Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Dewasa sekarang ini, banyak orang- orang yang sudah
terjun ke dunia Organisasi. Namun tak sedikit pula organisasi yang ambruk,
apakah hal ini disebabkan oleh SDM yang tidak berkualitas, atau hal lainnya?.
Untuk berkecimpung di dunia Organisasi, kita tidak
cukup dengan bermodalkan niat dan kemauan saja. Namun, ilmu- ilmu dalam
pengelolaan berorganisasi kita juga harus memilikinya. Banyak hal atau ilmu
untuk mengelola organisasi, namun untuk mencakupi kesemuanya, kita harus
mengetahui atau memahami lebih dulu ilmu- ilmu dasar dalam mengelola
organisasi.
Pada saat sekarang ini, organisasi pun sudah menjadi
disiplin ilmu tersendiri untuk meningkatkan kualitas serta kwantitas Sumber
Daya Manusia dalam mengelola organisasi. Begitu pula dengan pembuatan makalah
kecil kami ini, yang akan mengupas konsep atau aspek dasar mengenai organisasi.
B. Rumusan Masalah
Setelah
uraian Latar belakang di atas, maka kami dapat membuat Rumusan Masalah, yaitu:
1.
Apakah Pengertian Organisasi?
2.
Bagaimanakah prinsip- prinsip
Organisasi?
3.
Apakah yang dimaksud Pola- pola
Organisasi?
4.
Apa sajakah Tujuan Organisasi?
5.
Bagaimanakah Teori Organisasi?
Bab II
Pembahasan
A. Pengertian
Organisasi
Terdapat beberapa teori dan
perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok sama satu sama lain, dan ada
pula yang berbeda.[1]
Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang
berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana,
terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material,
mesin, metode, lingkungan),
sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan
efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Istilah
organisasi bukanlah hal yang asing lagi bagi kita, karena dari pertama kita
menimba ilmu pada tingkat pertama, kita sudah dikenalkan dengan salah satu
organisasi kesiswaan seperti OSIS. Dalam kehidupan bermasyarakat pun sering
kita jumpai yang namanya organisasi, baik organisasi kepemudaan dan bahkan
sampai organisasi kepemerintahan.
Berikut ini definisi organisasi yang
dipaparkan oleh beberapa para ahli, yaitu seperti:
1.
Drs. Malayu S.P Hasibuan mengatakan “organisasi
ialah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur dan
terkoordinasi dari sekelompok yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu.
Organisasi hanya merupakan alat dan wadah saja.”
2.
Chester L Bernard (1938) mengatakan bahwa “Organisasi adalah
system kerjasama antara dua orang atau lebih ( Define organization as a system
of cooperative of two or more persons) yang sama-sama
memiliki visi dan misi yang sama.
3.
Paul Preston dan Thomas Zimmerer mengatakan bahwa
“Organisasi adalah sekumpulan orang-orang yang disusun dalam kelompok-kelompok,
yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.” (Organization is a collection people, arranged into groups, working
together to achieve some common objectives).
4.
Prof. Dr. Mr Pradjudi Armosudiro mengatakan “organisasi adalah struktur
pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang
pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai
tujuan tertentu.
5.
Prof Dr. Sondang P. Siagian,
mendefinisikan “organisasi ialah setiap bentuk persekutuan antara dua orang
atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka
pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan yang mana terdapat
seseorang / beberapa orang yang disebut atasan dan seorang / sekelompok orang
yang disebut dengan bawahan.”
6.
Stoner mengatakan
bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana
orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama[2].
7.
James D. Mooney
mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk
mencapai tujuan bersama[3].
8.
Chester I. Bernard berpendapat
bahwa organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih[4].
9.
Stephen P. Robbins menyatakan
bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan
secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang
bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan
bersama atau sekelompok tujuan[5].
Sebuah organisasi dapat terbentuk
karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan
perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi
yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh
masyarakat disekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti; pengambilan
sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga
menekan angka pengangguran.
Orang-orang yang ada di dalam suatu
organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus menerus. Rasa keterkaitan
ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup. Akan tetapi sebaliknya, organisasi
menghadapi perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka, meskipun pada
saat mereka menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi berpartisipasi secara
relatif teratur.
Dalam berorganisasi setiap individu dapat
berinteraksi dengan semua struktur
yang terkait baik itu secara langsung maupun secara tidak langsung kepada
organisasi yang mereka pilih.[6]
Agar dapat berinteraksi secara efektif setiap individu bisa berpartisipasi pada
organisasi yang bersangkutan. Dengan berpartisipasi setiap individu dapat lebih
mengetahui hal-hal apa saja yang harus dilakukan.
Pada dasarnya partisipasi didefinisikan
sebagai keterlibatan mental atau pikiran
dan emosi atau perasaan
seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan
sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan.
Keterlibatan aktif dalam
berpartisipasi, bukan hanya berarti keterlibatan jasmaniah semata. Partisipasi
dapat diartikan sebagai keterlibatan mental, pikiran, dan emosi atau perasaan
seseorang dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan
kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta turut bertanggung jawab
terhadap usaha yang bersangkutan. Menuruth Keith Davis ada tiga unsur
penting partisipasi:
1.
Unsur pertama, bahwa partisipasi
atau keikutsertaan sesungguhnya merupakan suatu keterlibatan mental dan perasaan, lebih daripada
semata-mata atau hanya keterlibatan secara jasmaniah.
2.
Unsur kedua adalah kesediaan memberi
sesuatu sumbangan kepada usaha mencapai tujuan kelompok.
Ini berarti, bahwa terdapat rasa senang, kesukarelaan untuk
membantu kelompok.
3.
Unsur ketiga adalah unsur tanggung jawab. Unsur
tersebut merupakan segi yang menonjol dari rasa menjadi anggota. Hal ini diakui
sebagai anggota artinya ada rasa “sense of belongingness”.
B.
Prinsip-
prinsip Organisasi
Taylor menuliskan hasil penelitiannya tentang
manajemen pabrik di Amerika Serikat, Henry Fayol, orang Perancis,
mengkonsolidasikan prinsip-prinsip organisasinya. Meskipun mereka menulis pada
waktu bersamaan, focus dari Taylor dan Fayol cukup berbeda. Ide – ide Taylor
didasarkan atas penelitian ilmiah, sedangkan Fayol menulis atas dasar
pengalamannya bertahun-tahun sebagai seorang praktisi eksekutif.
Fayol mencoba mengembangkan prinsip – prinsip umum
yang dapat diaplikasikan pada semua manajer dari semua tingkatan organisasi,
dan menjelaskan fungsi-fungsi yang harus dilakukan oleh seorang manajer.
Sedangkan Taylor memusatkan perhatian pada tingkat yang paling rendah dari
organisasi manajemen, yaitu tingkat paling rendah dari sebuah pabrik (shop
level management).
Fayol mengusulkan empat belas prinsip yang menurutnya
dapat digunakan secara universal dan dapat diajarkan di sekolah-sekolah dan
universitas-universitas. Banyak dari prinsip organisasi tersebut, meskipun
kurang keuniversalannya, diikuti secara luas oleh para manajer dewasa ini,
yaitu:
1.
Prinsip Pembagian
kerja, Prinsip ini sama dengan “pembagian kerja” Adam
Smith. Spesialisasi menambah hasil kerja dengan cara membuat para pekerja lebih
efisien.
2.
Prinsip Wewenang, Manajer
harus dapat member perintah. Wewenang memberikan hak ini kepadanya,. Tetapi
wewenang berjalan seiring dengan tanggung jawab. Jika wewenang digunakan,
timbullah tanggung jawab. Agar efektif, wewenang seorang manajer harus sama
dengan tanggung jawabnya.
3.
Prinsip Disiplin, Para
pegawai harus mentaati dan menghormati peraturan yang mengatur organisasi.
Disiplin yang baik merupakan hasil dari kepemimpinan yang efektif, suatu saling
pengertian yang jelas antara manajemen dan para pekerja tentang peraturan
organisasi serta penerapan hukuman yang adil bagi yang menyimpang dari
peraturan tersebut.
4.
Prinsip Kesatuan
komando, Setiap pegawai seharusnya menerima perintah hanya
dari seorang atasan.
5.
Prinsip Kesatuan
arah, Setiap kelompok aktivitas organisasi yang mempunyai
tujuan sama harus dipimpin oleh seorang manjer dengan menggunakan sebuah
rencana.
6.
Prinsip Mendahulukan
kepentingan umum di atas kepentingan individu. Kepentingan
seorang pegawai atau kelompok pegawai tidak boleh mendahulukan kepentingan
organisasi secara keseluruhan.
7.
Prinsip Remunarasi, Para
pekerja harus digaji sesuai dengan jasa yang mereka berikan.
8.
Prinsip Sentralisasi, ini
merujuk kepada sejauh mana para bawahan terlibat dalam pengambilan keputusan.
Apakah pengambilan keputusan itu disentralisasi (pada manajemen) atau
disentralisasi (pada para bawahan) adalah proporsi yang tepat. Kuncinya
terletak pada bagaimana menemukan tingkat sentralisasi yang optimal untuk
setiap situasi.
9.
Prinsip Rantai
scalar, Garis wewenang dari manajemen puncak sampai ke
tingkat yang paling rendah merupakan rantai scalar. Komunikasi harus mengikuti
rantai ini. Tetapi, jika dengan mengikuti rantai tersebut malah tercipta
kelambatan, komunikasi silang dapat diizinkan jika disetujui oleh semua pihak,
sedangkan atasan harus diberitahhu.
10.
Prinsip Tata
tertib, Orang dan bahan harus ditempatkan pada tempat dari
waktu yang tepat.
11.
Prinsip Keadilan, Para
manajer harus selalu baik dan jujur terhadap para bawahan
12.
Prinsip Stabilitas masa kerja
para pegawai, Perputaran (turnover) pegawai yang tinggi adalah tidak efisien.
Manajemen harus menyediakan perencanaan personalia yang teratur dan memastikan
bahwa untuk mengisi kekosongan harus selalu adda pengganti
13.
Prinsip Inisiatif, Para
pegawai yang diizinkan menciptakan dan melaksanakan rencana-rencana akan berusaha
keras
14.
Prinsip Esprit
de corps, Mendorong team spirit akan mmembangun keselarasan
dan persatuan di dalam organisasi.
Selain ke-14 prinsip organisasi di
atas, ada beberapa prinsip-prinsip atau asas organisasi lainnya. Diantaranya
adalah:
1.
Prinsip
Perumusan Tujuan yang Jelas. Tujuan dan arah merupakan hal yang
sangat penting dalam pembentukan suatu organisasi. Karena dari tujuan ini akan
terlihat hasil yang akan dicapai baik itu secara fisik maupun non fisik.
2.
Prinsip
Pembagian kerja. Dalam pembentukan suatu organisasi harus terlihat
dengan jelas akan pembagian kerja dari masing-masing unit (sub) organisasi, hal
ini supaya tidak terjadinya tumpang tindih aktivitas dan dapat menghambat
tercapainya suatu tujuan.
3.
Prinsip
Delegasi kekuasaan. Dengan adanya pembagian kerja tersebut yang jelas
maka akan telihat pula garis komando dan delegasi kekuasaan (wewenang) dari
masing-masing unit kerja.
4.
Prinsip Rentang
kekuasaan. Rentang kekuasaan merupakan penjabaran dari
pendelegasian suatu kekuasaan. Parameter dan tolok ukur pun harus menjadi
bagian dari rentang kekuasaan, sehingga tidak timbul diktatoris kekuasaan atau
kesewenangan kekuasaan tersebut.
5.
Prinsip Tingkat
pengawasan. Penggambaran tingkat pengawasan yang timbul antar
atasan dengan sub (unit) bawahannya harus lah terlihat dalam struktur
organisasi tersebut. Sehingga batasan apa yang menjadi hak dan kewajiban baik
itu atasan maupun bawahan akan tercipta.
6.
Prinsip Kesatuan
perintah dan tanggung jawab. Dengan tergambarnya struktur
organisasi yang jelas maka kesatuan perintah atau komando akan terlihat pula.
Begitu juga dengan tanggung jawab dari orang yang memberikan delegasi
(perintah) akan nampak.
7.
Prinsip Koordinasi. Ini pun
harus terlihat dengan jelas dalam penyusunan suatu organisasi. Koordinasi dari
masing-masing divisi atau unit kerja akan tercipta. Dengan demikian tujuan
suatu organisasi ini akan semakin cepat tercapai.
C.
Pola- pola
Organisasi
Pola Organisasi dibagi menjadi dua
bagian yaitu organisasi formal dan organisasi informal.
1.
Organisasi
Formal
Organisasi formal
adalah organisasi yang dibentuk secara sadar dan mempunyai tujuan tertentu yang
disadari pula dengan menggunakan sistem tugas. hubungan wewenang, tanggung
jawab maupun penanggung jawaban dirancang oleh manajer agar pekerjaan dapat
dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang telah disepakati bersama. Dalam
organisasi formal semua hubungan kewenangan maupun responsibility akan terlihat
dalam bagan struktur organisasi perusahaan, di mana pada bagan tersebut akan
diperlihatkan seberapa besar wewenang maupun tanggung jawab yang harus dipikul
untuk masing-masing pekerjaan yang merupakan bagian dari pekerjaan yang lebih
besar dengan (sasaran yang tercapainya tujuan organisasi yang lelah
ditetapkan).
2.
Organisasi
Informal
Organisasi Informal merupakan
Organisasi yang tercipta karena adanya hubungan antar pribadi yang secara tidak
sadar terjadi keberadaannya tanpa didasarkan pada hubungan wewenang formal pada
struktur organisasi maupun kesepakatan tujuan bersama.
D.
Tujuan
Organisasi
Tujuan adalah
suatu hasil akhir, titik akhir atau segala sesuatu yang akan dicapai dari
setiap kegiatan yang telah dilakukan sebelumya. Untuk membahas tujuan dari pada
organisasi ini, ada beberapa hal yang akan kita bahas sebagai pelengkap dari
pada isi tujuan organisasi, yaitu:
1.
Misi Dan Tujuan
Organisasi
Sebelum organisasi menentukan
tujuannya, terlebih dulu menetapkan misi / maksud organisasi. Misi
adalah suatu pernyataan umum dan abadi tentang maksud organisasi. Sedangkan
Misi organisasi adalah maksud khas (unik) dan mendasar yang membedakan
organisasi dari organisasi-organisasi lainnya dan mengidentifikasikan ruang
lingkup operasi dalam hal produk dan pasar. Etzioni mendefinisikan tujuan
organisasi sebagai :
Ø Suatu
pernyataan tentang keadaan yang diinginkan dimana organisasi bermaksud untuk
merealisasikan
Ø Pernyataan
tentang keadaan di waktu yang akan datang di mana organisasi sebagai
kolektifitas mencoba untuk menimbulkannya.
Tujuan dapat
berupa tujuan umum / khusus , tujuan akhir / tujuan antara. Tujuan Umum (tujuan
strategic) secara operasioanal tidak dapat berfungsi sebelum dijabarkan
terlebih dahulu kedalam tujuan-tujuan khusus yang lebih terperinci sesuai
dengan jenjang manajemen, sehingga membentuk hirarki tujuan.
2.
Berbagai
Fungsi Tujuan Organisasi
Ø
Pedoman Bagi Kegiatan, melalui penggambaran
hasil-hasil di waktu yang akan datang. Fungsi tujuan memberikan arah dan
pemusatan kegiatan organisasi mengenai apa yang harus dan tidak harus dilakukan
Ø
Sumber Legitimasi, akan meningkatkan
kemampuan organisasi untuk mendapatkan sumber daya dan dukungan dari lingkungan
di sekitarnya
Ø
Standar Pelaksanaan, bila tujuan
dilaksanakan secara jelas dan dipahami, akan memberikan standar langsung bagi
penilaian pelaksanaan kegiatan (prestasi) organisasi
Ø
Standar Motivasi, berfungsi sebagai
motivasi dan identifikasi karyawan yang penting. Dalam kenyataannya, tujuan
organisasi sering memberikan insentif bagi para anggota
Ø
Dasar Rasional Pengorganisasian,
tujuan organisasi merupakan suatu dasar perancangan organisasi
3.
Tipe-Tipe
Tujuan
Klasifikasi tujuan dari Penow bagi organisasi pada umumnya
dibedakan menjadi 5 tujuan menurut “sudut pandangan mereka yang berkepantingan”
, yaitu :
Ø
Tujuan
Kemasyarakatan (Societal Goals), berkenaan dengan kelas-kelas
organisasi luas yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat
Ø
Tujuan
Keluaran (Output Goals), berkenaan dengan jenis-jenis
keluaran tertentu dalam bentuk fungsi-fungsi konsumen. Contoh : barang- barang
konsumen, jasa-jas bisnis
Ø
Tujuan
Sistem (System Goals), cara pelaksanaan fungsi organisasi tidak tergantung
pada barang / jasa yang diproduksi / tujuan yang diambil
Ø
Tujuan
Produk (Product Goals) / Tujuan Karakteristik Produk, berbagai
karakteristik barang- barang / jasa-jasa produksi
Ø
Tujuan
Turunan (Derived Goals), tujuan digunakan organisasi untuk
meletakkan kekuasaanya dalam pencapaian tujuan lain
4.
Proses
Penetapan Tujuan
Merupakan usaha untuk menciptakan
nilai-nilai tertentu melalui berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan
organisasi. 6 Unsur dasar yang melatarbelakangi penetapan tujuan organisasi
adalah :
Ø
Barang dan jasa yang diproduksi
organisasi akan dapat memberikan berbagai manfaat, paling sedikit sama dengan
harganya
Ø
Barang dan jasa dapat
memuaskankebutuhan konsumen/ langganan
Ø
Teknologi yang digunakan dalam
proses produksi akan menghasilkan barang dan jasa dengan biaya dan kualitas
bersaing
Ø
Kerja keras dan dukungan seluruh
sumber dayanya, organisasi dapat beroperasi dengan baik
Ø
Pelayanan manajemen akan memberikan
public image yang mengguntungkan, sehingga mereka bersedia menanamkan modal dan
menyumbangkan tenaganya untuk membantu sukses organisasi
Ø
Perusahaan mempunyai konsep diri
(self concept) yang dapat dikomunikasikan dan ditularkan kepada para karyawan
dan pemegang saham organisasi.
5.
Bidang-Bidang
Tujuan
Peter
Drucker dan GE, mengidentifikasikan 8 bidang pokok di mana perusahaan
harus menetapkan tujuan :
Ø
Posisi Pasar
Ø
Produkivitas / Efesiensi, adalah
rasio antara masukkan (tenaga kerja, peralatan dan keuangan) dengan keluaran
organisasi
Ø
Sumber Daya Phisik dan Keuangan,
tujuan harus ditetapkan dengan memperhatikan mesin dan peralatan serta
penyediaan bahan baku
Ø
Profitabilitas
Ø
Inovasi
Ø
Prestasi dan Sikap Karyawan
Ø
Prestasi dan Pengembangan Manajer
Ø
Tanggung Jawab Sosial dan Publik
6.
Kebutuhan
Penyeimbangan Tujuan
Hampir semua organisasi mempunyai
serangkaian tujuan yang berganda untuk memnihi permintaan “trade off” dari
berbagai pihak berkepentingan yang terlibat dalam operasi organisasi.
Akibatnya, sering menimbulkan konflik antara pihak-pihak tersebut. Dalam proses
pencapaian tujuan, manajemen harus menentukan keseimbangan / campuran optimum
tujuan-tujuan dam memadukan berbagai kepentingan pihak-pihak yang terlibat
dalam organisasi.
7.
Perumusan
Tujuan
Tujuan dirumuskan dengan
mempertimbangkan seluruh kekuatan yang terlibat dalam operasi organisasi.
Perumusan tujuan merupakan Hasil usaha perpaduan untuk memuaskan semua pihak /
himpunan berbagai tujuan individu dan organisasi. Agar perumusan tujuan efektif
manajer perlu memperhatikan beberapa ketentuan sebagao berikut :
Ø
Proses perumusan tujuan hendaknya
melibatkan individu-individu yang bertanggung jawab terhadap pencapaian tujuan
Ø
Manajer puncak (sebagai perumus
tujuan umum) hendaknya bertanggung jawab untuk menurunkan tujuan-tujuan pada
tingkatan yang lebih rendah
Ø
Tujuan harus realistic, diselaraskan
dengan lingkungn internal dan eksternal
Ø
Tujuan harus jelas, beralasan dan
bersifat menantang anggota organisasi
Ø
Tujuan umum hendaknya dinyatakan
secara sederhana agar mudah dipahami dan diingat oleh pelaksana
Ø
Tujuan bidang fungsional organisasi
harus konsisten dengan tujuan umum
Ø
Manajemen harus selalu meninjau
kembali tujuan telah ditetapkan.
E.
Teori
Organisasi
1.
Teori Organisasi Klasik
Konsep-konsep tentang organisasi telah berkembang
mulai tahun 1800-an, dan konsep-konsep ini sekarang dikenal sebagai teori
klasik (Classical Theory) yang disebut juga teori tradisional. Organisasi
secara umum digambarkan oleh para teoritisi klasik sebagai sangat
tersentralisasi, dan tugas-tugasnya terspesialisasi.
Para teoritisi klasik menekankan pentingnya rantai
perintah dan penggunaan disiplin, aturan dan supervisi ketat untuk mengubah
organisasi-organisasi agar beroperasi lebih efisien. Teori klasik
mendefinisikan organisasi sebagai struktur hubungan , kekuasaan-kekuasaan,
tujuan-tujuan, peranan-peranan, kegiatan-kegiatan, komunikasi dan faktor-faktor
lain yang terjadi bila orang-orang bekerja bersama.
2.
Teori Birokrasi
Teori ini dikemukakan oleh Max Weber dalam bukunya:
The Protestant Ethic and Spirit of Capitalism. Kata biokrasi mula-mula berasal
dari kata legal-rasional. Menurut Weber bentuk organisasi yang birokratik
secara koadratnya adalah bentuk organisasi yang palin efesien. Weber
mengemukakan karakteristik-karakteristik birokrasi sebagai berikut:
Ø Pembagian
kerja yang jelas
Ø Hirarki
wewenang yang dirumuskan secara baik
Ø Program
rasional dalam pencapaian tujuan organisasi
Ø Sistem
prosedur bagi penanganan situasi kerja
Ø Sistem
aturan yang mencakup hak-hak dan kewajiban-kewajiban posisi para pemegang
jabatan
3.
Teori Administrasi
Teori administrasi berkembang sejak tahun 1900. Teori
ini sebagian besar dikembangkan atas dasar sumbangan Henri Fayol dan Lyndall
Urwick dari Eropa, seperti Mooney dan Reily di Amerika.
Henri Fayol menyatakan bahwa semua kegiatan-kegiatan
industrial dapat dibagi menjadi:
Ø
Kegiatan-kegiatan teknikal (produksi,
manufacturing, adaptasi)
Ø
Kegiatan-kegiatan komersial (
pembelian, penjualan, pertukaran)
Ø
Kegiatan-kegiatan keamanan (
perlindungan terhadap kekayaan dan opersonalia organisasi)
Ø
Kegiatan-kegiatan akuntansi
(penentuan persediaan, biaya, penyusunan neraca dan laporan rugi-laba,
statistik)
Ø
Kegiatan-kegiatan manajerial
(perencanaan, pengorganisasian, pemberian perintah, pengkoordinasian,
pengawasan).
4.
Manajemen Ilmiah
Manajemen ilmiah dikembangkan oleh Frederick Winslow
Taylor. Teori manajemen ilmiah masih banyak dijumpai dalam praktek-praktek
manajemen modern. Dalam buku-buku literature, manajemen ilmiah sering diartikan
berbeda. Arti pertama, manajemen ilmiah merupakan penerapan masalah-masalah
organisasi. Sedangkan arti kedua, manajemen ilmiah adalah seperangkat
mekanisme-mekanisme atau teknik-teknik.
5.
Teori Organisasi Neoklasik
Teori neoklasik mucul dan mengusulkan
perubahan-perubahan pada teori klasik, sejak diperkenalkannya ilmu pengetahuan
tentang prilaku manusia. Dengan ilmu pengetahuan tersebut penganut teori
hubungan manusiawi menunjukkan bagaimana tiang dasar konsepsi klasik sangat ditentukan
oleh kegiatan manusia. Kritik dan usul perubahan neoklasik pada tiang
organisasi formal.
Aliran neoklasik bukan merupakan atau mencetuskan
suatu teori murni seperti yang dilakukan aliran klasik. Neoklasik adalah mereka
yang membahas kelemahan model klasik prilaku organisasi, tetapi tidak menentang
seluruh teori klasik.
6.
Teori Organisasi Modern
Teori modern bisa disbut sebagai teori organisasi dan
manajemen umum yang memadukan teori klasik dan neoklasik dengan konsep-konsep
yang lebih maju.
7.
Teori Sistem Umum
Teori sistem umum merupakan suatu aspek analisis
organisasi yang berusaha untuk menemukan kaidah-kaidah umum organisasi yang
berlaku universal. Tujuan teori sistem umum adalah penciptaan suatu ilmu
pengetahuan organisasional universal dengan menggunakan elemen-elemen dan
proses-proses umum seluruh sistem sebagai titik awal.
Bab III
Penutup
A. Simpulan
1.
Organisasi pada dasarnya digunakan
sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara
rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali,
dalam memanfaatkan sumber daya (uang,
material,
mesin, metode, lingkungan),
sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan
efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
2.
Prinsip- prinsip organisasi menurut
Fayol ada 14. Yaitu:
1.
Prinsip Pembagian kerja
2.
Prinsip Wewenang
3.
Prinsip Disiplin
4.
Prinsip Kesatuan komando
5.
Prinsip Kesatuan arah
6.
Prinsip Mendahulukan kepentingan
umum di atas kepentingan individu.
7.
Prinsip Remunarasi
8.
Prinsip Sentralisasi
9.
Prinsip Rantai scalar
10.
Prinsip Tata tertib
11.
Prinsip Keadilan
12.
Prinsip Stabilitas
13.
Prinsip Inisiatif
14.
Prinsip Esprit de corps
3.
Pola
Organisasi ada dua, yaitu:
1. Pola Organisasi Formal
2. Pola Organisasi Informal
4.
Tujuan adalah
suatu hasil akhir, titik akhir atau segala sesuatu yang akan dicapai dari
setiap kegiatan yang telah dilakukan sebelumya.
5.
Teori
Organisasi ada beberapa macam, yaitu:
1.
Teori organisasi klasik
2.
Teori birokrasi
3.
Teori administrasi
4.
Manajemen ilmiah
5.
Teori organisasi neoklasik
6.
Teori organisasi modern
7.
Teori sistem umum
B. Saran
Pada dasarnya, teori
yang ada dalam Makalah kami ini mengenai Konsep Dasar Organisasi, sudah sangat
memadai apabila pelaksanaannya di lapangan, benar- benar diImplikasikan. Namun,
pada kenyataannya sangat berbanding terbalik. Oleh karena itu, sudah selayaknyalah
kita yang berkecimpung di dunia organisasi, lebih memprioritaskan PELAKSANAAN, dari pada sekedar BICARA belaka.
Daftar Pustaka
[1] Keith Davis, Human Relations at Work, (New York, San
Francisco, Toronto, London: 1962).Hlm.15-19
[2] Singarimbun, Masri dan Sofyan Efendi. 1976. Understanding
Practice and Analysis. New York: Random House.Hlm. 132
[4] Horton, Paul B. dan Chester L. Hunt. 1984. Sociology.
Edisi keenam. International Student Edition. Tokyo: Mc.Graw-Hill Book Company
Inc.Hlm. 89
[5] Stephen P.Robbins. Teori Organisasi Struktur, Desain,
dan Aplikasi, (Jakarta: Arcan: 1994), hlm.4
0 komentar:
Posting Komentar