Breaking News
Loading...
Jumat, 07 Desember 2012

Info Post

 Bab I
Pendahuluan
    A.      Latar Belakang Masalah
Kantor adalah tempat dimana kita bisa berkarya, berkreatifitas, bekerja, dan memberikan banyak asumsi, paradigma, dan buah pemikiran kita lainnya, guna memnuhi persyaratan sebagai SDM yang berkwalitas dan tidak dipandang orang sebelah mata.
Namun yang menjadi prioritas dalam dunia perkantoran adalah bagus tidaknya seorang pimpinan kantor dalam memunajat kan keinginannya menjadi kenyataan yang dalam kaitannya , bagus atau tidaknya dia menjadi seorang pemimpin yang benar- benar pemimpin, baik bagi dirinya dan orang lain. 
Kendala utama untuk menjadi seorang pemimpin di dalam kantor adalah seringkalinya terjadinya kerentanan antara pemimpin dan bawahan dalam menginterpretasikan sebuah masalah yang sedang terjadi sehingga mempunyai makna yang berbeda terhadap masalah yang ada tersebut.
KH. Hasyim Muzadi pernah mengatakan: Seorang pemimpin yang bijak adalah pemimpin yang mampu menanggalkan kebijakan ketika melakukan sebuah kebijakan. Maksudnya adalah, seorang pimpinan yang akan melakukan sebuah kebijakan harus melupakan niatnya untuk melakukan kebijakan dan harus melaksanakan kebijakan ketika terjadinya pengimplikasian kebijakan tersebut, artinya seorang pemimpin itu bukan hanya dibtuhkan wacana dan buah pemikirannya saja. Namun juga dibutuhkan kemauannya untuk melaksanakan kebijakan- kebijakan yang ada dalam wacananya tersebut.
B.       Rumusan Masalah
Dalam melaksanakan Kepemimpinan, khususnya di dunia Perkantoran, banyak hal yang menjadi kendala ataupun masalah. Maka dari itu, di sini saya mencoba untuk merumuskan satu masalah, yaitu: Bagaimanakah realita pemimpin sekarang dengan konsep yang sudah ada, dan apakah terjadi perbandingan terbalik antara realitanya dengan teori
Bab II
Analisa
Menurut analisis saya, bahwa pemimpin yang ada dalam era modernisasi sekarang, baik itu dalam bidang pendidikan atau yang lainnya, banyak mengalami kemerosotan bertindak dalam setiap terjadinya sebuah problem dan terlalu banyak kefakumannya ketimbang pergerakannya. Kenapa saya berasumsi sedemikian rupa?. Kerentanan antara pemikiran dan pelaksanaan itu kerap selalu terjadi di dalam pribadi sebagian pemimpin yang hanya memprioritaskan pribadi dari pada kepentingan khalayak ramai atau kepentingan bersama.
Pemimpin dalam kantor, pada dasarnya adalah ajang  mediator yang menyatukan sekelompok orang yang ada dalam dunia perkantoran, baik itu antara atasan dan bawahan, maupun sebaliknya. Jadi, dengan memenuhi konsep atau teori Kepemimpinan dalam kantor tersebut dan mengimplementasikan konsep tersebut dalam kehidupan nyata, maka kejadian perbandingan terbalik antara teori dan kenyataan tersebut tidak akan menghinggapi manusia dalam kehidupan ini.
Dalam melaksanakan Kepemimpinan dalam kantor, yang dapat kita jadikan sebagai prioritas utama untuk memajukan kita dalam berinteraksi di dunia perkantoran adalah:
1.        Tidak menutupi kesalahan dan kebenaran yang kita ketahui, guna perbaikan dalam kantor.
2.        Menyamakan drajat setiap SDM yang ada di dalam kantor, agar tidak ada rasa pendiskriminasian antara karyawan yang satu dengan yang lainnya.
3.        Menyatukan visi dalam berfikir, agar tidak terjadi hal- hal yang berbau kepentingan pribadi dalam dunia perkantoran.
Untuk lebih jelasnya bagaimana teori Kepemimpinan Dalam Kantor menurut para ahli, maka saya akan memaparkannya lebih lanjut dalam halaman- halaman berikutnya.



Bab III
Pembahasan
A.      Konsep Kepemimpinan
1.         Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan kantor, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.
Sedangkan kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan pap yang diinginkan pihak lainnya.”The art of influencing and directing meaninsuch away to abatain their willing obedience, confidence, respect, and loyal cooperation in order to accomplish the mission”. Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhidan menggerakkan orang – orang sedemikian rupa untuk memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek, dan kerjasama secara royal untuk menyelesaikan tugas – Field Manual 22-100.
Defenisi kepemimpinan menurut para ahli:
v  C.N.Cooley (1902) Pemimpin merupakan titik pusat dari suatu kecenderungan dan pada kesempatan lain, semua gerakan social kalau diamati secara cermat akan ditemukan kecenderungan yang memiliki titik pusat.
v  Ordway Tead (1929) Kepemimpinan sebagai perpaduan perangai yang memungkinkan seseorang mampu mendorong pihak lain menyelesaikan tugasnya.
v  G.U.Cleeton & C.W.Mason (1934) Kepemimpinan menunjukan kemampuan mempengaruhi orang-orang dan mencapai hasil melalui emosional bukan penggunaan kekuasaan.
v  P.Pigor (1935) Kepemimpinan suatu proses saling mendorong melalui keberhasilan interaksi dari perbedaan-perbedaan individu,mengontrol daya manusia dengan mengejar tujuan bersama.

2.         Teori Kepemimpinan
Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara efektif serta menunjang kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan. Dalam karya tulis ini akan dibahas tentang teori dan gaya kepemimpinan.
Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi. Beberapa teori tentang kepemimpinan antara lain :
a)        Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori ini dikenal dengan ”The Greatma Theory”. Dalam perkembanganya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwa sifat – sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara lain : sifat fisik, mental, dan kepribadian.
Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi, antara lain :
1)        Kecerdasan. Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang tinggi di atas kecerdasan rata – rata dari pengikutnya akan mempunyai kesempatan berhasil yang lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengikutnya.
2)        Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial. Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang matang dan stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panik dan goyah dalam mempertahankan pendirian yang diyakini kebenarannya.
3)        Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi. Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang tinggi serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian tercermin pada kinerja yang optimal, efektif dan efisien.
4)        Sikap Hubungan Kemanusiaan. Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para pengikutnya mampu berpihak kepadanya
b)       Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki kecendrungan kearah 2 hal, yaitu:
1)        Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal ini seperti : membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan bawahan.
2)        Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat , bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.
Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi pula.
c)        Teori Kewibawaan Pemimpin
Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.
d)       Teori Kepemimpinan
Situasi Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.
e)        Teori Kelompok
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang positif antara pemimpin dengan pengikutnya.


B.       Perbedaan Konsep Administrasi, Manajemen Dan Kepemipinan
Perbedaan antara konsep administrasi, manajemen dengan kepemimpinan adalah terletak pada ruang lingkup tanggung jawab dan area pekerjaan mereka. Dimana setiap pekerjaan dibagi-bagi sehingga terbentuklah tiga konsep yang pekerjaan yang berbeda-beda yaitu konsep administrasi, manajemen, dan kepemimpinan.
Untuk tanggung jawab setiap pekerjaan dan apa saja yang mereka kerjakan dapat dilihat pada tulisan yang ada diatas. Dimana ditekankan diatas bahwasanya adminmistrasi bersifat konsep menentukan tujuan dan kebijaksanaan umum secara menyeluruh sedangkan manajemen sebagai subkonsep yang bertugas melaksanakan semua kegiatan untuk mencapai tujuan dan kebijaksanaan yang sudah tertentu pada tingkat administrasi.
Serta untuk kepemimpinan adalah sebagai pengawas jalannyan setiap rencana yang akan dijalankan dan juga dapat sebagai pengambil keputusan.
C.      Kesamaan Konsep Administrasi, Manajemen Dan Kepemimpinan
Kesamaan antara konsep administrasi, manajemen dan kepemimpinan adalah dimana mereka bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang di ibaratkan mereka adalah satu TIM kerja yang bekerja untuk mencapai suatu tujuan yang sama. Saling membantu dalam segala hal, saling bekerja sama, saling memberi masukan, saling bertukar pikiran dll. Biasanya ini tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya karena mereka saling ketergantungan, misalnya jika suatu organisasi harus memiliki bagian administrasi, manajemen dan harus mempunyai seorang pemimpin.
D.      Konsep Kepemimpinan Dalam Islam
Pada hakikatnya setiap manusia adalah seorang pemimpin dan setiap orang akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Manusia sebagai pemimpin minimal harus mampu memimpin dirinya sendiri. Dalam lingkungan organisasi harus ada pemimpin yang secara ideal dipatuhi dan disegani oleh bawahannya. Kepemimpinan dapat terjadi melalui dua bentuk, yaitu: kepemimpinan formal (formal leadership) dan kepemimpinan informal (informal leadership). Kepemimpinan formal terjadi apabila dilingkungan organisasi jabatan otoritas formal dalam organisasi tersebut diisi oleh orang-orang yang ditunjuk atau dipilih melalui proses seleksi, sedang kepemimpinan informal terjadi, di mana kedudukan pemimpin dalam suatu organisasi diisi oleh orang-orang yang muncul dan berpengaruh terhadap orang lain karena kecakapan khusus atau berbagai sumber yang dimilikinya dirasakan mampu memecahkan persoalan organisasi serta memenuhi kebutuhan dari anggota organisasi yang bersangkutan.
Dalam pandangan Islam kepemimpinan tidak jauh berbeda dengan model kepemimpinan pada umumnya, karena prinsip-prinsip dan sistem-sistem yang digunakan terdapat beberapa kesamaan. Kepemimpinan dalam Islam pertama kali dicontohkan oleh Rasulullah SAW, kepemimpinan Rasulullah tidak bisa dipisahkan dengan fungsi kehadirannya sebagai pemimpin spiritual dan masyarakat. Prinsip dasar kepemimpinan beliau adalah keteladanan. Dalam kepemimpinannya mengutamakan uswatun hasanah pemberian contoh kepada para sahabatnya yang dipimpin. Rasulullah memang mempunyai kepribadian yang sangat agung, hal ini seperti yang digambarkan dalam al-Qur'an:
Artinya: “Dan Sesungguhnya engkau Muhammad benar-benar berada dalam akhlak yang agung”. (Q. S. al-Qalam: 4).
Dari ayat di atas menunjukkan bahwa Rasullullah memang mempunyai kelebihan yaitu berupa akhlak yang mulia, sehingga dalam hal memimpin dan memberikan teladan memang tidak lagi diragukan. Kepemimpinan Rasullullah memang tidak dapat ditiru sepenuhnya, namun setidaknya sebagai umat Islam harus berusaha meneladani kepemimpinan-Nya.
Definisi kepemimpinan menurut Rost adalah sebuah hubungan yang saling mempengaruhi diantara pemimpin dan pengikut yang menginginkan perubahan nyata yang mencerminkan tujuan bersamanya. Menurut Danim kepemimpinan adalah setiap tindakan yang dilakukan oleh individu untuk mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok lain yang tergabung dalam wadah tertentu untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Menurut Yukl kepemimpinan didefinisikan sebagai proses-proses mempengaruhi, yang mempengaruhi interpretasi mengenai peristiwa bagi para pengikut, pilihan dari sasaran bagi kelompok atau organisasi, pengorganisasian dari aktivitas kerja untuk mencapai sasaran tersebut, motivasi dari para pengikut untuk mencapai sasaran, pemeliharaan hubungan kerjasama dan teamwork, serta perolehan dukungan dan kerjasama dari orang-orang yang berada di luar kelompok atau organisasi.
Dari beberapa teori yang ada Stogdill menghimpun sebelas definisi kepemimpinan, yaitu kepemimpinan sebagai pusat proses kelompok, kepribadian yang berakibat, seni menciptakan kesepakatan, kemampuan mempengaruhi, tindakan perilaku, suatu bentuk bujukan, suatu hubungan kekuasaan, sarana pencapaian tujuan, hasil interaksi, pemisahan peranan dan awal struktur.
Definisi tentang kepemimpinan memang sangat umum dan sulit untuk ditetapkan dalam satu definisi yang dapat mengakomodasikan berbagai arti yang banyak dan spesifik untuk melayani pengoperasian variabel tersebut. Dari beberapa pengertian di atas pengertian kepemimpinan sedikitnya mencakup tiga hal yang saling berhubungan, yaitu adanya pemimpin dan karakteristiknya, adanya pengikut, serta adanya situasi kelompok tempat pemimpin dan pengikut itu berinteraksi.
Aktivitas kepemimpinan memang sangat penting dalam suatu organisasi, di mana pentingnya pemimpin dan kepemimpinan yang baik telah diuraikan oleh Mohyi sebagai berikut:
a)         Sebagai pengatur, pengarah aktivitas organisasi untuk mencapai tujuan.
b)        Penanggung jawab dan pembuat kebijakan-kebijakan organisasi.
c)         Pemersatu dan memotivasi para bawahannya dalam melaksanakan aktivitas organisasi.
d)        Pelopor dalam menjalankan aktivitas manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan serta pengelolaan sumber daya yang ada.
e)         Sebagai pelopor dalam memajukan organisasi dll.
Secara teoritis dalam manajemen, kepemimpinan harus mempunyai beberapa kriteria, karena kepemimpinan merupakan hal yang paling mendasar bagi kelangsungan suatu kelompok organisasi untuk meghantarkan, mencapai tujuan. Menurut Tanthowi kriteria kemampuan yang harus ada pada seorang pimpinan adalah sebagai berikut:
v  Melihat organisasi secara keseluruhan.
v  Mengambil keputusan.
v  Melaksanakan pendelegasian.
v  Memimpin sekaligus mengabdi.
Pemimpin merupakan pribadi yang memiliki ketrampilan teknis, khususnya dalam suatu bidang, sehingga mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas, demi pencapaian tujuan organisasi. Seorang pemimpin yang memiliki born leader dianggap mempunyai sifat unggul yang dibawa sejak lahir, sifatnya khas dan unik, tidak dimiliki atau tidak dapat ditiru oleh orang lain. Namun pada masa sekarang dengan berbagai kegiatan-kegiatan yang serba modern dan kompleks, di mana-mana selalu dibutuhkan pemimpin.
Pada umumnya seseorang yang diangkat menjadi pemimpin didasarkan atas kelebihan-kelebihan yang dimilikinya dibandingkan dengan orang-orang yang dipimpinnya, di mana kelebihan-kelebihan tersebut diantaranya sifat-sifat yang dimiliki berkaitan dengan kepemimpinannya. Kelebihan sifat ini merupakan syarat utama menjadi seorang pemimpin yang sukses. Berkaitan dengan masalah sifat-sifat pemimpin sebagai syarat utama kepemimpinan banyak pakar yang mengajukan pendapatnya, diantaranya menurut Slikbour menyatakan bahwa sifat-sifat kepemimpinan itu meliputi 3 hal, yaitu:
1.         Kemampuan dalam bidang intelektual.
2.         Berkaitan dengan watak.
3.         Berhubungan dengan tugas sebagai pemimpin.
Keberhasilan sekolah untuk mencapai tujuannya antara lain sangat ditentukan oleh kehandalan kepemimpinan kepala sekolah dalam mengelola sekolahnya. Peranan kepemimpinan dalam suatu organisasi sangat berpengaruh untuk mewujudkan sasaran yang telah ditetapkan. Karena itu, keberhasilan suatu organisasi mencapai tujuannya secara efektif dan efisien sangatlah ditentukan oleh kehandalan kepemimpinan seorang pemimpin.
Kepemimpinan dalam pandangan Islam merupakan amanah dan tanggung jawab yang tidak hanya dipertanggungjawabkan kepada anggota-anggota yang dipimpinnya, tetapi juga akan dipertanggung jawabkan di hadapan Allah SWT. Jadi, pertanggungjawaban kepemimpinan dalam Islam tidak hanya bersifat horizontal-formal sesama manusia, tetapi bersifat vertikal-moral, yakni tanggung jawab kepada Allah SWT di akhirat. Kepemimpinan sebenarnya bukanlah sesuatu yang menyenangkan, tetapi merupakan tanggung jawab sekaligus amanah yang amat berat dan harus diemban sebaik-baiknya. Hal tersebut dijelaskan dalam Al Qur’an surat Al-Mu’minun.
Artinya: Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janji mereka dan orang-orang yang memelihara sholatnya, mereka Itulah orang-orang yang akan mewarisi surga Firdaus, mereka kekal di dalamnya. (Q.S. al-Mukminun 8-11)
Selain dalam Al Qur’an Rasulullah SAW juga mengingatkan dalam Haditsnya agar dapat menjaga amanah kepemimpinan, sebab hal itu akan dimintai pertanggungjawaban baik di dunia maupun dihadapan Allah SWT. Hal itu dijelaskan dalam Hadits berikut:
Setiap kalian adalah pemimpin, dan kalian akan dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya (H. R. Bukhori).
Di samping dalam hadits di atas Rasulullah juga mengingatkan pada Hadits lain agar umatnya tidak menyia-nyiakan amanah, karena hal tersebut akan membawa kehancuran. Penjelasan tersebut dijelaskan dalam Hadits beliau:“Apabila amanah disia-siakan maka tunggulah saat kehancuran. (Waktu itu) ada seorang sahabat yang bertanya, apa (indikasi) menyia-nyiakan amanah itu ya Rasul? Beliau menjawab: “Apabila suatu perkara diserahkan orang yang bukan ahlinya maka tunggulah saat kehancurannya”. (H. R. Bukhori).
Dari penjelasan Al Qur’an surat al-Mukminun 8-11 dan kedua Hadits di atas dapat diambil suatu benang merah bahwa dalam ajaran Islam seorang pemimpin harus mempunyai sifat amanah, karena seorang pemimpin akan diserahi tanggung jawab, jika pemimpin tidak memiliki sifat amanah, tentu yang terjadi adalah penyalahgunaan jabatan dan wewenang untuk hal-hal yang tidak baik. Oleh karena itu, kepemimpinan sebaiknya tidak dilihat sebagai fasilitas untuk menguasai, tetapi justru dimaknai sebuah pengorbanan dan amanah yang harus diemban sebaik-baiknya. Selain bersifat amanah seorang pemimpin harus mempunyai sifat yang adil. Hal tersebut ditegaskan oleh Allah dalam firmannya:
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat (Q. S. al- Nisa’: 58)
Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan… (Q. S. al-Nahl: 90).
Dari penjelasan di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa kepemimpinan adalah sebuah amanah yang harus diemban dengan sebaik-baiknya, dengan penuh tanggung jawab, profesional dan keikhlasan. Sebagai konsekuensinya pemimpin harus mempunyai sifat amanah, profesional dan juga memiliki sifat tanggung jawab. Kepemimpinan bukan kesewenang-wenangan untuk bertindak, tetapi kewenangan melayani untuk mengayomi dan berbuat seadil-adilnya. Kepemimpinan adalah keteladanan dan kepeloporan dalam bertindak yang seadil-adilnya. Kepemimpinan semacam ini hanya akan muncul jika dilandasi dengan semangat amanah, keikhlasan dan nilai-nilai keadilan.

Bab IV
Penutup
A.      Simpulan
Banyak hal yang saya ungkapkan dalam makalah kecil kami ini, namun saya coba untuk menyimpulkan beberapa hal, seperti:
1.        Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan kantor, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.
2.        kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan pap yang diinginkan pihak lainnya.”The art of influencing and directing meaninsuch away to abatain their willing obedience, confidence, respect, and loyal cooperation in order to accomplish the mission”. Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhidan menggerakkan orang – orang sedemikian rupa untuk memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek, dan kerjasama secara royal untuk menyelesaikan tugas – Field Manual 22-100
3.        Teori Kepemimpinan terbagi atas:
a)         Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )
b)        Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
c)         Teori Kewibawaan Pemimpin
d)        Teori Kepemimpinan
e)         Teori Kelompok
B.       Saran
Pada dasarnya, teori yang ada dalam Makalah saya ini mengenai Kepemimpinan Dalam Kantor, sudah sangat memadai apabila pelaksanaannya di lapangan, benar- benar diImplikasikan. Namun, pada kenyataannya sangat berbanding terbalik. Oleh karena itu, sudah selayaknya orang- orang yang berkecimpung dalam kantor lebih memprioritaskan PELAKSANAAN, dari pada sekedar WACANA belaka.


Daftar Pustaka
jghA. Husnul Hakim IMZI - Dosen Fak. Ushuluddin Institut PTIQ Jakarta
Em Griffin, 2003, A First Look at Communication Theory, McGrraw-Hill Companies
Sendjaja, 1994, Teori-Teori Komunikasi, Universitas Terbuka




0 komentar: