KEPEMIMPINAN DAN
KEKUASAAN
(Bab VI dari buku
Manajemen)
Nama : Indah Nurhayani Tanjung
Nim : 39.09.27455
Mata Kuliah : Manajemen Organisasi
Jur/ Sem : Manajemen Pendidikan Islam/ IV
Data Buku
MANAJEMEN
Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan
Penulis : Prof. Dr. Husnaini Usman, M.Pd.,
M.T.
Editor : Fatna Yustianti
Desainer : Agus Bastoni
Layouter : Asna Alaili Farhan
Edisi Kedua
Cetakan Pertama,
Juni 2008
Dicetak Oleh
Sinar Grafika Offset
Diterbitkan Oleh
Pt Bumi Aksara
Jl. Sawo Raya
No. 18 Rawamangun
ISBN
(13) 978-979-010-472-3
ISBN
(10) 979-010-472-3
KAJIAN
TEORI
A. MANFAAT
KEPEMIMPINAN
Teori Kepemimpinan bermanfaat bagi
setiap pemimpin dalam menjalankan peranannya sebagai pemimpin pendidikan.
Peranan sebagai pemimpin pendidikan antara lain sebagai personal, educator,
manager, administrator, supervisor, social, leader, enterpreneur, and climator
(PEMASSLEC).
Sebagai Personnal, ia harus
memiliki integritas kepribadian dan akhlak mulia, pengembangan budaya,
keteladanan, keinginan yang kuat dalam pengembangan diri, keterbukaan dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsi, kendali diri dalam menghadapi masalah
dalam pekerjaan, bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan.
Sebagai educator, ia berperan
merencanakan, melaksanakan, menilai hasil pembeajaran, membimbing dan melatih,
meneliti, dan mengabdi kepada masyarakat khususnya bagi dosen.
Sebagai manajer, ia melakukan
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan.
Sebagai administrator, ia harus
mampu mengelola ketatausahaan sekolah/ madrasah dalam mendukung pencapaian
tujuan sekolah/ madrasah.
Sebagai supervisor, ia merencanakan
supervisi, melaksanakan supervisi, dan menindak lanjuti, hasil supervisi untuk
meningkatkan profesionalisme guru.
Sebagai seorang yang social, ia
bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah/ madrasah,
berpartisipasi dalam kegiatan sosial, kemasyarakatan dan memiliki kepekaan
(empati) sosial terhadap orang dan atau kelompok orang.
Sebagai leader, ia harus mampu
memimpin sekolah dalam rangka pendayagunaan sumberdaya sekolah/ madrasah secara
optimal.
Sebagai enterpreneur, ia harus
kreatif (termasuk inovatif), bekerja keras, etos kerja, ulet (pantang
menyerah), dan analuri kewirausahaan.
Sebagi climator, ia harus mampu
menciptakan iklim kondisi sekolah yang kondusif yaitu yang PAKEMB.
B. PENGERTIAN
KEPEMIMPINAN.
Terdapat
3000 lebih penelitian dan defenisi kepemimpinan yang telah diciptakan manusia
(Bass & Stogdill,1990). Defenisi kepemimpinan menurut Stogdill (1974),
ialah:
1.
Fokus dari proses
kelompok
2.
Penerimaan kepribadian
seseorang
3.
Seni mempengaruhi
perilaku
4.
Alat untuk mempengaruhi
perilaku
5.
Suatu tindakan perilaku
6.
Bentuk dari ajakan
(persuasi)
7.
Bentuk dari relasi yang
kuat
8.
Alat untuk mencapai
tujuan
9.
Akibat dari interaksi
10.
Peranan yang
diferensial
11.
Pembuat stuktur
Kepemimpinan
menurut Surat Keputusan Badan Administrasi Kepegawaian Negara No. 27/KEP/1972
ialah kegiatan untuk meyakinkan orang lain sehingga dapat dibawa turut serta
dalam suatu pekerjaan.
Sebagian
besar defenisi mengenai kepemimpinan mencerminkan asumsi bahwa kepemimpinan
menyangkut sebuah proses pengaruh sosial yang dalam hal ini pengaruh yang
sengaja dijalankan oleh seseorang terhadap orang lain untuk menstruktur
aktivitas- aktivitas serta hubungan- hubungan di dalam sebuah kelompok atau organisasi.
Berbagai
defenisi mengenai kepemimpinan yang telah ditawarkan sepertinya tidak berisi
hal- hal lain selain itu. Defenisi tersebut berbeda dari berbagai aspek,
termasuk di dalam siapa yang ingin diperoleh dari pengaruh tersebut, cara
bagaimana pengaruh tersebut dipergunakan, serta hasil dari usaha menggunakan
pengaruh tersebut . perbedaan tersebut bukan hanya sebuah hal akademis yang
dicari- cari. Ia mencerminkan ketidak sesuaian yang mendalam mengenai
identifikasi dari para pemimpin serta proses kepemimpinan. Perbedaan antara
para peneliti mengenai konsep mereka tentang kepemimpinan menimbulkan perbedaan
di dalam pemilihan fenomena untuk melakukan penyelidikan dan kemudian
menimbulkan perbedaan dalam menginterprestasikan hasilnya.
Berdasarkan
berbagai pendapat tentang kepemimpinan, dapat disimpulkan bahwa masing- masing
defenisi berbeda menurut sudut pandang penulisnya. Namun demikian, ada kesamaan
dalam mendefenisikan kepemimpinan, yakni mengandung makna mempengaruhi orang
lain untuk berbuat seperti yang pemimpin kehendaki. Jadi, yang dimaksud
kepemimpinan ialah ilmu dan seni mempengaruhi orang atau kelompok untuk
bertindak seperti yang diharapkan mencapai tujuan secara efektif dan efesien.
Misi
yang dimiliki pemimpin secara tidak langsung dipengaruhi oleh peristiwa-
peristiwa yang terjadi, nilai- nilai yang dianutnya, situasi- situasi, etika
dan budaya. Misi pemimpin, etika dan budaya berpengaruh langsung terhadap cara
pemimpin mengarahkan, menentukan tujuan, sasaran, dan keterbatasan untuk
bertindak berpengaruh langsung terhadap kegiatan pemimpin. Akan tetapi, secara
tidak langsung dipengaruhi etika, budaya, lingkungan, dan harapan. Akhirnya,
hasil atau dampak secara langsung dipengaruhi kegiatan- kegiatan dan secara
tidak langsung dipengaruhi oleh lingkungan dan harapan. Uraian ini digambarkan
Immegart (1990) seperti berikut.
Gambar model
umum konsep kepemimpinan (Immegart, 1990)
Nilai- nilai Etika dan Budaya
|
|
|
Peristiwa Misi
|
C. MACAM
KEPEMIMPINAN
Pemimpin
dapat bersifat formal dan dapat pula bersifat nonformal. Pemimpin formal
diangkat oleh atasannya dengan surat keputusan resmi, sedangkan pemimpin
nonformal diangkat oleh anggota lainnya tanpa surat keputusan resmi. Seseorang
dapat menjadi pemimpin karena memiliki suatu kelebihan dibandingkan dengan
anggota lainnya.
Esensi
kepemimpinan seorang pemimpin ialah ia harus mampu tidak hanya sekedar
memberikan contoh, tetapi yang lebih penting lai adalah menjadi contoh teladan
bagi bawahannya. Tugas seorang pemimpin pendidikan adalah melaksanakan
manajemen pendidikan, baik sebagai fungsi maupun sebagai tugas.
KAJIAN ANALISA
A. MANFAAT
KEPEMIMPINAN
Pada
tataran teori yang telah ada di atas mengenai manfaat kepemimpinan, dapat
dikatakan tidak bertemunya benang merah antara
judul SUBBAB dengan pemaparannya, hal ini dapat saya katakan karena
kalimatnya: “Teori Kepemimpinan bermanfaat bagi setiap pemimpin dalam
menjalankan peranannya sebagai pemimpin pendidikan.”
Kata
manfaat yang ada pada kutipan di atas disandarkan kembali kepada pemimpin
tersebut, bukannya kepada khalayak. Dan pembahasan yang diuraikan adalah
manfaat dari teori kepemimpinan buat pemimpin. Sedangkan judul SUBBAB yang
sudah tertera adalah manfaat kepemimpinan, bukannya manfaat teori kepemimpinan.
Pemaparan
“Peranan sebagai pemimpin pendidikan antara lain sebagai personal, educator,
manager, administrator, supervisor, social, leader, enterpreneur, and climator
(PEMASSLEC)” yang ada di atas, setelah saya mencoba kembali menganalisa,
ternyata indikasi ketimpangan yang terdapat. Lagi- lagi tentang ketimpangan
judul SUBBAB dengan pemaparannya.
Satu
hal lagi yang membuat saya semakin tidak mengerti akan penjelasan atau
pemaparan yang telah diuraikan dalam buku yang jadi sumber saya ini yaitu:
“Sebagi climator, ia harus mampu menciptakan iklim kondisi sekolah yang
kondusif yaitu yang PAKEMB”.
Kata
“PAKEMB” yang ada pada kutipan di atas, semata- mata tidak ada sedikitpun
interfensi saya. Dan memang begitulah adanya kata tersebut. berhubung kalimat
pada SUBBAB pertama ini terhenti sampai pada kata “PAKEMB” tersebut itu saja
dan langsung menuju SUBBAB ke- II, jadilah akhirnya saya tak dapat
menginterpretasikan arti dari kata tersebut.
B. PENGERTIAN
KEPEMIMPINAN
Apa
yang telah dipaparkan pada SUBBAB ke- II ini, setelah saya menganalisa kembali,
tidak sedikitpun saya jumpai kata- kata yang tidak dapat saya mengerti. Akan
tetapi ada suatu ganjalan yang diberikan SUBBAB ke- II ini, pada salam
pembukanya yaitu tentang kesebelas defenisi yang dikemukakan oleh STOGDILL
(1974), saya katakan sebuah ganjalan, karena tidak adanya pemaparan selanjutnya
yang dibuat dengan tujuan agar lebih dapat memahami apa yang telah dipaparkan
oleh tokoh tersebut. melihat banyaknya defenisi yang dipaparkan mengenai
kepemimpinan yang ada dipaparkan, tidak juga membuat saya lega begitu saja
ketika membacanya dan menganalisanya.
C. MACAM
KEPEMIMPINAN
Pada
SUBBAB ketiga ini, diparkan melalui dua paragraf saja, yang saya rasa hal
tersebut tidak dapat memuaskan para pembacanya begitu saja, hal ini dikarenakan
minimnya teori bahkan pemaparan selengkapnya yang dikontribusikan oleh penulis
guna melengkapi teori yang sudah berada dalam susunan buku beliau.
Satu
kutipan lagi yang membuat saya tak mengerti yaitu: “Esensi kepemimpinan seorang
pemimpin ialah ia harus mampu tidak hanya sekedar memberikan contoh, tetapi
yang lebih penting lagi adalah menjadi contoh teladan bagi bawahannya”, tidak
hanya sekedar memberikan contoh, tetapi yang lebih penting lagi adalah menjadi
contoh teladan bagi bawahannya. Ketika seseorang sudah memberi maka yang akan
datang berikutnya adalah jadi. Hal tersebut merupakan sudah sarat dalam
kehidupan kita sehari- hari. Namun, kesemuanya berpulang kepada diri sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar