Breaking News
Loading...
Jumat, 07 Desember 2012

Info Post

Bab I
Pendahuluan
    A.      Latar Belakang Masalah
 Pada masa-masa awal kepustakawanan, salah satu argumentasi paling kuat untuk membenarkan pendirian sebuah perpustakaan adalah: lembaga ini dibutuhkan oleh manusia. Dari argumentasi inilah kemudian banyak pemikir, konseptor, dan peneliti bidang perpustakaan berusaha menjernihkan apa yang dimaksud dengan “dibutuhkan” itu.
Seperti biasa, muncul perdebatan tentang istilah dasar yang tepat: apakah butuh (need) atau ingin (want) atau perlu (require). Perlahan tapi pasti istilah yang lebih sering dipakai adalah “kebutuhan informasi” (information needs).
Selain itu, “kebutuhan” juga semakin tak terpisahkan oleh tiga istilah penting lainnya, yaitu: pencarian atau penemuan (seeking atau searching) dan penggunaan/pemanfaatan (using). Semua istilah-istilah ini melengkapi konsep sentral yang biasa disebut “perilaku informasi” atau information behavior.
Sebagai manusia, banyak pendapat mengatakan bahwa kita merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan untuk berinteraksiantara satu dengan yang lainnya. Realitanya adalah yang kita rasakan saat ini, maka elaslah bahwa manusa merupakan makhluk sosial.
Dalam menjalani hidup ini, kita juga sangat membutuhkan informasi. Kenapa demikian? Karena dengan informasi kita dapat mengetahui yang belum kita ketahui. Dengan informasi pula kita dapat memperjelas atau membenarkan berita yang kita dapat dari sumber yang belum jelas.
Dalam penggunaanya seringkali terjadi kesalahan terhadap penggunaan informasi tersebut. Hal ini terjadi sebenarnya adalah dampak dari hubungan antara manusia yang seringkali dibumbui oleh konflik.
Maka dari itu, dalam makalh ini kami akan membahas tentang kebutuhan dan penggunaan informasi agar menjadi i’tibar bagi kita semua, khususnya pemakalah. Dalam realitanya di kehidupan sehari-hari agar tidak membuat kericuhan terhadap input maupun output informasi tersebut.
B.      Rumusan Masalah
Setelah pemaparan latar belakang di atas, maka dapat kita tarik sebuah permasalahan, yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu:
1.         Bagaimanakah penyaringan informasi yang baik agar tepat sasaran dalam penggunaan?
2.        Seorang motivator yang bernama “Syahrul Komara” mengatakan “Simpanlah sampah pada tempatnya”. Bagaimanakah hasil yang didapat apabila informasi tersebut diimplementaskan dalam kehidupan?


Bab II
Analisis
Informasi adalah pesan, ide atau berita yang didapat dari sumber yang ada di sekeliling kita. Mengapa begitu? Karena kita pada dasarnya berinteraks pastilah ada beberapa hal yang kita jadi kan sumber untuk kita jalankan sebagai pegangan dalam menggunakan informasi.
Dalam perspektif Islam, bahwa sebaik-baik informasi, Al-Qur’an dan Hadits lah sebagai sumber tiada tanding di persada bumi ini guna dijadikan manusia sebagai acuan dalam penggunaan informasi.
Lantas, bagaimanakah penyaringan informasi yag baik agar tepat sasaran dalam penggunaan? Menurut perspektif kami, bahwa cukup 3 aspek lah yang dijadikan sebagai proses penyaringan informasi, yaitu : input, proses dan output.
Untuk membuktikan hal tersebut, maka dapat kita jadikan sebuah kalimat yang dipaparkan oleh seorang motivator yang dinyatakan oleh “Syahrul Komara” yaitu “Simpanlah sampah pada tempatnya”.
Input
 
Proses
 
Output
 
Maka sebagai pohon prosesnya dapat kita gambarkan seperti di bawah ini.











 

Bab III
Pembahasan
A.      Konsep Dasar Informasi
Ada beberapa pengertian informasi diantaranya:
1.         Menurut H.M. Yogianto dalam bukunya yang berjudul Analisis dan Desain Sistem Informasi Pendekatan Terstruktur pengertian informasi sebagai berikut:“informasi merupakan data yang telah diproses ke dalam suatu bentuk yang mempunyai arti bagi si penerima dan mempunyai nilai nyata serta terasa bagi keputusan saat itu atau keputusan yang akan datang.”
2.        Gordon B. Davis dalam bukunya yang berjudul Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen memberikan pengertian informasi sebagai berikut:”Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berguna dan nyata atau berupa nilai yang dapat dipahami dalam keputusan sekarang  maupun yang akan datang.”
Informasi yang berkualitas ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu :
۞      Akurat (Accurate). Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan, jelas maksudnya karena pada saat penyampaian dari pengirim ke penerima kemungkinan terjadi banyak gangguan (noise) dapat mengubah atau merusak informasi.
۞      Tepat waktu (Timeliness). Informasi datang ke penerima tidak boleh terlambat.
۞      Relevan (Relevance). Informasi yang diterima harus bermanfaat.
۞      Lengkap. Informasi yang dibutuhkan semuanya tersedia dan tidak ada sedikitpun informasi yang tertinggal.
۞      Mengurangi ketidakpastian. Informasi yang diterima bisa memberikan kepastian dari beberapa kemungkinan yang ada.
Menurut Gordon B. Davis, informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi si penerima dan mempunyai nilai yang nyata yang dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang sekarang atau keputusan-keputusan yang akan datang.[1]
Penulis lain, Burch dan Strater, menyatakan: informasi adalah pengumpulan atau pengolahan data untuk memberikan pengetahuan atau keterangan.[2]
Sedangkan George R. Terry, Ph. D. menyatakan bahwa informasi adalah data yang penting yang memberikan pengetahuan yang berguna.[3]
Jadi, secara umum informasi adalah data yang sudah diolah menjadi suatu bentuk lain yang lebih berguna yaitu pengetahuan atau keterangan yang ditujukan bagi penerima dalam pengambilan keputusan, baik masa sekarang atau yang akan datang.
Untuk memperoleh informasi yang berguna, tindakan yang pertama adalah mengumpulkan data, kemudian mengolahnya sehingga menjadi informasi. Dari data-data tersebut informasi yang didapatkan lebih terarah dan penting karena telah dilalui berbagai tahap dalam pengolahannya diantaranya yaitu pengumpulan data, data apa yang terkumpul dan menemukan informasi yang diperlukan.
George R. Terry, Ph. D. menjelaskan, berguna atau tidaknya informasi tergantung pada beberapa aspek, yaitu:
۞      Tujuan si penerima. Apabila informasi itu tujuannya untuk memberikan bantuan maka informasi itu harus membantu si penerima dalam usahanya untuk mendapatkannya.
۞      Ketelitian penyampaian dan pengolahan data. Penyampaian dan mengolah data, inti dan pentingnya info harus dipertahankan.
۞      Waktu. Informasi yang disajikan harus sesuai dengan perkembangan informasi itu sendiri.
۞       Ruang dan tempat. Informasi yang didapat harus tersedia dalam ruangan atau tempat yang tepat agar penggunaannya lebih terarah bagi si pemakai.
۞      Bentuk. Dalam hubungannya bentuk informasi harus disadari oleh penggunaannya secara efektif, hubungan-hubungan yang diperlukan, kecenderungan-kecenderungan dan bidang-bidang yang memerlukan perhatian manajemen serta menekankan informasi tersebut ke situasi-situasi yang ada hubungannya.
۞      Semantik. Agar informasi efektif informasi harus ada hubungannya antara kata-kata dan arti yang cukup jelas dan menghindari kemungkinan salah tafsir.
Jelaslah bahwa agar informasi itu menjadi berguna harus disampaikan kepada orang yang tepat, pada waktu yang tepat, dan dalam bentuk yang tepat pula.
Tidak semua data merupakan informasi. Ada kantor-kantor yang menyimpan data-data atau catatan yang sebenarnya tidak ada gunanya. Sebaliknya informasi yang diperlukan dilengkapi dengan data.
B.      Penyaringan Informasi
1.         KPID (Komisi Penyiaran Indonesia Daerah) Menjadi Lembaga Filter Informasi
Indonesia merupakan negara yang memiliki pers dan jurnalistik yang paling bebas. Untuk itulah tugas Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Aceh untuk menyaring informasi sehingga sehat dan layak bagi masyarakat.
Pernyataan ini disampaikan oleh Wakil Gubernur Aceh, M.Nazar, ketika melantik 7 orang anggota baru KPID Aceh, Kamis (16/7) di Aula Serbaguna Setdaprov Aceh.
Menururut Nazar menjelaskan fungsi KPID bukanlah sebagai alat intervensi pemerintah atau pemilik modal namun sebagai pengawas penyiaran bagi kepentingan sosial dan masyarakat.
“Komisi memantau kebebasan pers dan media jangan sampai merugikan masyarakat,”ujarnya. Hal seperti ini juga berlaku di negara-negara maju seperti Amerika, Jerman ataupun Kanada. “Komisi bersifat independent,”tambahnya.
Penyaringan siaran sangat penting dalam konteks Aceh agar identitas dan budaya Aceh tidak terkorbankan oleh kebebasan pers yang begitu besar. “KPID dapat membimbing lembaga penyiaran agar sehat dan dapat diterima masyarakat,”tukasnya.
Sementara itu S.Sinansari Ecip ketika ditemui seusai pelantikan mengatakan pasca orde baru sangat banyak tumbuh media. "Tapi mereka kemudian kena seleksi alam, banyak yang mati,"ujarnya. Hanya yang disukai dan dibeli masyarakat yang tetap bertahan.
Ketujuh anggota untuk periode 2009 — 2011 adalah Cut Hayatun Nufus S.Sos, M.Isa Yusuf S.Ag, Nurlaily Idrus SH, Safir SH, Said Firdaus SE, Said Fadhil SH dan Yusra Jamali S.Ag. Mereka merupakan hasil fit dan proper  test yang dilakukan oleh Komisi A DPRA tanggal 17-20 Februari lalu.
Dalam SK penetapan anggota KPID juga dicantum nama-naman anggota cadangan sebagai anggota KPID Aceh yaitu M.Yusuf S.Ag, Faizah SP, Asri SE. Mereka akan otomatis menggantikan anggota KPID terpilih secara otomatis bila yang bersangkutan berhalangan tetap.
2.        Triple Filter Test
Socrates adalah tokoh Yunani kuno yang terkenal memiliki pengetahuan yang tinggi, cerdas dan sangat terhormat.
Suatu hari seseorang datang dan berkata, “Tahukah Anda apa yang saya dengar tentang teman Anda?”
“Tunggu beberapa menit,”
Socrates menjawab. …
“Sebelum Anda menceritakan apapun pada saya, saya akan meberikan suatu test sederhana. Ini disebut Triple Filter Test”.
“Triple filter Test?”
“Benar,” kata Socrates.
“Sebelum kita bicara tentang teman saya, saya kira bagus kalau kita mengambil waktu beberapa saat dan menyaring apa yang akan Anda katakan. Itulah sebabnya saya menyebutnya triple filter test.
“Filter petama adalah KEBENARAN. “Apakah Anda yakin sepenuhnya bahwa yang akan Anda katakan pada saya benar?”
“Tidak,” jawab orang itu,
“Sebenarnya saya hanya mendengar tentang itu.”
“Baik,” kata socrates. “Jadi Anda tidak yakin bila itu benar.
Baiklah sekarang saya berikan filter yang kedua, filter KEBAIKAN. Apakah yang akan Anda katakan tenta ng teman saya itu sesuatu yang baik?”
“Tidak, malah sebaliknya.. .”
“Jadi,” Socrates melanjutkan, “Anda akan berbicara tentang sesuatu yang buruk tentang dia, tetapi Anda tidak yakin apakah itu benar.
Anda masih memiliki satu kesempatan lagi karena masih ada satu filter lagi, yaitu filter KEGUNAAN. Apakah yang akan Anda katakan pada saya tentang teman saya itu berguna bagi saya?”
“Tidak, sama sekali tidak.”
“Jadi,” Socrates menyimpulkannya, “bila Anda ingin mengatakan sesuatu yang belum tentu benar , buruk dan bahkan tidak berguna, mengapa Anda harus mengatakannya kepada saya?”
Triple Test Socrates dapat digunakan setiap kali mendengar sesuatu tentang Informasi yang akan kita terima.







C.      Dampak Negatif Informasi Yang Salah
Apabila kita mendapatkan sebuah informasi yang salah, lalu kita mengimplementasikan dalam kehidupan sehari- hari kita, tanpa mencari tahu informasi tersebut benar atau salah, maka yang akan terjadi adalah:
1.         Menyesatkan diri sendiri dan orang lain.
2.        Merusak logika diri sendiri dan orang lain.
3.        Semakin bersifat Radikal
4.        Menjadi manusia yang tidak rasionalis dan tidak realistis.






Bab IV
Penutup
A.      Simpulan
1.         Kebutuhan informasi para peneliti disebabkan adanya kondisi yang dialami peneliti berupa kesenjangan pengetahuan antara yang dimiliki dengan yang dibutuhkan.
2.        Perilaku pencarian informasi ditunjukkan dengan strategi pencarian informasi, berupa aktivitas yang terdiri dari: cara yang ditempuh untuk memperoleh dan mengumpulkan informasi, cara peneliti menyeleksi informasi yang diperoleh, cara peneliti memantau perkembangan informasi, cara peneliti memanfaatkan informasi yang terkumpul, dan Cara peneliti mengatasi hambatan/kendala pada saat mencari informasi.
B.      Saran
“We are drowning in information and starved for knowledge. – Kita tenggelam dalam informasi dan haus akan ilmu pengetahuan”. Jadi, kita harus pintar- pintar dalam memfilteri informasi yang kita dapat, agar tak jadi sebuah bumerang bagi diri kita sendiri.



Daftar Pustaka










[1] Gordon B. Davis, Management Information System: Conceptual Foundation, Structure, and Development, McGraw-Hill International Book Company, Aucklland dll., 1974, halaman 32
[2] Bruch dan Strater, Information System: Theory and Practice, Hamilton Publishing Company, Santa Barbara, California, 1974, Halaman 23
[3] George R. Terry, Ph.D., Office Management and Control, Fourth Edition, Richard D. Irwin Inc., Homewood, Ilinois, 1962, Halaman 21

0 komentar: