Breaking News
Loading...
Jumat, 07 Desember 2012

Info Post

Chapter Report:
KEPEMIMPINAN DAN KEKUASAAN
(Bab VI dari buku Manajemen)
Nama               : Indah Nurhayani Tanjung
Nim                 : 39.09.27455
Mata Kuliah    : Manajemen Organisasi
Jur/ Sem          : Manajemen Pendidikan Islam/ IV
Data Buku
MANAJEMEN
Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan
Penulis             : Prof. Dr. Husnaini Usman, M.Pd., M.T.
Editor              : Fatna Yustianti
Desainer          : Agus Bastoni
Layouter          : Asna Alaili Farhan
Edisi Kedua   
Cetakan Pertama, Juni 2008
Dicetak Oleh Sinar Grafika Offset
Diterbitkan Oleh Pt Bumi Aksara
Jl. Sawo Raya No. 18 Rawamangun
ISBN (13) 978-979-010-472-3
ISBN (10) 979-010-472-3

KAJIAN TEORI
A.      MANFAAT KEPEMIMPINAN
Teori Kepemimpinan bermanfaat bagi setiap pemimpin dalam menjalankan peranannya sebagai pemimpin pendidikan. Peranan sebagai pemimpin pendidikan antara lain sebagai personal, educator, manager, administrator, supervisor, social, leader, enterpreneur, and climator (PEMASSLEC).
Sebagai Personnal, ia harus memiliki integritas kepribadian dan akhlak mulia, pengembangan budaya, keteladanan, keinginan yang kuat dalam pengembangan diri, keterbukaan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi, kendali diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan, bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan.
Sebagai educator, ia berperan merencanakan, melaksanakan, menilai hasil pembeajaran, membimbing dan melatih, meneliti, dan mengabdi kepada masyarakat khususnya bagi dosen.
Sebagai manajer, ia melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan.
Sebagai administrator, ia harus mampu mengelola ketatausahaan sekolah/ madrasah dalam mendukung pencapaian tujuan sekolah/ madrasah.
Sebagai supervisor, ia merencanakan supervisi, melaksanakan supervisi, dan menindak lanjuti, hasil supervisi untuk meningkatkan profesionalisme guru.
Sebagai seorang yang social, ia bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah/ madrasah, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, kemasyarakatan dan memiliki kepekaan (empati) sosial terhadap orang dan atau kelompok orang.
Sebagai leader, ia harus mampu memimpin sekolah dalam rangka pendayagunaan sumberdaya sekolah/ madrasah secara optimal.
Sebagai enterpreneur, ia harus kreatif (termasuk inovatif), bekerja keras, etos kerja, ulet (pantang menyerah), dan analuri kewirausahaan.
Sebagi climator, ia harus mampu menciptakan iklim kondisi sekolah yang kondusif yaitu yang PAKEMB.
B.       PENGERTIAN KEPEMIMPINAN.
Terdapat 3000 lebih penelitian dan defenisi kepemimpinan yang telah diciptakan manusia (Bass & Stogdill,1990). Defenisi kepemimpinan menurut Stogdill (1974), ialah:
1.        Fokus dari proses kelompok
2.        Penerimaan kepribadian seseorang
3.        Seni mempengaruhi perilaku
4.        Alat untuk mempengaruhi perilaku
5.        Suatu tindakan perilaku
6.        Bentuk dari ajakan (persuasi)
7.        Bentuk dari relasi yang kuat
8.        Alat untuk mencapai tujuan
9.        Akibat dari interaksi
10.    Peranan yang diferensial
11.    Pembuat stuktur
Kepemimpinan menurut Surat Keputusan Badan Administrasi Kepegawaian Negara No. 27/KEP/1972 ialah kegiatan untuk meyakinkan orang lain sehingga dapat dibawa turut serta dalam suatu pekerjaan.
Sebagian besar defenisi mengenai kepemimpinan mencerminkan asumsi bahwa kepemimpinan menyangkut sebuah proses pengaruh sosial yang dalam hal ini pengaruh yang sengaja dijalankan oleh seseorang terhadap orang lain untuk menstruktur aktivitas- aktivitas serta hubungan- hubungan di dalam sebuah kelompok atau organisasi.
Berbagai defenisi mengenai kepemimpinan yang telah ditawarkan sepertinya tidak berisi hal- hal lain selain itu. Defenisi tersebut berbeda dari berbagai aspek, termasuk di dalam siapa yang ingin diperoleh dari pengaruh tersebut, cara bagaimana pengaruh tersebut dipergunakan, serta hasil dari usaha menggunakan pengaruh tersebut . perbedaan tersebut bukan hanya sebuah hal akademis yang dicari- cari. Ia mencerminkan ketidak sesuaian yang mendalam mengenai identifikasi dari para pemimpin serta proses kepemimpinan. Perbedaan antara para peneliti mengenai konsep mereka tentang kepemimpinan menimbulkan perbedaan di dalam pemilihan fenomena untuk melakukan penyelidikan dan kemudian menimbulkan perbedaan dalam menginterprestasikan hasilnya.
Berdasarkan berbagai pendapat tentang kepemimpinan, dapat disimpulkan bahwa masing- masing defenisi berbeda menurut sudut pandang penulisnya. Namun demikian, ada kesamaan dalam mendefenisikan kepemimpinan, yakni mengandung makna mempengaruhi orang lain untuk berbuat seperti yang pemimpin kehendaki. Jadi, yang dimaksud kepemimpinan ialah ilmu dan seni mempengaruhi orang atau kelompok untuk bertindak seperti yang diharapkan mencapai tujuan secara efektif dan efesien.
Misi yang dimiliki pemimpin secara tidak langsung dipengaruhi oleh peristiwa- peristiwa yang terjadi, nilai- nilai yang dianutnya, situasi- situasi, etika dan budaya. Misi pemimpin, etika dan budaya berpengaruh langsung terhadap cara pemimpin mengarahkan, menentukan tujuan, sasaran, dan keterbatasan untuk bertindak berpengaruh langsung terhadap kegiatan pemimpin. Akan tetapi, secara tidak langsung dipengaruhi etika, budaya, lingkungan, dan harapan. Akhirnya, hasil atau dampak secara langsung dipengaruhi kegiatan- kegiatan dan secara tidak langsung dipengaruhi oleh lingkungan dan harapan. Uraian ini digambarkan Immegart (1990) seperti berikut.
Gambar model umum konsep kepemimpinan (Immegart, 1990)
Nilai- nilai       Etika dan Budaya
Hasil atau dampak
 
Kegiatan- kegiatan (memimpin kerja)
 
Pengarahan, tujuan , sasar- an, dan keterbatasan untuk bertindak
 
                                                                                               
Peristiwa              Misi           



 
Lingkungan dan Harapan
 
        Situasi- situasi



C.       MACAM KEPEMIMPINAN
Pemimpin dapat bersifat formal dan dapat pula bersifat nonformal. Pemimpin formal diangkat oleh atasannya dengan surat keputusan resmi, sedangkan pemimpin nonformal diangkat oleh anggota lainnya tanpa surat keputusan resmi. Seseorang dapat menjadi pemimpin karena memiliki suatu kelebihan dibandingkan dengan anggota lainnya.
Esensi kepemimpinan seorang pemimpin ialah ia harus mampu tidak hanya sekedar memberikan contoh, tetapi yang lebih penting lai adalah menjadi contoh teladan bagi bawahannya. Tugas seorang pemimpin pendidikan adalah melaksanakan manajemen pendidikan, baik sebagai fungsi maupun sebagai tugas.


KAJIAN ANALISA
A.      MANFAAT KEPEMIMPINAN
Pada tataran teori yang telah ada di atas mengenai manfaat kepemimpinan, dapat dikatakan tidak bertemunya benang merah antara  judul SUBBAB dengan pemaparannya, hal ini dapat saya katakan karena kalimatnya: “Teori Kepemimpinan bermanfaat bagi setiap pemimpin dalam menjalankan peranannya sebagai pemimpin pendidikan.”
Kata manfaat yang ada pada kutipan di atas disandarkan kembali kepada pemimpin tersebut, bukannya kepada khalayak. Dan pembahasan yang diuraikan adalah manfaat dari teori kepemimpinan buat pemimpin. Sedangkan judul SUBBAB yang sudah tertera adalah manfaat kepemimpinan, bukannya manfaat teori kepemimpinan.
Pemaparan “Peranan sebagai pemimpin pendidikan antara lain sebagai personal, educator, manager, administrator, supervisor, social, leader, enterpreneur, and climator (PEMASSLEC)” yang ada di atas, setelah saya mencoba kembali menganalisa, ternyata indikasi ketimpangan yang terdapat. Lagi- lagi tentang ketimpangan judul SUBBAB dengan pemaparannya.
Satu hal lagi yang membuat saya semakin tidak mengerti akan penjelasan atau pemaparan yang telah diuraikan dalam buku yang jadi sumber saya ini yaitu: “Sebagi climator, ia harus mampu menciptakan iklim kondisi sekolah yang kondusif yaitu yang PAKEMB”.
Kata “PAKEMB” yang ada pada kutipan di atas, semata- mata tidak ada sedikitpun interfensi saya. Dan memang begitulah adanya kata tersebut. berhubung kalimat pada SUBBAB pertama ini terhenti sampai pada kata “PAKEMB” tersebut itu saja dan langsung menuju SUBBAB ke- II, jadilah akhirnya saya tak dapat menginterpretasikan arti dari kata tersebut.
B.       PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
Apa yang telah dipaparkan pada SUBBAB ke- II ini, setelah saya menganalisa kembali, tidak sedikitpun saya jumpai kata- kata yang tidak dapat saya mengerti. Akan tetapi ada suatu ganjalan yang diberikan SUBBAB ke- II ini, pada salam pembukanya yaitu tentang kesebelas defenisi yang dikemukakan oleh STOGDILL (1974), saya katakan sebuah ganjalan, karena tidak adanya pemaparan selanjutnya yang dibuat dengan tujuan agar lebih dapat memahami apa yang telah dipaparkan oleh tokoh tersebut. melihat banyaknya defenisi yang dipaparkan mengenai kepemimpinan yang ada dipaparkan, tidak juga membuat saya lega begitu saja ketika membacanya dan menganalisanya.
C.       MACAM KEPEMIMPINAN
Pada SUBBAB ketiga ini, diparkan melalui dua paragraf saja, yang saya rasa hal tersebut tidak dapat memuaskan para pembacanya begitu saja, hal ini dikarenakan minimnya teori bahkan pemaparan selengkapnya yang dikontribusikan oleh penulis guna melengkapi teori yang sudah berada dalam susunan buku beliau.
Satu kutipan lagi yang membuat saya tak mengerti yaitu: “Esensi kepemimpinan seorang pemimpin ialah ia harus mampu tidak hanya sekedar memberikan contoh, tetapi yang lebih penting lagi adalah menjadi contoh teladan bagi bawahannya”, tidak hanya sekedar memberikan contoh, tetapi yang lebih penting lagi adalah menjadi contoh teladan bagi bawahannya. Ketika seseorang sudah memberi maka yang akan datang berikutnya adalah jadi. Hal tersebut merupakan sudah sarat dalam kehidupan kita sehari- hari. Namun, kesemuanya berpulang kepada diri sendiri.

0 komentar: