2002) mengemukakan bahwa Kurikulum berbasis kompetensi memiliki karakteristik
sebagai berikut : (1) Menekankan kepada ketercapaian kompetensi siswa baik
secara individual maupun klasikal; (2) Berorientasi pada hasil belajar (Learning
Outcome) dan keberagaman; (3) Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan
pendekatan dan metode yang bervariasi; (4) Sumber belajar bukan hanya guru,
tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif; (5) Penilaian
menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian
suatu kompetensi.
3.
Pengembangan Kurikulum
Berbasis Kompetensi
Dalam
memberikan penjelasan mengenai pengertian pengembangan kurikulum, maka akan
dibahas mengenai pengertian kurikulum terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan
untuk memudahkan dalam memahami pengertian pengembangan kurikulum itu sendiri.
Kurikulum dalam arti sempit, ialah sejumlah mata pelajaran atau sejumlah
pengetahuan yang harus dikuasai oleh anak didik untuk mencapai suatu tingkat
atau ijazah pada suatu lembaga pendidikan.[10]
Berdasarkan
pengertian yang demikian, seolah-olah memberi gambaran bahwa kurikulum itu
hanya merupakan rencana pengajaran atau silabus dari beberapa mata pelajaran
yang hendak diajarkan disuatu kelas pada suatu lembaga pendidikan. Terlihat
bahwa proses kegiatan belajar mengajar murid dengan guru terbatas pada apa yang
dicantumkan pada rencana pengajaran artinya segala kegiatan belajar mengajar
yang ada hubungannya dengan pencapaian tujuan yang tercantum dalam rencana
pengajaran tidak termasuk kurikulum.
Pengertian
kurikulum secara luas, Drs. Nazhary mengemukakan bahwa kurikulum ialah semua
pengalaman yang dialami dan dilakukan oleh anak didik di bawah tanggung jawab
sekolah, baik didalam maupun diluar kelas dalam rangka pencapaian tujuan
pendidikan. Istilah pengembangan menunjukan pada suatu kegiatan yang
menghasilkan suatu alat atau cara yang baru, dimana selama kegiatan tersebut
penilaian dan penyempurnaan terhadap cara atau alat tersebut terus dilakukan.
Bila telah mengalami penyempurnaan-penyempurnaan akhirnya alat atau cara
tersebut dipandang cukup mantap untuk digunakan seterusnya, maka berakhirlah
kegiatan pengembangan tersebut.[11]
B.
SUPERVISI PENDIDIKAN
1.
Pengertian Supervisi
Pendidikan
Dilihat
dari sudut etimologi supervisi berasal dari kata .super dan vision yang masing-masing kata itu
berarti atas dan penglihatan. Jadi secara etimologis, Supervisi adalah penglihatan
dari atas. Pengertian itu merupakan arti kiasan yang menggambarkan suatu
posisi yang melihat berkedudukan lebih tinggi dari pada yang dilihat.[12]
Orang
yang berfungsi memberi bantuan kepada guru-guru dalam menstimulir guru-guru kearah usaha
mempertahankan suasana belajar mengajar yang lebih baik kita sebut Supervisor.
Semua guru tetap pada statusnya sebagai guru, tetapi bila suatu saat ia berfungsi membantu guru memecahkan persoalan
belajar dan mengajar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan, maka pada saat
itu ia berfungsi sebagai Supervisor.
Dalam
bukunya Good Carter, Dictionary of Education, supervisi adalah usaha dari
petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas-petugas lainnya, dalam
memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulir, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan
perkembangan guru-guru dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan,
bahan bahan pengajaran dan metode mengajar dan evaluasi pengajaran.[13]
Menurut
H. Burton dan Leo J. Bruckner, supervisi adalah .suatu teknik
yang tujuan utamanya mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama
faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.[14]
Sedangkan menurut Kimball Wiles, mendefinisikan .supervisi yaitu bantuan
dalam perkembangan dari belajar mengajar yang baik.[15]
Menurut
Ngalim Purwanto, .supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan
untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan
mereka secara efektif.[16]
Supervisi
diartikan .sebagai pelayanan yang disediakan oleh pemimpin untuk membantu
guru-guru, orang yang dipimpin agar menjadi guru (personil) yang cakap sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan pendidikan khususnya agar
mampu meningkatkan efektivitas proses belajar mengajar disekolah.[17]
Jadi, supervisi adalah sebagai suatu usaha layanan dan bantuan berupa bimbingan
dari atasan (kepala sekolah) kepada personil sekolah (guru-guru) dan petugas
sekolah lainnya.
2.
Tujuan Supervisi
Pendidikan
Dalam
melakukan suatu pekerjaan orang yang terlibat dalam pekerjaan itu harus
mengetahui dengan jelas apakah tujuan pekerjaan itu, yaitu apa yang hendak
dicapai. Dibidang pendidikan dan pengajaran seorang supervisor pendidikan harus
mempunyai pengetahuan yang cukup jelas tentang apakah tujuan supervisi itu.
Tujuan umum supervisi pendidikan adalah memperbaiki situasi belajar mengajar,
baik belajar para siswa, maupun situasi mengajar guru.[18]
Wiles
dan W.H. Burton sebagaimana dikutip oleh Burhanuddin mengungkapkan bahwa tujuan
supervisi pendidikan adalah .membantu mengembangkan situasi belajar mengajar
kearah yang lebih baik. Tujuan supervisi pendidikan tidak lain adalah untuk
meningkatkan pertumbuhan siswa dan dari sini sekaligus menyiapkan bagi
perkembangan masyarakat.[19]
3.
Fungsi Supervisi
Pendidikan
Tujuan-tujuan
yang telah ditetapkan dalam suatu proses kerjasama hanyalah merupakan cita-cita
yang masih perlu diwujudkan melalui tindakan-tindakan yang nyata.
Begitu
juga seorang supervisor dalam merealisasikan program supervisinya memiliki
sejumlah tugas dan tanggungjawab yang harus dijalankan secara sistematis.
Menurut W.H. Burton dan Leo. J. Bruckner sebagaimana dikutip oleh Piet A.
Sahertian menjelaskan bahwa fungsi utama supervisi adalah menilai dan
memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi hal belajar.[20]
Menurut
Swearingen, terdapat 8 (delapan) hal yang menjadi fungsi supervisi pendidikan
yakni: (a) Mengkoordinasikan semua usaha sekolah; (b) Memperlengkapi
kepemimpinan sekolah; (c) Memperluas pengalaman guru-guru; (d) Menstimulasi
usaha-usaha yang kreatif; (e) Memberi fasilitas dan penilaian yang terus
menerus; (f) Menganalisis situasi belajar mengajar (g) Memberikan pengetahuan
dan keterampilan kepada setiap anggota staf; (h) Mengintegrasikan tujuan
pendidikan dan membantu meningkatkan mengajar guru-guru.[21]
BAB III
METODE
PENELITIAN
A.
TEMPAT DAN WAKTU
PENELITIAN
Penelitian
ini dilaksanakan di MTs Swasta Yayasan Pondok Pesantren Modern Daar Al- Uluum
Asahan- Kisaran Sumatera Utara, dikarenakan lokasi penelitian merupakan tempat
menimba ilmu peneliti pada saat MTS, dan penelitian ini diadakan seminggu
sebelum ujian Akhir Semester di IAIN-SU, tepatnya pada bulan Juni 2011.
B.
POPULASI DAN SAMPEL
Populasi
adalah keseluruhan subyek penelitian, dimana seseorang ingin meneliti semua
elemen yang ada dalam wilayah penelitian tersebut, dan penelitiannya disebut
penelitian populasi.[22]
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh guru di MTs Swasta
Yayasan Pondok Pesantren Modern Daar Al- Uluum Asahan- Kisaran Sumatera Utara
yang berjumlah 19 orang yang terdiri dari 9 orang perempuan dan 10 orang
laki-laki.
Sedangkan
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Penelitian ini
mengambil sampel kepada sebagian guru di MTs Swasta Yayasan Pondok Pesantren
Modern Daar Al- Uluum Asahan- Kisaran Sumatera Utara sebanyak 15 orang.
C.
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Untuk
mendapatkan data dan informasi ini penulis menggunakan beberapa teknik
pengumpulan data yaitu :
1.
Observasi; observasi dilakukan dengan dan mengamati
keadaan sekolah, sarana dan prasarana serta data yang mendukung lainnya di MTs
Swasta Yayasan Pondok Pesantren Modern Daar Al- Uluum Asahan- Kisaran Sumatera
Utara.
2.
Angket; yaitu teknik pengumpulan data dengan
memberikan pertanyaan disertai pilihan jawaban yang sudah disediakan. Bentuk
angket yang digunakan adalah angket langsung yang bersifat tertutup dengan
bentuk pilihan ganda, dan responden diminta untuk memilih salah satu jawaban
yang telah tersedia. Yang menjadi responden adalah guru di MTs Swasta Yayasan
Pondok Pesantren Modern Daar Al- Uluum Asahan- Kisaran Sumatera Utara berjumlah
15 0rang guru.
3.
Wawancara; yaitu teknik pengumpulan data dengan
mengadakan tanya jawab antara peneliti dengan kepala sekolah MTs Swasta Yayasan
Pondok Pesantren Modern Daar Al- Uluum Asahan- Kisaran Sumatera Utara berkaitan
dengan masalah yang dibahas dan diteliti.
D.
TEKNIK ANALISIS DATA
Teknik
analisis data merupakan suatu cara yang digunakan untuk menguraikan
keterangan-keterangan atau data yang diperoleh agar data tersebut dapat
dipahami bukan saja oleh orang yang meneliti, akan tetapi juga oleh orang lain
yang ingin mengetahui hasil penelitian ini.
Penggunaan
teknik analisis data dalam penelitian ini disesuaikan dengan tujuan yang ingin
dicapai untuk mengetahui pelaksanaan tugas kepala sekolah sebagai pemimpin
pendidikan dan peranannya dalam mengembangkan Kurikulum Berbasis Kompetensi di
MTs Swasta Yayasan Pondok Pesantren Modern Daar Al- Uluum Asahan- Kisaran
Sumatera Utara, maka data yang penulis peroleh dari angket yang disebarkan,
diolah dengan menggunakan langkahlangkah sebagai berikut: (1) Pe-ngeditan Dalam pengolahan data,
yang pertama kali yang dilakukan adalah Editing yaitu meneliti satu persatu
kelengkapan pengisian dan kejelasan penulisannya, dalam tahap ini dilakukan
pengecekkan terhadap kelengkapan dan kebenaran pengisian dan kejelasan
penulisannya; (2) Pentabulasian
Tabulasi ini bertujuan untuk mendapatkan frekuensi dalam tahap item yang
penulis kemukakan. Untuk itu dibuatlah suatu tabel yang mempunyai kolom pada setiap
bagian angket sehingga terlihat jawaban responden yang satu dengan yang lain. (3) Persentase Perhitungan ini
digunakan untuk mengetahui besar kecilnya tingkat keberhasilan yang diperoleh
kepala sekolah Madrasah Pondok Karya Pembangunan dalam mengembangkan Kurikulum
Berbasis Kompetensi. Angka persentase ini diperoleh dengan cara frekuensi
jawaban dibagi jumlah responden dikalikan 100% dengan rumus statistik
persentase sebagai berikut:
Keterangan
: P = Persentase
f =
Frekuensi jawaban responden
N = Jumlah
data responden
Data
yang didapat dari setiap item pertanyaan akan dibuat satu tabel yang di dalam
langsung dibuat frekuensi dan prosentase.
E.
DEFINISI OPERASIONAL
Supervisi
Internal yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kepala sekolah dalam
menjalankan tugas-tugas kesupervisian yaitu memberikan bantuan dan bimbingan
kepada guru-guru untuk meningkatkan profesinya. Pengembangan kurikulum berbasis
kompetensi maksudnya ialah upaya dan inisiatif dari kepala sekolah untuk
melakukan pengembangan kurikulum terhadap komponen kurikulum dan bersifat
kelembagaan dalam upaya meningkatkan kualitas hasil lulusan.
F.
KISI-KISI INSTRUMEN
Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket yang bertujuan untuk
memperoleh data mengenai pelaksanaan supervisi internal yaitu kepala sekolah
dalam mengembangkan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Angket ini terdiri dari
pertanyaan-pertanyaan yang memiliki empat pilihan alternatif jawaban yaitu
selalu (SL), sering (SR), Kadang-kadang (KK) dan tidak pernah (TP) Responden hanya
memilih satu dari empat alternatif jawaban tersebut sesuai dengan pendapat atau
keadaan sebenarnya. Angket yang digunakan terdiri dari 20 butir soal yang
disebarkan kepada 15 orang guru.
BAB IV
HASIL PENGUMPULAN DATA
A. GAMBARAN
UMUM OBJEK PENELITIAN
1.
Sejarah berdirinya MTs
Swasta Yayasan Pondok Pesantren Modern Daar Al- Uluum Asahan- Kisaran (PMDU)
Awal mula
berdirinya MTs Swasta Yayasan Pondok
Pesantren Modern Daar Al- Uluum Asahan- Kisaran (PMDU) adalah pada tahun 1957 yang berlokasi di wilayah
Mahoni simpang sibogat Kecamatan Kisaran Timur.
Gagasan awal berdirinya PMDU berasal dari masyarakat mahoni yang kala itu
dipimpin oleh Alm. Abdullah Simatupang, yaitu ayahanda dari pemilik yayasan
PMDU sekarang, yaitu buya Taufan Gama Simatupang.
Nama Pondok Pesantren
Modern Daar Al- Uluum Asahan Kisaran mengandung makna yang besar yaitu “Gudang Ilmu”. Oleh karena itu, PMDU
terkenal akan budaya islami namun modern yang tidak mengesampingkan
perkembangan dunia luar saat sekarang ini, dalam arti universalnya, PMDU bersifat
islami namun tidak kolot.
2.
Keadaan Guru
Guru merupakan
salah satu komponen kependidikan, karena dengan adanya gurulah proses
pembelajaran dapat berjalan. Demikian juga dalam keberhasilan proses
pembelajaran gurulah faktor pendidikan yang menentukan. Setiap guru mempunyai
latar belakang pendidikan yang berbeda. Mengingat keberadaannya sangat penting
dalam menunjang kegiatan belajar mengajar dan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan serta untuk menentukan maju mundurnya suatu lembaga pendidikan, maka
peranan guru sangat penting dan sangat menentukan. Oleh karena itu guru yang
berkompetensi dan berdedikasi sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan
pendidikan yang diharapkan.
3.
Sarana dan Prasarana
Sarana adalah
suatu alat yang secara langsung mempengaruhi proses pencapaian tujuan,
sedangkan prasarana yaitu semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar
mengajar baik yang bergerak maupun tidak bergerak agar pencapaian tujuan
pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efisien. Jadi
sarana dan prasarana merupakan faktor penunjang keberhasilan dalam proses
belajar mengajar.
B. DESKRIPSI
DATA
Seperti yang
telah dikemukakan pada bab sebelumnya bahwa salah satu
teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan angket, untuk memperoleh
data mengenai pelaksanaan supervisi internal
dalam pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Angket disusun
berdasarkan dimensi dan indikator dari variabel yang diteliti, angket ini terdiri dari 20 item. 10 pertanyaan mengenai
supervisi internal dan 10 pertanyaan tentang
Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Pembahasan
mengenai hasil angket penulis awali dengan melakukan proses kualifikasi data (memberi nilai terhadap jawaban
angket) dalam bentuk tabel, langkah penting
selanjutnya adalah menganalisa dan menginterpretasikannya.
C.
ANALISIS DAN
INTERPRETASI DATA
Pembahasan
mengenai hasil angket ini yaitu membuatkan tabulasi yang merupakan
proses pengubah data dari instrumen pengumpulan data angket menjadi tabel-tabel
sebagai berikut :
Tabel
I : Memeriksa Satpel Sebelum Mengajar
No
|
Jawaban Alternatif
|
F
|
%
|
1
2
3
4
|
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak
Pernah
|
0
0
7
8
|
0
0
47
53
|
Jumlah
|
15
|
100
|
Pada tabel I
tampak bahwa kepala sekolah tidak pernah memeriksa satpel guru sebelum
mengajar. Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden yang menjawab selalu
0 %, sering 0 %, dan yang menjawab kadang-kadang 47 %, dan yang menjawab
tidak pernah 53 %. Dari data yang dihimpun dapat disimpulkan kepala sekolah
menyerahkan tanggung jawab sepenuhnya kepada masing-masing guru bidang
studi.
Tabel
II : Memeriksa Kehadiran Guru
No
|
Jawaban Alternatif
|
F
|
%
|
1
2
3
4
|
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak
Pernah
|
11
4
0
0
|
73
27
0
0
|
Jumlah
|
15
|
100
|
Pada tabel
diatas terungkap bahwa kepala sekolah selalu memeriksa kehadiran guru
dan menanyakan alasannya apabila bapak/ibu guru tidak hadir. Hal ini dapat
dilihat dari jawaban responden yang menjawab selalu 73 %, menjawab sering 27
%, yang menjawab kadang-kadang 0 %, dan yang menjawab tidak pernah 0 %. Dari
data yang dihimpun dapat disimpulkan kepala sekolah bertanggung jawab terhadap
kedisiplinan dan profesionalitas para staf pengajarnya.
Tabel
III: Membuat Program Tahunan
No
|
Jawaban Alternatif
|
F
|
%
|
1
2
3
4
|
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak
Pernah
|
11
3
1
0
|
73
20
7
0
|
Jumlah
|
15
|
100
|
Pada tabel 3
tampak bahwa kepala sekolah selalu membuat program tahunan. Hal ini
dapat dilihat dari jawaban responden yang memberikan jawaban selalu 73
%, yang menjawab sering 20 %, menjawab kadang-kadang 7 %, dan menjawab
tidak pernah 0 %. Dari data yang dihimpun dapat disimpulkan kepala sekolah
memiliki program tahunan yang menjadi acuan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran
disekolah.
Tabel
IV: Melakukan Penilaian Secara Kontinyu
Setiap Semester
No
|
Jawaban Alternatif
|
F
|
%
|
1
2
3
4
|
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak
Pernah
|
7
2
5
1
|
47
13
33
7
|
Jumlah
|
15
|
100
|
Pada tabel
diatas dapat dilihat bahwa kepala sekolah selalu mengadakan penilaian
terhadap guru secara kontinyu setiap semester . Hal ini dilihat dari jawaban
responden yang menjawab selalu 47 %, menjawab sering 13 %, yang menjawab
kadang-kadang 33 %, dan yang menjawab tidak pernah 7 %. Dari data yang
dihimpun dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah selalu mengevaluasi
kinerja para staf pengajarnya secara kontinyu sehingga kepala sekolah
dapat mengetahui meningkat atau tidaknya hasil pembelajaran pada setiap
semester.
Tabel
V : Memberikan Pengarahan dan Bimbingan Kepada Guru Dalam Mengajar
No
|
Jawaban Alternatif
|
F
|
%
|
1
2
3
4
|
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak
Pernah
|
3
2
10
0
|
20
13
67
0
|
Jumlah
|
15
|
100
|
Pada tabel 5
tampak bahwa kepala sekolah kadang-kadang memberikan pengarahan dan
bimbingan kepada guru dalam mengajar. Hal ini dapat dilihat dari jawaban
responden yang memberikan jawaban selalu 20 %, sering 13 %, yang menjawab
kadang-kadang 67 %, dan menjawab tidak pernah 0 %. Dari data yang dihimpun
dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah memberikan tanggung jawab sepenuhnya
kepada guru dalam mengajar dan kepala sekolah berhak untuk memberikan
arahan dan bimbingan kepada guru.
Tabel
VI Memperhatikan Kesejahteraan Guru
No
|
Jawaban Alternatif
|
F
|
%
|
1
2
3
4
|
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak
Pernah
|
6
0
7
2
|
40
0
47
13
|
Jumlah
|
15
|
100
|
Pada tabel
diatas dapat dilihat bahwa kepala sekolah kadang-kadang memperhatikan
kesejahteraan guru. Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden yang menjawab
selalu 40 %, sering 0 %, yang menjawab kadang-kadang 47 %, dan yang menjawab
tidak pernah 13 %.Dari data yang dihimpun dapat disimpulkan bahwa salah satu
faktor penunjang kinerja seorang guru adalah dengan meningkatkan kesehjateraannya,
untuk itu kepala sekolah harus memperhatikan kesejateraan para staf
pengajarnya.
Tabel
VII : Mengadakan Penilaian Terhadap Tugas Guru
No
|
Jawaban Alternatif
|
F
|
%
|
1
2
3
4
|
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak
Pernah
|
1
3
10
1
|
7
20
66
7
|
Jumlah
|
15
|
100
|
Pada tabel
diatas dapat dilihat bahwa kepala sekolah kadang-kadang mengadakan
penilaian terhadap tugas guru. Hal ini dilihat dari jawaban responden yang
menjawab selalu 7 %, sering 20 %, yang menjawab kadang-kadang 66 %, dan yang
menjawab tidak pernah 7 %. Dari data yang dihimpun dapat disimpulkan bahwa kepala
sekolah kurang memperhatikan tugas yang dilakukan seorang guru apakah sudah
dilakukan dengan baik atau tidak.
Tabel
VIII : Memberikan Kesempatan Kepada Guru Untuk Mengikuti Studi Banding
No
|
Jawaban Alternatif
|
F
|
%
|
1
2
3
4
|
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak
Pernah
|
1
0
10
4
|
7
0
66
27
|
Jumlah
|
15
|
100
|
Pada tabel
diatas tampak bahwa kepala sekolah kadang-kadang memberikan kesempatan
kepada guru untuk mengikuti studi banding. Hal ini dapat dilihat dari jawaban
responden yang menjawab selalu 7 %, sering 0 %, yang menjawab kadangkadang 66
%, dan yang menjawab tidak pernah 27 %. Dari data yang dihimpun dapat disimpulkan
bahwa studi banding salah satu cara untuk memperluas wawasan ilmu pengetahuan
untuk itu, kepala sekolah harus selalu memberi kesempatan kepada guru untuk
mengikuti studi banding.
DAFTAR
PUSTAKA
Alex
S Nitisemito, 1998, Manajemen Personalia (Manajemen Sumber Daya Manusia),
Ghalia Indonesia Jakarta.
Departemen Agama RI, 2000, Pedoman Pelaksanaan Supervisi Pendidikan
Agama, Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam.
Endang S Handayani, 2006, Pengaruh Disiplin Kerja dan
Motivasi
Kerja terhadap kinerja karyawan koperasi yang tergabung
pada Pusat
Koperasi Smpan Pinjam Artho Kuncoro Karananyar. Skripsi.
Fachruddin, 2006, Pengaruh Persepsi Kompensasi
Finansial dan
efektivitas Bimbingan Terhadap Kinerja Penghulu dan
Pembantu Penghulu di Lingkungan kantor Departemen Agama
Kabupaten Karanganyar.
Tesis Program Studi Magister Manajemen Program Pasca
Sarjana
Universitas
Slamet Riyadi Surakarta ( Tidak dipublikasikan ).
Gibson James, Joko M Ivanecevich dan James H.Donnely Jr,
1996, Organisasi
Perilaku Struktur, Proses.Bina Aksara Jilid I (Terjemahan
Ninuk Hadiasni). Jakarta
Gujarati
DN, 1995, Basic Econometric, 3rd ed. Mc Graw-Hill, Inc. New
York.
Kotler,
Philips, 2000, Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan, Implementasi dan
Pengendalian. Terjemahan Ancella Anitawati Hermawan, Edisi 8, Salemba
Empat, Jakarta.
L. Suyono, 2006. Pengaruh Lingkungan Kerja
dan Gaya Kepemimpinan terhadap Motivasi kerja pegawai di
Kantor Informasi dan Komunikasi Kabupaten Karanganyar. Skripsi.
Imam Ghozali, 2002, Aplikasi Analisis
Multivariante SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Ibnu Syamsi, l988, Pokok-pokok Organisasi dan
Menejemen 1988,
Jakarta Bina
Aksara.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2000, Jakarta Bina Aksara
Miner,
John B, 1988, Organisasi Behavior Performance productivity. 5 Th
Edition Random House.Inc, New York.
Moekiyat, 2002, Dasar-Dasar Motivasi, Pioner Jaya,
Bandung.
Pedoman Penyusunan Tesis, 2006, Program
Studi Magister Majemen
Universitas
Slamet Riyadi, Program Pasca Sarjana Universitas Slamet Riyadi,
Surakarta
Republik Indonesia Keputusan Presiden Nomor 102 Tahun
2001, Tugas
dan Fungsi Kewenangan Susunan Organisasi dan Tata Kerja
tentang
Kedudukan Departemen Agama.
Republik Indonesia, Departemen Agama, 2003, Pedoman
Pegawai
Pencatat Nikah (PPN ), Direktorat
Jenderal Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji, Jakarta.
Robbin Stephen P, 2006, Perilaku Organisasi. Edisi
Bahasa Indonesia,
Jilid pertama, PT.Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta.
Santoso,
Singgih, 2000, SPSS. Statistik Parametrik, PT Elex Media Komputindo,
Jakarta.
Suharsimi Arikunto, 1998, Prosedur Penelitian
suatu pendekatan praktek, PT Rineka Cipta,
Jakarta.
Sulaiman, 2002, SPSS. Statistik Parametrik, Jakarta : PT Elex Media
Komputindo.
Sudarno, 2006, Pengaruh supervisi dan
bimbingan terhadap prestasi kerja guru di lingkungan Kantor Cabang
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten
Karanganyar.
Tesis Program Magister Manajemen Program Pasca Sarjana
Universitas Slamet
Riyadi
Surakarta ( Tidak dipublikasikan )
Sudibyo Triatmojo, 2000, Sistim Pengawasan, LAN,
Jakarta
Sugiyono, 2005, Methode Penelitian Administrasi,
Alpabeta,
Bandung
Suharti Fattah, 1998, Bimbingan dan Konseling,
FKIP Universitas
Tanjungpura, Pontianak.
Sutarno, 2005, Modul Praktek Mata Kuliah Metode
Kuantitatif
Bisnis, Magister Manajemen Universitas Slamet
Riyadi, Surakarta.
Suyadi Prawirosentono, 1999, Manajemen SDM Kebijakan
Kinerja
Karyawan, BPFE, Yogyakarta
T. Hani Handoko, 1997, Manajemen Personalia dan Sumber
daya
Manusia, BPFE, Yogyakarta.
Undang-undang No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Winardi, 1999, Perencanaan dan Pengawasan Dalam Bidang
Manajemen,
Mandar Maju, Jakarta.
Mandar Maju, Jakarta.
[1] E.
Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik, dan
Implementasi, (Bandung : PT. Rosdakarya, 20020, h.23
[2] N.A
Ametembun, Kepengawasan Dalam Penyelenggaraan Pendidikan Suatu Refleksi Bagi
Para Penilik, Kepala Sekolah dan Guru-guru, (Bandung : Suri, 2000) h. 92
[3]
Depdikbud, kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1990)
Cet. Ke-3, h. 453, W.J.S Poerwadaminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia,
(Jakarta : Balai Pustaka, 1997), h. 518
[4] Balitbang Depdiknas, Kurikulum
Berbasis Kompetensi, (Jakarta : Pusat Kurikulum, 2003) h. 1
[5] Hasan Syadily, Ensiklopedi
Indonesia, (Jakarta : Ichtiar Baru-VanHoeve) Jilid 2, h.883
[6] 1 David
Marshal, Dictionary of Synonym and Antonym, (Kuala Lumpur : Golden Books
Center SDN BHD, 1994), h. 66
[7] Moh.
Uzer Usman, menjadi Guru Profesional, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya),
1997, Cet. Ke-8, h.8
[8]
Balitbang Depdiknas, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta : Pusat
Kurikulum, 2003), h.1
[9] E.
Mulyasa, Kurikulum, Konsep, Karakteristik, dan Implementasi, (Bandung :
PT. Remaja Rosdakarya, 2005), Cet. Ke-7, h. 38
[10]
Nazhary, Pengorganisasian, pembinaan dan Pengembangan kurikulum, (Jakarta
: Dermaga,1993), Cet. Ke-3, h.1
[11] Hendyat
Soetopo dan Wasty Soemantoro, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum (Sebagai
Substansi problem Administrasi), Jakarta : PT. Bumi Aksara, 1993), cet.
Ke-4, h.45
[12] Subari,
Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Perbaikan Situasi Belajar Mengajar,
(Jakarta : Bumi Aksara, 1994) h. 1
[13] Piet.
A. Sahertian dan Frans Mataheru, Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan, (Surabaya
:
Usaha
Nasional, 1981) Cet Ke-1. h. 18
[14] Ahmad
Rohani dan Abu Ahmadi, Pedoman penyelenggaraan Administrasi pendidikan, (Surabaya
: Usaha Nasional, 1981) cet Ke-1. H. 18
[15] Piet A. Sahertian dan
frans Mataheru, Op.cit. h. 21
[16] Ngalim
Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Jakarta : Remaja
Rosdakarya, 2000), h. 76
[17]Hadari
Nawawi, Administrasi pendidikan, (Jakarta : CV. Haji Masagung, 1989).
Cet. Ke-1 h. 109
[18] Imam
Soepandi, Dasar-dasar Administrasi Pendidikan, Universitas Jember
Depdikbud Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga
Pendidikan Tenaga Kependidikan, (Jakarta : 1998), h. 65
[19]
Burhanuddin, Analisis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan pendidikan (Jakarta
: Bumi Aksara, 1994), h. 29
[20] Piet A. Sahertian, Supervisi
Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta 2000), Cet. Ke-1. H.23
[21] Piet A.
Sahertian dan frans Mataheru, Prinsip dan teknik Supervisi Pendidikan (Surabaya
: Usaha Nasional, 1981), h. 25
[22]
Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian Suatu Pendekatan praktek, (Jakarta
: PT. Rineka Cipta, 2002), Edisi Revisi V, h. 108
0 komentar:
Posting Komentar