Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Pada masa-masa awal kepustakawanan, salah satu
argumentasi paling kuat untuk membenarkan pendirian sebuah perpustakaan adalah:
lembaga ini dibutuhkan oleh manusia. Dari argumentasi inilah kemudian banyak
pemikir, konseptor, dan peneliti bidang perpustakaan berusaha menjernihkan apa
yang dimaksud dengan “dibutuhkan” itu.
Seperti
biasa, muncul perdebatan tentang istilah dasar yang tepat: apakah butuh (need)
atau ingin (want) atau perlu (require). Perlahan tapi pasti istilah yang
lebih sering dipakai adalah “kebutuhan informasi” (information needs).
Selain itu,
“kebutuhan” juga semakin tak terpisahkan oleh tiga istilah penting lainnya,
yaitu: pencarian atau penemuan (seeking atau searching) dan penggunaan/pemanfaatan
(using). Semua istilah-istilah ini melengkapi konsep sentral yang biasa
disebut “perilaku informasi” atau information behavior.
Sebagai
manusia, banyak pendapat mengatakan bahwa kita merupakan makhluk sosial yang
saling membutuhkan untuk berinteraksiantara satu dengan yang lainnya.
Realitanya adalah yang kita rasakan saat ini, maka elaslah bahwa manusa
merupakan makhluk sosial.
Dalam
menjalani hidup ini, kita juga sangat membutuhkan informasi. Kenapa demikian?
Karena dengan informasi kita dapat mengetahui yang belum kita ketahui. Dengan
informasi pula kita dapat memperjelas atau membenarkan berita yang kita dapat
dari sumber yang belum jelas.
Dalam penggunaanya seringkali terjadi kesalahan
terhadap penggunaan informasi tersebut. Hal ini terjadi sebenarnya adalah
dampak dari hubungan antara manusia yang seringkali dibumbui oleh konflik.
Maka
dari itu, dalam makalh ini kami akan membahas tentang kebutuhan dan penggunaan
informasi agar menjadi i’tibar bagi kita semua, khususnya pemakalah. Dalam
realitanya di kehidupan sehari-hari agar tidak membuat kericuhan terhadap input
maupun output informasi tersebut.
B. Rumusan Masalah
Setelah
pemaparan latar belakang di atas, maka dapat kita tarik sebuah permasalahan,
yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu:
1.
Bagaimanakah penyaringan
informasi yang baik agar tepat sasaran dalam penggunaan?
2.
Seorang motivator yang bernama
“Syahrul Komara” mengatakan “Simpanlah
sampah pada tempatnya”. Bagaimanakah hasil yang didapat apabila informasi
tersebut diimplementaskan dalam kehidupan?
Bab II
Analisis
Informasi
adalah pesan, ide atau berita yang didapat dari sumber yang ada di sekeliling
kita. Mengapa begitu? Karena kita pada dasarnya berinteraks pastilah ada
beberapa hal yang kita jadi kan sumber untuk kita jalankan sebagai pegangan
dalam menggunakan informasi.
Dalam
perspektif Islam, bahwa sebaik-baik informasi, Al-Qur’an dan Hadits lah sebagai
sumber tiada tanding di persada bumi ini guna dijadikan manusia sebagai acuan
dalam penggunaan informasi.
Lantas,
bagaimanakah penyaringan informasi yag baik agar tepat sasaran dalam
penggunaan? Menurut perspektif kami, bahwa cukup 3 aspek lah yang dijadikan
sebagai proses penyaringan informasi, yaitu : input, proses dan output.
Untuk
membuktikan hal tersebut, maka dapat kita jadikan sebuah kalimat yang
dipaparkan oleh seorang motivator yang dinyatakan oleh “Syahrul Komara” yaitu
“Simpanlah sampah pada tempatnya”.
|
|
|
Bab III
Pembahasan
A.
Konsep Dasar Informasi
Ada beberapa pengertian informasi diantaranya:
1.
Menurut
H.M. Yogianto dalam bukunya yang berjudul Analisis dan Desain Sistem Informasi
Pendekatan Terstruktur pengertian informasi sebagai berikut:“informasi merupakan data yang telah
diproses ke dalam suatu bentuk yang mempunyai arti bagi si penerima dan
mempunyai nilai nyata serta terasa bagi keputusan saat itu atau keputusan yang
akan datang.”
2.
Gordon
B. Davis dalam bukunya yang berjudul Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen
memberikan pengertian informasi sebagai berikut:”Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang
berguna dan nyata atau berupa nilai yang dapat dipahami dalam keputusan
sekarang maupun yang akan datang.”
Informasi yang berkualitas ditentukan oleh beberapa faktor,
yaitu :
۞
Akurat
(Accurate). Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan, jelas maksudnya
karena pada saat penyampaian dari pengirim ke penerima kemungkinan terjadi
banyak gangguan (noise) dapat mengubah atau merusak informasi.
۞
Tepat
waktu (Timeliness). Informasi datang ke penerima tidak boleh terlambat.
۞
Relevan
(Relevance). Informasi yang diterima harus bermanfaat.
۞
Lengkap.
Informasi yang dibutuhkan semuanya tersedia dan tidak ada sedikitpun informasi
yang tertinggal.
۞
Mengurangi
ketidakpastian. Informasi yang diterima bisa memberikan kepastian dari beberapa
kemungkinan yang ada.
Menurut Gordon B. Davis, informasi
adalah data yang telah
diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi si penerima dan mempunyai nilai
yang nyata yang dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang sekarang atau
keputusan-keputusan yang akan datang.[1]
Penulis lain, Burch dan Strater, menyatakan: informasi adalah pengumpulan atau
pengolahan data untuk memberikan pengetahuan atau keterangan.[2]
Sedangkan George R. Terry, Ph. D. menyatakan bahwa informasi adalah data yang penting
yang memberikan pengetahuan yang berguna.[3]
Jadi, secara umum informasi
adalah data yang sudah diolah menjadi suatu bentuk lain yang lebih
berguna yaitu pengetahuan atau keterangan yang ditujukan bagi penerima dalam
pengambilan keputusan, baik masa sekarang atau yang akan datang.
Untuk memperoleh informasi yang berguna, tindakan yang
pertama adalah mengumpulkan data, kemudian mengolahnya sehingga menjadi
informasi. Dari data-data tersebut informasi yang didapatkan lebih terarah dan
penting karena telah dilalui berbagai tahap dalam pengolahannya diantaranya
yaitu pengumpulan data, data apa yang terkumpul dan menemukan informasi yang
diperlukan.
George R. Terry, Ph. D. menjelaskan, berguna atau tidaknya informasi
tergantung pada beberapa aspek, yaitu:
۞
Tujuan si penerima. Apabila informasi itu tujuannya
untuk memberikan bantuan maka informasi itu harus membantu si penerima dalam
usahanya untuk mendapatkannya.
۞
Ketelitian penyampaian
dan pengolahan data.
Penyampaian dan mengolah data, inti dan pentingnya info harus dipertahankan.
۞
Waktu. Informasi yang disajikan harus
sesuai dengan perkembangan informasi itu sendiri.
۞
Ruang dan tempat. Informasi yang didapat
harus tersedia dalam ruangan atau tempat yang tepat agar penggunaannya lebih
terarah bagi si pemakai.
۞
Bentuk. Dalam hubungannya bentuk informasi
harus disadari oleh penggunaannya secara efektif, hubungan-hubungan yang
diperlukan, kecenderungan-kecenderungan dan bidang-bidang yang memerlukan
perhatian manajemen serta menekankan informasi tersebut ke situasi-situasi yang
ada hubungannya.
۞
Semantik. Agar informasi efektif informasi
harus ada hubungannya antara kata-kata dan arti yang cukup jelas dan
menghindari kemungkinan salah tafsir.
Jelaslah bahwa agar informasi itu menjadi berguna harus
disampaikan kepada orang yang tepat, pada waktu yang tepat, dan dalam bentuk
yang tepat pula.
Tidak semua data merupakan informasi. Ada kantor-kantor yang
menyimpan data-data atau catatan yang sebenarnya tidak ada gunanya. Sebaliknya
informasi yang diperlukan dilengkapi dengan data.
B.
Penyaringan Informasi
1.
KPID
(Komisi Penyiaran Indonesia Daerah) Menjadi Lembaga Filter Informasi
Indonesia merupakan negara yang memiliki pers dan
jurnalistik yang paling bebas. Untuk itulah tugas Komisi Penyiaran Indonesia
Daerah (KPID) Aceh untuk menyaring informasi sehingga sehat dan layak bagi
masyarakat.
Pernyataan ini disampaikan oleh Wakil Gubernur Aceh,
M.Nazar, ketika melantik 7 orang anggota baru KPID Aceh, Kamis (16/7) di Aula
Serbaguna Setdaprov Aceh.
Menururut Nazar menjelaskan fungsi KPID bukanlah sebagai
alat intervensi pemerintah atau pemilik modal namun sebagai pengawas penyiaran
bagi kepentingan sosial dan masyarakat.
“Komisi memantau kebebasan pers dan media jangan sampai
merugikan masyarakat,”ujarnya. Hal seperti ini juga berlaku di negara-negara
maju seperti Amerika, Jerman ataupun Kanada. “Komisi bersifat
independent,”tambahnya.
Penyaringan siaran sangat penting dalam konteks Aceh agar
identitas dan budaya Aceh tidak terkorbankan oleh kebebasan pers yang begitu
besar. “KPID dapat membimbing lembaga penyiaran agar sehat dan dapat diterima
masyarakat,”tukasnya.
Sementara itu S.Sinansari Ecip ketika ditemui seusai
pelantikan mengatakan pasca orde baru sangat banyak tumbuh media. "Tapi mereka
kemudian kena seleksi alam, banyak yang mati,"ujarnya. Hanya yang disukai
dan dibeli masyarakat yang tetap bertahan.
Ketujuh anggota untuk periode 2009 — 2011 adalah Cut Hayatun
Nufus S.Sos, M.Isa Yusuf S.Ag, Nurlaily Idrus SH, Safir SH, Said Firdaus SE,
Said Fadhil SH dan Yusra Jamali S.Ag. Mereka merupakan hasil fit dan
proper test yang dilakukan oleh Komisi A DPRA tanggal 17-20 Februari
lalu.
Dalam SK penetapan anggota KPID juga dicantum nama-naman
anggota cadangan sebagai anggota KPID Aceh yaitu M.Yusuf S.Ag, Faizah SP, Asri
SE. Mereka akan otomatis menggantikan anggota KPID terpilih secara otomatis
bila yang bersangkutan berhalangan tetap.
2.
Triple Filter Test
Socrates adalah tokoh
Yunani kuno yang terkenal memiliki pengetahuan yang tinggi, cerdas dan sangat
terhormat.
Suatu hari seseorang
datang dan berkata, “Tahukah Anda apa yang saya dengar tentang teman Anda?”
“Tunggu beberapa menit,”
Socrates menjawab. …
“Sebelum Anda
menceritakan apapun pada saya, saya akan meberikan suatu test sederhana. Ini
disebut Triple Filter Test”.
“Triple filter Test?”
“Benar,” kata Socrates.
“Sebelum kita bicara
tentang teman saya, saya kira bagus kalau kita mengambil waktu beberapa saat
dan menyaring apa yang akan Anda katakan. Itulah sebabnya saya menyebutnya
triple filter test.
“Filter petama adalah
KEBENARAN. “Apakah Anda yakin sepenuhnya bahwa yang akan Anda katakan pada saya
benar?”
“Tidak,” jawab orang
itu,
“Sebenarnya saya hanya
mendengar tentang itu.”
“Baik,” kata socrates.
“Jadi Anda tidak yakin bila itu benar.
Baiklah sekarang saya
berikan filter yang kedua, filter KEBAIKAN. Apakah yang akan Anda katakan tenta
ng teman saya itu sesuatu yang baik?”
“Tidak, malah
sebaliknya.. .”
“Jadi,” Socrates
melanjutkan, “Anda akan berbicara tentang sesuatu yang buruk tentang dia,
tetapi Anda tidak yakin apakah itu benar.
Anda masih memiliki satu
kesempatan lagi karena masih ada satu filter lagi, yaitu filter KEGUNAAN.
Apakah yang akan Anda katakan pada saya tentang teman saya itu berguna bagi
saya?”
“Tidak, sama sekali
tidak.”
“Jadi,” Socrates
menyimpulkannya, “bila Anda ingin mengatakan sesuatu yang belum tentu benar ,
buruk dan bahkan tidak berguna, mengapa Anda harus mengatakannya kepada saya?”
Triple Test Socrates
dapat digunakan setiap kali mendengar sesuatu tentang Informasi yang akan kita
terima.
C.
Dampak
Negatif Informasi Yang Salah
Apabila kita mendapatkan
sebuah informasi yang salah, lalu kita mengimplementasikan dalam kehidupan
sehari- hari kita, tanpa mencari tahu informasi tersebut benar atau salah, maka
yang akan terjadi adalah:
1.
Menyesatkan diri sendiri dan
orang lain.
2.
Merusak logika diri sendiri dan
orang lain.
3.
Semakin bersifat Radikal
4.
Menjadi manusia yang tidak
rasionalis dan tidak realistis.
Bab IV
Penutup
A. Simpulan
1.
Kebutuhan informasi
para peneliti disebabkan adanya kondisi yang dialami peneliti berupa
kesenjangan pengetahuan antara yang dimiliki dengan yang dibutuhkan.
2.
Perilaku pencarian
informasi ditunjukkan dengan strategi pencarian informasi, berupa aktivitas
yang terdiri dari: cara yang ditempuh untuk memperoleh dan mengumpulkan
informasi, cara peneliti menyeleksi informasi yang diperoleh, cara peneliti
memantau perkembangan informasi, cara peneliti memanfaatkan informasi yang
terkumpul, dan Cara peneliti mengatasi hambatan/kendala pada saat mencari
informasi.
B. Saran
“We
are drowning in information and starved for knowledge. – Kita tenggelam dalam
informasi dan haus akan ilmu pengetahuan”. Jadi, kita harus pintar- pintar
dalam memfilteri informasi yang kita dapat, agar tak jadi sebuah bumerang bagi diri
kita sendiri.
Daftar
Pustaka
[1] Gordon B. Davis,
Management Information System: Conceptual Foundation, Structure, and
Development, McGraw-Hill International Book Company, Aucklland dll., 1974,
halaman 32
[2] Bruch dan Strater,
Information System: Theory and Practice, Hamilton Publishing Company, Santa
Barbara, California, 1974, Halaman 23
[3] George R. Terry,
Ph.D., Office Management and Control, Fourth Edition, Richard D. Irwin Inc.,
Homewood, Ilinois, 1962, Halaman 21
0 komentar:
Posting Komentar