Bab I
Pendahuluan
A.
Latar
Belakang Masalah
Kantor
adalah tempat dimana kita bisa berkarya, berkreatifitas, bekerja, dan
memberikan banyak asumsi, paradigma, dan buah pemikiran kita lainnya, guna
memnuhi persyaratan sebagai SDM yang berkwalitas dan tidak dipandang orang
sebelah mata.
Namun
yang menjadi prioritas dalam dunia perkantoran adalah bagus tidaknya seorang
pimpinan kantor dalam memunajat kan keinginannya menjadi kenyataan yang dalam
kaitannya , bagus atau tidaknya dia menjadi seorang pemimpin yang benar- benar
pemimpin, baik bagi dirinya dan orang lain.
Kendala utama untuk
menjadi seorang pemimpin di dalam kantor adalah seringkalinya terjadinya
kerentanan antara pemimpin dan bawahan dalam menginterpretasikan sebuah masalah
yang sedang terjadi sehingga mempunyai makna yang berbeda terhadap masalah yang
ada tersebut.
KH.
Hasyim Muzadi pernah mengatakan: Seorang pemimpin yang bijak adalah pemimpin
yang mampu menanggalkan kebijakan ketika melakukan sebuah kebijakan. Maksudnya
adalah, seorang pimpinan yang akan melakukan sebuah kebijakan harus melupakan
niatnya untuk melakukan kebijakan dan harus melaksanakan kebijakan ketika
terjadinya pengimplikasian kebijakan tersebut, artinya seorang pemimpin itu
bukan hanya dibtuhkan wacana dan buah pemikirannya saja. Namun juga dibutuhkan
kemauannya untuk melaksanakan kebijakan- kebijakan yang ada dalam wacananya
tersebut.
B.
Rumusan
Masalah
Dalam
melaksanakan Kepemimpinan, khususnya di dunia Perkantoran, banyak hal yang
menjadi kendala ataupun masalah. Maka dari itu, di sini saya mencoba untuk
merumuskan satu masalah, yaitu: Bagaimanakah realita pemimpin sekarang
dengan konsep yang sudah ada, dan apakah terjadi perbandingan terbalik antara
realitanya dengan teori
Bab II
Analisa
Menurut analisis
saya, bahwa pemimpin yang ada dalam era modernisasi sekarang, baik itu dalam
bidang pendidikan atau yang lainnya, banyak mengalami kemerosotan bertindak
dalam setiap terjadinya sebuah problem dan terlalu banyak kefakumannya
ketimbang pergerakannya. Kenapa saya berasumsi sedemikian rupa?. Kerentanan
antara pemikiran dan pelaksanaan itu kerap selalu terjadi di dalam pribadi
sebagian pemimpin yang hanya memprioritaskan pribadi dari pada kepentingan
khalayak ramai atau kepentingan bersama.
Pemimpin dalam
kantor, pada dasarnya adalah ajang mediator yang menyatukan sekelompok orang yang
ada dalam dunia perkantoran, baik itu antara atasan dan bawahan, maupun
sebaliknya. Jadi, dengan memenuhi konsep atau teori Kepemimpinan dalam kantor
tersebut dan mengimplementasikan konsep tersebut dalam kehidupan nyata, maka kejadian
perbandingan terbalik antara teori dan kenyataan tersebut tidak akan
menghinggapi manusia dalam kehidupan ini.
Dalam
melaksanakan Kepemimpinan dalam kantor, yang dapat kita jadikan sebagai
prioritas utama untuk memajukan kita dalam berinteraksi di dunia perkantoran
adalah:
1.
Tidak menutupi kesalahan
dan kebenaran yang kita ketahui, guna perbaikan dalam kantor.
2.
Menyamakan drajat
setiap SDM yang ada di dalam kantor, agar tidak ada rasa pendiskriminasian
antara karyawan yang satu dengan yang lainnya.
3.
Menyatukan visi dalam
berfikir, agar tidak terjadi hal- hal yang berbau kepentingan pribadi dalam
dunia perkantoran.
Untuk lebih
jelasnya bagaimana teori Kepemimpinan Dalam Kantor menurut para ahli, maka saya
akan memaparkannya lebih lanjut dalam halaman- halaman berikutnya.
Bab III
Pembahasan
A. Konsep Kepemimpinan
1.
Pengertian
Kepemimpinan
Kepemimpinan
adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk
melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses
mempengaruhi dalam menentukan tujuan kantor, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk
memperbaiki kelompok dan budayanya.
Sedangkan
kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan
pap yang diinginkan pihak lainnya.”The art of influencing and directing
meaninsuch away to abatain their willing obedience, confidence, respect, and
loyal cooperation in order to accomplish the mission”. Kepemimpinan adalah
seni untuk mempengaruhidan menggerakkan orang – orang sedemikian rupa untuk
memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek, dan kerjasama secara royal untuk
menyelesaikan tugas – Field Manual 22-100.
Defenisi
kepemimpinan menurut para ahli:
v
C.N.Cooley (1902) Pemimpin
merupakan titik pusat dari suatu kecenderungan dan pada kesempatan lain, semua
gerakan social kalau diamati secara cermat akan ditemukan kecenderungan yang
memiliki titik pusat.
v
Ordway Tead (1929) Kepemimpinan
sebagai perpaduan perangai yang memungkinkan seseorang mampu mendorong pihak
lain menyelesaikan tugasnya.
v
G.U.Cleeton & C.W.Mason (1934) Kepemimpinan
menunjukan kemampuan mempengaruhi orang-orang dan mencapai hasil melalui
emosional bukan penggunaan kekuasaan.
v
P.Pigor (1935) Kepemimpinan
suatu proses saling mendorong melalui keberhasilan interaksi dari
perbedaan-perbedaan individu,mengontrol daya manusia dengan mengejar tujuan
bersama.
2.
Teori
Kepemimpinan
Memahami
teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh mana
kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara efektif
serta menunjang kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan. Dalam karya
tulis ini akan dibahas tentang teori dan gaya kepemimpinan.
Seorang
pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya mempunyai
referensi dalam menjalankan sebuah organisasi. Beberapa teori tentang kepemimpinan
antara lain :
a)
Teori
Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )
Analisis ilmiah
tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian pemimpin itu sendiri.
Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan
bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori ini dikenal
dengan ”The Greatma Theory”. Dalam perkembanganya, teori ini mendapat pengaruh
dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwa sifat – sifat
kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui
pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara lain : sifat fisik, mental,
dan kepribadian.
Keith Devis
merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan
organisasi, antara lain :
1)
Kecerdasan. Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang
tinggi di atas kecerdasan rata – rata dari pengikutnya akan mempunyai
kesempatan berhasil yang lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada umumnya
memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengikutnya.
2)
Kedewasaan dan
Keluasan Hubungan Sosial. Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal
maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang matang
dan stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panik dan goyah dalam
mempertahankan pendirian yang diyakini kebenarannya.
3)
Motivasi Diri
dan Dorongan Berprestasi. Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang tinggi
serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang
kuat ini kemudian tercermin pada kinerja yang optimal, efektif dan efisien.
4)
Sikap Hubungan
Kemanusiaan. Adanya
pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para pengikutnya mampu
berpihak kepadanya
b)
Teori
Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
Berdasarkan
penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki
kecendrungan kearah 2 hal, yaitu:
1)
Pertama yang
disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin yang
menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal
ini seperti : membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia
berkonsultasi dengan bawahan.
2)
Kedua disebut
Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang memberikan batasan
kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat , bawahan mendapat instruksi dalam
pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan
dicapai.
Jadi, berdasarkan teori ini,
seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang pemimpin yang memiliki
perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi pula.
c)
Teori
Kewibawaan Pemimpin
Kewibawaan
merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab dengan faktor itu
seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik secara
perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk melakukan apa
yang dikehendaki oleh pemimpin.
d)
Teori
Kepemimpinan
Situasi Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus
bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.
e)
Teori Kelompok
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang
positif antara pemimpin dengan pengikutnya.
B. Perbedaan
Konsep Administrasi, Manajemen Dan Kepemipinan
Perbedaan antara konsep
administrasi, manajemen dengan kepemimpinan adalah terletak pada ruang lingkup
tanggung jawab dan area pekerjaan mereka. Dimana setiap pekerjaan dibagi-bagi
sehingga terbentuklah tiga konsep yang pekerjaan yang berbeda-beda yaitu konsep
administrasi, manajemen, dan kepemimpinan.
Untuk tanggung jawab setiap
pekerjaan dan apa saja yang mereka kerjakan dapat dilihat pada tulisan yang ada
diatas. Dimana ditekankan diatas bahwasanya adminmistrasi bersifat konsep
menentukan tujuan dan kebijaksanaan umum secara menyeluruh sedangkan manajemen
sebagai subkonsep yang bertugas melaksanakan semua kegiatan untuk mencapai
tujuan dan kebijaksanaan yang sudah tertentu pada tingkat administrasi.
Serta untuk kepemimpinan adalah
sebagai pengawas jalannyan setiap rencana yang akan dijalankan dan juga dapat
sebagai pengambil keputusan.
C. Kesamaan
Konsep Administrasi, Manajemen Dan Kepemimpinan
Kesamaan antara konsep administrasi,
manajemen dan kepemimpinan adalah dimana mereka bekerja sama untuk mencapai
suatu tujuan yang di ibaratkan mereka adalah satu TIM kerja yang bekerja untuk
mencapai suatu tujuan yang sama. Saling membantu dalam segala hal, saling
bekerja sama, saling memberi masukan, saling bertukar pikiran dll. Biasanya ini
tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya karena mereka saling ketergantungan,
misalnya jika suatu organisasi harus memiliki bagian administrasi, manajemen
dan harus mempunyai seorang pemimpin.
D. Konsep
Kepemimpinan Dalam Islam
Pada hakikatnya setiap manusia
adalah seorang pemimpin dan setiap orang akan dimintai pertanggungjawaban atas
kepemimpinannya. Manusia sebagai pemimpin minimal harus mampu memimpin dirinya
sendiri. Dalam lingkungan organisasi harus ada pemimpin yang secara ideal
dipatuhi dan disegani oleh bawahannya. Kepemimpinan dapat terjadi melalui dua
bentuk, yaitu: kepemimpinan formal (formal leadership) dan kepemimpinan
informal (informal leadership). Kepemimpinan formal terjadi apabila
dilingkungan organisasi jabatan otoritas formal dalam organisasi tersebut diisi
oleh orang-orang yang ditunjuk atau dipilih melalui proses seleksi, sedang
kepemimpinan informal terjadi, di mana kedudukan pemimpin dalam suatu
organisasi diisi oleh orang-orang yang muncul dan berpengaruh terhadap orang
lain karena kecakapan khusus atau berbagai sumber yang dimilikinya dirasakan
mampu memecahkan persoalan organisasi serta memenuhi kebutuhan dari anggota organisasi
yang bersangkutan.
Dalam pandangan Islam kepemimpinan
tidak jauh berbeda dengan model kepemimpinan pada umumnya, karena
prinsip-prinsip dan sistem-sistem yang digunakan terdapat beberapa kesamaan.
Kepemimpinan dalam Islam pertama kali dicontohkan oleh Rasulullah SAW,
kepemimpinan Rasulullah tidak bisa dipisahkan dengan fungsi kehadirannya
sebagai pemimpin spiritual dan masyarakat. Prinsip dasar kepemimpinan beliau
adalah keteladanan. Dalam kepemimpinannya mengutamakan uswatun hasanah
pemberian contoh kepada para sahabatnya yang dipimpin. Rasulullah memang
mempunyai kepribadian yang sangat agung, hal ini seperti yang digambarkan dalam
al-Qur'an:
Artinya: “Dan Sesungguhnya engkau Muhammad benar-benar berada dalam akhlak yang agung”. (Q. S. al-Qalam: 4).
Artinya: “Dan Sesungguhnya engkau Muhammad benar-benar berada dalam akhlak yang agung”. (Q. S. al-Qalam: 4).
Dari ayat di atas menunjukkan bahwa
Rasullullah memang mempunyai kelebihan yaitu berupa akhlak yang mulia, sehingga
dalam hal memimpin dan memberikan teladan memang tidak lagi diragukan.
Kepemimpinan Rasullullah memang tidak dapat ditiru sepenuhnya, namun setidaknya
sebagai umat Islam harus berusaha meneladani kepemimpinan-Nya.
Definisi kepemimpinan menurut Rost
adalah sebuah hubungan yang saling mempengaruhi diantara pemimpin dan pengikut
yang menginginkan perubahan nyata yang mencerminkan tujuan bersamanya. Menurut
Danim kepemimpinan adalah setiap tindakan yang dilakukan oleh individu untuk
mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok lain yang
tergabung dalam wadah tertentu untuk mencapai suatu tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Menurut Yukl kepemimpinan
didefinisikan sebagai proses-proses mempengaruhi, yang mempengaruhi
interpretasi mengenai peristiwa bagi para pengikut, pilihan dari sasaran bagi
kelompok atau organisasi, pengorganisasian dari aktivitas kerja untuk mencapai
sasaran tersebut, motivasi dari para pengikut untuk mencapai sasaran,
pemeliharaan hubungan kerjasama dan teamwork, serta perolehan dukungan dan
kerjasama dari orang-orang yang berada di luar kelompok atau organisasi.
Dari beberapa teori yang ada
Stogdill menghimpun sebelas definisi kepemimpinan, yaitu kepemimpinan sebagai
pusat proses kelompok, kepribadian yang berakibat, seni menciptakan
kesepakatan, kemampuan mempengaruhi, tindakan perilaku, suatu bentuk bujukan,
suatu hubungan kekuasaan, sarana pencapaian tujuan, hasil interaksi, pemisahan
peranan dan awal struktur.
Definisi tentang kepemimpinan memang
sangat umum dan sulit untuk ditetapkan dalam satu definisi yang dapat
mengakomodasikan berbagai arti yang banyak dan spesifik untuk melayani
pengoperasian variabel tersebut. Dari beberapa pengertian di atas pengertian
kepemimpinan sedikitnya mencakup tiga hal yang saling berhubungan, yaitu adanya
pemimpin dan karakteristiknya, adanya pengikut, serta adanya situasi kelompok
tempat pemimpin dan pengikut itu berinteraksi.
Aktivitas kepemimpinan memang sangat
penting dalam suatu organisasi, di mana pentingnya pemimpin dan kepemimpinan
yang baik telah diuraikan oleh Mohyi sebagai berikut:
a)
Sebagai pengatur, pengarah aktivitas
organisasi untuk mencapai tujuan.
b)
Penanggung jawab dan pembuat kebijakan-kebijakan
organisasi.
c)
Pemersatu dan memotivasi para
bawahannya dalam melaksanakan aktivitas organisasi.
d)
Pelopor dalam menjalankan aktivitas
manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan
serta pengelolaan sumber daya yang ada.
e)
Sebagai pelopor dalam memajukan
organisasi dll.
Secara teoritis dalam manajemen,
kepemimpinan harus mempunyai beberapa kriteria, karena kepemimpinan merupakan
hal yang paling mendasar bagi kelangsungan suatu kelompok organisasi untuk
meghantarkan, mencapai tujuan. Menurut Tanthowi kriteria kemampuan yang harus
ada pada seorang pimpinan adalah sebagai berikut:
v Melihat organisasi
secara keseluruhan.
v Mengambil
keputusan.
v Melaksanakan
pendelegasian.
v Memimpin
sekaligus mengabdi.
Pemimpin merupakan pribadi yang
memiliki ketrampilan teknis, khususnya dalam suatu bidang, sehingga mampu
mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas, demi pencapaian
tujuan organisasi. Seorang pemimpin yang memiliki born leader dianggap
mempunyai sifat unggul yang dibawa sejak lahir, sifatnya khas dan unik, tidak
dimiliki atau tidak dapat ditiru oleh orang lain. Namun pada masa sekarang
dengan berbagai kegiatan-kegiatan yang serba modern dan kompleks, di mana-mana
selalu dibutuhkan pemimpin.
Pada umumnya seseorang yang diangkat
menjadi pemimpin didasarkan atas kelebihan-kelebihan yang dimilikinya
dibandingkan dengan orang-orang yang dipimpinnya, di mana kelebihan-kelebihan
tersebut diantaranya sifat-sifat yang dimiliki berkaitan dengan
kepemimpinannya. Kelebihan sifat ini merupakan syarat utama menjadi seorang
pemimpin yang sukses. Berkaitan dengan masalah sifat-sifat pemimpin sebagai
syarat utama kepemimpinan banyak pakar yang mengajukan pendapatnya, diantaranya
menurut Slikbour menyatakan bahwa sifat-sifat kepemimpinan itu meliputi 3 hal,
yaitu:
1.
Kemampuan dalam bidang intelektual.
2.
Berkaitan dengan watak.
3.
Berhubungan dengan tugas sebagai
pemimpin.
Keberhasilan sekolah untuk mencapai
tujuannya antara lain sangat ditentukan oleh kehandalan kepemimpinan kepala
sekolah dalam mengelola sekolahnya. Peranan kepemimpinan dalam suatu organisasi
sangat berpengaruh untuk mewujudkan sasaran yang telah ditetapkan. Karena itu,
keberhasilan suatu organisasi mencapai tujuannya secara efektif dan efisien
sangatlah ditentukan oleh kehandalan kepemimpinan seorang pemimpin.
Kepemimpinan dalam pandangan Islam
merupakan amanah dan tanggung jawab yang tidak hanya dipertanggungjawabkan
kepada anggota-anggota yang dipimpinnya, tetapi juga akan dipertanggung
jawabkan di hadapan Allah SWT. Jadi, pertanggungjawaban kepemimpinan dalam
Islam tidak hanya bersifat horizontal-formal sesama manusia, tetapi bersifat
vertikal-moral, yakni tanggung jawab kepada Allah SWT di akhirat. Kepemimpinan
sebenarnya bukanlah sesuatu yang menyenangkan, tetapi merupakan tanggung jawab
sekaligus amanah yang amat berat dan harus diemban sebaik-baiknya. Hal tersebut
dijelaskan dalam Al Qur’an surat Al-Mu’minun.
Artinya: Dan orang-orang yang
memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janji mereka dan orang-orang
yang memelihara sholatnya, mereka Itulah orang-orang yang akan mewarisi surga
Firdaus, mereka kekal di dalamnya. (Q.S. al-Mukminun 8-11)
Selain dalam Al Qur’an Rasulullah
SAW juga mengingatkan dalam Haditsnya agar dapat menjaga amanah kepemimpinan,
sebab hal itu akan dimintai pertanggungjawaban baik di dunia maupun dihadapan
Allah SWT. Hal itu dijelaskan dalam Hadits berikut:
Setiap kalian adalah pemimpin, dan
kalian akan dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya (H. R. Bukhori).
Di samping dalam hadits di atas
Rasulullah juga mengingatkan pada Hadits lain agar umatnya tidak menyia-nyiakan
amanah, karena hal tersebut akan membawa kehancuran. Penjelasan tersebut dijelaskan
dalam Hadits beliau:“Apabila amanah disia-siakan maka tunggulah saat
kehancuran. (Waktu itu) ada seorang sahabat yang bertanya, apa (indikasi)
menyia-nyiakan amanah itu ya Rasul? Beliau menjawab: “Apabila suatu perkara
diserahkan orang yang bukan ahlinya maka tunggulah saat kehancurannya”. (H. R.
Bukhori).
Dari penjelasan Al Qur’an surat
al-Mukminun 8-11 dan kedua Hadits di atas dapat diambil suatu benang merah
bahwa dalam ajaran Islam seorang pemimpin harus mempunyai sifat amanah, karena
seorang pemimpin akan diserahi tanggung jawab, jika pemimpin tidak memiliki
sifat amanah, tentu yang terjadi adalah penyalahgunaan jabatan dan wewenang
untuk hal-hal yang tidak baik. Oleh karena itu, kepemimpinan sebaiknya tidak
dilihat sebagai fasilitas untuk menguasai, tetapi justru dimaknai sebuah
pengorbanan dan amanah yang harus diemban sebaik-baiknya. Selain bersifat
amanah seorang pemimpin harus mempunyai sifat yang adil. Hal tersebut
ditegaskan oleh Allah dalam firmannya:
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat (Q. S. al- Nisa’: 58)
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat (Q. S. al- Nisa’: 58)
Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh
(kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan… (Q. S. al-Nahl: 90).
Dari penjelasan di atas dapat
diambil suatu kesimpulan bahwa kepemimpinan adalah sebuah amanah yang harus diemban
dengan sebaik-baiknya, dengan penuh tanggung jawab, profesional dan keikhlasan.
Sebagai konsekuensinya pemimpin harus mempunyai sifat amanah, profesional dan
juga memiliki sifat tanggung jawab. Kepemimpinan bukan kesewenang-wenangan
untuk bertindak, tetapi kewenangan melayani untuk mengayomi dan berbuat
seadil-adilnya. Kepemimpinan adalah keteladanan dan kepeloporan dalam bertindak
yang seadil-adilnya. Kepemimpinan semacam ini hanya akan muncul jika dilandasi
dengan semangat amanah, keikhlasan dan nilai-nilai keadilan.
Bab IV
Penutup
A. Simpulan
Banyak hal yang saya
ungkapkan dalam makalah kecil kami ini, namun saya coba untuk menyimpulkan
beberapa hal, seperti:
1.
Kepemimpinan
adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk
melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses
mempengaruhi dalam menentukan tujuan kantor, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk
memperbaiki kelompok dan budayanya.
2.
kekuasaan
adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan pap yang
diinginkan pihak lainnya.”The art of influencing and directing meaninsuch
away to abatain their willing obedience, confidence, respect, and loyal
cooperation in order to accomplish the mission”. Kepemimpinan adalah seni
untuk mempengaruhidan menggerakkan orang – orang sedemikian rupa untuk
memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek, dan kerjasama secara royal untuk
menyelesaikan tugas – Field Manual 22-100
3.
Teori
Kepemimpinan terbagi atas:
a)
Teori
Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )
b)
Teori
Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
c)
Teori
Kewibawaan Pemimpin
d)
Teori
Kepemimpinan
e)
Teori Kelompok
B. Saran
Pada dasarnya, teori
yang ada dalam Makalah saya ini mengenai Kepemimpinan Dalam Kantor, sudah
sangat memadai apabila pelaksanaannya di lapangan, benar- benar diImplikasikan.
Namun, pada kenyataannya sangat berbanding terbalik. Oleh karena itu, sudah
selayaknya orang- orang yang berkecimpung dalam kantor lebih memprioritaskan PELAKSANAAN, dari pada sekedar WACANA belaka.
Daftar Pustaka
jghA. Husnul
Hakim IMZI - Dosen Fak. Ushuluddin Institut PTIQ Jakarta
Em Griffin, 2003, A First Look at Communication Theory,
McGrraw-Hill Companies
Sendjaja,
1994, Teori-Teori Komunikasi,
Universitas Terbuka
0 komentar:
Posting Komentar